ANALISIS SITE LAHAN/TAPAK RELATIF DATAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

TINJAUAN PULO CANGKIR

BAB IV ANALISA TAPAK

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V K O N S E P P E R A N C A N G A N

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

Pengembangan RS Harum

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERENCANAAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

Bab V Konsep Perancangan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

LINGKUNGAN DAN UKURAN JL. YOS SUDARSO SITUASI LOKASI SITE. 173,5 m. 180 m. 165 m. 173 m

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working

BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

KAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG

Hotel Resort Di Gunungkidul

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

RESOR PANTAI WEDI OMBO DI GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA

BAB III ANALISA. Lokasi masjid

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan. Konsep desain untuk fungsi M al dan Apartemen ini mencoba menampung kegiatankegiatan

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Site Site planning Site condition

BAB IV PEMAHAMAN DAN ANALISIS LAHAN

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Tapak perancangan merupakan area yang berada jauh dari kota. Lokasi ini

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

Transformasi pada objek

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tersebut diperoleh dari alternatif-alternatif terbaik yang sudah sesuai dengan objek

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang

BAB III METODE PERANCANGAN. Pembahasan yang dikemukakan dalam bagian bab ini ditujukan untuk

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL.

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang ABSTRAK Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang

BAB VI DATA DAN ANALISIS

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

MENGKOMUNIKASIKAN GAMBAR RANCANGAN TAPAK BANGUNAN

Perancangan Convention and Exhibition di Malang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

Transkripsi:

ANALISIS SITE LAHAN/TAPAK RELATIF DATAR Oleh : Ririn Dina Mutfianti, MT Desain Arsitektur Jurusan Arsitektur-Universitas Widya Kartika

Kenapa harus menganalisis Site?

Karena : 1. Sebagian besar bangunan didirikan diatas tanah/site/tapak. 2. Sehingga harus tahu kondisi tanah/site/tapak, baik yang ada di dalam tanah, diatas tanah dan di atas tanah. 3. Ada daya dukung tanah yang akan mendukung bangunan. 4. Ada kondisi kemiringan dan kedataran lahan agar tidak salah meletakkan bangunan dan bangunan tetap aman. 5. Ada interaksi antara ruang dalam dengan ruang luar, sehingga nyaman bagi penggunanya.

Apa Tujuan Analisis Site.? Bangunan dapat tegak berdiri di site terpilih Ruangan dapat ditempatkan sesuai dengan persyaratan dan tuntutan penempatannya Pengguna di dalam ruang dapat nyaman berkegiatan Pengguna di dalam ruang merasa aman berkegiatan Bentuk bangunan dapat dikenali dan dikagumi oleh orang lain Aksesbilitas mudah, baik bagi penghuni maupun tamu.

FAKTOR SITE yang dianalisis 1. Kondisi Tanah : Geologi, klasifikasi tanah 2. Klimatologi : matahari, angin, hujan, suhu, kelembaban 3. View 4. Orientasi Bangunan 5. Aksesbilitas 6. Utilitas site : air hujan, saluran kota, listrik, telpon, air bersih

1. KONDISI TANAH: GEOLOGI, KLASIFIKASI TANAH Dilakukan oleh ahli Geologi. Tujuan : Mengetahui daya dukung tanah sehingga dapat memilih sistem substruktur yang tepat Mengetahui lapisan tanah teratas sehingga dapat memilih tanaman yang sesuai

Lapisan Tanah

2. KLIMATOLOGI: MATAHARI Kualitas dan Kuantitas yang mencapai tapak Masalah Kesilauan, Arah sinar Keteduhan dan bayang-bayang

2. KLIMATOLOGI: MATAHARI

2. KLIMATOLOGI: MATAHARI BANGUNAN BARAT TIMUR

2. KLIMATOLOGI: MATAHARI BANGUNAN

2. KLIMATOLOGI: ANGIN Perubahan musiman angin untuk optimalisasi kenyamanan ruang Masalah bau lingkungan Masalah struktural

2. KLIMATOLOGI: ANGIN Secara umum bergerak melintasi Indonesia dari posisi Australia ke Asia dan Asia ke Australia Secara khusus data angin dapat diambil BMG Secara umum : Angin pantai, bergerak dari laut ke darat dan darat ke laut Angin gunung, bergerak dari puncak ke lembah dan dari lembah ke puncak

2. KLIMATOLOGI: ANGIN BARAT LAUT BANGUNAN UTARA TENGGARA

2. KLIMATOLOGI: ANGIN Sirkulasi dari luar bangunan ke dalam bangunan keluar lagi BANGUNAN

3. VIEW : VIEW TO SITE Potensi pemetaan site terhadap kepentingan pengenalan site oleh pengguna Penekanan desain disesuaikan jarak pandang dan kemampuan pengguna dalam melihat ke dalam tapak Memperkirakan bentuk bangunan secara optimal, sehingga mampu menghadapi semua pengguna

3. VIEW TO SITE Pengamat Berkendaraan Sudut pandang 100 0 Asumsi kecepatan dalam kota : 60 km/jam Kemampuan manusia dalam melihat lingkungan oleh pandangan kedepan adalah 100 0

3. VIEW TO SITE Pengamat Berkendaraan Aplikasi dalam analisis site Menunjukkan zona-zona sesuai dengan kemampuan pandang pengamat. Zonasi yang terjadi menjadi potensi penempatan bangunan sesuai dengan persyaratan dan tuntutan penempatannya Zona dapat dilihat dari 2 arah, optimal untuk pengamat. Zona Publik potensi untuk area pintu masuk, papan nama, arah hadap Zona dapat dilihat dari 1 arah, baik dari sisi kiri maupun kanan. Zona semi publik atau semi privat. Potensi untuk kegiatan dengan zona tersebut Zona tidak dapat dilihat, dapat dipergunakan sebagai zona privat atau servis.

3. VIEW TO SITE Pengamat Berjalan kaki Kemampuan manusia dalam memandang ke depan dengan pandangan normal, memiliki kemampuan pandangan vertikal sebesar 60 0 yang terbagi menjadi 40 0 diatas tanah dan 20 0 hilang dalam pandangan ke dalam tanah. Optimal kemampuan untuk melihat ujung bangunan adalah 27 0

3. VIEW TO SITE : Pengamat Berjalan kaki H D Pengamat Pengamat Berjalan kaki adalah pengamat yang berada di luar bangunan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah : H= Tinggi Obyek (bangunan) D= Jarak antara obyek (bangunan) dengan Pengamat Pada posisi Pengamat berada di D/H < 1, konsentrasi pengamat dalam memandang bangunan adalah pada : 1. Detail bangunan 2. Spot area terlihat sesuai dengan kemampuan mata dalam memandang ke depan. Yaitu pada : a. Detail elemen bangunan b. Tekstur permukaan bangunan c. Jenis dan warna bahan elemen bangunan

3. VIEW TO SITE : Pengamat Berjalan kaki H Pengamat D D D Pada posisi Pengamat berada di 1 <D/H < 2 atau 3, konsentrasi pengamat dalam memandang bangunan adalah pada : Bangunan secara utuh Yaitu pada : a. Bentuk Bangunan (bentuk dasar dan komposisi nya) b. Estetika Bangunan (unsur desain, Azas dan prinsip desain) c. Struktur Bangunan (kolom, balok, Cantilever, atap) d. Aksesbilitas, pembukaan bangunan

3. VIEW TO SITE : Pengamat Berjalan kaki H Pengamat D D D D D Pada posisi Pengamat berada di D/H > 3, konsentrasi pengamat dalam memandang bangunan adalah pada : Bangunan dan lingkungannya Yaitu pada : a. Keserasian bangunan dengan lingkungannya (skyline) b. Sequences c. Aksesbilitas dari lingkungan ke dalam bangunan

3. VIEW : VIEW FROM SITE Adalah pemandangan (view) dari dalam site ke luar site. Fungsi analisis untuk : Kepentingan pemetaan site terhadap potensi visual/view Ada fungsi tertentu di luar tapak yang perlu dihindari secara visual maupun hubunganhubungan yang lain

3. VIEW : VIEW FROM SITE pasar Taman bunga Site yang akan dibangun Sarana rekreasi (ada kolam renang) makam UJI COBA Berikan masukan : Pada site disamping akan dibangun sebuah rumah, tentukan perletakan ruangruang berikut : a. Ruang tamu b. Ruang tidur utama c. Ruang tidur anak remaja d. Ruang keluarga e. Dapur dan ruang makan Perhitungkan tataguna lahan yang menjadi potensi view dan aksesbilitas.

3. VIEW : VIEW TROUGH SITE Pemanfaatan kondisi tapak di dalam site untuk pembuatan view buatan Mengalihkan orientasi view ke dalam site atau dengan tujuan menghindari view di luar site Misalnya : Kawasan tandus/padang pasir Kawasan kumuh

3. VIEW : VIEW TROUGH SITE Padang pasir yang menjadi lingkungan di luar bangunan Bangunan dengan ruangruang yang berorientasi ke dalam, biasanya berbentuk masif seperti benteng Taman di dalam yang menjadi pusat orientasi view. Semua pembukaan diarahkan ke dalam, ke arah taman.

4. ORIENTASI BANGUNAN Kesesuaian tampilan depan bangunan terhadap bentuk site dan kondisi lingkungan Kesesuaian bentuk bangunan dengan bentuk site Orientasi diwujudkan dengan olahan bentuk dan olahan tampilan yang dominan sebagai wujud bentuk wajah bangunan.

4. ORIENTASI BANGUNAN Lokasi 1 Site berhadapan dengan 1 jalan raya. a. Orientasi ke jalan b. Bangunan mempunyai 1 sisi yang jelas berhadapan dengan jalan c. Pengolahan tampang pada sisi yang berhadapan dengan jalan.

4. ORIENTASI BANGUNAN Lokasi 2 Site berhadapan dengan persimpangan a. Orientasi ke sudut persimpangan b. Bangunan mempunyai 2 sisi yang jelas berhadapan dengan jalan c. Pengolahan tampang pada 2 sisi yang berhadapan dengan jalan.

4. ORIENTASI BANGUNAN Lokasi 3 Site berada di ujung, di tekukan jalan. a. Orientasi ke kesemua sisi jalan. b. Sisi terbaik meliputi banyak sisi c. Pengolahan tampang pada semua sisi yang berhadapan dengan jalan.

5. AKSESBILITAS Hubungan antar sistem sirkulasi yang telah ada Volume kebisingan yang dimungkinkan terjadi Kesulitan/kemudahan pencapaian Hubungan dengan areal parkir Jarak yang harus ditempuh oleh pedistrian ways Skala/dominasi pada pencapaian menuju tapak Hubungan-hubungan visual dari pencapaian ke tapak

6. UTILITAS SITE : air hujan, saluran kota, listrik, telpon, air bersih Lokasi-lokasi dari utilitas-utiltas penting pada site dan di luar site Jarak kesambungan-sambungan dan kemudahan pencapaian dari utilitas-utiltas tersebut Pertimbangan untuk maintenance Pertimbangan untuk gangguan visual akibat perletakan utilitas dalam site