BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Hasa, 2008) (Lusiana, 2006) (Meyulinda dan Yusfarita, 2010) Weston and Copeland (2010:19)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan, maupun sumber daya manusianya. Merupakan tantangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan munculnya persaingan yang semakin ketat, sehingga perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjudul Factors Determining the Capital Structure of Pharmaceutical

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2. TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ekonomi global yang terus maju pada saat ini, dapat menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sektor perekonomian yang mendukung kelancaran aktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

LANDASAN TEORI. dalam perusahaan yaitu keseimbangan antara aktiva dengan pasiva yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh bank, sedangkan perusahaan yang membutuhkan dana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian terutama dalam hal kebijakan agar perusahaan dapat menjawab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan menjalankan operasional usahanya. Ketika menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai

BAB I PENDAHULUAN UKDW. persaingan yang dihadapi. Meningkatkan nilai perusahaan salah satunya dapat

BAB I PENDAHULUAN. terbagi dalam 3 kategori yaitu : perusahaan besar (large firm), perusahaan (Edy Suwito dan Arleen Herawaty, 2005: 138).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jumlah cabang, dan sebagainya. Profitabilitas adalah hasil bersih dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini dunia usaha sangat tergantung pada masalah pendanaan. Dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dalam jangka panjang. Melalui penjualan barang dan jasa kepada

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pembaca dalam memahami maksud dari variabel-variabel yang akan diteliti.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh perusahaan adalah keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono:2001). Setiap keputusan pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perusahaan harus meningkatkan nilai perusahaannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2012:263). Setiap keputusan pendanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. terkecuali bidang ekonomi dan sosial budaya. Salah satu fenomena yang tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam melakukan penelitian saat ini. Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam kaitannya dengan kegiatan operasi perusahaan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran, dan pertumbuhan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan. adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal, yaitu keputusan

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam menjalankan serta mengembangkan kegiatan investasinya serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan industri manufaktur food and beverages

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Modal merupakan unsur penting dalam suatu perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembang ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat di era

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia usaha semakin lama semakin tajam dalam era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah menciptakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan di dalam dunia bisnis menuntut perusahaan untuk bekerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang ditemukannya yaitu pecking order theory (POT). Pecking order

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kegiatan usahanya pemilik perusahaan melimpahkan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan perkembangan ekonomi yang mulai tumbuh dan teknologi yang pesat

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... xi ABSTRAKSI...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis

BAB II URAIAN TEORITIS. minuman yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dan purposive

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh laba atau keuntungan. Laba (profit) adalah selisih antara. menghasilkan barang atau jasa tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis.

BAB II TELAAH PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan harus bisa menjalankan dan mengelola fungsi-fungsi penting di dalam perusahaan dan mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan keadaan yang sedang terjadi demi mendapatkan keunggulan dalam menghadapi persaingan yang ada dijaman era globalisasi ini. Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi terpenting dalam perusahaan. Setiap perusahaan pasti ingin tetap hidup dan terus berkembang, namun keinginan tersebut harus disertai dengan adanya ketersediaan modal agar dapat membiayai kegiatan operasional perusahaan. Seorang manajer keuangan mempunyai tanggung jawab dalam mengambil keputusan di dalam suatu perusahaan yaitu pengambilan keputusan investasi, kebijakan dividen, dan keputusan pendanaan. Dalam memilih pendanaan manajer harus bisa menghimpun dana secara efisien, dalam arti keputusan pendanaan tersebut harus bisa meminimalkan biaya modal yang ditanggung perusahaan. Biaya modal yang timbul dari keputusan pendanaan tersebut merupakan konsekuensi yang langsung timbul dari keputusan yang dilakukan oleh manajer. Keputusan pendanaan yang digunakan secara tidak cermat akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya profitabilitas perusahaan (Hasa, 2008). Pendanaan tersebut berasal dari dua sumber yaitu sumber dana intern dengan mengusahakan penarikan modal melalui penjualan saham kepada masyarakat atau laba ditahan yang tidak dibagikan dan digunakan kembali sebagai modal, dan sumber dana ekstern dengan meminjam dana kepada pihak kreditur seperti bank, lembaga keuangan bukan bank, atau perusahaan yang menerbitkan obligasi untuk ditawarkan kepada masyarakat (Lusiana, 2006). Sedangkan, keputusan struktur modal merupakan keputusan keuangan yang berkaitan dengan kombinasi hutang dan ekuitas dalam struktur keuangan jangka panjang perusahaan (Meyulinda dan Yusfarita, 2010). Menurut Weston and Copeland (2010:19) struktur modal atau kapitalisasi perusahaan adalah

pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham. Struktur modal setiap perusahaan akan berbeda, sesuai dengan kebijakan dari perusahaan tersebut dengan pertimbangan struktur modal yang manakah yang dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi. Maka dari itu, struktur modal sangat penting bagi perusahaan karena baik buruknya struktur modal perusahaan akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansialnya. Suatu perusahaan yang mempunyai struktur modal yang tidak baik, di mana mempunyai hutang yang sangat besar akan memberikan beban yang berat kepada perusahaan yang bersangkutan. Struktur modal merupakan cerminan dari kebijakan perusahaan dalam menentukan jenis sekuritas yang dikeluarkan, karena masalah struktur modal erat hubungannya dengan masalah kapitalisasi, dimana susunan dari jenis-jenis funds yang membentuk kapitalisasi adalah merupakan struktur modalnya (Riyanto, 2008). Secara lebih umum, menurut Brigham and Houston (2007:463): In addition to the type of analysis discussed previously, firms generally consider the following factors when making capital structure decisions: sales stability, asset structure, operating leverage, growth rate, profitability, taxes, control, management attitudes, lender and rating agency attitudes, market conditions, the firm s internal condition, and financial flexibilty. Dari penelitian yang dilakukan oleh Friska Firnanti (2011), Kennedy, Nur Azlina dan Anisa Ratna Suzana (2011), dan Mardinawati (2011) menyebutkan bahwa variabel yang mempengaruhi struktur modal antara lain struktur aktiva, profitabilitas, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, dan risiko bisnis. Maka dari itu, penulis memilih untuk meneliti variabel-variabel tersebut dikarenakan ketersediaan dalam laporan keuangan. Struktur aktiva mencerminkan dua komponen aktiva secara garis besar dalam komposisinya yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva-aktiva lain yang dapat direalisasikan menjadi uang kas atau dijual dalam suatu periode akuntansi. Sedangkan aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Agus Sartono, 2001:122). Profitabilitas merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan struktur modal suatu perusahaan. Hal ini disebabkan bagi perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi akan menggunakan hutang dalam jumlah kecil, karena jumlah laba ditahan yang dimiliki perusahaan tinggi dan dapat digunakan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan internal. Brigham and Houston (2001:40) mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi akan menggunakan hutang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Tingkat pertumbuhan adalah seberapa cepat perusahaan mampu bergerak menjadi lebih besar. Perusahaan yang tumbuh dengan cepat biasanya menggunakan modal eksternal lebih besar dalam membiayai kegiatan operasionalnya dibandingkan perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang lambat. Pertumbuhan penjualan merupakan perubahan penjualan pertahun. Jika pertumbuhan penjualan per tahun selalu naik maka perusahaan memiliki prospek yang baik di masa datang. Menurut Weston dan Copeland (2010:2), pertumbuhan penjualan merupakan variabel yang mempengaruhi struktur modal. Brigham dan Houston (2001:39) mengatakan bahwa perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Ukuran perusahaan akan mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Pada kenyataannya semakin besar suatu perusahaan maka kecenderungan penggunaan dana eksternal juga semakin besar. Hal ini disebabkan perusahaan besar memiliki kebutuhan dana yang besar dan salah satu alternatif pemenuhan dana yang tersedia adalah pendanaan eksternal. Menurut Sujianto (2001), ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva jumlah penjualan, rata-rata total penjualan asset, dan rata-rata total aktiva. Dalam penelitian ini, dengan mengacu pada penelitian yang

dilakukan oleh Saidi (2004) maka ukuran perusahaan diukur melalui total asset yang yang diproksikan dengan nilai logaritma natural dari total asset perusahaan (Ln Total Asset). Besar kecilnya ukuran suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal, semakin besar perusahaan maka akan semakin besar pula dana yang dibutuhkan perusahaan untuk melakukan investasi (Ariyanto, 2002). Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan menggunakan modal asing juga semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang operasionalnya, dan salah satu alternatif pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal sendiri tidak mencukupi (Abdul Halim, 2007). Keputusan struktur modal secara langsung juga berpengaruh terhadap besarnya risiko yang ditanggung pemegang saham serta besarnya tingkat pengembalian atau tingkat keuntungan yang diharapkan (Brigham and Houston, 2001:17). Keputusan struktur modal yang diambil oleh manajer tersebut tidak saja berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, tetapi juga berpengaruh terhadap risiko bisnis yang dihadapi perusahaan. Risiko tersebut meliputi kemungkinan ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya dan kemungkinan tidak tercapainya laba yang ditargetkan perusahaan (Yuke dan Hadri, 2005). Berdasarkan penjelasan di atas, tampak bahwa keputusan struktur modal merupakan keputusan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan manajer dalam menentukan struktur modal perusahaan. Menurut Brigham and Houston (2006:6) risiko bisnis atau tingkat risiko yang terkandung dalam operasi perusahaan apabila ia tidak menggunakan hutang. Makin besar risiko bisnis perusahaan, makin rendah hutang adalah optimal. Di Indonesia sektor makanan dan minuman telah menjadi tren yang sangat berkembang dan kegairahan para pelaku sektor makanan dan minuman semakin bertambah. Di lain sisi makanan dan minuman memang kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap orang. Sektor makanan dan minuman (food and beverages) menjadi objek penelitian yang digunakan oleh penulis, karena sektor ini menjadi sektor yang paling bertahan di tengah kondisi krisis global (www.okezone.com).

Seperti di tahun 2008 disaat situasi ekonomi sedang menurun akibat krisis global, bisnis makanan dan minuman masih tetap tidak mengalami penurunan dari sisi jumlah perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan stabilnya jumlah sektor makanan dan minuman saat ini telah mengalami perkembangan seperti terlihat pada tabel 1.1 : Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Perusahaan di Sektor Food and Beverage periode 2008-2012 yang Go-Public di BEI Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 Total Perusahaan 12 12 14 14 15 Sumber : www.idx.co.id Sektor makanan dan minuman yang go public dilihat dari sisi jumlah perusahaannya menunjukkan angka yang stabil cenderung meningkat (tabel 1.1) dan harga saham sektoral yang terus meningkat tetapi dengan total pendapatan pada sektor tersebut yang berfluktuatif (tabel 1.2). Kegairahan para pelaku sektor makanan dan minuman semakin bertambah dikarenakan adanya kebijakan pembatasan impor untuk produk makanan yang mulai diberlakukan 1 Februari 2009 yang dapat membuka peluang tambahan bagi pelaku sektor makanan dan minuman domestik.

Tabel 1.2 Perkembangan Total Pendapatan dan Harga Saham Sektoral di Sektor Food and Beverages periode 2008-2012 Tahun Total Pendapatan (Milyar Rp) Harga Saham Sektoral (Rp) 2008 77.713.981 326,84 2009 75.548.190 657,09 2010 83.919.586 1.058,21 2011 109.877.311 1.315,96 2012 68.512.304 1.616,60 Sumber : Data olahan dari www.idx.co.id dan Bapepam Dari www.idx.co.id total pendapatan sektor food and beverages menunjukkan kecenderungan berfluktuatif. Pada periode 2008-2009, penurunan pendapatan sebesar (2,78%) terjadi di tahun 2009, dan kembali berulang di tahun 2011-2012, adanya penurunan pendapatan yang cukup drastis sebesar (37,64%). Dilihat dari Bapepam, harga saham sektoral justru meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2009 harga saham sektoral meningkat sebesar (101,04%), sedangkan pada tahun 2012 juga meningkat sebesar (22,84%). Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN PENJUALAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA SEKTOR FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2008-2012.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, maka penulis merumuskan pokok masalah sebagai berikut: 1) Bagaimana perkembangan struktur aktiva, profitabilitas, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, risiko bisnis, dan struktur modal perusahaan pada sektor food and beverages periode 2008-2012? 2) Bagaimana pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, dan risiko bisnis terhadap struktur modal secara simultan pada sektor food and beverages periode 2008-2012? 3) Bagaimana pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, dan risiko bisnis terhadap struktur modal secara individu pada sektor food and beverages periode 2008-2012? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, dan risiko bisnis terhadap strukur modal pada sektor food and beverages periode 2008-2012. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui perkembangan struktur aktiva, profitabilitas, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, risiko bisnis, dan struktur modal pada sektor food and beverages periode 2008-2012. 2) Untuk mengetahui pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, dan risiko bisnis terhadap struktur modal secara simultan pada sektor food and beverages periode 2008-2012. 3) Untuk mengetahui pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, dan risiko bisnis terhadap struktur modal secara individu pada sektor food and beverages periode 2008-2012.

1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi pengembangan ilmu manajemen keuangan sebagai referensi yang bisa memberikan informasi kepada pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut tentang permasalahan ini. 2) Manfaat Praktis a. Bagi Perusahaan Diharapkan penelitian ini dapat membantu perusahaan dalam memilih komponen struktur modal yang optimum dengan harapan melalui pembentukan struktur modal yang maksimum dapat meningkatkan nilai perusahaan. b. Bagi Investor Diharapkan penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dan dapat memberikan informasi bagi manajer dan investor dalam menentukan alternatif pendanaan dan aspek-aspek yang mempengaruhinya. 1.5 Kerangka Pemikiran Setiap perusahaan pada umumnya pasti mempunyai tujuan dan sasaran yaitu untuk mendapatkan keuntungan (laba) dan juga meningkatkan nilai perusahaan supaya bisa tetap bertahan untuk menghadapi persaingan yang ada. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus bisa memanfaatkan sumber-sumber yang akan digunakan secara optimal agar dapat meningkatkan laba dan perusahaan bisa tumbuh berkembang dengan cepat. Setiap perusahaan pasti membutuhkan modal untuk membiayai biaya operasionalnya sehari-hari untuk kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Modal sangat penting bagi setiap perusahaan, karena dengan pemilihan modal yang tepat, bisa meningkatkan nilai suatu perusahaan. Untuk itu seorang manajer harus mampu mengambil keputusan pendanaan yang dipilihnya dengan tepat. Apakah perusahaan tersebut akan menggunakan proporsi modal sendiri yang lebih

besar atau proporsi modal asing (hutang) yang lebih besar, atau mungkin juga keduanya diambil proporsi yang seimbang dan bahkan memakai kombinasi yang lainnya sesuai dengan kebijakan perusahaan tersebut. Maka dari itu, perusahaan harus bisa menentukan perbandingan proposional sumber dana antara modal asing (hutang) dengan modal sendiri untuk membiayai tambahan investasinya, inilah yang disebut dengan struktur modal. Menurut Brigham and Houston (2001:5), kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan (trade of) antara resiko dan tingkat pengembalian. Menggunakan lebih banyak utang berarti memperbesar risiko yang ditanggung oleh pemegang saham, sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Struktur modal adalah bauran dari hutang, saham preferen, dan saham biasa. Adapun juga pengertian struktur modal menurut Bernstein and Wild dalam buku Sugiarto (2009:2) adalah: Struktur modal merupakan kombinasi hutang dan ekuitas dalam struktur keuangan jangka panjang perusahaan lebih menggambarkan target komposisi hutang dan modal (ekuitas) dalam jangka panjang pada suatu perusahaan. Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pembiayaan. Ada dua sumber pembiayaan yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan operasinya yaitu sumber pembiayaan dari perusahaan itu sendiri (internal financing) dan sumber pembiayaan dari luar perusahaan (eksternal financing). Sumber dana internal terdiri dari modal sendiri yang berasal dari pemiliknya dan laba ditahan (retained earning). Sedangkan sumber dana eksternal antara lain melalui hutang atau dengan cara menerbitkan saham dan obligasi. Apabila perusahaan memilih sumber pembiayaan dengan cara menerbitkan saham baik saham biasa maupun preferen, maka perusahaan mempunyai kewajiban untuk memberikan return kepada investor yang menanamkan modal di perusahaan tersebut. Dan apabila perusahaan memilih hutang sebagai sumber pembiayaannya maka perusahaan akan dikenakan beban bunga dari hutang tersebut. Setiap kebijakan yang diambil oleh perusahaan mengenai komposisi struktur modalnya adalah sesuai dengan apa yang menurut perusahaan komposisi

struktur modal tersebut optimum dan bisa menaikkan nilai perusahaan. Menurut Van Horne dan Wachowicz (2008:455) struktur modal yang optimal adalah the capital structure that minimizes the firm s cost of capital and thereby maximizes the value of the firm. Menurut Riyanto (2008:297-299) faktor yang umumnya dipertimbangkan perusahaan ketika membuat keputusan struktur modal diantaranya tingkat bunga, stabilitas dari earning, susunan dari aktiva, kadar risiko dari aktiva, besarnya jumlah modal yang dibutuhkan, keadaan pasar modal, sifat manajemen, dan besarnya suatu perusahaan. Penelitian ini hanya membatasi pada empat faktor yang pengaruhnya dianggap paling dominan terhadap struktur modal yaitu struktur aktiva, profitabilitas, tingkat pertumbuhan, dan ukuran perusahaan. Struktur aktiva adalah rasio aktiva tetap dengan total aktiva (Fixed Tangible to Total Asset). Lukas Setia Atmaja (2008) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki aktiva yang dapat digunakan sebagai agunan cenderung menggunakan hutang yang relatif besar. Perusahaan dengan struktur aktiva yang tinggi cenderung menggunakan hutang yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang struktur aktivanya rendah, karena dengan aktiva yang tetap tinggi, perusahaan dapat dengan mudah menjaminkan aktiva tersebut untuk mendapatkan hutang. Dengan demikian perusahaan dengan struktur aktiva yang tinggi cenderung struktur modalnya tinggi. Profitabilitas diukur dengan Net Profit Margin (NPM). Rasio ini adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama tingkat penjualan tertentu (Riyanto 2001:35). Perusahaan yang profitable cenderung memiliki hutang yang lebih kecil karena laba ditahan yang tinggi sudah memadai untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan. Disamping itu, perusahaan dengan aliran kas bebas atau profitabilitas yang tinggi, hutang yang besar dapat membatasi kebebasan manajemen. Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh, berarti semakin rendah kebutuhan dana eksternal (hutang), sehingga semakin rendah pula struktur modalnya. Pertumbuhan penjualan (growth sales) perusahaan juga merupakan faktor yang mempengaruhi struktur modal, pertumbuhan penjualan diukur dari

perubahan total penjualan perusahaan dari tahun tertentu dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan penjualan perusahaan dengan penjualan realtif stabil berarti memiliki aliran kas yang relatif stabil pula, maka dapat menggunakan hutang lebih besar dari pada perusahaan dengan penjualan tidak stabil (Agus Sartono, 2005:248). Didalam perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi sering membutuhkan tambahan asset untuk mendukung pertumbuhan penjualannya. Tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi juga merupakan indikasi bahwa perusahaan akan lebih banyak mempunyai retained earning sekaligus juga membutuhkan dana yang lebih banyak untuk mendukung pertumbuhannya. Dengan demikian perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang dibandingkan dengan perusahaan yang lambat pertumbuhannya. Ukuran Perusahaan (Size) adalah tingkat penjualan, jumlah tenaga yang terlibat dan total asset (Umar Mai, 2006:234). Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan juga bisa menjadi ukuran mengenai kemungkinan terjadinya kegagalan perusahaan mengembalikan utang. Perusahaan yang lebih besar akan lebih mudah memperoleh pinjaman dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini terkait dengan tingkat kepercayaan yang diberikan oleh kreditur kepada perusahaanperusahaan besar, dibandingkan dengan kepercayaan mereka kepada perusahaan kecil. Kemudahan memperoleh pinjaman yang dimiliki oleh perusahaan besar menjadi perusahaan besar cenderung menggunakan lebih banyak pinjaman yang lebih besar. Risiko bisnis adalah ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Pengertian risiko bisnis oleh Agus Sartono (2005:262) adalah sebagai berikut : Risiko bisnis (business risk) adalah risiko ketidakpastian tingkat laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) yang akan diperoleh. Perusahaan yang mempunyai risiko bisnis (risiko operasi) relatif kecil, cenderung menggunakan hutang dengan jumlah yang besar dalam operasinya,

dibanding dengan perusahaan yang risiko bisnisnya besar, sehingga perusahaan dengan risiko bisnis kecil struktur modalnya cenderung tinggi. Perusahaan yang mempunyai risiko tinggi karena harus membayar biaya bunga yang tinggi atas hutang, sedang di sisi lain terdapat ketidakpastian dalam pengembalian asset. Untuk menghindari kebangkrutan perusahaan maka sebaiknya penggunaan hutang dikurangi. Adapun hasil penelitian dari beberapa peneliti terdahulu bisa dilihat di lampiran 4. Berdasarkan pemikiran diatas, kerangka pemikiran yang diajukan peneliti untuk menggambarkan pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan dan risiko bisnis terhadap struktur modal adalah sebagai berikut: Perusahaan Sumber Modal Modal Sendiri Modal Pinjaman Struktur Aktiva Profitabilitas Pertumbuhan Penjualan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Ukuran Perusahaan Risiko Bisnis Memaksimalkan Nilai Perusahaan Keterangan: Variabel yang diteliti Variabel yang tidak diteliti Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

1.6 HIPOTESIS Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hubungan hal tersebut. Dalam penelitian ini, hipotesis yang akan diuji adalah ada tidaknya pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel independent (variabel X) terhadap variabel dependent (variabel Y) baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis dari penelitian ini adalah: a. Struktur Aktiva, Profitabilitas, Tingkat Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan, dan Risiko Bisnis secara simultan berpengaruh terhadap Struktur Modal (Debt to Equity Ratio). b. Struktur Aktiva (Fixed Tangible to Total Asset) berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal (Debt to Equity Ratio). c. Profitabilitas (Net Profit Margin) berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal (Debt to Equity Ratio). d. Tingkat Pertumbuhan (growth rate) berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal (Debt to Equity Ratio). e. Ukuran Perusahaan (size) berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal (Debt to Equity Ratio). f. Risiko Bisnis (Brisk) berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal (Debt to Equity Ratio). 1.7 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan penulis adalah Metode Deskriptif dan Verifikatif dengan melakukan pengujian terhadap suatu hipotesis dengan perhitungan statistik. Adapun pengertian Metode Deskriptif menurut Zulganef (2008:11): Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu kondisi atau fenomena tertentu, tidak memilah-milah atau mencari faktor-faktor atau variabel tertentu.

Sedangkan Metode Verifikatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk menguji suatu hipotesis, menurut Husein Umar (2003:53): Metode Verifikatif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. 1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada sektor food and beverages periode 2008-2012 dengan mengambil data sekunder berupa data keuangan yang terkumpul di dalam internet : a. www.idx.co.id b. www.bapepam.go.id c. Serta informasi dari web lainnya yang dicantumkan dalam daftar pustaka. Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai.