BAB I PENDAHULUAN. harapan dapat meningkatkan nilai perusahaannya. Manajer perusahaan harus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan (firm) adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. saham dengan memaksimalkan nilai perusahaan. dividen) dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Industri manufaktur rmerupakanindustri yang mendominasi perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan pada umumnya mempunyai keinginan untuk terus tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha dan merupakan tempat

BAB I PENDAHULUAN. cara meningkatkan nilai perusahaan. Harga pasar saham menunjukkan nilai perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, perusahaan melakukan kegiatan ekonomi tanpa batas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang go public, nilai perusahaan dapat direfleksikan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan investasi di negara ASEAN lainnya. Bagi produsen, permintaan. keuntungan dari penjualan produk antar negara ASEAN.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Ketika calon investor ingin berinvestasi maka perlu mengumpulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini sudah sangat banyak orang yang tertarik ataupun ingin mencoba

BAB I PENDAHULUAN. industri ini akan memiliki prospek yang baik. Dengan pertimbangan ini, saham di

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan manajemen keuangan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang salah satu kegiatan operasionalnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, kreditor dan manajer adalah pihak-pihak yang memiliki perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. saham dengan memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan akan terlihat dari harga saham perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu alasan Indonesia pernah menjadi tempat penyelenggaraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah suatu kegiatan menanamkan modal satu atau lebih aktiva yang

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. BUMN di Indonesia yang terdaftar di BEI periode diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dilakukan seperti penetapan strategi, ide-ide baru, kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan adanya globalisasi membuat perekonomian dunia semakin terbuka dan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan secara financial. Tercapainya kesejahteraan financial dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah kegiatan bisnis, tidak akan mungkin terlepas dari apa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti ini mengambil topik tentang Pengaruh keputusan investasi,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas.

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pembayaran deviden perusahaan merupakan salah satu. perusahaan. Deviden sendiri bukanlah fenomena baru, pembayaran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia usaha sudah semakin berkembang saat ini. Kemunculan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. maupun dagang yang saling bersaing untuk dapat bertahan dan menjadi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu aktivitas pengerahan dana jangka panjang dari

BAB I PENDAHULUAN. ada, sementara dalam jangka panjang tujuan utama perusahaan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada pertumbuhan pasar saham. Menurut Husnan (2012) menyatakan bahwa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham et.al,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Industri manufaktur merupakan industri yang mendominasi perusahaan-perusahaan

II. LANDASAN TEORI. Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. hanya dapat dinilai berdasar dampaknya pada harga saham biasa perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari

BAB I PENDAHULUAN. laba ditahan (Levy dan Sarnat, 1990). Kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik. Nilai perusahaan yang go public di pasar modal tercermin

BAB I PENDAHULUAN. maksimal dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki. Sedangkan dalam

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. tersebut. Nilai perusahaan lazim diindikasikan dengan Price to Book Value

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia bisnis yang modern, perkembangan ilmu pengetahuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan kebijaakn

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk memakmurkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal sebagai alternatif untuk menghimpun dana masyarakat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bagi para perusahaan yang telah go public. Untuk mencapai hal tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. 1. Profitabilitas (net profit margin) tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Manajer perusahaan memiliki peran utama dan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. maksimal dengan menggunakan sumber daya yang ada. Sementara tujuan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas pasar modal. Pasar modal menurut Bursa Efek Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2011:185) isyarat atau signal adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan teori Bird in the hand theory menyatakan bahwa investor lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikaitkan dengan harga saham perusahaan (Modigliani dan Miller, 1958 dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peran yang strategis dalam pembangunan nasional. Semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sudah memasuki era globalisasi ini mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menghasilkan laba (Sudana, 2011: 22). Semakin tinggi kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. karya, yang sedikitnya menyerap 1,8 juta pekerja. Dari sisi tenaga kerja, tekstil adalah industri yang berorientasi ekspor.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dividen merupakan bentuk pengembalian (return) diluar capital gain yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendirian sebuah perusahaan bukanlah tanpa tujuan. Tujuan didirikannya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mampu menghasilkan keuntungan untuk meningkatkan value of the. firm dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.

BAB I PENDAHULUAN. mengutamakan kepentingan pribadi dan menimbulkan cost bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi harga saham maka semakin tinggi pula kemakmuran pemegang saham.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Berinvestasi adalah cara yang dilakukan para investor maupun calon

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagainya. Para investor tentu mengharapkan return atas investasi yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kondisi pereonomian yang baik dapat menyebabkan timbulnya persaingan di dunia bisnis, hal ini disebabkan setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, manufaktur, maupun dagang akan berusaha menghasilkan laba yang maksimum dengan harapan dapat meningkatkan nilai perusahaannya. Manajer perusahaan harus selalu bersikap waspada dalam mengambil keputusan serta efektif dan efisien dalam mengelola keuangan perusahaan agar nilai perusahaan dapat ditingkatkan serta perusahaan dapat terhindar dari kebangkrutan. Semua perusahaan yang didirikan pasti mempunyai tujuan yang jelas, antara lain tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek yaitu mendapat laba semaksimal mungkin dengan sumber daya yang ada, sementara dalam jangka panjang tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kemakmuran pemegang saham atau pemilik perusahaan (wealth of the shareholders). Tujuan jangka panjang ini dapat diwujudkan dengan memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasar karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran kepada pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Harga saham yang tinggi akan membuat nilai perusahaan juga tinggi sehingga tingkat kepercayaan investor kepada perusahaan tersebut juga semakin tinggi. Hal tersebut dikarenakan 1

penilaian investor mengenai prospek perusahaan di masa mendatang yang baik dapat dilihat dari harga sahamnya yang tinggi. Sudiyatno dan Elen (2010) menyatakan bahwa harga saham sebagai representasi dari nilai perusahaan ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor teknikal. Faktor internal dan eksternal perusahaan merupakan faktor fundamental yang sering digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh para investor di pasar modal. Sedangkan faktor teknikal lebih bersifat teknis dan psikologis, seperti volume perdagangan saham, nilai transaksi perdagangan saham, dan kecenderungan naik turunnya harga saham. Penelitian ini menekankan pada faktor internal perusahaan yang sering dipandang sebagai faktor penting untuk menentukan harga saham. Faktor ini bersifat controllable yang artinya dapat dikendalikan oleh perusahaan. Faktor internal perusahaan dapat dikelompokkan menjadi faktor kebijakan perusahaan dan faktor kinerja perusahaan. Faktor kebijakan perusahaan dalam penelitian ini ditekankan pada kebijakan manajemen keuangan, yang meliputi kebijakan pendanaan, kebijakan investasi, dan kebijakan dividen (Weston dan Copeland, 1992). Keputusan mengenai investasi akan berpengaruh secara langsung terhadap besarnya rentabilitas investasi dan aliran kas perusahaan untuk waktu-waktu berikutnya (Riyanto, 2008). Investasi yang dilakukan perusahaan bertujuan untuk memakmurkan pemegang saham, baik di masa sekarang maupun yang akan datang. 2

Keputusan investasi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dana dalam perusahaan. Sumber pendanaan dalam perusahaan dapat diperoleh dari internal berupa laba ditahan dan dari eksternal berupa hutang atau penerbitan saham baru. Keputusan pendanaan atau keputusan mengenai struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan yang pada akhirnya akan memengaruhi nilai perusahaan. Kesalahan dalam menentukan struktur modal akan berdampak luas terutama apabila perusahaan terlalu besar dalam menggunakan hutang, sehingga beban tetap yang harus ditanggung perusahaan semakin besar dan dapat meningkatkan risiko finansial perusahaan pula. Selain keputusan investasi dan pendanaan, kebijakan dividen juga bisa dikaitkan dengan nilai perusahaan. Banyak penelitian yang telah mengkaji tentang kebijakan dividen dan menjadi bahan perdebatan. Miller dan Modigliani dalam teorinya yang dikenal dengan Irrelevance Theory menyatakan bahwa rasio pembayaran dividen hanyalah rincian dan tidak memengaruhi kesejahteraan pemegang saham. Nilai perusahaan ditentukan hanya oleh kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, aset-aset perusahaan atau kebijakan investasinya, dan pembagian laba untuk dibagikan sebagai dividen dan laba ditahan tidak akan memengaruhi nilai perusahaan. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Myron Gordon dan John Lintner dalam teorinya yang dikenal dengan Bird in the Hand Theory, yang menyatakan bahwa dividen lebih pasti daripada perolehan modal (Mardiyati, dkk, 2012). 3

Untuk dapat melangsungkan aktivitas operasinya, perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan atau profitable karena tanpa adanya keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi akan diminati sahamnya oleh investor sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan (Mardiyati, dkk, 2012). Dalam penelitian ini, variabel independen yaitu kebijakan/keputusan investasi diproksi dengan Total Asset Growth (TAG), kebijakan/keputusan pendanaan diproksi dengan Debt to Equity Ratio (DER), dan rasio profitabilitas yang digunakan yaitu Return on Asset (ROA). Penelitian ini menggunakan kebijakan dividen yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio (DPR) sebagai variabel intervening dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh secara tidak langsung masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai perusahaan sebagai variabel dependen diproksi dengan Price to Book Value (PBV). Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Rizqia, Aisjah, dan Sumiati (2013) yang menganalisis pengaruh managerial ownership, financial leverage, profitability, firm size dan investment opportunity terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan kebijakan dividen sebagai variabel intervening. Data rata-rata Total Asset Growth (TAG), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), Dividend Payout Ratio (DPR) dan Price to Book Value (PBV) perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai 2013 disajikan pada tabel 1.1 berikut ini: 4

Tabel 1.1 Rata-rata TAG, DER, ROA, DPR dan PBV Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2013 Tahun Rata -rata 2010 2011 2012 2013 TAG (x) 0.16 0.13 0.19 0.22 DER (x) 0.74 0.49 1.15 1.78 ROA (%) 14.49 14.36 19.69 19.89 DPR (%) 33.04 30.10 36.35 41.05 PBV (x) 4.50 5.97 5.96 5.99 Sumber: IDX 2010-2013 (data diolah) Pada tabel 1.1, variabel Total Asset Growth (TAG) terhadap Price to Book Value (PBV) mengindikasi adanya fenomena gap. Tahun 2011, TAG mengalami penurunan dari 0,16 menjadi 0,13 namun PBV justru mengalami peningkatan dari 4,50 menjadi 5,97 dan pada tahun 2012 TAG meningkat menjadi 0,19 namun PBV menurun menjadi 5,96 sehingga TAG dan PBV menunjukkan pergerakan yang berlawanan arah. Pada tahun 2013, TAG meningkat menjadi 0,22 dan PBV juga meningkat menjadi 5,99 sehingga TAG dan PBV menunjukkan pergerakan yang searah. Semakin tinggi nilai TAG maka semakin tinggi pula nilai PBV, begitupula sebaliknya semakin rendah nilai TAG maka semakin rendah pula nilai PBV. Dalam hal ini terjadi ketidakkonsistenan antara TAG dengan PBV di mana pada tahun 2011 dan 2012, TAG dan PBV menunjukkan hubungan yang negatif sedangkan tahun 2013, TAG dan PBV menunjukkan hubungan yang positif. Pada variabel Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Price to Book Value (PBV) juga menunjukkan adanya fenomena gap. Tahun 2011, DER menurun dari 0,74 menjadi 0,49 namun PBV justru meningkat dari 4,50 menjadi 5,97 dan pada tahun 2012 DER meningkat menjadi 1,15 namun PBV menurun menjadi 5,96 sehingga DER dan DPR menunjukkan pergerakan yang berlawanan arah. Pada 5

tahun 2013, DER meningkat menjadi 1,78 dan PBV juga meningkat menjadi 5,99 sehingga DER dan DPR menunjukkan pergerakan yang searah. Semakin tinggi nilai DER maka semakin tinggi pula nilai PBV, begitupula sebaliknya semakin rendah nilai DER maka semakin rendah pula nilai PBV. Dalam hal ini terjadi ketidakkonsistenan antara DER dengan PBV di mana pada tahun 2011 dan 2012, DER dan PBV menunjukkan hubungan yang negatif sedangkan tahun 2013, DER dan PBV menunjukkan hubungan yang positif. Pada variabel Return on Asset (ROA) terhadap Price to Book Value (PBV) juga menunjukkan adanya fenomena gap. Tahun 2011, ROA menurun dari 14,49 menjadi 14,36 sedangkan PBV meningkat dari 4,50 menjadi 5,97 dan pada tahun 2012 ROA meningkat menjadi 19,69 namun PBV menurun menjadi 5,96 sehingga ROA dan PBV menunjukkan pergerakan yang berlawanan arah. Pada tahun 2013, ROA meningkat menjadi 19,89 dan PBV juga meningkat menjadi 5,99 sehingga ROA dan PBV menunjukkan pergerakan yang searah. Semakin tinggi nilai ROA maka semakin tinggi pula nilai PBV, begitupula sebaliknya semakin rendah nilai ROA maka semakin rendah pula nilai PBV. Dalam hal ini terjadi ketidakkonsistenan antara ROA dengan PBV di mana pada tahun 2011 dan 2012, ROA dengan PBV menunjukkan hubungan yang negatif sedangkan tahun 2013, ROA dengan PBV menunjukkan hubungan yang positif. Pada variabel Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Price to Book Value (PBV) juga menunjukkan adanya fenomena gap. Tahun 2011, DPR menurun dari 33,04 menjadi 30,10 sedangkan PBV meningkat dari 4,50 menjadi 5,97 serta pada tahun 2012 DPR meningkat menjadi 36,35 sedangkan PBV menurun menjadi 5,96 6

sehingga DPR dan PBV menunjukkan pergerakan yang berlawanan arah. Pada tahun 2013, DPR meningkat menjadi 41,05 dan PBV juga meningkat menjadi 5,99 sehingga DPR dan PBV menunjukkan pergerakan yang searah. Semakin tinggi nilai DPR maka semakin tinggi pula nilai PBV, begitupula sebaliknya semakin rendah nilai DPR maka semakin rendah pula nilai PBV. Dalam hal ini terjadi ketidakkonsistenan antara DPR dengan PBV di mana pada tahun 2011 dan 2012, DPR dengan PBV menunjukkan hubungan yang negatif sedangkan pada tahun 2013 DPR dengan PBV menunjukkan hubungan yang positif. Selain fenomena gap diatas, terdapat beberapa penelitian terdahulu yang membuktikan adanya kesenjangan antara penelitian satu dengan penelitian yang lainnya (research gap) yang dibuktikan oleh beberapa hasil penelitian yang berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan oleh Janifairus, Hidayat, dan Husaini (2013) menyimpulkan bahwa Asset Growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Munafiah (2012) yang menyimpulkan bahwa Asset Growth tidak signifikan dalam memengaruhi DPR. Hasil penelitian Qodariyah (2013) menyimpulkan bahwa Asset Growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV. Hasil yang berbeda ditunjukkan pada penelitian Setiani (2013) yang menyimpulkan bahwa Asset Growth berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PBV. Penelitian yang dilakukan oleh Rizqia, Aisjah, dan Sumiati (2013) menyimpulkan bahwa DER berpengaruh negatif terhadap DPR sedangkan Janifairus, Hidayat dan Husaini (2013) menyimpulkan bahwa DER tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR. Penelitian yang dilakukan oleh Qodariyah 7

(2013) dan Setiani (2013) menyimpulkan bahwa DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Fenandar dan Raharja (2012) serta Rakhimsyah (2011) yang menyimpulkan bahwa DER tidak signifikan dalam memengaruhi PBV. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Janifairus, Hidayat dan Husaini (2013) serta Munafiah (2012) menyimpulkan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Sedangkan Rizqia, Aisjah, dan Sumiati (2013) menyimpulkan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap DPR. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Nofrita (2013) yang menyatakan bahwa ROA tidak signifikan dalam memengaruhi DPR. Hasil penelitian Hidayati (2010) menyimpulkan bahwa DPR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PBV sedangkan penelitian Rakhimsyah (2011) menyimpulkan bahwa DPR berpengaruh negatif terhadap PBV. Penelitian yang dilakukan oleh Qodariyah (2013), Nofrita (2013), serta Fenandar dan Raharja (2012) menyimpulkan bahwa DPR berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV. Dari fenomena gap dan research gap yang tidak konsisten ini menimbulkan minat peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara variabel tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel intervening dimana variabel ini merupakan variabel penyela/antara variabel independen dengan variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung memengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2012). 8

Beberapa alasan yang mendasari saya sebagai peneliti melakukan penelitian terhadap perusahaan manufaktur adalah sektor manufaktur memiliki rata-rata pertumbuhan harga saham yang paling tinggi jika dibandingkan dengan sektor lain yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan manufaktur merupakan kelompok perusahaan industri yang semakin berkembang pesat dalam kegiatan bisnis dengan nilai transaksi yang sangat besar yang diwujudkan dengan tingkat harga sahamnya. Selain itu perusahaan manufaktur merupakan jenis perusahaan yang paling banyak terdaftar dan paling aktif memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) daripada perusahaan non manufaktur. Hal ini dapat dilihat bahwa perusahaan manufaktur memiliki tingkat nilai perusahaan yang tinggi yang diwujudkan dengan tingginya tingkat harga sahamnya. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, maka yang menjadi pokok permasalahan pada penelitian ini adalah: 9

1. Apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen baik secara simultan maupun parsial? 2. Apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan, profitabilitas, dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan baik secara simultan maupun parsial? 3. Apakah keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen? 4. Apakah keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen? 5. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen baik secara simultan maupun parsial. 2. Untuk mengetahui apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan, profitabilitas, dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan baik secara simultan maupun parsial. 10

3. Untuk mengetahui apakah keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen. 4. Untuk mengetahui apakah keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen. 5. Untuk mengetahui apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain: a. Bagi peneliti Dapat memperluas pengetahuan dan wawasan, serta menjadi kesempatan yang baik untuk mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan ke dalam masalah-masalah praktis khususnya mengenai keputusan investasi, keputusan pendanaan, profitabilitas, kebijakan dividen, dan nilai perusahaan. b. Bagi perusahaan Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan bahan acuan dalam pengambilan keputusan serta penentuan kebijakan untuk meningkatkan nilai perusahaan. c. Bagi investor Dapat digunakan sebagai bahan referensi atau pertimbangan, khususnya bagi individual investor yang tertarik untuk berinvestasi agar mengetahui faktor- 11

faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan tepat dalam melakukan investasi. d. Bagi pihak lain Dapat dijadikan tambahan pengetahuan, bahan referensi, pertimbangan, rujukan maupun perbandingan dalam melakukan penelitian selanjutnya yang terkait dengan topik yang sama atau berkaitan dengan pembahasan topik ini. 12