A. Pengertian Perseroan Terbatas Tertutup dan Perseroan Terbatas Terbuka Menurut Munir Fuady, yang dimaksud dengan perusahaan tertutup yakni suatu perusahaan terbatas yang belum pernah menawarkan saham-saham kepada publik melalui penawaran umum dan jumlah pemegang sahamnya belum sampai kepada jumah pemegang saham dari suatu perusahaan publik. Kepada perusahaan tertutup ini berlaku ketentuan Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas. 1 Sedangkan perusahaan terbuka atau Perseroan Terbatas Terbuka (PT.Tbk) didefinisikan sebagai suatu perseroan terbatas yang telah melakukan penawaran umum atas sahamnya atau telah memenuhi syarat dan telah memproses dirinya menjadi perusahaan publik, dimana perdagangan saham sudah dapat dilakukan di bursa-bursa efek. 2 Go public artinya perusahaan tersebut telah memutuskan untuk menjual sahamnya kepada publik dan siap untuk dinilai oleh publik secara terbuka. Adapun menurut Tandeilin, go public atau penawaran umum merupakan kegiatan yang dilakukan emiten untuk menjual sekuritas kepada masyarakat, berdasarkan tata cara yang diatur undang-undang dan peraturan pelaksananya. Saat pertama kali perusahaan go public sering disebut dengan IPO (Initial Public Offering). 3 Berdasarkan pengaturan hukum positif yang mengatur tentang Perseroan Terbatas Tertutup yakni pada Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (untuk selanjutnya disebut UUPT) disebutkan bahwa perseroan tertutup (disingkat PT Tertutup) merupakan perseroan terbatas (yang selanjutnya disebut perseroan) adalah badan hukum yang merupakan persekutuan model, didirikan berdasarkan perjanjian melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya. Pengaturan mengenai Modal dasar untuk PT Tertutup ditetapkan besarnya paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Undangundang atau peraturan pelaksanaan yang mengatur bidang usaha tertentu dapat menentukan jumlah minimum modal dasar PT yang berbeda dari ketentuan minimum yang telah ditetapkan tersebut. Berbicara mengenai Perseroan Terbuka, pengertiannya adalah Perseroan Publik atau Perseroan yang melakukan perusahaan umum saham, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal selanjutnya yang dinamakan Perseroan Publik adalah perseroan yang memiliki kriteria jumlah pemegang saham dan modal disetor sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal. Berdasarkan UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, pada Pasal 1 angka 22 disebutkan bahwa Perusahaan Publik yaitu adalah perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang kurangnya Rp 3.000.000.000,00 1 Munir Fuady, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999, hlm. 14 2 Ibid. 3 Irham Fahmi, Pengantar Pasar Modal, Bandung: Alfabeta, 2012, hlm. 70
(tiga milyar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Bentuk status perusahaan dapat berupa perusahaan tertutup dan perusahaan terbuka. Semua perusahaan tertutup memiliki kesempatan untuk go public yang artinya menjual sebagian sahamnya kepada publik dan mencatatkan sahamnya di Bursa. 4 Pasar modal memfasilitasi perubahan status perusahaan dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka melalui instrument hukum pasar modal. Perubahan tersebut harus dilakukan dengan cara penawaran umum kepada publik atau masyarakat. Menurut Pasal 1 angka 15 UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, disebutkan bahwa penawaran umum adalah kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual efek kepada masyarakat. Pihak yang melakukan penawaran umum adalah emiten. Dalam proses go public, melibatkan banyak pihak antara lain (1) emiten atau investee, (2) penjamin emisi atau underwriter, (3) agen (agent), (4) pemodal (investor). Perusahaan yang telah melakukan go public disebut perusahaan publik atau terbuka, sehingga sering ditambahkan istilah Tbk (terbuka), artinya perusahaan tersebut telah menjadi milik masyarakat pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Besarnya kepemilikan tergantung dari besarnya jumlah lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham. 5 Suatu perusahaan yang dalam rangka menjadi perusahaan publik yang sahamnya dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan perlu memperoleh persetujuan dari BEI dengan mengajukan permohonan pencatatan kepada BEI dengan melampirkan dokumen-dokumen yang diperlukan. Sepanjang dokumen-dokumen dan informasi yang disampaikan telah mencukupi dan lengkap, BEI hanya memerlukan waktu 10 hari Bursa untuk memberikan persetujuan. Jika memenuhi syarat, BEI memberikan surat persetujuan prinsip pencatatan yang dikenal dengan istilah Perjanjian kontrak Pendahuluan Pencatatan Efek. 6 Secara umum perusahaan yang memutuskan untuk menjual sahamnya ke masyarakat, ada beberapa tujuan, manfaat yang diperoleh dan konsekuensi yang harus ditanggung oleh perusahaan. Perusahaan melakukan go public, mempunyai beberapa tujuan, yaitu: 7 1. Mendapatkan dana untuk perluasan usaha (ekspansi) atau diversifikasi usaha dan memperbaiki struktur modal perusahaan. 2. Meningkatkan nilai perusahaann (shareholder value) 4 Panduan Go Public, http://www.idx.co.id/portals/0/staticdata/information/forcompany/panduan-go- Public.pdf, terakhir diakses pada tanggal 23 Februari 2017 5 Sri Hermuningsih, Pengantar Pasar Modal Indonesia, Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2012, hlm. 60 6 Panduan Go Public, op.,cit., hlm 5 7 Sri Hermuningsih, op.,cit., hlm. 61
3. Melepaskan sahamnya untuk mendapatkan keuntungan Adapun beberapa manfaat perusahan melakukan go public, antara lain: 8 1. Memperoleh sumber pendanaan baru. Sumber pendanaan baru dalam rangka dana untuk pengembangan, baik untuk penambahan modal kerja maupun untuk ekspansi usaha, adalah faktor yang sering menjadi kendala banyak perusahaan. Menjadi perusahaan publik, kendala pendanaan akan lebih mudah diselesaikan. 2. Memberikan keunggulan kompetitif (competitive advantage) untuk pengembangan usaha. Dengan menjadi perusahaan publik, perusahaan akan memperoleh banyak competitive advantage untuk pengembangan usaha di masa yang akan datang seperti melalui penjualan saham kepada publik perusahaan berkesempatan untuk mengajak para partner kerjanya seperti pemasok (supplier) dan pembeli (buyer) untuk turut menjadi pemegang saham perusahaan dan perusahaan dituntut oleh banyak pihak untuk dapat selalu meningkatkan kualitas kerja operasionalnya, seperti dalam hal pelayanan kepada pelanggan ataupun kepada para stakeholders lainnya, sistem pelaporan, dan aspek pengawasan. 3. Melakukan merger atau akuisisi perusahaan lain dengan pembiyaan melalui penerbitan saham baru. Perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan di Bursa, pembiayaan untuk merger atau akuisisi dapat lebih mudah dilakukan yaitu melalui penerbitan saham baru sebagai alat pembiayaan merger atau akuisisi tersebut. 4. Peningkatan kemampuan Going Concern. Kemampuan going concern bagi perusahaan adalah kemampuan untuk tetap dapat bertahan dalam kondisi apapun termasuk dalam kondisi yang dapat mengakibatkan bangkrutnya perusahaan, seperti terjadinya kegagalan pembayaran utang kepada pihak ketiga, perpecahan di antara para pemegang saham pendiri, atau bahkan karena adanya perubahan dinamika pasar yang dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk tetap dapat bertahan di bidang usahanya. Dengan menjadi perusahaan publik, kemampuan perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya akan jauh lebih baik dibandingkan dengan perusahaan tertutup 5. Meningkatkan citra perusahaan (company image). Dengan Go Public suatu perusahaan akan selalu mendapat perhatian media dan komunitas keuangan. Hal ini memberikan keuntungan bagi perusahaan tersebut untuk mendapat publikasi secara cuma-cuma, sehingga dapat meningkatkan citranya. Peningkatan citra tersebut tentunya akan memberikan dampak positif bagi pengembangan usaha di masa depan. 6. Meningkatkan nilai perusahaan (company value). Dengan menjadi perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan di Bursa, setiap saat dapat diperoleh valuasi terhadap nilai perusahaan. Setiap peningkatan kinerja operasional dan kinerja keuangan umumnya akan mempunyai dampak terhadap harga saham di Bursa, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan 8 Panduan Go Public, op.,cit., hlm 1-4
Terdapat beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dalam menjadi perusahaan publik, adapun beberapa konsekuensi perusahan melakukan go public, antara lain: 9 1. Emiten dituntut lebih terbuka, sehingga dapat memacu perusahaan untuk meningkatkan profesionalisme. 2. Perusahaan dituntut untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan, sehingga akan dapat meningkatkan citra perusahaan. 3. Perusahaan harus mengikuti peraturan-peraturan pasar modal mengenai kewajiban pelaporan. A.1 Anggaran Dasar Anggaran Dasar Perseroan (Articles of Association/Incorporation) merupakan piagam atau charter. Dapat dikatakan perjanjian yang berisi pengaturan tertulis tentang kekuasaan dan hak-hak yang dapat dilakukan oleh pengurus perseroan. Anggaran Dasar disebut juga dokumen yang berisi aturan internal dan pengurusan perseroan. Anggaran Dasar berisi aturan pokok mengenai penerbitan saham, perolehan saham, modal, RUPS (general meeting), hak suara (voting right) Direksi meliputi cara pengangkatan dan kekuasaannya. 10 Pertama sehubungan dengan hal-hal yang dimuat dalam Anggaran Dasar sesuai dengan ketentuan pada Pasal 15 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut UUPT), Pasal ini menegaskan bahwa anggaran dasar Perseroan harus sekurang-kurangnya atau minimal harus memuat hal-hal seperti: 11 a. nama dan tempat kedudukan Perseroan. Mengenai cara pencantuman nama perseroan sesuai Pasal 16 ayat (1) UUPT. Lalu nama yang dilarang untuk dipakai ditentukan Pasal 16 ayat (1) UUPT. Tempat kedudukan sebagaimana disebutkan harus berada dalam wilayah NRI sekaligus tempat kedudukan menjadi kantor pusat dan alamat perseroan dan dapat juga berada di daerah kota atau kabupaten bahkan di desa atau kecamatan sesuai penjelasan Pasal 17 ayat (1) UUPT. Tempat kedudukan merupakan domisili hukum dan yuridiksi hukum bagi perseroan melakukan kegiatan usaha. b. maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan. Perseroan harus mempunyai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, ketertiban umum dan./atau kesusilaan. c. jangka waktu berdirinya Perseroan. Jangka waktu perseroan harus ditentukan dalam Anggaran Dasar apakah terbatas atau tidak terbatas. d. besarnya jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor; e. jumlah saham, klasifikasi saham apabila ada berikut jumlah saham untuk tiap klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham, dan nilai 9 Sri Hermuningsih, op.,cit., hlm 61 10 Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, Jakarta: Sinar Grafika, 2013, hlm. 192 11 Ibid., hlm. 192-197
nominal setiap saham; f. nama jabatan dan jumlah anggota Direksi dan Dewan Komisaris; g. penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS; h. tata cara pengangkatan, penggatian, pemberhentian anggota Direksi dan Dewan Komisaris; i. tata cara penggunaan laba dan pembagian deviden. Itulah berbagai pokok masalah yang harus dicantumkan dalam Anggaran Dasar perseroan. Minimal atau sekurang-kurangnya Anggaran Dasar harus memuat hal-hal yang disebut huruf a sampai i Pasal 16 ayat (1) UUPT. Apabila terjadi kurang dari itu maka Anggaran Dasar dianggap cacat (defect) dan harus ditolak pemberian pengesahannya sebagai badan hukum. Kedua mengenai kebolehan mencantumkan ketentuan lain yakni pada Pasal 15 ayat (2) UUPT, terbuka kemungkinan mencantumkan ketentuan atau substansi lain, di luar yang disebut Pasal 15 ayat (1) huruf a sampai dengan i. Batasan atas kebolehan itu menurut Pasal 15 ayat (2) sepanjang tidak boleh bertentangan dengan UUPT dan apabila ada ketentuan lain yang bertentangan dengan UU ini, maka ketentuan ini telah melanggar Pasal 1337 KUH Perdata. Ketiga terdapat ketentuan yang tegas-tegas dilarang dimuat dalam Anggaran Dasar. Sebagaimana dalam Pasal 15 ayat (3) sendiri melarang secara tegas untuk memuat ketentuan dalam Anggaran Dasar tentang dua hal yaitu Anggaran Dasar tidak boleh memuat ketentuan penerimaan bunga tetap atas saham dan Anggaran Dasar tidak boleh mencantumkan ketentuan pemberian manfaat pribadi kepada pendiri atau pihak lain.