BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1. Diagram alir percikan bunga api pada busi

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Persiapan bahan pengujian :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

: Suzuki Satria F 150 cc. : 150 cc, 4 langkah, DOHC pendingin udara. : Cakram depan belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin 2 langkah 135 cc dengan data sebagai berikut :

Jurnal Teknik Mesin UMY

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

PERNYATAAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Andri Dihan Pramana NIM :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Teknik Mesin UMY

PENGARUH PENGGUNAAN CDI RACING TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC TAHUN 2009

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

3.2 Tempat Penelitian 1. Mototech Yogyakarta 2. Laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

ANALISIS PENGARUH VARIASI CDI TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR HONDA VARIO 110cc

LUTFI RISWANDA Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta INTISARI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

Jurnal Teknik Mesin. menggunakan alat uji percikan bunga api, dynotest, dan uji jalan.proses pengujian dapat dilihat dibawah ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

PENGARUH PENGGUNAAN CDI PREDATOR DUAL MAP TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Jurnal Teknik Mesin UMY 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

PENGARUH KERENGGANGAN CELAH ELEKTRODE BUSI NIKEL DENSO U20EPR TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN PERFORMA MOTOR HONDA SUPRA X 125

Disusun Oleh : Yosa Wahyu Saputra

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN IGNITION BOOSTER

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan media pembelajaran. kelistrikan sepeda motor Honda Kharisma sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB III METODE PENELITIAN

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN STUDI PUSTAKA KONDISI MESIN DALAM KEADAAN BAIK KESIMPULAN. Gambar 3.1. Diagram alir metodologi pengujian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMASANGAN DUA CDI DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP OUTPUT DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

OPTIMALISASI SISTEM PENGAPIAN CDI (CAPASITOR DISCHARGE IGNITION) PADA MOTOR HONDA CB 100CC

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor. 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut :

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

PENGARUH VARIASI UNJUK DERAJAT PENGAPIAN TERHADAP KERJA MESIN

Gambar 2.1 Kinerja mesin motor 4 langkah dengan konsumsi bahan bakar premium dan pertamax. (Sukidjo, 2011)

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah

TUGAS AKHIR KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI 2 JENIS CDI RACING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan atau merebut pangsa pasar yang ada. Konsumen saat ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PENGARUH PENGGUNAAN KOIL RACING TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. mesin kalor. (Kiyaku dan Murdhana, 1998). tenaga yang maksimal. Pada motor bensin pembakaran sempurna jika

BAB III ANALISA DATA

PENGARUH VARIASI BAHAN DAN JUMLAH LILITAN GROUNDSTRAP TERHADAP MEDAN MAGNET PADA KABEL BUSI SEPEDA MOTOR

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4-

BAB III METODE PENGUJIAN. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) seperti Uji emisi, Akselerasi, dan. Kendaraan uji yang disiapkan adalah :

Jurnal Teknik Mesin, Volume 6, Nomor 1, Tahun

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

METODOLOGI PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Rekondisi dan modifikasi

TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN Abstrak

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Pengujian Proses pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari 3 bagian yang dapat ditunjukkan pada gambar-gambar di bawah ini: A. Diagram alir pengujian percikan bunga api pada busi Proses yang pertama dilakukan adalah dengan meneliti percikan bunga api pada busi untuk mengetahui karakteristik percikan bunga api yang meliputi warna bunga api, kestabilan dan besarnya bunga api yang dihasilkan dimana proses pengambilan datanya sebagai berikut: Mulai Persiapan bahan pengujian: 1. Busi Denso Standar 6. Busi Platinum TDR 065 2. Busi Autolite 7. Busi Racing Bee 3. Busi NGK-R CPR6 8. Busi Denso Iridium IU27 4. Busi NGK-R CPR9 9. CDI BRT Hyper Band 5. Busi Platinum NGK CPR6GP Persiapan alat pengujian: 1. Alat percikan bunga api 3. Kamera 2. Tachometer A Gambar 3.1 Diagram Alir Pengujian Percikan Bunga Api Pada Busi 34

A Kondisi 1 sampai dengan 8: 1. Mesin standar, CDI BRT, Busi Denso standar; 2. Mesin standar, CDI BRT, Busi Autolite; 3. Mesin standar, CDI BRT, Busi NGK-R CPR6; 4. Mesin standar, CDI BRT, Busi NGK-R CPR9; 5. Mesin standar, CDI BRT, Busi Platinum NGK CPR6GP; 6. Mesin standar, CDI BRT, Busi Platinum TDR 065; 7. Mesin standar, CDI BRT, Busi Racing Bee; 8. Mesin standar, CDI BRT, Busi Denso Iridium IU27. Menghidupkan Mesin Pengaturan putaran mesin percikan bunga api N = 2800 rpm Pengambilan hasil pengujian: Gambar dan video A B Gambar 3.1 Diagram Alir Pengujian Percikan Bunga Api Pada Busi (Lanjutan) 35

A B Penggantian Busi Semua kondisi sudah dilakukan pengujian Tidak Analisa dan perbandingan Ya hasil pengujian percikan bunga api Kesimpulan Selesai Gambar 3.1 Diagram Alir Pengujian Percikan Bunga Api Pada Busi (lanjutan) B. Diagram alir pengujian torsi dan daya Proses kedua dalam penelitian ini adalah pengujian terhadap torsi dan daya pada sepeda motor Honda Karisma-X 125 cc dengan menggunakan alat dynamometer. Adapun langkah-langkah pengujian terhadap torsi dan daya dapat digambarkan melalui diagram alir berikut: 36

Mulai Persiapan bahan pengujian: 1. Busi Denso Standar 6. Busi Platinum TDR 065 2. Busi Autolite 7. Busi Racing Bee 3. Busi NGK-R CPR6 8. Busi Denso Iridium IU27 4. Busi NGK-R CPR9 9. CDI BRT Hyper Band 5. Busi Platinum NGK CPR6GP Persiapan alat pengujian: 1. Honda Karisma-X 125 cc 2. Bahan bakar (Pertamax) 3. Kunci busi Kondisi 1 sampai dengan 8: 1. Mesin standar, CDI BRT, Busi Denso standar; 2. Mesin standar, CDI BRT, Busi Autolite; 3. Mesin standar, CDI BRT, Busi NGK-R CPR6; 4. Mesin standar, CDI BRT, Busi NGK-R CPR9; 5. Mesin standar, CDI BRT, Busi Platinum NGK CPR6GP; 6. Mesin standar, CDI BRT, Busi Platinum TDR 065; 7. Mesin standar, CDI BRT, Busi Racing Bee; 8. Mesin standar, CDI BRT, Busi Denso Iridium IU27. A B Gambar 3.2 Diagram Alir Pengujian Torsi dan Daya 37

A B Menghidupkan Mesin Posisi transmisi gigi 1-3 Pengambilan hasil pengujian: Data output (daya dan torsi) didapat dari komputer pada dynamometer Mematikan mesin Penggantian Busi Semua kondisi sudah dilakukan pengujian A Gambar 3.2 Diagram Alir Pengujian Torsi dan Daya (lanjutan) 38

A Analisa hasil pengujian torsi dan daya Kesimpulan Selesai Gambar 3.2 Diagram Alir Pengujian Torsi dan Daya (lanjutan) C. Diagram alir pengujian konsumsi bahan bakar Pengujian konsumsi bahan bakar dari penggunaan 8 busi dilakukan dengan penggunaan jarak pengujian sejauh 1,5 km dan menggunakan gelas ukur ukuran 50 ml untuk mengetahui besarnya bahan bakar yang digunakan. Proses pengujian tersebut dapat digambarkan pada diagram alir di bawah ini: Mulai Persiapan bahan pengujian: 1. Busi Denso Standar 6. Busi Platinum TDR 065 2. Busi Autolite 7. Busi Racing Bee 3. Busi NGK-R CPR6 8. Busi Denso Iridium IU27 4. Busi NGK-R CPR9 9. CDI BRT Hyper Band 5. Busi Platinum NGK CPR6GP Gambar 3.3 Diagram Alir Pengujian Konsumsi Bahan Bakar 39 A

A Persiapan alat pengujian: 1. Honda Karisma-X 125 cc 2. Bahan bakar (Pertamax) 3. Kunci busi 4. Gelas ukur 5. Stopwatch Kondisi 1 sampai dengan 8: 1. Mesin standar, CDI BRT, Busi Denso standar; 2. Mesin standar, CDI BRT, Busi Autolite; 3. Mesin standar, CDI BRT, Busi NGK-R CPR6; 4. Mesin standar, CDI BRT, Busi NGK-R CPR9; 5. Mesin standar, CDI BRT, Busi Platinum NGK CPR6GP; 6. Mesin standar, CDI BRT, Busi Platinum TDR 065; 7. Mesin standar, CDI BRT, Busi Racing Bee; 8. Mesin standar, CDI BRT, Busi Denso Iridium IU27. Menghidupkan Mesin Posisi transmisi gigi 1-3 A B Gambar 3.3 Diagram Alir Pengujian Konsumsi Bahan Bakar (lanjutan) 40

A B Pencatatan hasil pengujian: Waktu dan konsumsi bahan bakar Mematikan mesin Penggantian Busi Semua kondisi sudah dilakukan pengujian Analisa dan pengolahan hasil pengujian konsumsi bahan bakar Kesimpulan Selesai Gambar 3.3 Diagram Alir Pengujian Konsumsi Bahan Bakar 41

3.2 Tempat Penelitian Tempat penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Laboratorium Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta; b. Mototech Yogyakarta, Jalan Ringroad Selatan, Banguntapan, Yogyakarta; c. Pengujian konsumsi bahan bakar di Jalan Ringroad Selatan, Tamantirto, Yogyakarta. 3.3 Bahan dan Alat Penelitian A. Bahan Penelitian 1. Sepeda Motor Sepeda motor yang digunakan sebagai bahan dalam penelitian ini adalah Honda Karisma-X 125 cc tahun 2004. Kondisi mesin masih standar pabrikan dan menggunakan bahan bakar pertamax dengan spesifikasi sebagai berikut: a. Spesifikasi mesin Tipe mesin : 4 langkah, SOHC, 1 Silinder Kapasitas mesin : 125 cc Diameter x langkah : 52,4 x 57,9 mm Rasio kompresi : 9,0:1 Daya maksimal : 9,3 ps @ 7500 rpm Torsi maksimal : 10,1 N.m @ 4000 rpm Pendingin : Udara Pengapian : CDI-DC, Baterai Baterai/accu : MF 12V-3,5 Ah Busi : ND U20EPR9, NGK CPR6EA-9 Transmisi : 4 kecepatan (N-1-2-3-4-N) rotary Kopling : Otomatis, basah, ganda. Starter : Elektrik dankick 42

b. Dimensi Panjang x lebar x tinggi : 1901 x 708 x 1078 mm Jarak sumbu roda : 1246 mm Jarak ke tanah : 137 mm Kapasitas oli mesin : 0,70 liter Tangki BBM : 3,7 liter Berat : 102,2 kg c. Suspensi Depan Belakang : Teleskopik : Swing arm, double shockbreaker d. Ban Depan Belakang : 2,50-17 38L : 2,75 17 41P e. Rem Depan Belakang : Cakram hidrolis : Tromol Gambar 3.4 Sepeda Motor Honda Karisma-X 125 cc 43

2. Baterai (Accumulator) Baterai yang digunakan pada sepeda motor Honda Kharisma X 125 cc Tahun 2005 merupakan batrai asli dari pabrik sepeda motor Honda. Baterai ini berfungsi sebagai alat untuk memenuhi kelistrikan pada motor Kharisma ini diantaranya dipakai sebagai sumber arus lampu-lampu, starter electik, dan sebagai pengapian. Peran dari baterai ini sendiri sangat penting maka kondisi baterai harus selalu dijaga. salah satunya dengan memeriksa ketinggian air yang ada didalam baterai yang akan selalu berkurang karena dipengaruhi oleh reaksi kimia yang ada didalam baterai itu sendiri, dan berikut spesifikasi dari baterai : Merk : GS Astra Aki (ACCU) : Baterai 12 V 3,5 Ah Tipe : Type MF Nomor Seri : GTZ5S Gambar 3.5 Baterai 44

3. CDI (Capasitor Discharge Ignition) CDI (Capacitor Discharge Ignition), yang digunakan pada penelitian ini adalah CDI BRT HYPERBAND untuk mengganti CDI standar bawaan sepeda motor Honda Kharisma 125 cc Tahun 2005, yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut : 1 CDI Type : DIGITAL DC System 2 Operating Voltage : 8 s/d 18 VDC 3 Mikroprosessor : NXP Founded by Philips Semiconductor 4 Current Consumption : 0.05 s/d 0.75 A 5 Output Max : 300 Volt 6 Operation Temp : -15 to 80 C 7 Operation Freq : 400 to 20.000 RPM Gambar 3.6 CDI Digital Hyper Band BRT 45

4. Koil pengapian (Ignition coil) Koil Standar Honda Kharisma X 125 cc tahun 2005 merupakan koil asli buatan pabrik sepeda motor honda. Koil ini merupakan salah satu bagian penting dari proses pengapian. Fungsi dari koil adalah untuk melipat gandakan tegangan listrik yang berasal dari CDI dan kemudian dialirkan ke busi. Spesifikasi Koil : Input Output Nomor Seri : 100 Volt : 35.000 Volt : 300500KPH900 COIL ASSY IGNITION Gambar 3.7 Koil Pengapian (Ignition coil) 5. Busi (Spark plug) Pada penelitian ini busi yang diuji terdapat 8 busi dan memiliki jenis yang berbeda-beda. Jenis yang dipakai dalam penelitian ini terdapat 2 busi standar, 2 busi platinum, 2 busi resistor, 1 busi iridium, dan 1 busi yang memiliki 3 elektroda. 46

a. Busi standar pabrikan (Denso U20EPR9) Busi standar ini adalah busi yang direkomendasikan oleh pabrik motor Honda. Busi ini memiliki elektroda tenfah dan elektroda ujung yang berberbahan nikel. Gambar 3.8 Busi Standar DENSO U20EPR9 b. Busi Autolite Busi Autolite yang bernomor seri 4303 merupakan busi standar dengan kedua elektrodanya berbahan nikel. Busi ini merupakan jenis busi standar tetapi berbeda merk dan bukan bawaan pabrik sepeda motor Honda. Gambar 3.9 Busi Autolite c. Busi resistor NGKCPR6EA-9 Busi NGK CPR6EA-9 merupakan jenis busi resistor sama seperti busi standar elektroda tengah dan ujungnya berbahan dasar nikel. Perbedaan dengan standar adalah busi ini ditanami resistor yang berfungsi untuk meminimalisir gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh mesin. Busi ini merupakan tipe busi panas. 47

Gambar 3.10 Busi NGK CPR6EA-9 d. Busi NGK CPR9EA-9 Busi NGK CPR9EA-9 merupakan busi resistor dan sama seperti NGK CPR6 elektroda tengah dan ujung berbahan dasar nikel dan busi ini juga ditanami resistor. Perbedaanya busi ini adalah masuk ke tipe busi dingin. Gambar 3.11 Busi NGK CPR9EA-9 e. Busi NGK G Power Busi NGK G Power yang bernomor seri CPR6EAGP-9 termasuk busi jenis platinum. Perbedaan dengan busi standar adalah busi ini elektroda tengahnya berbahan dasar platinum akan tetapi elektroda masanya sama seperti busi standar. Gambar 3.12 Busi NGK G Power 48

f. Busi TDR Busi TDR yang bernomor seri 065 ini termasuk jenis busi platinum sama dengan busi NGK G Power. Pada elektroda tengahnya berbahan bakar platinum sedangkan elektroda masanya sama seperti busi standar. Gambar 3.13 Busi TDR 065 g. Busi Racing Bee Busi Racing Bee yang bernomor seri RR8E13 termasuk jenis busi yang berelektroda 3. Busi ini sama seperti busi standar, perbedaanya adalah busi ini berelektroda masa 3. Sedangkan bahan dasar dari elektroda tersebut sama seperti busi standar. Gambar 3.14 Busi Racing Bee h. Busi Iridium Denso IU27 Busi Denso Iridium merupakan jenis busi iridium power. Busi ini sama seperti busi standar berelektroda masa 1 tetapi perbedaanya terdapat pada elektroda tengahnya yang berbahan dasar dari iridium sedangkan elektroda masanya sama seperti busi standar. 49

Gambar 3.15 Busi Denso Iridium B. Alat Pengujian Alat yang digunakan sebagai pendukung dalam penelitian ini akan dipaparkan sebagai berikut: 1. Alat pengujian percikan bunga api pad busi Alat pengujian percikan bunga api busi adalah alat yang digunakan untuk melihat dan meneliti karakteristik bunga api yang dihasilkan oleh busi dan juga melihat besarnya percikan yang dihasilkan oleh busi. Alat uji ini memiliki putaran terendah sekitar 900 s/d 1000 rpm dan putaran tertinggi 3400 rpm. Gambar 3.16 Alat Percikan Bunga Api Pada Busi 2. Tachometer Fungsi tachometer untuk penelitian ini adalah untuk mengukur seberapa besar putaran dari mesin uji percikan bunga api busi dan untuk memastikan putaran mesin uji percikan bunga api. Pada pengujian bunga api putaran tertinggi adalah 2800 rpm. 50

Gambar 3.17 Tachometer 3. Kamera Casio Exilim Kamera casio exilim ini digunakan untuk pengambilan gambar atau video pada pengujian bunga api busi. Kamera ini memiliki kapasitas tinggi yaitu 16,1 megapixel dengan kecepatan shutter maximum 1/4000 detik dan mampu mengambil video 1280 x 720 video pada 30 frame per detik. Gambar 3.18 Kamera Casio Exilim 51

4. Dynamometer Dynamometer adalah alat yang digunakan untuk meneliti torsi dan daya dari sebuah mesin motor. 5. Personal Computer (PC) Gambar 3.19 Dynamometer Personal Computer (PC) berfungsi sebagai akuisi data dari Dynometer. Gambar 3.20 Personal Computer 52

6. Buret Buret adalah alat ukur sekaligus untuk pengganti tangki. Pada pengambilan data bahan bakar tangki motor diganti dengan alat ini (buret) agar mempermudah melihat selisih dari bahan bakar yang berkurang. Buret yang dipakai berkapasitas 50ml. Gambar 3.21 Buret 50 ml 7. Stopwatch Stopwatch digunakan untuk menghitung waktu yang digunakan dalam pengujian konsumsi bahan bakar. Gambar 3.22 Stopwatch 53

3.4 Persiapan Pengujian Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian ini adalah memastikan setiap bahan dan alat penelitian dalam kondisi yang baik agar data yang diperoleh dari peneletian ini akurat. Persiapan yang harus diperhatikan meliputi: 1. Sepeda Motor Sepeda motor yang dijadikan bahan pengujian harus dalam kondisi yang baik. Pemeriksaan sepeda motor meliputi kondisi mesin, komponen pengapian dan oli yang masih dalam keadaan baik. Dalam pengujian mesin harus dalam keadaan steady. 2. Alat ukur Alat ukur penunjang yang dipakai dalam penelitian ini adalah gelas ukur, stopwatch dan tachometerharuslah berfungsi dengan baik. 3. Bahan bakar Dalam penelitian ini bahan bakar yang digunakan adalah pertamax. Pertamax diisi terlebih dahulu pada gelas ukur yang digunakan sebagai pengganti tangki bahan bakar. 3.5 Tahapan Pengujian A. Pengujian percikan bunga api pada busi Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian percikan bunga api busi adalah sebagai berikut: 1. Mempersiapkan peralatan pendukung dalam proses pengujian seperti baterai dan tachometer; 2. Melakukan pemeriksaan terhadap alat pengujian percikan bunga api; 3. Menyiapkan bahan pengujian seperti 8 busi, CDI BRT dan koil standar; 4. Menempatkan busi, CDI BRT dan koil standar pada rangkaian alat pengujian; 5. Melakukan pengujian dan pengambilan data berupa gambar dan video percikan bunga api dengan menggunakan kamera berkecepatan tinggi; 54

6. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap alat pengujian untuk memastikan alat pengujian tetap dalam kondisi baik; 7. Membersihkan dan merapikan tempat pengujian agar kondisinya kembali seperti sebelum dilaksanakannya pengujian. B. Pengujian Daya dan Torsi Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian rosi dan daya adalah sebagai berikut: 1. Mempersiapkan sepeda motor Honda Karisma-X 125 cc; 2. Melakukan service terhadap sepeda motor Honda Karisma-X 125 cc agar dalam kondisi baik ketika pengujian; 3. Memastikan sarana pendukung yaitu rangkaian alat Dynamometer dalam keadaan siap untuk dilaksanakannya pengujian; 4. Mempersiapkan bahan yang berupa 8 busi yang akan diuji dan CDI BRT; 5. Mempersiapkan bahan bakar Pertamax pada tangki kendaraan sebelum melaksanakan pengujian; 6. Menempatkan sepeda motor pada unit Dynamometer; 7. Melakukan pengujian an pengambilan data torsi dan daya sesuai prosedur; 8. Membersihkan dan merapikan tempat setelah dilaksanakannya pengujian. C. Pengujian Bahan Bakar Langkah-langkah dalam pengujian dan pengambilan data konsumsi bahan bakar adalah sebagai berikut: 1. Mempersiapkan sepeda motor Honda Karisma-X 125 cc; 2. Memasang gelas ukur pada sepeda motor Honda Karisma-X 125 cc untuk menggantikan peranan tangki kendaraan; 3. Mempersiapkan bahan pengujian berupa 8 busi yang akan diuji dan CDI BRT dan bahan bakar berupa Pertamax; 55

4. Mempersiapkan stopwatch untuk menghitung waktu yang digunakan pada setiap pengujian; 5. Memasang CDI BRT pada sepeda motor; 6. Mengisi premium pada gelas ukur sebelum dilaksanakannya pengujian; 7. Melakukan penggantian variasi 8 busi; 8. Melakukan pengujian dengan mengendarai sepeda motor di jalur yang sudah ditentukan; 9. Melakukan pengambilan data konsumsi bahan bakar sesuai dengan prosedur; 10. Merapikan tempat pengujian, alat dan bahan. 3.6 Skema Alat Uji Dynamometer Skema alat uji Dynamometer dapat dilihat pada gambar 3.23 di bawah ini: Gambar 3.23 Skema Alat Uji Dynamometer Keterangan gambar: 1. Personal Computer (PC) 5. Penahan motor 2. Torsimeter 6. Sepeda motor 3. Tachometer 7. Dynamometer 4. Monitor PC 56

3.7 Prinsip Kerja Alat Uji A. Prinsip Kerja Alat Penguji Percikan Bunga Api pada Busi Prinsip kerja dari alat ini mengambil prinsip kerja dari sistem pengapian DC pada motor bensin. Hanya saja alat ini memiliki perbedaan dibanding sistem pengapian DC padamotor bensin yang terleatak pada penggunaan motor listrik sebagai flywheel magneto-nya. Magnet pada flywhel tersebut menyentuh pulser, kemudian pulser akan mengirimkan sinyal ke CDI. Selanjutnya CDI mengalirkan arus menuju koil, kemudian koil menaikkan tegangan listrik dan mengalirkannya ke busi sehingga busi akan menghasilkan percikan bunga api. B. Prinsip Kerja Dynamometer Dynamometer terdiri dari suatu rotor yang digerakkan oleh motor yang akan diukur dan berputar dalam medan magnet. Kekuatan medan magnetnya dikontrol dengan mengubah arus sepanjang susunan kumparan yang ditempatkan pada kedua sisi rotor. Rotor ini berfungsi sebagai konduktor yang memotong medan magnet. Karena pemotongan medan magnet tersebut maka terjadi arus dan arus diinduksikan dalam rotor sehingga rotor menjadi panas. 3.8 Metode Pengambilan Data 1. Metode pengambilan data torsi dan daya Metode pengambilan data torsi dan daya dilakukan dengan pengujian secara gas spontan. Yaitu sepeda motor Honda Karisma-X 125 cc dihidupkan terlebih dahulu dan transmisi dimasukkan dari gigi 1 sampai gigi 3 sebelum mencapai putaran mesin 4000 rpm. Ketika putaran mesin sudah mencapai 4000 rpm maka gas ditarik secara spontan dan gas ditarik sampai penuh. Putaran mesin yang dipakai untuk mengambil data torsi dan daya mulai dari 4000 rpm sampai 10000 rpm. Pengujian ini dilakukan secara berulang-ulang sampai ada perintah berhenti dari operator. 57

2. Metode pengambilan data konsumsi bahan bakar Metode pengambilan data konsumsi bahan bakar menggunakan perbandingan antara waktu tempuh dan konsumsi bahan bakar. Sedangkan untuk jarak tempuh sudah ditentukan yaitu sepanjang 1,5 km. Pada saat start bahan bakar diisikan ke dalam gelas ukur ukuran 50 ml. Ketika sudah mencapai finish dapat diketahui berapa banyak bahan bakar yang dihabiskan dan waktu tempuh yang dibutuhkan. Dari masing-masing sampel busi diuji dua kali yang kemudian akan diambil rata-rata pemakaian konsumsi bahan bakarnya. 3.9 Metode Perhitungan Torsi, Daya dan Konsumsi Bahan Bakar Dari pengujian Dynamometer didapatkan besarnya torsi dan daya yang dihasilkan oleh sepeda motor Honda Karisma-X 125 cc. Data tersebut diolah menggunakan komputer dan hasilnya dikeluarkan dalam bentuk print out tabel dan grafik. Sedangkan data konsumsi bahan bakar diperoleh dengan metode uji jalan dan menggunakan gelas ukur sebagai pengganti tangki kendaraan agar pembacaan konsumsi bahan bakar dapat lebih akurat. 58