LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SEREALIA DAN KACANG-KACANGAN. ( Food Bar )

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I PENDAHULUAN. umumnya berbahan dasar sereal atau kacang-kacangan, memiliki kandungan

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesa Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Indonesia merupakan negara yang rawan terkena bencana.

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

: 1. Mengetahui cara pembuatan roti standart dan roti wortel serta untuk. 2. Mengetahui volume adonan roti standart dan adonan roti wortel

LOGO BAKING TITIS SARI

II. TINJAUAN PUSTAKA

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau.

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya tanaman umbi-umbian, termasuk aneka

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING PEMPEK

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepung terigu yang ditambahkan dengan bahan bahan tambahan lain, seperti

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai Latar Belakang (1.1.), Identifikasi

I. PENDAHULUAN. (1995) roti adalah produk yang diperoleh dari adonan tepung terigu yang. makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan.

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN FOOD BAR BERBASIS PISANG

4. PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Analisa Proksimat Kadar Air

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

I. PERANAN AIR DI DALAM BAHAN PANGAN. terjadi jika suatu bahan pangan mengalami pengurangan atau penambahan kadar air. Perubahan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS

Proses Pembuatan Roti

PAPER BIOKIMIA PANGAN

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

4. PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kimia

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

Pastry. Pandu Prabowo Susilo

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Hampir 60% produksi kakao berasal dari pulau Sulawesi yakni

I. PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

PENDAHULUAN. Pada dasarnya bahan pangan hasil pertanian seperti buah-buahan, umbiumbian

METODE. Bahan dan Alat

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Alat yang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

%, laktosa 4,80 % dan mineral 0,65 % (Muchtadi dkk., 2010).

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

PENGGORENGAN, EKSTRUSI, PEMANGANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

Pengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

I PEDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses pencampuran adonan diawali dengan gula 200gr dan 3 biji telur

PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI. Oleh :

PENGGORENGAN, EKSTRUSI, & PEMANGANGGAN. Teti Estiasih - THP - FTP - UB

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian dan (1.7) Tempat dan Waktu Penelitian. Jamur tiram putih atau dalam bahasa latin disebut Plerotus

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi gula fruktosa dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 hingga Januari

I. PENDAHULUAN. Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu

I. PENDAHULUAN. Tenggara yang beriklim tropis basah seperti Indonesia, Thailand dan Malaysia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN I. ACARA II Pemanggangan (Baking)

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

PENDAHULUAN. peningkatan mutu, penggunaan bahan pembentuk rasa dan warna, serta

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SEREALIA DAN KACANG-KACANGAN ( Food Bar ) Oleh : Nama NRP Kelompok Meja Tanggal Praktikum Asisten : Lutfi Hanif : 143020097 :D : 02 ( Dua ) : 14 Maret 2017 : Helmi Ramdani LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PRODI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2017

Tujuan Percobaan Untuk mengetahui cara pembuatan olahan pangan darurat berbentuk bar yang berisi nutrisi dan dapat memenuhi kalori sesuai standar kebutuhan. Prinsip Percobaan Berdasarkan percampuran serealia, kacang-kacangan dan bahan pengisi yang dicetak dan dipanggang sehingga teksturnya keras dan bentuknya kotak kemudian dipotong sehingga membentuk bar. Rumus bahan x W basis W produk x % Produk = W basis W bahan =

DIAGRAM ALIR T. beras merah T. kacang hijau T. maizena, pindekas, madu, icing sugar Pencampuran I t=5-10 Susu UHT, margarine cair, dried coconut Pencampuran II t=5 Kismis Pencampuran III t= 5-10 Pengadonan Pencetakan Pendinginan T= 4 C t= 4 jam Tempering Uap air t= 30 Pemanggangan Uap air T=120 C t=20 Pemotongan Tempering Uap air t=30 Penimbangan Food Bar Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Food Bar

FOTO PROSES Penimbangan Pencampuran I Pencampuran II Pencampuran III Pengadonan Pencetakan Pendinginan Pemanggangan Food bar Gambar 2. Foto Alur Proses Pembuatan Foodbar

HASIL PENGAMATAN Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuatan Foodbar Keterangan Hasil Basis 200 gram Bahan utama Berat produk - T umbi 16% = 32 gram - T kacang 10% = 20 gram - T maizena 5% = 10 gram - Icing sugar 8% = 16 gram - Pindekas 7% = 14gram - Madu 10% = 20 gram - Margarin cair 1% = 2 gram - Susu UHT 32,5% = 65 gram - Dried coconut 3,5% = 7 gram - Kismis 7% = 14 gram 185 gram %produk 92,5 % Bahan tambahan Organoleptik 1. Warna 2. Rasa 3. Aroma 4. Tekstur 5. Kenampakan Foto produk 1. 2. 3. 4. 5. Coklat muda, terang Kacang Manis Khas food bar Kasar, empuk Menarik (Sumber : Meja 1,2 dan 3, Kelompok D,2017)

PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengolahan proses pembuatan Foodbar dengan berat basis 200 gram dan berat produk 185 gram maka mempunyai % produk adalah 92,5 %. Hasil dari pengamatan secara oraganoleptik pada Foodbar, warna dari Foodbar coklat, memiliki rasa kacnag manis, beraroma khas foodbar, bertekstur kasar dan empuk, kenampakannya menarik. Tahap pertama dalam pembuatan Foodbar yaitu pencampuran 1, tahapan ini mencampurkan bahan-bahan seperti pindekas, susu, madu dan icing sugar. Tahapan ini bertujuan agar pencampuran antara tepung dengan bahan yang lain bercampur secara homogen. Tahap kedua adalah pencampuran 2 dimana bahan yang dicampurkan pada proses ini yaitu kismis. Tahap ketiga dalam pembuatan foodbar adalah pencampuran 3 dimana bahan yang ditambahakan yaitu bahan pengisi. Lalu tahap ke empat adalah tahap pengadukan yang bertujuan untuk pengadukan ketiga proses pencampuran agar bercampur secara merata. Tahap kelima yaitu prose pencetakan dimana proses ini bertujuan untuk memasukan bahan ke dalam alat pencetak sehingga didapatkan hasil yang seragam. Tahap keenam yaitu proses pendinginan yang bertujuan agar bahan yang sudah dicetak tadi dapat saling menguatkan sehingga tidak mudah hancur. Tahap selanjutnya yaitu tampering hal ini bertujuan untuk penyesuaian suhu dari suhu rendah ke suhu tinggi. Tahap pemanggangan ini bertujuan untuk mematangkan produk dengan suhu 120oC selama 20 menit, tahap selanjutnya yaitu pemotongan agar produk yang telah jadi berbentuk bar. Tahap berikutnya adalah tampering bertujuan untuk penyesuaian suhu dari suhu tinggi ke suhu yang rendah. Tahap terakhir yaitu penimbangan dengan hasil 139,03 g. Bahan yang di gunakan dalam pengolahan Foodbar adalah tepung singkong yang berfungsi sebagai sumber karbohidrat, tepug kacang berfungsi sebagai protein nabati, tepung maizena berfungsi debagai perekat, icing sugar berfungsi sebagai pemberi rasa manis, pindekas berfungsi sebagai aroma dan pelembut, madu berfungsi sebagai sumber nutrisi, margarin berfungsi sebagai pelumas, susu UHT berfungsi sebagai sumber protein hewani dan pengkalis, dried

coconut berfungsi sebagai penambah serat dan kismis berfungsi sebagai pemberi cita rasa. Foodbars merupakan pangan berkalori tinggi yang dibuat dari campuran bahan pangan (blended food), diperkaya dengan nutrisi, kemudian dibentuk menjadi bentuk padat dan kompak (a food bar form). Saat ini foodbars yang berada dipasaran terbuat dari tepung terigu (gandum) dan tepung kedelai yang merupakan komoditas import Indonesia. Salah satu penelitian yang membahas tentang pembuatan foodbars sebagai pangan darurat yaitu foodbars yang dibuat dengan menggunakan tepung tapioka dan tepung kacang hijau dengan tujuan untuk memanfaatkan potensi lokal yang ketersediaannya melimpah, sehingga mudah didapatkan. Penambahan tepung kacang-kacangan perlu dilakukan guna menyuplai kebutuhan protein foodbars (Ladamay dan Yuwono, 2014). Pangan darurat atau food bar merupakan pangan yang diberikan pada keadaan darurat yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi harian energi dan gizi manusia sebesar 2 kkal. Pangan darurat harus mampu memenuhi kebutuhan kalori sehari (2 kkal) yang dapat diperoleh dari komponen protein sebesar 1015%, lemak sebesar 35-45%, dan karbohidrat sebesar 40-50% dari total kalori Bentuk makanan yang dapat dikembangkan dengan tetap memperhatikan kecukupan kalori dan ketersediaan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh adalah makanan padat (food bar). Makanan padat pada umumnya dibuat dari campuran bahan pangan (blended food) yang diperkaya dengan nutrisi, berbentuk padat dan kompak (food bar form), dan diharapkan dapat mencukupi kebutuhan kalori ratarata orang Indonesia per hari yaitu ± 2 kkal. (Hidayat, 2000). Mekanisme pemanggangan pada oven yaitu pertama secara konduksi dimana melalui dua benda padat yang bersentuhan. Dalam ini oven menghantarkan panas melalui elemen-elemen padat yang bersntuhan langsung dengan produk.panas dihantar dari bagian dasar oven ke Loyang kemudian panas diteruskan dari Loyang ke bahan. Konveksi menggunakan aliran udara untuk menghantarkan panas ke bahan, udara panas akan terbentuk didalam ruang oven akibat pemanasan dari dinding-dinding oven, udara panas akan mengalir ke bahan dan menatangkan bahan dan terakhir secara radiasi dinding-dinding oven yang

terbuat dari elmen solid akan membantu juga menghantarkan panas ke dalam roti melalui mekanisme radiasi. Mekanisme radiasi dijabarkan sebagai hantar panas melalui dua elemen solid yang tidak saling bersentuhan.(ramdan, 2013) Critical Control Point (CCP) pada pembuatan foodbar yaitu pada proses pencampuran dimana pada saat pencampuran semua bahan harus tercampur rata tidak ada bahan yang menggumpal. Kemudian pada saat pengdadonan takaran bahan harus sesuai dengan prosedur agar tidak melakukan kesalahan. Pada proses pendinginan harus diperhatikan dalam mengatur suhunya sehingga tidak menyebabkan kerusakan atau kegagalan karena lama pendinginan dan terakhir pemanggangan dalam proses pemanggangan ini harus diperhatikan suhu atau pengaturan suhu sehingga bahan tidak mengalami kegosongan. Kadar air yang terkandung dalam food bar akan mempengaruhi tekstur dari food bar. Saat proses pemanggangan akan terjadi proses browning non enzimatis, denaturasi protein dan karamelisasi. Browning non enzimatis akan terjadi akibat reaksi antara gugus amin pada protein tepung kacang dan gula pereduksi pada tepung ubi dengan pemanasan. Proses denaturasi protein terjadi akibat pemanasan yang melebihi suhu melting temperature protein yaitu kurang dari oc sehingga menyebabkan perubahan struktur molekul protein dan mengakibatkan protein menggumpal serta mengurangi kelarutan protein. Proses karamelisasi akan terjadi akibat pemanggangan pada suhu tinggi menyebabkan sukrosa melebur membentuk karamel.(janarko, 2008) Snack bar merupakan makanan ringan yang berbentuk batangan berbahan serealia atau kacang-kacangan, memiliki kandungan protein tinggi yang bisa dikonsumsi disela-sela waktu makan. Snack bar dapat memenuhi permintaan konsumen akan gizi, kenyamanan dan rasa yang dapat memenuhi rasa lapar dalam waktu singkat sampai menuju makanan utama berikutnya disantap.(christian, 2011) Food bar adalah makanan padat yang terbuat dari campuran bahan pangan yang diperkaya oleh nutrisi dengan kecukupan kalori yang dibutuhkan oleh manusia. Foodbar dibuat dari campuran beberapa jenis tepung dengan penambahan bahan penunjang lainnya. Proses pembuatan foodbar terdiri dari

pencampuran, pengadonan, pembentukkan lembaran, pencetkan, pemanggangan dan pengemasan. I.

DAFTAR PUSTAKA Hidayat, Saeful. 2000. Pangan Fungsional. http://abstrak.ta.uns.ac.id/upload/h0912128_bab2.pdf. Diakses : 19 Maret 2017 Janarko, Simon. 2008. Pangan darurat (Food Bar) Berenergi Tinggi. http://repository.unpas.ac.id Diakses : 19 Maret 2017 Ladamay, N. A. dan Yuwono, S. S. 2014. Pemanfaatan Bahan Lokal Dalam Pembuatan Foodbars (Kajian Rasio Tapioka :Tepung Kacang Hijau Dan Proporsi Cmc). Jurnal Pangan Dan Agroindustri Vol.2 No.1 P.6778. Universitas Brawijaya Malang. Ramdan, Haria. 2013. Bagaimana Oven Mematangkan Bahan. http://bakerpinter.blogspot.co.id/2013_05_01_archive.html. Diakses : 19 Maret 2017

LAMPIRAN PERHITUNGAN bahan x W basis 16 x 200 = 32 gram T umbi = 10 x 200 = 20 gram T kacang = 5 x 200 = 10 gram T maizena = 8 x 200 = 16 gram Icing sugar = 7 x 200 = 14 gram Pindekas = 10 x 200 = 20 gram Madu = 1 x 200 = 2 gram Margarine cair = 32,5 x 200 = 65 gram Susu UHT = 3,5 x 200 = 7 gram Dried coconut = 7 x 200 = 14 gram Kismis = W produk x 2. % Produk = W basis 185 x = 200 1. W bahan = = 92,5 %

LAMPIRAN SOAL DISKUSI 1. Jelaskan mengenai prinsip pembuatan selai Prinsip pembuatan selai secara umum adalah pemanasan campuran dari hancuran buah (buah atau jenis komoditi lainnya), pektin atau bahan pengental, gula, dan asam sehingga diperoleh struktur gel. 2. Adakah pengaruh signifikan dari bahan yang digunakan terhadap kualitas selai, coba jelaskan! Ada, misalnya jika kacang tanah yang digunakan tidak disortir terlebih dahulu/ bahan baku tersebut sudah terlalu lama disimpan maka akan menyebabkan kurang timbulnya aroma dan rasa khas dari selai tersebut sehingga akan menurunkan kualitas dan daya jual selai. 3. Adakah cara lain yang dapat digunakan untuk memperbaiki performance selai yang diinginkan? Ada, misalnya pada selai kacang, selai kacang merupakan emulsi minyak/lemak kacang dalam air. Karena tidak larut dalam air, minyak pasti akan memisah dan naik ke permukaan, biasanya untuk menjaga kestabilan dilakukan penambahan bahan tambahan pangan yang food grade sebagai penstabil emulsi ini, misalnya dengan ditambahkan emulsifier alami seperti telur. Pengemulsi alami dibuat dari bahan-bahan yang berasal dari alam. Misalnya dari biji kedelai, kuning telur dan sebagainya. Di dalam biji kedelai terdapat minyak yang cukup tinggi, di samping air. Keduanya dihubungkan oleh suatu zat yang disebut lecithin. Bahan inilah yang kemudian diambil atau diekstrak menjadi bahan pengemulsi yang bisa digunakan dalam produk-produk olahan.

KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan proses pembuatan Foodbar dengan berat basis 200 gram dan berat produk 185 gram maka mempunyai % produk adalah 92,5 %. Hasil dari pengamatan secara oraganoleptik pada Foodbar, warna dari Foodbar coklat, memiliki rasa kacnag manis, beraroma khas foodbar, bertekstur kasar dan empuk, kenampakannya menarik. SARAN Praktikan harus lebih teliti lagi dalam memahami prosedur sehingga kesalahan pada saat melakukan pengujian bisa diminimalisir.