I. PENDAHULUAN. bekerja pada bidang pertanian. Menurut BPS tahun 2013, sekitar 39,96 juta orang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

I. PENDAHULUAN. bekerja di sektor pertanian. Di sektor tersebut dikembangkan sebagai sumber mata

I. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Semarang dalam Suharyono dan Moch. Amien (2013: 19) bahwa geografi adalah

KARAKTERISTIK PETANI TEBU DI DESA NEGARA TULANG BAWANG KECAMATAN BUNGA MAYANG

I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan penelitian deskriptif. Menurut Suharsimi Arikunto

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pemerintah yang konsisten yang mendukung pembangunan pertanian. Sasaran pembangunan di sektor pertanian diarahkan untuk meningkatkan

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanaman Tebu (Saccharum Officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

I. PENDAHULUAN. upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk menaikan taraf hidup dan dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai peluang yang cukup besar dalam

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga. dengan keberadaan industri yang ada di pedesaan.

BAB I PENDAHULUAN. sumber pendapatan bagi sekitar ribu RTUT (Rumah Tangga Usahatani Tani) (BPS, 2009).

I. PENDAHULUAN. ruang untuk penggunaan lahan bagi kehidupan manusia. Sehubungan dengan hal

I. PENDAHULUAN. tidak segera mendapatkan pemecahannya. Jumlah penduduk yang besar dapat. menimbulkan dampak terhadap kesejahteraan setiap keluarga.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas unggulan dari sub sektor perkebunan di Indonesia

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Gula adalah salah satu komoditas pertanian yang telah ditetapkan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Konsumsi Gula Tahun Periode

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

I. PENDAHULUAN. bercocok tanam. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang

I. PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan pertanian tidak saja dititik-beratkan pada. peningkatan produksi, namun juga mengarah pada peningkatan

2014 EKSISTENSI INDUSTRI KERIPIK PISANG DI PROVINSI LAMPUNG

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sedang berkembang, dengan sektor

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

2014 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

I. PENDAHULUAN. zaman pendudukan Belanda. Pabrik-pabrik gula banyak dibangun di Pulau Jawa,

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

I PENDAHULUAN. Petani merupakan pekerjaan yang telah berlangsung secara turun-temurun bagi kehidupan

stabil selama musim giling, harus ditanam varietas dengan waktu kematangan yang berbeda. Pergeseran areal tebu lahan kering berarti tanaman tebu

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ekonomi Pertanian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan pertanian. Sebagian besar penduduk Indonesia bekerja di sektor

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN an. Namun seiring dengan semakin menurunnya produktivitas gula

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. yang putih dan terasa manis. Dalam bahasa Inggris, tebu disebut sugar cane. Tebu

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tembakau merupakan salah satu komoditas ekspor, produksi tembakau selain

BAB I PENDAHULUAN. Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat

III. METODOLOGI PENELITIAN. wawancara langsung kepada aparatur desa dan masyarakat desa Negara Tulang

BAB I PENDAHULUAN. menggantungkan nasibnya bekerja disektor pertanian (Husodo, dkk, 2004:23- meningkatnya peranan sektor-sektor industri.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

yang tinggi dan ragam penggunaan yang sangat luas (Kusumaningrum,2005).

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, bahwa penduduk Indonesia dari

I. PENDAHULUAN. tinggi dan tidak terkendalikan akan berpengaruh terhadap semakin menurunnya

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan alam Indonesia yang beriklim tropis mempunyai banyak habitat

I. PENDAHULUAN. berbasis tebu merupakan salah satu sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu

BAB I PENDAHULUAN. satu diantara tiga anggota Allium yang paling populer dan mempunyai nilai

V. GAMBARAN UMUM KONDISI PERGULAAN NASIONAL, LAMPUNG DAN LAMPUNG UTARA

VI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN

I. PENDAHULUAN. yang sesuai dengan syarat tumbuh bagi tanaman perkebunan. Salah satu

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja pada bidang pertanian. Menurut BPS tahun 2013, sekitar 39,96 juta orang bekerja dibidang ini. Hal tersebut didukung oleh kondisi fisik lahan yang ada di Indonesia berada di kawasan iklim tropis, tanah yang subur dan juga curah hujan yang cukup. Sebagian besar pendapatan masyarakat di pedesaan bergantung pada sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, karena di daerah pedesaan masih banyak lahan yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk bertani, sehingga lahan tersebut dapat berproduksi dan dijadikan mata pencaharian bagi masyarakat di pedesaan. Pertanian merupakan kegiatan produksi yang memanfaatkan tanah sebagai sumber daya alam untuk menanam tanaman-tanaman tertentu. Pertanian secara general dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu pertanian dalam arti sempit dan pertanian dalam arti luas. Pertanian dalam arti sempit diartikan sebagai pengolahan tanaman dan lingkungan untuk memberikan produk, sistem ini diusahakan dalam skala kecil dan pelakunya adalah bersifat keluarga. Sedangkan pertanian dalam arti luas adalah kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya alam untuk menghasilkan produk dengan campur tangan manusia (Eva Banowati dan Sriyanto, 2011: 43).

2 Salah satu subsektor pertanian yang ada di Indonesia adalah perkebunan. Perkebunan juga termasuk ke dalam pertanian dalam arti luas. Subsektor perkebunan tersebut salah satunya adalah tanaman tebu yang memiliki arti penting sebagai bahan baku pada industri gula. Tebu merupakan salah satu tanaman pertanian yang hanya dapat hidup di daerah tropis seperti Indonesia. Di Indonesia sendiri tanaman tebu ini tumbuh dibeberapa daerah seperti di Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Tanaman tebu ini merupakan komoditas penting karena di dalam batangnya terkandung 20% cairan gula. Tanaman tebu dapat ditanam pada berbagai jenis tanah dari dataran rendah hingga ketinggian 1.400 m di atas permukaan laut (dpl). Tanaman ini membutuhkan curah hujan yang tinggi pada fase pertumbuhan vegetatif. Setelah itu, tumbuhan ini tidak banyak membutuhkan curah hujan. Curah hujan yang ideal adalah 200 mm per bulan selama 6 bulan pertama, 125 mm per bulan pada 2 bulan berikutnya dan kurang dari 75 mm per bulan (bulan kering) pada akhir pertanaman (Muljana, 1992: 5). Tebu merupakan salah satu tanaman perkebunan yang turut berperan dalam pembangunan ekonomi nasional dan memberikan kontribusi yang besar pada sektor perkebunan. Hal ini dikarenakan gula sebagai salah satu kebutuhan pokok dan sumber kalori bagi masyarakat Indonesia. Disamping itu, komoditas ini juga mampu menyerap jutaan tenaga kerja dan juga merupakan sumber penghasilan bagi ratusan ribu keluarga petani.

3 Tabel 1. Produksi Tebu Perkebunan Rakyat Berdasarkan Provinsi di Indonesia Tahun 2008-2012. No Provinsi 2008 Produksi Tebu (ton) 2009 2010 2011 2012 1 Jawa Timur 130.274 110.153 101.700 105.187 110.811 2 Lampung 61.081 60.330 57.968 61.809 62.914 3 Jawa Tengah 26.681 22.193 23.343 24.945 34.827 4 Jawa Barat 11.178 8.856 11.054 9.248 8.233 5 Sumatera Selatan 5.886 8.831 6.645 9.112 9.284 6 Sumatera Utara 4.055 3.784 3.102 4.712 4.787 7 Gorontalo 2.573 3.535 2.741 3.252 3.532 8 Sulawesi Selatan 3.552 2.285 2.724 1.921 2.336 9 DI Yogyakarta 1.564 1.753 1.732 1.657 1.890 Sumber: Data Statistik Perkebunan Tahun 2008-2012, Dirjen Perkebunan. Tabel 1 menunjukkan bahwa produksi tebu rakyat berdasarkan provinsi di Indonesia pada tahun 2008-2012. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa Provinsi Lampung menempati urutan kedua dalam menyumbangkan produksi tebu terbanyak selama tahun 2008-2012. Ini membuktikan bahwa lahan di Provinsi Lampung juga sangat potensial untuk ditanami tebu. Tabel 2. Produksi Tebu Rakyat di Provinsi Lampung Tahun 2012. No. Kabupaten Produksi Tebu (ton) 1 Lampung Utara 26.781 2 Lampung Tengah 25.451 3 Way Kanan 9.098 4 Tulang Bawang 1.584 Jumlah 62.914 Sumber: BPS Provinsi Lampung Tahun 2012. Tabel 2 menunjukkan bahwa Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Way Kanan, dan Kabupaten Tulang Bawang merupakan kabupaten di Lampung yang memproduksi tebu. Kabupaten Lampung Utara merupakan kabupaten dengan jumlah produksi tebu terbanyak. Kabupaten Lampung Utara memproduksi tebu sebanyak 26.781 ton. Sedangkan kabupaten

4 yang lain yang ada di Provinsi Lampung tidak memproduksi tebu. Hal ini dikarenakan curah hujan disetiap daerah berbeda dan juga jenis tanahnya berbeda. Jenis tanah yang cocok untuk tanaman tebu adalah tanah lempung berpasir dengan ph 6,4-7,9 yang keadaanya tidak terlalu kering dan juga tidak terlalu basah. Salah satu perkebunan rakyat yang ada di Provinsi Lampung Utara adalah perkebunan tebu yang diusahakan oleh rakyat di Kecamatan Bunga Mayang. Masyarakat yang berada di sekitar daerah perkebunan PTPN VII Unit Usaha Bunga Mayang salah satu mata pencahariannya adalah sebagai petani tebu. Hal ini dikarenakan daerah tersebut berada di sekitar pabrik gula PTPN VII Unit Usaha Bunga Mayang dan juga masih tersedia lahan yang dapat dijadikan sebagai perkebunan. Jumlah petani tebu di Desa Negara Tulang Bawang adalah sebanyak 49 KK. Berikut adalah Tabel jumlah petani tebu yang ada di Kecamatan Bunga Mayang: Tabel 3. Jumlah Petani Tebu di Kecamatan Bunga Mayang Tahun 2014. No Desa Luas Wilayah (ha) Jumlah Petani 1 Negara Tulang Bawang 4.495,00 49 2 Kota Napal 1.849,00 61 3 Tanah Abang 2.011,00 85 4 Sukadana Udik 3.000,00 115 5 Sukadana Ilir 2.237,00 95 6 Handuyang Ratu 1.300,00 73 7 Isorejo 1.170,87 64 8 Mulyorejo I 1.014,00 76 9 Mulyorejo II 1.005,00 84 10 Tulang Bawang Baru 438,50 50 11 Sukamaju 732,75 51 Jumlah 19.163,12 803 Sumber: Data Dari Ketua Petani Tebu Desa Negara Tulang Bawang.

5 Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa jumlah petani tebu terbanyak ada di Desa Sukadana Udik dan jumlah petani tebu yang paling sedikit ada di Desa Negara Tulang Bawang. Desa Negara Tulang Bawang memiliki jumlah petani tebu yang paling sedikit walaupun wilayah Desa Negara Tulang Bawang merupakan wilayah terluas yang ada di Kecamatan Bunga Mayang. Hal ini disebabkan lahan perkebunan tebu rakyat yang ada di Desa Negara Tulang Bawang bukan hanya milik petani di Desa Negara Tulang Bawang, melainkan lahan perkebunan milik petani dari desa lainnya. Pabrik gula PTPN VII Unit Usaha Bunga Mayang juga menjalin hubungan kemitraan dengan petani tebu rakyat yang ada di sekitar pabrik gula. Kemitraan ini dilakukan karena adanya hubungan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak, baik bagi pabrik gula dan juga bagi petani tebu rakyat. Petani tebu membutuhkan pinjaman modal, mesin-mesin pertanian, dan juga pembeli tebu. Sedangkan pabrik gula membutuhkan pasokan bahan baku tebu dari petani tebu, walaupun pabrik gula memiliki lahan tebu dan menanam tebu sendiri. Hal ini dilakukan untuk memenuhi target bagi pabrik gula yaitu untuk memenuhi produksi gula nasional. Seluruh petani tebu di Desa Negara Tulang Bawang merupakan petani tebu yang bermitra dengan pabrik gula PTPN VII Unit Usaha Bunga Mayang. Petani-petani mitra tersebut tergabung dalam kelompok tani, kelompok tani ini dibentuk agar memudahkan para petani untuk bertukar informasi mengenai kemitraan dan juga memudahkan pihak pabrik gula untuk mengkoordinasi para petani tebu. Bentuk

6 kemitraan yang dijalin oleh PTPN VII Unit Usaha Bunga Mayang dengan petani tebu rakyat di Desa Negara Tulang Bawang adalah pola kemitraan inti-plasma. Namun, tidak semua petani tebu memiliki penghasilan yang cukup. Hal ini dikarenakan tidak semua lahan petani tebu yang mereka miliki luas dan juga tidak semua petani memiliki lahan pertaniannya sendiri melainkan menyewa lahan milik orang lain. Dari wawancara pra penelitian diketahui bahwa lahan milik petani tebu di Desa Negara Tulang Bawang hanya sekitar 0,30 ha sampai 0,70 ha. Pendapatan petani tebu di Desa Negara Tulang Bawang Kecamatan Bunga Mayang Kabupaten Lampung Utara juga tergolong rendah, hasil pertaniannya hanya sekitar 3,27 ton per kepala keluarga dengan nilai uang pada tahun 2013 sebesar Rp. 13.365.478,-. Berdasarkan fakta tersebut, maka pendapatan keluarga petani tebu sebesar Rp. 1.113.800,- per bulannya. Pendapatan petani tebu yang kecil tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti luas lahan yang sempit, banyaknya petani yang masih menyewa lahan pertanian, produksi tanaman tebu yang rendah, rendemen yang kecil dan juga kecilnya modal usaha yang dimiliki petani. Modal berperan penting sehubungan dengan pendapatan petani tebu yang tergolong kecil, bahkan adakalanya petani terlambat dalam pengelolaan lahan pertaniannya, karena kekurangan biaya untuk pemeliharaan tanaman pertanian. Tingkat produksi tanaman tebu petani, merupakan salah satu ukuran tingkat keberhasilan petani dalam mengelola lahan pertaniannya. Produksi tanaman tebu petani yang tergolong rendah berpengaruh terhadap pendapatan petani tebu, sehingga pendapatan petani tebu menjadi kecil. Namun, pendapatan petani

7 bertambah dengan adanya rendemen yang diperoleh dari pabrik gula. Semakin besar rendemen yang dimiliki petani tebu maka semakin besar pula insentif yang diterima oleh petani tebu dari pabrik gula dan dapat menambah pendapatan petani tebu. Dari penjelasan di atas, didapat gambaran sementara dari hasil wawancara dengan salah satu petani di Desa Negara Tulang Bawang bahwa pendapatan petani tebu masih sangat kecil. Rendahnya pendapatan petani tersebut dan juga banyaknya jumlah tanggungan mempengaruhi tingkat pemenuhan kebutuhan sehari-hari belum terpenuhi. Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu dicari informasi lebih lanjut mengenai karakteristik petani tebu yang ada di Desa Negara Tulang Bawang Kecamatan Bunga Mayang tahun 2014. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah karakteristik petani tebu di Desa Negara Tulang Bawang Kecamatan Bunga Mayang Kabupaten Lampung Utara Tahun 2014?. C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik petani tebu di Desa Negara Tulang Bawang Kecamatan Bunga Mayang Kabupaten Lampung Utara tahun 2014.

8 D. Kagunaan Penelitian 1. Sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian skripsi dan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 2. Untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di perguruan tinggi terhadap fenomena yang terjadi di lapangan sesuai dengan kajian geografi. 3. Sebagai penunjang bahan ajar dalam pelajaran geografi pada SMA kelas XI semester 1 pokok bahasan antroposfer dan aspek kependudukan sub pokok bahasan kualitas penduduk berdasarkan pendidikan, kesehatan, mata pencaharian, dan pendapatan. E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Objek Objek yang diteliti adalah karakteristik petani tebu di Desa Negara Tulang Bawang Kecamatan Bunga Mayang Kabupaten Lampung Utara. 2. Ruang Lingkup Subjek Subjek penelitian adalah petani tebu di Desa Negara Tulang Bawang Kecamatan Bunga Mayang Kabupaten Lampung Utara.

9 3. Ruang Lingkup Tempat Ruang lingkup tempat penelitian adalah Desa Negara Tulang Bawang Kecamatan Bunga Mayang Kabupaten Lampung Utara. 4. Ruang Lingkup Waktu Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2014. 5. Ruang Lingkup Ilmu Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Geografi Sosial. Menurut Sumaatmadja dalam Eva Banawati (2013: 6), geografi sosial merupakan cabang geografi manusia yang mempelajari aspek keruangan dari karakteristik penduduk, organisasi sosial dan unsur kebudayaan serta kemasyarakatan. Berdasarkan pendapat tersebut, maka judul penelitian ini mengkaji aspek keruangan serta karakteristik penduduk, kehidupan sosial dan juga tata laku manusia dengan lingkungan sekitarnya pada kehidupan petani tebu disuatu tempat tertentu di muka bumi.