BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

BAB I PENDAHULUAN. long-trem financial assets (Sartono, 2008). Salah satu kegiatan pasar modal

BAB II LANDASAN TEORITIS

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh

PENDAHULUAN. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sharpe et.al (1997:1) : Investasi dalam pengertian luas, berarti

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi. Layaknya pasar, bursa efek dapat dikaitkan sebagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM SEKTOR PERBANKAN PERIODE TAHUN BERDASARKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM)

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara serta menunjang ekonomi suatu negara ( Parmono, 2001 ).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga jaga dengan mencadangkan

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

BAB III PORTOFOLIO OPTIMAL. Capital assets pricing model dipelopori oleh Treynor, Sharpe, Lintner

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilakukan dalam bentuk investasi riil (real investment) dan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Model penetapan harga asset Capital Assets Pricing Model, biasa disebut

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah kesejahteraan secara finansial. Di dalam investasi terdapat

II. LANDASAN TEORI. Jogiyanto (2003), menjelaskan bahwa investasi merupakan penundaan konsumsi

I. PENDAHULUAN. juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah

Model-model keseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi tersebut ada suatu keuntungan (return) yang diinginkan oleh investor.

Model-model Keseimbangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

Bab 3 Risiko dan Hasil pada Aset

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. membentuk Gross Domestic Product. Perkembangan pasar modal akan

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI SAHAM PERUSAHAAN MAKANAN- MINUMAN DI BEI DENGAN PENDEKATAN CAPM

ANALISIS HUBUNGAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

I. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan

BAB III CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) DAN ARBITRAGE PRICING TEORY (APT)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

Handout Manajemen Keuangan Lanjutan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

I. PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Maka wajar apabila

yang keterikatannya dalam investasi lebih dari satu tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan. return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001 : 3)


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. supply dan demand akan dana jangka panjang. Sejak berdirinya pasar modal sampai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi perekonomian dalam aktivitas-aktivitas ekonomi, membuat negara ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang sangat jelas tercermin dalam Pasal 4 (empat) Undang-Undang

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Investasi menurut Jones (2004:3) adalah the commitment

BAB I PENDAHULUAN. pasar ini, investasi memiliki risiko dan return yang berbeda. Risiko dan

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. semuannya tidak dapat dipenuhi jika hanya mengandalkan gaji take home pay.

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang selama beberapa tahun terakhir

I. PENDAHULUAN. Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997

BAB II KAJIAN PUSTAKA. produktif tersebut akan meningkatkan utility total (Hartono,2013:5). Umumnya

ANALISIS CAPITAL ASSET PRICING MODEL

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu investasi (investment), sering juga

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini sangat stabil hal ini dibuktikan adanya pengakuan oleh

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungan atau merugikan. Ketidak

Menentukan Return Portofolio yang Dikenakan Pajak terhadap Deviden dan Capital Gain Menggunakan Capital Asset Pricing Model

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Muhammad Fauzan Arif, 2014 Pengaruh Risiko Sistematis terhadap Return Ekspektasian Portofolio Saham

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat

Arinda Sasmita Rahma Raden Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memperoleh penghasilan, banyak cara yang dapat dilakukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi.

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas)

Rita Indah Mustikowati, SE, MM

BAB I PENDAHULUAN. analisis investasi sering menghadapi masalah yaitu tentang penaksiran risiko yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Adapun penelitian mengenai CAPM salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Dewi Irawati (2010) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Metode CAPM Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Investasi Pada Perusahaan Perbankan yang Tercatat di BEI. Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui saham yang memiliki nilai risiko sistematis yang lebih besar dari nilai rata-rata adalah saham INPC BDMN BEKS BBCA BKSW BMRI BBNI NISP BNI.I BBRI BVIC MEGA dan PNBN. Perusahaan yang memakili risiko sistematis lebih kecil dari nilai rata-rata BNII dan BNGA. Dari hasil perhitungan tingkat keuntungan yang diharapkan bahwa rata- rata keuntungan dapat diketahui sebesar 0,098716. Dari hasil perbandingan antar beta dan return saham tersebut maka dapat diketahui bahwa secara keseluruhan perusahaan masuk dalam kategori tidak efisien. Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian sekarang memiliki kesamaan penelitian yaitu sama-sama menggunakan alat analisis CAPM untuk menentukan investasi saham yang paling tepat. Perbedannya terletak pada obyek penelitian dan tahun penelitian yang digunakan. 7

8 B. Landasan Teori 1. Investasi Jogiyanto (2009:5) Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Husnan (2008:139) Suatu investasi dikatakan menguntungkan (profitable) jika investasi tersebut bisa membuat pemodal menjadi lebih kaya. Kemakmuran pemodal menjadi lebih besar setelah melakukan investasi. menurut Sunariyah, (2003:4) Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Agar harapan tersebut tercapai maka, sebelum memasuki dunia investasi diperlukan pemahaman pengetauan di bidang investasi. Pemahaman ini penting sebagai pegangan ketika memasuki dunia investasi yang penuh risiko dan ketidakpastian. Dari pengertian di tersebut dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan pengalokasian dana pada saat ini, yang dilakukan oleh investor dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. a. Jenis Investasi Jogiyanto (2009:6) jenis investasi dibagi ke dalam aktiva dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. 1. Investasi Langsung Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjualbelikan di pasar uang (money market),

9 pasar modal (capital market), atau pasar turunan (derivative market). Investasi langsung juga dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang tidak dapat diperjualbelikan. 2. Investasi Tidak Langsung Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli suratsurat berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan jasa keua ngan dengan cara menjual sahamnya ke public dengan menggunakan cara yang diperoleh untuk diinvestasikan kedalam portofolionya. b. Tujuan Investasi 1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang. Bahwa investor di dalam melakukan kegiatan penanaman modal atau kegiatan investasi selalu mempunyai satu tujuan yaitu untuk memperoleh keuntungan yang akan meningkatkan pendapatan yang bertujuan untuk tekanan inflasi. 2. Mengurangi tekanan inflasi. Melakukan kegiatan investasi dalam perusahaan tentunya seorang dpat menghindarkan kekayaan yang dimilkinya merosot nilainya. 3. Dorongan untuk menghemat pajak. Banyak Negara di dunia seperti Indonesia, pihak pemerintah melakukan kebijaksanaan dalam hal ini tax holiday untuk menarik adanya investor melakukan investasi pada bidang usaha tertentu.

10 c. Manfaat Investasi Manfaat dari investasi saham yang dapat diperoleh investor melalui kepemilikan saham adalah: 1. Dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham, sejumlah saham yang dipegang oleh masingmasing pemilik. 2. Capital Gain, merupakan selisih antara harga jual dengan harga beli dapat disebut selisih kenaikan kurs. Capital Gain terjadi bila pemilik saham atau investor menjual sahamnya dengan kurs yang lebih dibanding kurs pada waktu membeli. d. Proses Investasi Menurut Halim, (2003:2) Proses investasi menunjukkan bagaimana seharusnya investor membuat keputusan investasi pada efek - efek yang bisa dipasarkan, dan kapan dilakukan, untuk itu diperlukan tahapan sebagai berikut: 1) Menentukan tujuan investasi Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini, Yaitu: Tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), Tingkat risiko (rate of risk), dan ketersediaan jumlah dana yang akan diinvestasikan. Pada umumnya hubungan antara risk dan return bersifat linear, artinya semakin besar rate of risk, maka semakin besar pula expected rate of return.

11 2) Melakukan Analisis Dalam tahap ini investor melakukan analisis terhadap suatu efek atau sekelompok efek. Salah satu tujuannya adalah untuk mengidentifikasi efek yang salah harga (mispriced). Apakah harganya terlalu tinggi atau terlalu rendah. 3) Melakukan Pembentukan Portofolio Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek - efek mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing masing efek tersebut. Efek yang dipilih dalam rangka pembentukan portofolio adalah efek efek yang mempunyai koefisien korelasi negatif (mempunyai hubungan yang berlawanan). Hal ini dilakukan karena dapat memperkecil risiko. 4) Melakukan Evaluasi Kinerja Portofolio Dalam tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang telah dibentuk, baik terhadap tingkat keuntungan yang diharpkan maupun terhadap tingkat risiko yang ditanggung. 5) Melakukan Revisi Kinerja Porofolio Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evalusi kinerja portofolio. Dari hasil evaluasi inilah selanjutnya dilakukan revisi (perubahan) terhadap efek efek yang membentuk portofolio tersebut jika dirasa bahwa komposisi portofolio yang sudah dibentuk tidak sesuai dengan tujuan investasi, misalnya rate of

12 return-nya lebih rendah dari yang disyaratkan. Revisi tersebut bisa dilakukan secara total, yaitu dilakukan likuidasi atas portofolio yang ada, kemudian dibentuk portofolio yang baru, atau dilakukan secara terbatas, yaitu dilakukan perubahan atas proporsi (komposisi) dana yang dialokasikan dalam masing - masing efek yang membentuk portofolio tersebut. 2. Capital Assets Pricing Model (CAPM) a. Capital Assets Pricing Model Jogiyanto (2009:469) Capital Assets Pricing Model adalah suatu model keseimbangan untuk megistimasi return suatu individual sekuritas. Agus Sartono (2001:168) Capital Assets Pricing Model menjelaskan keseimbangan antara tingkat risiko yang sistematis dan tingkat keuntungan yang disyaratkan sekuritas portofolio. Tujuan utama penggunaan CAPM adalah untuk menentukan tingkat keuntungan minimum yang disyaratkan atau minimum required rates of return dari investasi yang berisiko. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan sebuah model yang menggambarkan hubungan antara risiko dan return yang diharapkan, model ini digunakan dalam penilaian harga sekuritas. b. Asumsi-Asumsi CAPM Jogiyanto (2009:470) penggunaan CAPM ini didasari asumsi yang cenderung kurang realistis. Seperti halnya teori-teori keuangan yang

13 lainnya, beberapa asumsi diperlukan untuk mengembangkan model ini. Asumsi-asumsi yang digunakan untuk menyederhanakan persoalanpersoalan yang sesungguhnya terjadi di dunia nyata. Asumsi-asumsi yang diperlukan supaya suatu model lebih mudah untuk dipahami dan lebih mudah untuk diuji. Asumsi-asumsi yang digunakan di model CAPM adalah sebagai berikut: 1. Semua indikator mempunyai cakrawala waktu satu periode yang samainvestor memaksimumkan kekayaannya dengan memaksimumkan utiliti harapan dalam satu periode waktu yang sama. 2. Semua investor melakukan pengambila keputusan investasi berdasarkan pertimbangan antara nilai return ekspetasian dan deviasi standar return dari portofolionya. 3. Semua indikator mempunyai harapan yang seragam terhadap faktorfaktor input yang digunakan untuk keputusan portofolio. 4. Semua investor dapat meminjamkan sejumlah dananya (lending) atau meminjam (borrowing) sejumlah dana dengan jumlah yang tidak terbatas pada tingkat suku bunga bebas risiko. 5. Penjualan pendek (short sale) diijinkan. Investor individual dapat menjual pendek berapapun yang dikehendaki. 6. Semua aktiva dapat dipecah-pecah menjadi bagian yang lebih kecil dengan tidak terbatas. 7. Semua aktiva dapat dipasarkan secara likuid sempurna.

14 8. Tidak ada biaya transaksi. 9. Tidak terjadi infalsi. 10. Tidak ada pajak pendapatan pribadi 11. Investor adalah penerima harga. 12. Pasar modal dalam kondisi ekuilibrium 3. Keunggulan dan Kelemahan Metode CAPM Sartono (2001:179) keunggulan dan kelemahan CAPM adalah sebagai berikut : a. Keunggulan Metode CAPM 1) CAPM sangat menentukan tingkat keuntungan yang disyaratkan dan selanjutnya dipakai sebagai discount rate untuk mengukur nilai sekarang aliran kas yang diharapkan akan diterima di masa datang. 2) CAPM sangat bermanfaat khususnya dalam keputusan investasi, merger, maupun ekspansi usaha. 3) CAPM memungkinkan kita untuk memperoleh informasi yang penting untuk keputusan investasi. b. Kelemahan Metode CAPM 1) CAPM tidak dapat ditest validitasnya, karena tidak mungkin melakukan pengujian terhadap keseluruhan sekuritas untuk memperoleh portofolio yang efisien. 2) Kecenderungan pasar modal yang makin terintegritas akan menyulitkan pemilihan market portofolio.

15 3) Jangka waktu pengujian, dimana jangka waktu pengujian yang berbeda akan berakibat pada hasil estimasi beta yang antara satu periode dengan periode yang lain. 4. Metode CAPM untuk Pengambilan Keputusan Investasi Salah satu model analisis yang banyak digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan adalah Model Penetapan Harga Aset-Aktiva (Capital Asset Pricing Model (CAPM)). Model ini mendasarkan diri pada risiko sistematis dalam mengestimasi tingkat pengembalian yang diharapakan. Model CAPM dapat digunakan sebagai prediksi hubungan antara risiko suatu aset dan pengembalian yang diharapakan (Warsono, 2000). Menurut Yesica (2009) pilihan berinvestasi menurut CAPM dilihat dari sisi risiko dan return harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu antara lain: 1. Saham tersebut merupakan saham agresif (β > 1). β adalah ukuran kepekaan return saham terhadap perubahan pasar. Apabila return saham tertentu peka terhadap segala perubahan pasar yang terjadi sekecil apapun maka β akan menunjukkan nilai yang tinggi (β > 1) dan saham itu disebut saham agresif (agresive stock). Bila return saham tersebut menunjukkan nilai yang stabil walaupun pasar mengalami perubahan maka β pun akan bernilai tetap (β=1) dan saham itu disebut saham netral, sedangkan untuk return tertentu yang

16 memiliki kepekaan lebih kecil dari fluktuasi pasar maka β akan menunjukkan nilai yang rendah (β < 1) dan saham itu dinamakan saham lemah (defensive stock). Menurut Jogiyanto (2009:365) Beta yang dihitung dengan menggunakan data pasar adalah Beta pasar. Beta pasar dapat diestimasi dengan mengumpulkan nilai-nilai historis return dari sekuritas dan return dari pasar selama periode tertentu. Beta pasar dapat dihitung dengan menggunakan rumus: 2. Excess Return bernilai positif. Excess Return adalah selisih antara rata-rata return saham yang diperoleh investor dengan return yang diharapkan dari saham tersebut. Apabila nilai excess return bernilai positif maka investor akan mendapatkan keuntungan dari investasi saham tersebut karena return yang diterima melebihi return yang diharapkan, dan sebaliknya. 3. Ada hubungan (berkorelasi) yang liniear antara risiko dan return saham. Jika angka koefisien korelasi yang dihasilkan bernilai positif (+) maka terdapat hubungan yang searah antara risiko dan return. Artinya, bila return mengalami peningkatan maka risiko pun akan naik, dan sebaliknya. Jika angka koefisien korelasi yang

17 dihasilkan bernilai negatif (-) maka terdapat hubungan yang berlawanan antara risiko dan return. Artinya, bila return meningkat akan diikuti oleh penurunan risiko, dan sebaliknya. 4. β bernilai signifikan. Penentuan apakah seluruh sampel perusahaan termasuk dalam saham yang signifikan dalam teori CAPM, dilakukan suatu uji hipotesa dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana. Regresi linear sederhana digunakan sesuai dengan persamaan CAPM yang linear dengan 1 variabel dependen (terikat) dan 1 variabel independen (bebas). Adapun persamaan CAPM tersebut adalah sebagai berikut : Ri = Rf + (Rm Rf) βi Dimana : R = Tingkat keuntungan yang layak untuk sekuritas i i R = Tingkat keuntungan dari investasi bebas risiko f R = Tingkat keuntungan pasar m β = Beta (ukuran risiko) sekuritas i i CAPM merupakan model untuk menetukan harga suatu asset pada kondisi ekuilibrium, tujuannya adalah untuk menentukan minimum required return dari investasi yang berisiko. Dalam keadaan ekuilibrium imbalan hasil yang diisyaratkan (required return) oleh investor untuk saham akan dipengaruhi saham tersebut.

18 5. Dasar Pengambilan Keputusan Investasi Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return yang diharapkan, tingkat risiko, serta hubungan antara return dan risiko. Berikut ini akan dijelaskan masing masing dasar keputusan investasi tersebut: 1) Return Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut sebagai return. Suatu hal yang sangat wajar jika suatu investor menuntut tingkat return tertentu atas dana yang telah diinvestasikan. Return yang diharapkan investor dari investasi yang dilakukanya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan dan risiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi. Jogiyanto (2009, 199) menyatakan bahwa return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return terbagi menjadi dua, yaitu return ekspektasian dan return realisasian. Perbedaan utama return ekspektasian dan return realisasian adalah return ekspektasian belum terjadi, sedangkan return realisasian telah terjadi. Return ekspektasian adalah return yang diharapkan oleh investor untuk diperoleh di masa mendatang. Return realisasian merupakan return yang telah terjadi dan dihitung menggunakan

19 data historis. Return realisasian ini dapat digunakan sebagai dasar penentuan return ekspektasian dan risiko di masa datang. (Fakhruddin dan Hadianto, 2001:25-26) mengatakan tingkat keuntungan yang diharapkan merupakan pengukuran atasa tingkat pengembalian (return) dari investasi yang dilakukan. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi tetapi yang diharapkan terjadi di masa mendatang. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) dan risiko di masa datang. Tingkat keuntungan yang diharapkan adalah return yang diharapakan akan diperoleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi. Dalam tingkat pengembalian yang akan digunakan untuk mengekspektasi keuntungan tersebut, terdiri atas: 1) Tingkat Pengembalian Saham Individu (Ri) Dalam hal ini mengetahui tingkat pengembalian yang diharapkan maka harus mengetahui tingkat pengembalian saham individu yang dapat diukur sebagai berikut: Ri= Dimana: Ri = Tingkat Pengembalian Saham

20 Pt Pt-1 = Harga Saham Pada Periode Sekarang = Harga Saham pada periode lalu 2) Tingkat Pengembalian Pasar (Rm) Merupakan tingkat pengembalian pasar berdasarkan pada perkembangan indeks harga saham. Perhitungan tingkat pengembalian pasar dapat dihitung sebagai berikut: Rm= Dimana : Rm IHSGt IHSGt-1 = tingkat keuntungan pasar = Indeks harga saham gabungan periode akhir =Indeks harga saham gabungan periode awal 3) Tingkat Pengembalian Bebas Risiko Merupakan tingkat pengembalian investor berdasarkan pada tingkat pengembalian bebas risiko sebagai ukuran tingkat pengembalian minimum pada saat risiko β bernilai 0. 2) Risiko Risiko bisa diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda dengan return yang diharapkan. Dalam ekonomi pada umumnya, dan ilmu investasi pada khususnya terhadap asumsi bahwa investor adalah makhluk yang rasional. Investor yang rasional tentunya tidak akan menyukai ketidak pastian atau risiko. Sikap investor terhadap risiko akan sangat tergantung kepada preferensi investor tersebut terhadap risiko.

21 Menurut Fabozzi (1999:96) Investor dalam melakukan investasi dihadapkan oleh beberapa risiko yaitu: 1) Risiko Sistematis Merupakan risiko yang berasal dari kondisi ekonomi dan kondisi pasar secara umum yang tidak dapat diversifikasi. Misalnya adanya perubahan tingkat bunga, kebijakan pemerintah, dan sebagainya. 2) Risiko Tidak Sistematis Merupakan risisko yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Misalnya faktor struktur asset, struktur modal, tingkat likuiditas, tingkat keuntungan, dan sebagainya. 3) Hubungan tingkat risiko dan return yang diharapkan Hubungan antara risiko dan return yang diharapkan merupakan hubungan yang bersifat searah dan linear. Artinya, semakin besar risiko suatu aset, semakin besar pula return yang diharapkan atas aset tersebut, demikian sebaliknya. C. Kerangka Pikir Investor dalam berinvestasi sangat mempertimbangkan keamanan dari dana yang akan diinvestasikan. Untuk itu seorang investor sangat memerlukan alat analisis yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang perkiraan besarnya risiko dan keuntungan dalam berinvestasi.

22 Kerangka pikir tersebut investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Salah satu alat yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi adalah dengan menggunakan Capital Assets Pricing Model (CAPM) dengan kriteria saham tersebut merupakan saham agresif (β > 1), excess return bernilai positif (+) atau E(Ri) > E(Rj), ada hubungan yang linear antara risiko dan return saham, dan β bernilai signifikan. Dari kriteria tersebut maka dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham. Pasar Modal Investasi saham CAPM: Saham tersebut merupakan saham agresif (β > 1). Excess return bernilai positif (+) atau E (Ri) > E (Rj). Ada hubungan yang linear antara risiko dan return saham. β bernilai signifikan Keputusan Investasi Gambar 2.2 Kerangka Pikir