HUBUNGAN TINGKAT ADIKSI MEROKOK DENGAN DERAJAT KEPARAHAN ATEROSKLEROSIS PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT ADIKSI MEROKOK DENGAN DERAJAT KEPARAHAN ATEROSKLEROSIS PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu yang terkait pada penelitian ini adalah ilmu kedokteran

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. plak yang tersusun oleh kolesterol, substansi lemak, kalsium, fibrin, serta debris

BAB I PENDAHULUAN. darah, efek terhadap paru, kekebalan tubuh hingga sistem reproduksi. 1 Meski

BAB I PENDAHULUAN. di negara-negara barat. Penyakit jantung koroner akan menyebabkan angka

HEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB V PEMBAHASAN. infark miokard dilaksanakan dari 29 Januari - 4 Februari Penelitian ini

SKRIPSI. Diajukan oleh : Enny Suryanti J

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. atau gabungan keduanya (Majid, 2007). Penyakit jantung dan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah suatu kondisi medis yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. mengalirkan darah ke otot jantung. Saat ini, PJK merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan darah dan oksigen sesuai kebutuhan. 1 PJK masih menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

FAKTOR - FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) PADA USIA DEWASA DI RS HAJI JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DAN KEJADIAN ANGINA PEKTORIS TIDAK STABIL

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

Persutujuan Pembimbing. Jurnal

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Angina pektoris stabil adalah salah satu manifestasi. klinis dari penyakit jantung iskemik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 65 orang responden pasca stroke iskemik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI- LAKI PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS X NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Jantung adalah salah satu organ vital manusia yang terletak di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.

PREVALENSI FAKTOR RESIKO MAYOR PADA PASIEN SINDROMA KORONER AKUT PERIODE JANUARI HINGGA DESEMBER 2013 YANG RAWAT INAP DI RSUP.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan proses ruptur plak aterosklerosis dan trombosis pada arteri koroner

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

Universitas Diponegoro Rahayuningsih ES. Pervention of atherosclerosis should start since childhood. Indonesian Congress of Pediatrics.

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia dan dunia. World Health Organization (WHO) memperkirakan 30%

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi ditandai dengan peningkatan Tekanan Darah Sistolik (TDS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti riwayat keluarga, umur, jenis kelamin (Ditjen PP&PL Kemenkes

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan pola hidup masyarakat selalu mengalami perkembangan, baik

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat ke-3 penyebab kematian setelah stroke dan hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2008 prevalensi penyebab kematian tertinggi terjadi pada akut miokard infark (AMI)

BAB I PENDAHULUAN. Aterosklerosis koroner adalah kondisi patologis arteri koroner yang

A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made Ratna Saraswati 2

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat. Pola penyakit yang semula didomiasi penyakit-penyakit menular

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab. kematian terbesar diseluruh dunia terutama yang

BAB 2 KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. yang disebut arteri karotid kanan. Arteri karotid kanan merupakan cabang dari

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT ADIKSI MEROKOK DENGAN DERAJAT KEPARAHAN ATEROSKLEROSIS PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER Muhammad Ridwan Rusydi Yudanardi 1, Andreas Arie Setiawan 2, Sefri Noventi Sofia 3 1 Mahasiswa ProgramPendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro 2 Staf Pengajar Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro 3 Staf Pengajar Jantung dan Pembuluh Darah, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp. 02476928010 ABSTRAK Latar Belakang : Penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia terus meningkat dan akan memberikan beban mortalitas, morbiditas dan beban sosial ekonomi bagi keluarga penderita, masyarakat, dan negara. Merokok sebagai salah satu faktor risiko, memiliki peranan penting dalam perjalanan penyakit jantung dan pembuluh darah. Paparan molekul asap rokok sendiri telah diketahui memberi dampak yang signifikan dalam terjadinya disfungsi endotel pembuluh darah. Namun, belum ada penelitian yang membandingkan tingkat adiksi merokok terhadap derajat kerusakan pembuluh darah di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Tujuan : Mengetahui hubungan antara tingkat adiksi merokok dengan derajat keparahan aterosklerosis pada pasien penyakit jantung koroner Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode cross-sectional, melalui wawancara dengan 30 responden yang merupakan pasien instalasi jantung RSUP Dr.Kariadi yang menjalani pemeriksaan angiografi koroner dengan rentang usia 40 hingga 65 tahun Hasil : Didapatkan bahwa banyak maupun sedikit paparan asap rokok, tidak mempengaruhi derajat keparahan aterosklerosis pada pembuluh darah koroner jantung (p=0,156) Kesimpulan : Tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara tingkat adiksi merokok dengan derajat keparahan aterosklerosis pada pasien penyakit jantung koroner Kata Kunci : Aterosklerosis, penyakit jantung koroner, rokok ABSTRACT RELATIONSHIP BETWEEN ADDICTION LEVEL OF SMOKING WITH THE DEGREE OF ATHEROSCLEROSIS SEVERITY IN PATIENT WITH CORONARY HEART DISEASE Background : In Indonesia, the rate of heart and vessel disease is always increasing and contributes to mortality, morbidity and social economy burden to the patient, community, and the country. Smoking as one of the risk factor, take up important role in the pathophysiology of heart and vessel disease itself. Exposure to tobacco s smoke molecule are known to have significant effect to the disfunction of the vessel s wall. However, there is no research yet that compared the level of smoking addiction to the degree of vessel damage in Dr. Kariadi General Hospital. 1207

Objective : To find out the relation between the level of smoking addiction with the severity of atherosclerosis in patient with coronary heart disease Method : This research using a cross-sectional method by interviewing 30 respondents who was a patient in the heart department in Dr. Kariadi general hospital who undergoes a coronary angiography examination between the ages of 40 to 65 Results : either its more or less patient s consumption of tobacco each day, doesn t affect the degree of atherosclerosis severity in the coronary vessel of the heart (p=0,156) Conclusion : There is no significant differences between the level of addiction of tobacco to the severity of atherosclerosis in patient with coronary heart disease. Keyword: Atherosclerosis, coronary heart disease, tobacco PENDAHULUAN Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan akan memberikan beban mortalitas, morbiditas dan beban sosial ekonomi bagi keluarga penderita, masyarakat, dan negara. Prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia tahun 2013 berdasarkan diagnosis dokter sebesar 0,5%, sedangkan berdasarkan diagnosis dokter gejala sebesar 1,5%, sementara itu prevalensi penyakit gagal jantung di Indonesia tahun 2013 berdasarkan diagnosis dokter sebesar 0.13%. Kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung pembuluh darah, terutama penyakit jantung koroner dan stroke diperkirakan akan terus meningkat mencapai 23,3 juta kematian pada tahun 2030. 1 Aterosklerosis adalah penyempitan dan pengerasan pembuluh darah. Aterosklerosis yang terjadi di pembuluh darah jantung disebut sebagai penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah dapat berakibat fatal. Darah yang mengalami koagulasi bercampur dengan lipid yang menempel di pembuluh darah, hal ini dapat mengakibatkan serangan jantung dan stroke. Aterosklerosis disebabkan oleh penumpukan lipid dan zat-zat lainnya di dinding pembuluh darah. Lipid yang menumpuk akan mengeras dan membentuk plak. Plak-plak inilah yang menghambat peredaran darah ke jantung dimana akan terjadi penyumbatan secara perlahan. 1208

METODE Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan belah lintang yang melibatkan pasien penyakit jantung koroner di bagian jantung dan pembuluh darah RSUP Dr. Kariadi sebagai subyek penelitian. Penelitian dilakukan sejak bulan Februari 2016 hingga bulan Mei 2016. Subyek penelitian merupakan pasien perokok dengan penyakit jantung koroner yang menjalani pemeriksaan angigrafi koroner di RSUP Dr. Kariadi. Pasien yang menjadi sampel berusia 40 hingga 65 tahun dan bersedia menjadi subyek penelitian dengan menandatangani informed consent. Beberapa pasien yang tidak dapat menjadi subyek penelitian seperti pasien dengan gangguan memori, pasien dengan gangguan bicara, pasien dengan diabetes, pasien dengan keadaan umum buruk dan pasien yang menolak untuk menjadi subyek penelitian. Berdasarkan perhitungan jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini sejumlah 24 orang, namun dalam penelitian ini didapatkan sampel sebayak 30 responden. Variabel bebas dari penelitian ini sendiri merupakan tingkat adiksi merokok yang dibagi menjadi ringan, sedang dan berat. Variabel terikat dari penelitian ini merupakan derajat keparahan arteri koroner yang dilihat dari jumlah sumbatan pada cabang mayor arteri koroner jantung. Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel perancu seperti genetik, tingkat kolesterol, tekanan darah, dan beberapa variabel perancu lainnya. HASIL Penelitian ini telah dilakukan terhadap 30 responden yang merupakan pasien yang telah menjalani pemeriksaan angiografi koroner di RSUP Dr. Kariadi yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling. \ 1209

Karakerististik Subyek Penelitian Tabel 1. Karakteristik subyek penelitian Variabel Jumlah (%) Nilai Satuan Usia 40-49 6 (20%) 50-59 14 (46,7%) >60 10 (33,3%) Minimum 40 Maksimum 62 Rerata 55,33 Tahun Konsumsi Alkohol Ya 6 (20%) Tidak 24 (80%) Tingkat Adiksi Ringan 15 (50%) Sedang 7 (23,3) Berat 8 (26,7) Jenis Rokok Filter 19 (63,3%) Kretek 11 (36,7%) Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 10 pasien berusia > 60 tahun (33,3%), 14 pasien berusia 50-59 tahun (46,7%) dan sebanyak 6 sisanya berusia 40-49 tahun (20%), dengan usia tertua yaitu 62 tahun dan usia termuda 40 tahun. Dari 30 responden, sebanyak 6 orang (20%) mengonsumsi alkohol dan 24 orang (80%) sisanya tidak mengonsumsi alkohol. Sebanyak 19 orang responden (63,3%) menggunakan rokok berjenis filter, dan 11 orang sisanya (36,7%) menggunakan rokok jenis kretek. 15 (50%) orang merupakan perokok ringan, 7 (23,3%) orang merupakan perokok sedang, dan 8 (26,7%) sisanya merupakan perokok berat. 1210

Analisis Data Analisis data dilakukan menggunakan uji Spearman untuk mengetahui korelasi antara kedua variabel yang bersangkutan yaitu tingkat adiksi rokok dan sumbatan pada arteri koroner. Tabel 2. Hasil uji korelasi merokok terhadap sumbatan Variabel P r Keterangan Merokok Sumbatan 0,156-0,266 Uji Spearman Dari uji yang dilakukan didapatkan hasil p = 0,156 (tidak signifikan), yang menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang berarti antara tingkat adiksi merokok dengan derajat keparahan penyakit jantung koroner yang dinilai dari banyaknya sumbatan pada arteri koroner. PEMBAHASAN Dalam penelitian ini didapatkan bahwa memang rokok menjadi salah satu penyebab terjadinya penyakit kardiovaskular, khususnya penyakit jantung koroner. Namun tingkat adiksi rokok tidak berhubungan dengan derajat keparahan dari penyakit jantung koroner itu sendiri (p = 0,156). Hal ini dapat terlihat dengan hasil dari penelitian pada responden, dimana didapatkan 10 orang (33%) dengan sumbatan di ketiga pembuluh darah koroner merupakan perokok ringan, sedangkan terdapat 2 orang (6%) dengan hanya satu sumbatan di pembuluh darah koroner namun merupakan perokok berat. Jika pembuluh darah terpapar asap rokok secara reguler, baik dengan intensitas banyak maupun sedikit, sel endotel pembuluh darah akan tetap mengalami kerusakan yang signifikan, sehingga terjadi penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan terjadinya arterosklerosis pada pembuluh darah koroner jantung. 3 Zat kimia beracun, misalnya nikotin dan karbon monoksida yang dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan mengakibatkan proses arterosklerosis dan tekanan darah tinggi. Pada studi 1211

autopsi, dibuktikan kaitan erat antara kebiasaan merokok dengan adanya arterosklerosis pada seluruh pembuluh darah. Merokok juga meningkatkan denyut jantung dan kebutuhan oksigen otot jantung. Faktor lain seperti usia, jenis rokok, tekanan darah, dan konsumsi alkohol, juga dapat menjadi faktor terjadinya penyakit jantung koroner. 4 Efek rokok menyebabkan beban miokard bertambah karena rangsangan oleh katekolamin dan menurunnya komsumsi O2 akibat inhalasi CO atau dan dapat menyebabkan Taikardi, vasokonstrisi pembuluh darah, dan merubah permeabilitas dinding pembuluh darah. 4,5 Paparan langsung molekul asap rokok pada dinding pembuluh darah menyebabkan dinding pembuluh darah melepaskan mediator inflamasi dan sitokin-sitokin yang secara tidak langsung menyebabkan kerusakan pada didnding pembuluh darah. Bahan kimia dalam rokok juga mengandung reactive oxygen species (ROS) yang menyebabkan terjadinya nekrosis pada sel endotel pembuluh darah. Molekul adhesi yang teraktivasi pada pembuluh darah mempermudah penempelan lipid yang telah teroksidasi oleh ROS pada pembuluh darah koroner. Makrofag yang teraktivasi juga berperan dalam mencerna lipid teroksidasi yang beredar bebas dalam pembuluh darah kedalam lapisan endotel yang menyebabkan menebalnya dinding endotel dan menyempitnya lumen pembuluh darah. 5 SIMPULAN DAN SARAN Tingkat adiksi merokok tidak berhubungan secara signifikan dengan tingkat keparahan arterosklerosis pada arteri koroner penderita penyakit jantung koroner. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan penanda lain utnuk mengetahui derajat keparahan arterosklerosis, karena dalam penelitian ini hanya mengacu pada jumlah arteri yang tersumbat saja. Selain itu penelitian ini juga tidak dapat meneliti apabila responden sempat berhenti merokok selama jangka waktu tertentu dan kemudian kembali merokok. Variabel perancu lain seperti genetik, kolesterol dan tekanan darah, juga perlu dipertimbangkan dalam penelitian-penelitian selanjutnya. 1212

DAFTAR PUSTAKA 1. Supriono M. Faktor-faktor resiko yang berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung koroner pada usia < 45 yahun. Universitas Diponegoro. Semarang. 2008 2. Kawachi I, Colditz GA, Speizer FE, Manson JE, Stampfer JM, Walter WC, et al. A prospective study of smoking and coronary heart diseasse. Channing Laboratory. Boston. 2000 3. Barbara M, David B. Smoking and Cardiovascular Disease Mechanisms of Endothelial Dysfunction and Early Atherogenesis. American Heart Association, Dallas Texas. 2014 4. Rahajeng E, Tuminah S. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia. Pusat Penelitian Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Jakarta 2009 5. Denny T, Janry P, Venny M. Hubungan antara Perilaku Merokok dan Kejadian Angina Pektoris Tidak Stabil. Universitas Sam Ratulangi, Manado 2012 1213