BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. keluarga atau orang tua dalam pendidikan anak-anak mereka serta juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. pengetahuan, kemampuan akhlak, juga seluruh pribadinya. 1

BAB V PEMBAHASAN. agama akan menjadi anak yang hidupnya tanpa norma-norma agama. akan menjadikan corak kepribadiannya di masa dewasa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pihak yang terkait agar pendidikan dapat berlangsung. sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Pendidikan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat di kota-kota sampai ke pelosok-pelosok desa. Masjid mudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat.

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. kewajibannya di dalam kehidupan, sesuai dengan hakikat asal- mula dan hakikat

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN HANDPHONE TERHADAP PERILAKU REMAJA DALAM PELAKSANAAN IBADAH SHOLAT 5 WAKTU

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. luhur yang sudah lama dijunjung tinggi dan mengakar dalam sikap dan perilaku seharihari.

BAB III PENYAJIAN DATA LAPANGAN. A. Gambaran Umum Majelis Ta lim Masjid Nur sa id 1. Sejarah berdirinya Majelis Ta lim

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BAB I PENDAHULUAN. keinginan-keinginan untuk tetap survive dalam meniti masa depan dan cita-cita.

BAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A.

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari Puasanya itu kecuali lapar dan dahaga.

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :

Khutbah Pertama Maasyirol Muslimin yang dirahmati Allah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan seorang wanita yang bukan mahramnya. Berawal dari pernikahan itu,

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pribadi yang memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi. Dengan percaya diri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KEAGAMAAN ANAK DI KELUARGA RIFA IYAH DESA PAESAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

Khutbah Jum'at. Memakmurkan Masjid. Bersama Dakwah 1

USIA MENJELANG REMAJA MERUPAKAN MASA TRANSISI YANG KRUSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

3 Wasiat Agung Rasulullah

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, dunia, dan ukhrawi. Agama Islam yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

BAB VI PENUTUP. Kegiatan Keagamaan terhadap Akhlakul Karimah Siswa di MTsN. Aryojeding Rejotangan Tulungagung Tahun Pelajaran 2016/2017, dan

Kekeliruan-Kekeliruan Umat Islam di Hari Jumat

BAB I PENDAHULUAN. peranannya di masa yang akan datang (Sudjana, 2004: 1). Pendidikan di Indonesia menurut UU No. 2 Tahun 1989 dan PP No.

BAB I PENDAHULUAN. secara dinamis, mulai dari kandungan sampai akhir hayatnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pada dasarnya dilahirkan kedunia membawa berbagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis penelitian mengenai konsep tujuan pendidikan Islam

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini dapatlah disimpulkan bahwa penalaran dan kontekstualisasi ibadah

BAB V PEMBAHASAN. Uraian pembahasan dari hasil penelitian merupakan muatan pada bab ini.

PERANAN MENTORING AL ISLAM DALAM PENDISIPLINAN SHOLAT MAHASISWI UMS SKRIPSI

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENGAMALAN IBADAH ANAK DALAM KELUARGA DI DESA KEMASAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN

Dasar-dasar Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena berkaitan dengan hubungan kita kepada Allah dan hubungan

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi

BAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan meningkatkan potensi- potensi yang dimiliki agar senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak didik untuk menjadikan putra-putrinya sebagai manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

Bersegera Menuju Masjid di Hari Jumat dan Meninggalkan Aktivitas Duniawi

BAGI ORANG MUSLIM, SHOLAT SEBAGAI KEWAJIBAN ATAUKAH KEBUTUHAN?

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanat dari Allah SWT dan sudah seharusnya orang tua. mendampingi dan mengawali perkembangan anak, sehingga anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara. bangsa dalam rangka terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Perasaan tenang dan tentram merupakan keinginan yang ada dalam diri setiap

BAB II. TINJAUAN FIKIH MTs, IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGANNYA. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup fikih MTs.

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MPENAJAM PASER UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam Islam ada tiga ajaran pokok yaitu akidah, ibadah, dan muamalah. Ibadah merupakan kewajiban utama manusia terhadap Allah SWT. Salah satunya adalah ibadah shalat. Shalat merupakan tiang agama, shalat juga adalah amalan pertama yang akan dihisab setelah kita meninggalkan dunia ini dan menuju dunia abadi yaitu akhirat. Shalat yang dilaksanakan dengan baik dan benar dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat, seorang muslim juga akan terbiasa disiplin, jujur, dan terhindar dari perbuatan yang tidak disukai oleh sesama makhluk terlebih oleh Allah SWT. Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia. Pendidikan merupakan sarana bagi manusia dalam upaya mengembangkan kompetensi yang dimiliki dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan, utamanya pendidikan dasar adalah lembaga pendidikan yang menjadi target pemerintah dalam program wajib belajar. Pendidikan di Indonesia menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, pada Bab I Pasal 1 yang menyebutkan bahwa istilah pendidikan formal, nonformal dan informal dipergunakan kembali. Dijelaskan bahwa pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal 1

2 yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Sedangkan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Salah satu wadah dari pendidikan nonformal adalah masjid. Masjid merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat, dimana ada umat Islam dapat dipastikan di tempat itu ada masjid sebagai tempat ibadah kaum muslimin dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah Swt dan sebagai pusat informasi bagi jamaah. Juga masjid merupakan tempat meningkatkan kecerdasan dan pengetahuan umat baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat. Hal ini sesuai dengan arah dan tujuan Pembangunan Nasional yaitu adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia (Siswanto, 2005: 23). Fungsi masjid paling utama adalah sebagai tempat ibadah shalat. Kalau kita perhatikan, shalat berjamaah adalah merupakan salah satu ajaran Islam yang pokok, sunnah Nabi yang bermakna perbuatan yang selalu dikerjakan Beliau. Ajaran Rasulullah Saw tentang shalat berjamaah merupakan perintah yang benarbenar ditekankan. Inti dari memakmurkan masjid adalah menegakkan shalat berjamaah yang merupakan salah satu syi ar Islam terbesar, sementara yang lain adalah pengembangannya. Shalat adalah satu-satunya ibadah dalam Islam yang langsung diwajibkan hukumnya di langit, berbeda dengan ibadah-ibadah yang lain yang ditetapkan hukumnya di bumi. Shalat juga satu-satunya ibadah yang tidak bisa diganti baik

3 dengan denda atau fidyah, serta dalam konsidi apapun tidak ada hal yang bisa menggugurkan kewajiban shalat. Shalat jamaah merupakan indicator utama keberhasilan kita dalam memakmurkan masjid. Shalat merupakan azas yang fundamental yang dijadikan tolok ukur kualitas keimanan dalam diri seseorang. Maka dari itu mempelajari shalat sejak dini sangatlah penting, dipahami dan diamalkan sebaik mungkin dan benar, agar manfaatnya dapat dinikmati dan dirasakan dengan sungguh-sungguh. Sejak kecil rajin shalat maka sampai besar nanti pasti selalu memelihara ketaqwaanya, serta selalu menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik serta menumbuhkan sikap pribadi yang disiplin. Jadi keberhasilan dan kurang berhasilnya dalam memakmurkan masjid dapat di ukur dengan seberapa jauh antusias umat Islam dalam menegakkan shalat berjamaah di masjid (Siswanto, 2005: 25). Remaja yang merupakan masa yang sangat peka terhadap ajaran agama dan akhlak, sehingga penanaman penciptaan kehidupan yang lebih bik sebagai seorang muslim harus diterapkan dalam pola asuh keluarga. Namun, melihat fenomena remaja yang banyak terjadi adalah, mereka lebih suka dengan kebebasan dalam memilih, dengan melihat kondisi sosialnya, tentunya mereka juga akan ikut msuk kedalamnya dengan sangat mudah, tidak jarang dari mereka lebih suka menikmati masa mudanya dengan lingkungan sebaya yang keluar dari ajaran orang tua. Sehingga tidak jarang banyak dari mereka kurang memperhatikan hakikatnya sebagai seorang hamba. Terlebih kurangnya pengetahuan agama yang menjadi

4 dasar kehidupan. Dalam hal ini, kewajiban seorang hamba terhadap Tuhannya ialah melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya. Perbuatan yang dilakukan karena perintahnya disebut ibadah (Zuriah, 2007: 28). Dari konteks tersebut, sebagai orang tua sudah seharusnya untuk tidak bosan-bosan menyuruh anaknya untuk shalat. Seperti sabda nabi yang artinya perintahkanlah kepada anak yang telah mencapai usia tujuh tahun untuk mengerjakan shalat dan apabila telah mencapai sepuluh tahun maka pukullah jika ia meninggalkan shalat. (H.R Turmudzi) Pembiasaan merupakan bagian penting dalam tahapan peserta didik untuk mulai bersosialisasi, berinteraksi sosial di lingkungan sekolahnya, dimana mulamula mengembangkan keterampilan hidupnya yang masih tergantung pada faktor ekstenal. Oleh karena itu, peran guru sebagai pengganti orang tua yang berada di sekolah sangat dibutuhkan dalam mengembangkan pembiasaan berperilaku yang dikehendaki (misalnya disiplin, tertib, menghargai sesama dan mencintai sesama makhluk ciptaan Tuhan) melalui contoh dan tindakan nyata. Secara lebih rinci rinci tugas guru adalah mendidik anak dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang, memberikan fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai, serta membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilainilai dan penyesuaian diri (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004: 104). Dalam segi psikologi kebiasaan seseorang erat kaitannya dengan figure yang menjadi panutan dalam perilakunya. Seorang anak terbiasa shalat karena orang tua

5 yang menjadi figurenya selalu mengajak dan memberi contoh kepada anak tersebut tentang shalat yang mereka laksanakan setiap waktu shalat. Demikian juga kebiasaan lainnya. Oleh karena itu, komponen pembiasaan dalam pendidikan antara lain: (Arief, 2002: 114-115). 1. Mulailah kebiasaan sebelum terlambat. Usia sejak bayi dinilai waktu yang sangat tepat untuk mengaplikasikan pendekatan ini, karena setiap anak mempunyai rekaman yang cukup kuat dalam menerima pengaruh lingkungan sekitarnya dan secara langsung akan dapat membentuk kepribadian seorang anak. Kebiasaan positif maupun negatif itu akan muncul sesuai dengan lingkungan yang membentuknya. 2. Pembiasaan hendaklah dilakukan secara continue, teratur dan berprogram. Sehingga pada akhirnya akan terbentuk sebuah kebiasaan yang utuh, permanen dan konsisten. Oleh karena itu, faktor pengawasan sangat menentukan dalam pencapaian keberhasilan dari proses ini. 3. Pembiasaan hendaknya diawali secara tegas. Jangan memberi kesempatan yang luas kepada anak didik untuk melanggar kebiasaan yang sudah ditanamkan. 4. Pembiasaan yang semula bersifat mekanistis, hendaknya secara berangsurangsur dirubah menjadi kebiasaan yang tidak verbalistik dan menjadi kebiasaan yang disertai dengan kata hati anak itu sendiri. Keadaan seperti ini dapat kita lihat di Kecamatan Pedan Klaten dengan Jogokaryan merupakan wilayah yang masyarakatnya mempunyai kesibukan yang berbeda-beda. Kecamatan Pedan Klaten kebanyakan dari masyarakatnya

6 merupakan pekerja, sebagian besar dari mereka bekerja sebagai petani, pedagang, dan industri. Dalam pekerjaan yang menggunakan sistem harian, maka sebagian masyarakatnya banyak menghabiskan waktu di lokasi pekerjaan, terlebih bagi mereka yang hanya bekerja sebagai buruh. Sedangkan pada Kecamatan Jogokaryan kebanyakan masyarakatnya bekerja sebagai pegawai di lingkungan instansi baik negeri maupun swasta. Dengan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat Kecamatan Pedan Klaten yang demikian, tidak jarang para remaja yang mestinya masih dalam masa usia sekolah. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya pengetahuan agama, yang juga mempengaruhi pola pikir mereka yang tidak mementingkan sekolah, dan lebih memilih bekerja dari pada melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Kondisi di Kecamatan Pedan Klaten dan Kecamatan Jogokaryan, membuat para remajanya tidak jarang meninggalkan rutinitas kegamaan, seperti shalat berjamaah. Hal ini berbeda dengan tempo dulu, tempat ibadah di kedua Kecamatan masih terlihat ramai oleh orang-orang yang mengikuti shalat berjamaah, yang terdiri dari orang tua, remaja sampai anak-anak. Terlebih saat waktu libur sekolah tiba, seringkali mushalla dipenuhi dengan para jamaah. Namun berbeda dengan kondisi saat ini, Masjid dan Mushalla yang dulunya penuh oleh jamaah, sekarang hanya dipenuhi oleh orang tua dan beberapa anak, hampir tidak ada remaja yang mengikuti shalat jamaah didalamnya. Para remaja terlihat mengikuti shalat berjamaah hanya pada waktu-waktu tertentu saja, seperti pada waktu shalat maghrib.

7 Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian Peran Pemuda Masjid Desa Kalangan Kecamatan Pedan Klaten dengan Pemuda Masjid Jogokaryan dalam Upaya Meningkatkan Kebiasaan Sholat Berjamaah B. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu : 1. Apakah perbedaan dan persamaan antara pemuda masjid Al-Iman Kecamatan Pedan Klaten dengan Kecamatan Jogokaryan Yogyakarta dalam kebiasaan shalat berjamaah? 2. Apakah faktor pendukung dan penghambat antara pemuda masjid Al-Iman Kecamatan Pedan Klaten dengan Kecamatan Jogokaryan Yogyakarta dalam kebiasaan shalat berjamaah? 3. Bagaimana upaya meningkatkan kebiasaan shalat berjamaah pada pemuda di Kecamatan Pedan Klaten dengan Kecamatan Jogokaryan Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah. 1. Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan antara pemuda masjid Al-Iman Kecamatan Pedan Klaten dengan Kecamatan Jogokaryan Yogyakarta dalam kebiasaan shalat berjamaah.

8 2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat antara pemuda masjid Al-Iman Kecamatan Pedan Klaten dengan Kecamatan Jogokaryan Yogyakarta dalam kebiasaan shalat berjamaah. 3. Untuk mendeskripsikan upaya meningkatkan kebiasaan shalat berjamaah pada pemuda di Kecamatan Pedan Klaten dengan Kecamatan Jogokaryan Yogyakarta. D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi beberapa manfaat antara lain sebagai berikut. 1. Manfaaf Teoretis Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang peningkatkan kebiasaan shalat berjamaah pada pemuda. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pemuda Masjid Melalui penelitian ini, pemuda masjid memiliki pengalaman yang menyenangkan, menarik, dan dapat meningkatkan kebiasaan sholat berjamaah.

9 b. Bagi Masjid Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi masjid untuk menentukan kebijakan pengembangan dan perbedaan untuk memperbaiki kebiasaan dalam sholat berjamaah. c. Bagi Peneliti Penelitian ini memberi masukan sekaligus menambah pengetahuan serta wawasan untuk mengetahui upaya meningkatkan kebiasaan. E. Sistematika Pembahasan Penelitin dalam melakukan penyusunan skripsi tidak lepas dari sistematika penulisan yang telah ditetapkan. Sistematika penulisannya adalah sebagai berikut. BAB I : PENDAHULUAN Terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian. BAB II : LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA Berisi tentang tinjauan pustaka, kerangka teoretis yang membahas tentang penelitian ini, kajian penelitian terdahulu, dan perumusan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Terdiri dari pendekatan penelitian, variable penelitian, lokasi dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data, kredibilitas, dan analisis data.

10 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi tentang paparan hasil penelitian, terdiri dari : Peran Pemuda Masjid Desa Kalangan Kecamatan Pedan Klaten dengan Pemuda Masjid Jogokaryan Yogyakarta dalam Upaya Meningkatkan Kebiasaan Sholat Berjamaah BAB V : PENUTUP Berisi tentang kesimpulan, implikasi, dan saran. DAFTAR PUSTAKA Berisi tentang buku-buku referensi yang berhubungan dengan skripsi dalam penelitian. Disamping itu juga jurnal-jurnal yang ada kaitannya dengan judul penelitian LAMPIRAN Berisi tentang dokumentasi-dokumentasi beruta foto-foto penelitian, transkrip hasil wawancara dengan responden, dan juga surat-surat dalam penelitian.