BAB 1 PENDAHULUAN. sekolah dasar. Pendidikan jasmani sering dilakukan pada luar kelas atau outdoor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan aktivitas kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari mulai bangun

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

BAB I PENDAHULUAN. olahraga agar tercipta generasi yang sehat dan kuat. gerak sempurna yang dilakukan manusia dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat di puaskan satu persatu, karena memiliki standard masing masing.

, 2015 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS X SMAN 1 SOREANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lebih nikmat, lebih cepat, dan lebih lancar karenanya. Dengan kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang menggunakan aktivitas sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengintensifkan peyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. normal, namun anak anak yang memiliki keterbelakangan mental juga

BAB I PENDAHULUAN. gerakan sesuai dengan usia dan pertumbuhan. Ciri utama makhluk hidup adalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembelajaran yang optimal menuju tujuan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cemi Pratama, 2013

Sehat dan bugar merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Untuk meraihnya diperlukan aktivitas fisik yang menyenangkan dan dalam jangka waktu

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani

dapat terwujud. Pendidikan jasmani di sekolah merupakan bagian integral aktivitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, maka

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ada sejak adanya manusia, dalam arti sejak adanya manusia telah ada pula usahausaha

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, maka mereka memiliki fondasi

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat

I. PENDAHULUAN. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game

BAB III METODE PENELITIAN. yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizal Faisal, 2013

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan jasmani. Kegiatan diarahkan dan dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. masih mengalami pertumbuhan dan perkembangannya sehingga remaja berasal

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola pelajaran itu sendiri. Hal tersebut bisa dipahami karena

BAB I PENDAHULUAN. ada merupakan bagian dari pendidikan yang tidak dapat dipisahkan.

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran berolahraga bukan hanya akan mendapat kesehatan jasmani saja, namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki peran yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN TIGA ASPEK KEBUGARAN JASMANI DALAM PERMAINAN TRADISIONAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 06 LIANG PINOH UTARA

BAB I PENDAHULUAN. permainan beregu, maka kerjasama yang baik dalam melakukan Passing (

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak-anak usia sekolah dasar adalah suatu generasi yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah tingkat kebugaran fisik. Kebugaran fisik didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pembinaan manusia yang berlangsung

HUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. bagi kesehatan tubuh, sehingga semakin banyak masyarakat berpatisipasi di

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Undang-undang Sistem. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap atau perilaku siswa

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan diajarkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu hal yang paling sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokrasi. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. integral dari pendidikan secara keseluruhan. Tujuan pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. gerak atau olahraga merupakan bagian dari belajar yang melibatkan emosi atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

I PENDAHULUAN. Penddikan kesehatan adalah usaha yang diberikan berupa bimbingan atau tuntunan kepada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan jasmani di Indonesia khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan kesehatan merupakan bagian integral dari proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa mencapai cita-cita yang mulia.

BAB I PENDAHULUAN. Bermain berasal dari kata dasar main, yakni merupakan sebuah hiburan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di

2014 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KERJASAMA DAN KEMAMPUAN FISIK PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Giri Lisyono R, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian dan definisi Pendidikan berdasarkan Undang-Undang RI No.

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan. Nasional, yang dimaksud dengan Pendidikan adalah usaha sadar dan

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan teknik yang tinggi. Dimana dalam sepak bola terdapat. banyak unsur-unsur yang harus dikuasai para pemainnya dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu hal sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Defri Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. jika tingkat kesegaran jasmani seseorang buruk maka gairah hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB I PENDAHULUAN. moral, spiritual, dan lain-lain. Apabila manusia mengalami pendidikan yang baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan kesehatan pada hakikatnya adalah proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan watak. Banyak dijumpai penyelenggaraan pendidikan jasmani di

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. Menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani,

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan olahraga Nasional, seperti tercantum dalam Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks penelitian. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani (penjas) sebagai bagian integral dari proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan salah satu pembelajaran yang ada di sekolah dasar. Pendidikan jasmani sering dilakukan pada luar kelas atau outdoor karena pada pembelajarannya membutuhkan area yang luas. Siswa lebih senang ketika pembelajaran penjas dibandingan dengan pembelajaran yang lainnya. Pembelajaran penjas terdapat aktivitas unsur permainan yang menunjang sehingga siswa lebih menyukainya. Pendidikan jasmani memberikan kesempatan siswa untuk mengalami langsung aktivitas pengalaman belajar, sehingga siswa akan ikut serta dalam proses pembelajaran. Pengalaman belajar tersebut akan membekali siswa untuk membentuk gaya hidup yang sehat saat ini dan dimasa yang akan datang. Proses pembelajaran pendidikan jasmani mengacu pada permainan, oleh karena itu guru harus pandai untuk memilih dan memilah jenis permainan yang akan digunakan pada saat pembelajaran berlangsung. Pembelajaran penjas lebih mengarah pada permainan karena mengetahui karakteristik siswa yang cenderung suka bermain. Menurut Husdarta (2009:12) bermain adalah dunia anak. Proses bermain ini anak akan lebih cenderung untuk melakukan aktifitas secara fisik dan menggerakkan anggota tubuhnya. Proses menggerakkan tubuh ini akan menjadikan anak tambah bugar dan tidak lemas lagi saat melakukan berbagai aktivitas. Saat badan terasa bugar anak akan mudah dalam menjalankan 1

2 aktivitasnya tanpa adanya suatu kendala. Anak akan merasa dirinya lebih rileks untuk melakukan sesuatu. Perkembangan dunia pendidikan khususnya pendidikan penjas dalam permainan sangatlah bervariasi. Jenis permainan yang digunakan adalah permainan modern karena menyesuaikan dengan teknologi saat ini, hal tersebut memungkinkan tersisihnya permainan tradisional dan siswa jarang mengenali permaianan tradisional tersebut. Permainan tradisional adalah suatu jenis permainan yang merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh suatu daerah tersebut. Permainan tradisional juga memiliki banyak manfaat yaitu menumbuhkan kerjasama, menumbuhkan rasa senang, menumbuhkan rasa percaya diri juga mampu untuk meningkatkan kebugaran jasmani anak. Selain itu tersisihnya permainan tradisional juga karena faktor dari lingkungan. Menurut Dharmamulya (2005:206) mengungkapkan bahwa surutnya permainan tradisional anak di Jawa disebabkan oleh beberapa kondisi diantaranya masuknya permainan anak dari luar negeri, meningkatnya tontonan untuk anak-anak di televisi, menyempitnya lahan bermain anak, berkurangnya jumlah anak, perubahan paradigma pendidikan anak. Jenis permainan yang digunakan saat pembelajaran penjas pada SDN Sentul 4 Blitar adalah permainan tradisional bentengan dan engklek. Permainan bentengan merupakan permainan berkelompok yang membutuhkan kerjasama tim, sedangkan permainan engklek merupakan permainan individu yang membutuhkan kelincahan, keseimbangan, kekuatan pada saat bermain. Guru penjas menggunakan permainan tradisional karena ingin memperkenalkan permainan tradisional yang banyak manfaatnya dan siswa mampu bergerak tanpa

3 harus adanya paksaan serta siswa senang saat mengikuti pembelajaran penjas. Saat siswa senang guru penjas akan memasukkan materi inti pada sela permainan tradisional tersebut tanpa siswa menyadarinya. Salah satu aspek yang menjadi pokok dalam permainan tradisional di SDN Sentul 4 Blitar ini adalah faktor kebugaran jasmani siswa. Guru penjas memilih jenis permainan tradisional engklek dan bentengan karena permainan tersebut mudah dan tidak mengeluarkan biaya yang banyak sehingga guru berharap siswa dapat melakukannya dirumah. Beragam permainan tradisional memberikan dampak positif bagi anak. Anak akan menjadi kuat fisiknya maupun emosinya, sosial, tidak pantang menyerah dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan. Namun orang tua beranggapan bahwa dengan bermain tradisional anak akan membuang waktunya dengan sia-sia serta merupakan kegiatan yang tidak bermanfaat. Orang tua selalu memarahi anaknya ketika mengetahui mereka sedang bermain karena bagi orang tua kegiatan yang bermanfaat adalah belajar dan mengikuti bimbingan belajar di luar rumah (les). Hasil studi pendahuluan melalui wawancara pada tanggal 22 November 2016 kepada salah satu orang tua siswa kelas 4 SDN Sentul 4 Blitar menyatakan bahwa bermain akan membuat anaknya menjadi malas untuk belajar selain itu mereka menjadi lupa waktu, orang tua lebih memilih untuk anaknya bermain playstation dibandingkan bermain diluar bersama teman sebayanya. Dari hasil observasi langsung pada studi pendahuluan pada tanggal 22 November 2016 peneliti menyipulkan bahwasannya orang tua beranggapan bahwa bermain merupakan kegiatan yang negatif bagi anak. Tanpa disadari oleh orang tua bahwasannya banyak manfaat yang ada pada proses bermain. Anak juga perlu melakukan sedikit relaksasi agar dirinya tidak tegang dan kaku. Anak juga tidak

4 boleh dikekang terlalu banyak belajar karena apabila anak dikekang terus menerus maka mereka akan tidak menyukai proses belajar. Mayoritas pekerjaan orang tua siswa pada SDN Sentul 4 Blitar adalah petani, sehingga orang tua jarang mengetahui tingkat kebugaran anaknya yang mereka ketahui anaknya sehat-sehat saja tanpa mengetahui pentingnya kebugaran jasmani bagi anaknya. Apabila anak tersebut memiliki kebugaran jasmani yang baik maka mereka dapat melakukan aktivitasnya dengan baik tanpa hambatan. Menurut Roji (2009:53) kebugaran jasmani adalah salah satu aspek fisik dari kesegaran menyeluruh. Hal tersebut memungkinkan untuk melakukan kegiatan yang produktif tanpa adanya kelelahan serta memiliki cadangan energi untuk menggantikan energi yang telah terbuang. Maksud dari tanpa adanya kelelahan adalah setelah seseorang melakukan sesuatu kegiatan atau aktivitas, masih mempunyai cukup semangat dan tenaga untuk menikmati waktu sengganggnya. Saat observasi pada tanggal 22 November 2016 juga ditemukan banyak anak-anak saat istirahat sekolah bermain gadget dibandingkan bermain dengan temannya. Hal ini memungkinkan siswa untuk jarang bergerak dan pasif. Kesukaran inilah yang membuat tingkat kebugaran jasmani menjadi sedikit berkurang sehingga sering dijumpai siswa-siswa saat pembelajaran disekolah merasa mengantuk dan jenuh. Proses pembelajaran kebugaran jasmani dengan permainan tradisional dirasa sudah tepat untuk digunakan pada siswa kelas 4 pada SDN Sentul 4 Blitar, namun saat proses pembelajaran berlangsung guru hanya mengamati siswa serta memberikan arahan. Penilaian yang dilakukan oleh guru tidak sesuai dengan TKJI (Tes Kebugaran Jasmani Indonesia) karena guru menilai secara keseluruhan. Apabila siswa dirasa sudah aktif bergerak pada saat bermain

5 bentengan serta siswa sudah dapat melakukan keseimbangan secara baik maka akan mendapatkan nilai yang bagus. Saat observasi juga ditemukan ada beberapa siswa kelas 4 SDN Sentul 4 Blitar yang memiliki berat badan berlebih. Hal tersebut akan membuat siswa sulit untuk bergerak secara lincah saat pembelajaran olahraga khususnya materi kebugaran jasmani yang menggunakan permainan bentengan dan engklek. Permainan bentengan membutuhkan energi untuk berlarian sedangkan permainan engklek membutuhkan keseimbangan. Untuk itu siswa yang memiliki berat badan berlebih akan merasa minder dengan temannya. Anak tersebut akan menjadi malas bahkan tidak merasa nyaman saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud melakukan penelitian yang berjudul Analisis Kebugaran Jasmani melalui Permainan Tradisional pada Pembelajaran Penjaskes Siswa Kelas 4 di SDN Sentul 4 Blitar. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan kebugaran jasmani melalui permainan bentengan dan engklek pada pembelajaran penjaskes, sebagai berikut: 1.2.1 Dampak negatif perkembangan teknologi yang semakin pesat berdampak pada kebugaran jasmani anak. 1.2.2 Ketidaksesuian guru dalam melakukan penilaian kebugaran jasmani. 1.2.3 Permainan tradisional yang kurang diminati oleh siswa. 1.2.4 Terdapat beberapa siswa yang memiliki berat badan berlebih. 1.2.5 Kurangnya peran guru dan orang tua dalam memperkenalkan permainan tradisional pada anak.

6 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1.3.1 Bagaimana pembelajaran kebugaran jasmani melalui permainan bentengan dan engklek pada pembelajaran penjaskes siswa kelas 4 SDN Sentul 4 Blitar? 1.3.2 Apa saja kendala yang terjadi saat pembelajaran kebugaran jasmani melalui permainan bentengan dan engklek pada pembelajaran penjaskes siswa kelas 4 SDN Sentul 4 Blitar? 1.3.3 Bagaimana solusi atas kendala pembelajaran kebugaran jasmani melalui permainan bentengan dan engklek pada pembelajaran penjaskes siswa kelas 4 SDN Sentul 4 Blitar? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pembelajaran kebugaran jasmani melalui permainan bentengan dan engklek pada pembelajaran penjaskes siswa kelas 4 SDN Sentul 4 Blitar. 1.4.2 Tujuan Khusus 1.4.2.1 Untuk menganalisis proses pembelajaran kebugaran jasmani melalui permainan bentengan dan engklek pada pembelajaran penjaskes siswa kelas 4 SDN Sentul 4 Blitar. 1.4.2.2 Untuk mengetahui kendala proses pembelajaran kebugaran jasmani melalui permainan bentengan dan engklek pada pembelajaran penjaskes siswa kelas 4 SDN Sentul 4 Blitar.

7 1.4.2.3 Untuk mengetahui solusi atas kendala proses pembelajaran kebugaran jasmani melalui permainan bentengan dan engklek pada pembelajaran penjaskes siswa kelas 4 SDN Sentul 4 Blitar. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan yang berupa beberapa inovasi baru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan strategi permainan. 1.5.2 Manfaat Praktis Manfaat dari penelitian diperuntukkan bagi beberapa pihak yang terkait antara lain: 1.5.2.1 Bagi guru Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan ide baru bagi guru dalam pembelajaran penjaskes pada umunya dengan menggunakan jenis permainan tradisional bentengan dan engklek untuk materi kebugaran jasmani. 1.5.2.2 Bagi siswa Penelitian ini bermanfaat untuk menumbuhkan rasa cinta budayanya melalui permainan tradisional serta meminimalisir terjadinya kepunahan permainan tradisional setelah adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat. 1.5.2.3 Bagi peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengetahuan kepada peniliti untuk lebih berkreasi dalam berkarya dengan mengubah cara belajar yang monoton menjadi menyenangkan bagi siswa.

8 1.5.2.4 Peneliti Lain Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi atau rujukan untuk penelitian ilmiah selanjutnya. 1.6 Batasan Penelitian Berdasarkan penelitian yang berjudul Analisis Kebugaran Jasmani melalui Permainan Bentengan dan Engklek pada Pembelajaran Penjaskes Siswa Kelas 4 di SDN Sentul 4 Blitar, maka peneliti akan membatasi ruang lingkup penelitian ini. Batasan penelitian yang dimaksud adalah pada proses pembelajaran penjaskes materi kebugaran jasmani yang dilakukan pendidik saat bermain tradisional, kendala yang dialami pendidik pada saat proses pembelajaran berlangsung serta solusi untuk mengatasi kendala yang ada pada pembelajaran tersebut. 1.7 Definisi Operasional 1.7.1 Kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang saat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa adanya kelelahan yang berlebihan dan memiliki cadangan energi untuk melakukan aktivitas selanjutnya. 1.7.2 Permainan Tradisional Permainan tradisional adalah jenis permainan yang terdapat pada suatu daerah tertentu yang merupakan aset bagi daerah tersebut, bersifat turun menurun serta memiliki unsur-unsur budaya didalamnya.

9 1.7.3 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Pendidikan jasmani dan kesehatan adalah proses pendidikan yang membutuhkan aktivitas fisik dan kesehatan untuk menghasilkan perubahan dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.