BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan salah satu pembelajaran yang ada di sekolah dasar. Pendidikan jasmani sering dilakukan pada luar kelas atau outdoor karena pada pembelajarannya membutuhkan area yang luas. Siswa lebih senang ketika pembelajaran penjas dibandingan dengan pembelajaran yang lainnya. Pembelajaran penjas terdapat aktivitas unsur permainan yang menunjang sehingga siswa lebih menyukainya. Pendidikan jasmani memberikan kesempatan siswa untuk mengalami langsung aktivitas pengalaman belajar, sehingga siswa akan ikut serta dalam proses pembelajaran. Pengalaman belajar tersebut akan membekali siswa untuk membentuk gaya hidup yang sehat saat ini dan dimasa yang akan datang. Proses pembelajaran pendidikan jasmani mengacu pada permainan, oleh karena itu guru harus pandai untuk memilih dan memilah jenis permainan yang akan digunakan pada saat pembelajaran berlangsung. Pembelajaran penjas lebih mengarah pada permainan karena mengetahui karakteristik siswa yang cenderung suka bermain. Menurut Husdarta (2009:12) bermain adalah dunia anak. Proses bermain ini anak akan lebih cenderung untuk melakukan aktifitas secara fisik dan menggerakkan anggota tubuhnya. Proses menggerakkan tubuh ini akan menjadikan anak tambah bugar dan tidak lemas lagi saat melakukan berbagai aktivitas. Saat badan terasa bugar anak akan mudah dalam menjalankan 1
2 aktivitasnya tanpa adanya suatu kendala. Anak akan merasa dirinya lebih rileks untuk melakukan sesuatu. Perkembangan dunia pendidikan khususnya pendidikan penjas dalam permainan sangatlah bervariasi. Jenis permainan yang digunakan adalah permainan modern karena menyesuaikan dengan teknologi saat ini, hal tersebut memungkinkan tersisihnya permainan tradisional dan siswa jarang mengenali permaianan tradisional tersebut. Permainan tradisional adalah suatu jenis permainan yang merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh suatu daerah tersebut. Permainan tradisional juga memiliki banyak manfaat yaitu menumbuhkan kerjasama, menumbuhkan rasa senang, menumbuhkan rasa percaya diri juga mampu untuk meningkatkan kebugaran jasmani anak. Selain itu tersisihnya permainan tradisional juga karena faktor dari lingkungan. Menurut Dharmamulya (2005:206) mengungkapkan bahwa surutnya permainan tradisional anak di Jawa disebabkan oleh beberapa kondisi diantaranya masuknya permainan anak dari luar negeri, meningkatnya tontonan untuk anak-anak di televisi, menyempitnya lahan bermain anak, berkurangnya jumlah anak, perubahan paradigma pendidikan anak. Jenis permainan yang digunakan saat pembelajaran penjas pada SDN Sentul 4 Blitar adalah permainan tradisional bentengan dan engklek. Permainan bentengan merupakan permainan berkelompok yang membutuhkan kerjasama tim, sedangkan permainan engklek merupakan permainan individu yang membutuhkan kelincahan, keseimbangan, kekuatan pada saat bermain. Guru penjas menggunakan permainan tradisional karena ingin memperkenalkan permainan tradisional yang banyak manfaatnya dan siswa mampu bergerak tanpa
3 harus adanya paksaan serta siswa senang saat mengikuti pembelajaran penjas. Saat siswa senang guru penjas akan memasukkan materi inti pada sela permainan tradisional tersebut tanpa siswa menyadarinya. Salah satu aspek yang menjadi pokok dalam permainan tradisional di SDN Sentul 4 Blitar ini adalah faktor kebugaran jasmani siswa. Guru penjas memilih jenis permainan tradisional engklek dan bentengan karena permainan tersebut mudah dan tidak mengeluarkan biaya yang banyak sehingga guru berharap siswa dapat melakukannya dirumah. Beragam permainan tradisional memberikan dampak positif bagi anak. Anak akan menjadi kuat fisiknya maupun emosinya, sosial, tidak pantang menyerah dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan. Namun orang tua beranggapan bahwa dengan bermain tradisional anak akan membuang waktunya dengan sia-sia serta merupakan kegiatan yang tidak bermanfaat. Orang tua selalu memarahi anaknya ketika mengetahui mereka sedang bermain karena bagi orang tua kegiatan yang bermanfaat adalah belajar dan mengikuti bimbingan belajar di luar rumah (les). Hasil studi pendahuluan melalui wawancara pada tanggal 22 November 2016 kepada salah satu orang tua siswa kelas 4 SDN Sentul 4 Blitar menyatakan bahwa bermain akan membuat anaknya menjadi malas untuk belajar selain itu mereka menjadi lupa waktu, orang tua lebih memilih untuk anaknya bermain playstation dibandingkan bermain diluar bersama teman sebayanya. Dari hasil observasi langsung pada studi pendahuluan pada tanggal 22 November 2016 peneliti menyipulkan bahwasannya orang tua beranggapan bahwa bermain merupakan kegiatan yang negatif bagi anak. Tanpa disadari oleh orang tua bahwasannya banyak manfaat yang ada pada proses bermain. Anak juga perlu melakukan sedikit relaksasi agar dirinya tidak tegang dan kaku. Anak juga tidak
4 boleh dikekang terlalu banyak belajar karena apabila anak dikekang terus menerus maka mereka akan tidak menyukai proses belajar. Mayoritas pekerjaan orang tua siswa pada SDN Sentul 4 Blitar adalah petani, sehingga orang tua jarang mengetahui tingkat kebugaran anaknya yang mereka ketahui anaknya sehat-sehat saja tanpa mengetahui pentingnya kebugaran jasmani bagi anaknya. Apabila anak tersebut memiliki kebugaran jasmani yang baik maka mereka dapat melakukan aktivitasnya dengan baik tanpa hambatan. Menurut Roji (2009:53) kebugaran jasmani adalah salah satu aspek fisik dari kesegaran menyeluruh. Hal tersebut memungkinkan untuk melakukan kegiatan yang produktif tanpa adanya kelelahan serta memiliki cadangan energi untuk menggantikan energi yang telah terbuang. Maksud dari tanpa adanya kelelahan adalah setelah seseorang melakukan sesuatu kegiatan atau aktivitas, masih mempunyai cukup semangat dan tenaga untuk menikmati waktu sengganggnya. Saat observasi pada tanggal 22 November 2016 juga ditemukan banyak anak-anak saat istirahat sekolah bermain gadget dibandingkan bermain dengan temannya. Hal ini memungkinkan siswa untuk jarang bergerak dan pasif. Kesukaran inilah yang membuat tingkat kebugaran jasmani menjadi sedikit berkurang sehingga sering dijumpai siswa-siswa saat pembelajaran disekolah merasa mengantuk dan jenuh. Proses pembelajaran kebugaran jasmani dengan permainan tradisional dirasa sudah tepat untuk digunakan pada siswa kelas 4 pada SDN Sentul 4 Blitar, namun saat proses pembelajaran berlangsung guru hanya mengamati siswa serta memberikan arahan. Penilaian yang dilakukan oleh guru tidak sesuai dengan TKJI (Tes Kebugaran Jasmani Indonesia) karena guru menilai secara keseluruhan. Apabila siswa dirasa sudah aktif bergerak pada saat bermain
5 bentengan serta siswa sudah dapat melakukan keseimbangan secara baik maka akan mendapatkan nilai yang bagus. Saat observasi juga ditemukan ada beberapa siswa kelas 4 SDN Sentul 4 Blitar yang memiliki berat badan berlebih. Hal tersebut akan membuat siswa sulit untuk bergerak secara lincah saat pembelajaran olahraga khususnya materi kebugaran jasmani yang menggunakan permainan bentengan dan engklek. Permainan bentengan membutuhkan energi untuk berlarian sedangkan permainan engklek membutuhkan keseimbangan. Untuk itu siswa yang memiliki berat badan berlebih akan merasa minder dengan temannya. Anak tersebut akan menjadi malas bahkan tidak merasa nyaman saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud melakukan penelitian yang berjudul Analisis Kebugaran Jasmani melalui Permainan Tradisional pada Pembelajaran Penjaskes Siswa Kelas 4 di SDN Sentul 4 Blitar. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan kebugaran jasmani melalui permainan bentengan dan engklek pada pembelajaran penjaskes, sebagai berikut: 1.2.1 Dampak negatif perkembangan teknologi yang semakin pesat berdampak pada kebugaran jasmani anak. 1.2.2 Ketidaksesuian guru dalam melakukan penilaian kebugaran jasmani. 1.2.3 Permainan tradisional yang kurang diminati oleh siswa. 1.2.4 Terdapat beberapa siswa yang memiliki berat badan berlebih. 1.2.5 Kurangnya peran guru dan orang tua dalam memperkenalkan permainan tradisional pada anak.
6 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1.3.1 Bagaimana pembelajaran kebugaran jasmani melalui permainan bentengan dan engklek pada pembelajaran penjaskes siswa kelas 4 SDN Sentul 4 Blitar? 1.3.2 Apa saja kendala yang terjadi saat pembelajaran kebugaran jasmani melalui permainan bentengan dan engklek pada pembelajaran penjaskes siswa kelas 4 SDN Sentul 4 Blitar? 1.3.3 Bagaimana solusi atas kendala pembelajaran kebugaran jasmani melalui permainan bentengan dan engklek pada pembelajaran penjaskes siswa kelas 4 SDN Sentul 4 Blitar? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pembelajaran kebugaran jasmani melalui permainan bentengan dan engklek pada pembelajaran penjaskes siswa kelas 4 SDN Sentul 4 Blitar. 1.4.2 Tujuan Khusus 1.4.2.1 Untuk menganalisis proses pembelajaran kebugaran jasmani melalui permainan bentengan dan engklek pada pembelajaran penjaskes siswa kelas 4 SDN Sentul 4 Blitar. 1.4.2.2 Untuk mengetahui kendala proses pembelajaran kebugaran jasmani melalui permainan bentengan dan engklek pada pembelajaran penjaskes siswa kelas 4 SDN Sentul 4 Blitar.
7 1.4.2.3 Untuk mengetahui solusi atas kendala proses pembelajaran kebugaran jasmani melalui permainan bentengan dan engklek pada pembelajaran penjaskes siswa kelas 4 SDN Sentul 4 Blitar. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan yang berupa beberapa inovasi baru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan strategi permainan. 1.5.2 Manfaat Praktis Manfaat dari penelitian diperuntukkan bagi beberapa pihak yang terkait antara lain: 1.5.2.1 Bagi guru Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan ide baru bagi guru dalam pembelajaran penjaskes pada umunya dengan menggunakan jenis permainan tradisional bentengan dan engklek untuk materi kebugaran jasmani. 1.5.2.2 Bagi siswa Penelitian ini bermanfaat untuk menumbuhkan rasa cinta budayanya melalui permainan tradisional serta meminimalisir terjadinya kepunahan permainan tradisional setelah adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat. 1.5.2.3 Bagi peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengetahuan kepada peniliti untuk lebih berkreasi dalam berkarya dengan mengubah cara belajar yang monoton menjadi menyenangkan bagi siswa.
8 1.5.2.4 Peneliti Lain Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi atau rujukan untuk penelitian ilmiah selanjutnya. 1.6 Batasan Penelitian Berdasarkan penelitian yang berjudul Analisis Kebugaran Jasmani melalui Permainan Bentengan dan Engklek pada Pembelajaran Penjaskes Siswa Kelas 4 di SDN Sentul 4 Blitar, maka peneliti akan membatasi ruang lingkup penelitian ini. Batasan penelitian yang dimaksud adalah pada proses pembelajaran penjaskes materi kebugaran jasmani yang dilakukan pendidik saat bermain tradisional, kendala yang dialami pendidik pada saat proses pembelajaran berlangsung serta solusi untuk mengatasi kendala yang ada pada pembelajaran tersebut. 1.7 Definisi Operasional 1.7.1 Kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang saat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa adanya kelelahan yang berlebihan dan memiliki cadangan energi untuk melakukan aktivitas selanjutnya. 1.7.2 Permainan Tradisional Permainan tradisional adalah jenis permainan yang terdapat pada suatu daerah tertentu yang merupakan aset bagi daerah tersebut, bersifat turun menurun serta memiliki unsur-unsur budaya didalamnya.
9 1.7.3 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Pendidikan jasmani dan kesehatan adalah proses pendidikan yang membutuhkan aktivitas fisik dan kesehatan untuk menghasilkan perubahan dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.