2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKAL TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Era otonomi daerah, sektor pariwisata memegang peranan penting dalam

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal penting bagi suatu negara. Pariwisata bagi

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selvi Arini, 2013

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional. Jumlah kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata terus dikembangkan dan menjadi program pembangunan nasional Sumber : World Tourism Organization (2015)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Denpasar, Juli 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata saat ini merupakan suatu industri yang sedang berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Keterangan Jumlah kendaraan yang masuk via gerbang tol 1. Jumlah pengun jung melalui gerban.

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam kebudayaan, agama, suku yang berbeda-beda, dan kekayaan

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai indikator, seperti sumbangan terhadap pendapatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan. manusia seiring dengan perkembangan sosiokultur yang mengalami

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penenlitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masroulina, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pendorong utama perekonomian dunia pada abad ke-21, dan menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam

Pembangunan Pariwisata di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 6.1 Kesimpulan. 1. Rendahnya tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kulon Progo dapat

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya.

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammad Riksa Alhadi, 2016

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perjalanan baru. Pariwisata mempunyai spektrum fundamental pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang terus

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ana Fajriasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. World Travel and Tourism Council mencatat bahwa Australia memiiki

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

BAB I PENDAHULUAN. Keindahan alam Indonesia sudah sangat terkenal dan dapat menarik

BAB 1 PENDAHULUAN. menstimulus terciptanya sumber perekonomian baru. Bahkan pariwisata dapat di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor pariwisata saat ini telah menjadi sektor industri yang sangat besar di dunia. Pertumbuhuan pariwisata saat ini merupakan bentuk nyata dari perjalanan sebuah bisnis global yang memang sangat menjanjikan karena pertumbuhan pariwisata itu sendiri mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dunia yang dihasilkan dari pergerakan wisatawannya. Terutama dengan negara yang sangat mengandalkan pariwisatanya. Akhir-akhir ini pariwisata di Indonesia sangat digalakkan oleh pemerintah Indonesia. Pariwisata mempunyai prospek yang sangat baik untuk masa depan bagi Negara Republik Indonesia. Data yang ditunjukkan dari UNWTO (United Nations World Tourism Organization) diperkirakan pada tahun 2020 akan terjadi pergerakkan sebanyak 1,6 miliar wisatawan dengan total perbelanjaan sebesar USD 2.000 miliar. Angka yang cukup fantastis ini hanya dihasilkan oleh wisatawan internasional saja di luar biaya transportasi yang dikeluarkan. Dengan masuknya Era Globalisasi yang dimana setiap unit kehidupan yang ada pada saat ini sangat saling berhubungan satu dengan yang lainnya, ada fasilitas yang mendukung pergerakkan para manusia dalam setiap aktifitasnya. Pesatnya perkembangan pariwisata didukung oleh kondisi geografis dan keindahan alam di suatu negara. Kemewahan budaya dan keramahan penduduk lokal juga menjadi salah satu pendukungnya. Indonesia merupakan negara yang kaya akan keindahan alam dan budaya, dari Sabang sampai Merauke menyimpan masingmasing pesona alamnya. Pembangunan yang dilaksanakan dengan baik oleh pemerintah beserta seluruh komponen bangsa sesungguhnya merupakan upaya sistematis dan berkelanjutan dalam meningkatkan harkat, martabat, dan kesejahteraan baik material maupun 1

2 spiritual bagi masyarakat sehingga dapat berdiri sejajar dalam interaksi sosial dengan masyarakat lainnya TABEL 1.1 PERKEMBANGAN JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA MENURUT PINTU MASUK BANDARA TAHUN 2004-2014 Bandara Tahun Soekarno Hatta Ngurah Rai Polonia/ Kualanamu Batam Bandara Lainnya Jumlah 2004 1 005 072 1 525 994 97 087 1 527 132 1 165 880 5 321 165 2005 1 105 202 1 454 804 109 034 1 024 758 1 308 303 5 002 101 2006 1 147 250 1 328 929 110 405 1 012 711 1 272 056 4 871 351 2007 1 153 006 1 741 935 116 614 1 077 306 1 416 898 5 505 759 2008 1 464 717 2 081 786 130 211 1 061 390 1 496 393 6 234 497 2009 1 390 440 2 384 819 148 193 951 384 1 448 894 6 323 730 2010 1 823 636 2 546 023 162 410 1 007 446 1 463 429 7 002 944 2011 1 933 022 2 788 706 192 650 1 161 581 1 573 772 7 649 731 2012 2 053 850 2 902 125 205 845 1 219 608 1 663 034 8 044 462 2013 2 240 502 3 241 889 225 550 1 336 430 1 757 758 8 802 129 2014 2 246 437 3 731 735 234 724 1 454 110 1 768 405 9 435 411 Sumber: Badan Pusat Statistik tahun 2015 Dengan tabel 1.1 tersebut, dapat disimpulkan bahwa jumlah kunjungan terbanyak berdasarkan pintu masuk wisatawan yaitu pada pintu masuk bandara Ngurah Rai yang berada di Provinsi Bali ditiap tahunnya dengan jumlah 3.731.735

3 wisatawan pada tahun 2014. Pada tahun-tahun sebelumnya pun bandara Ngurah Rai Bali berada di peringkat pertama dan disusul oleh bandara Soekarno-Hatta. Industri pariwisata di Indonesia berkembang dengan pesat. Dengan semakin majunya sumber daya manusia pariwisata Indonesia sehingga dapat mengembangkan potensi wisata Indonesia. Hal tersebut juga yang menjadi salah satu faktor penyebab wisatawan mancanegara datang berkunjung ke Indonesia dan membantu untuk menambah devisa Indonesia. Tidak hanya wisatawan Mancanegara saja yang dapat melakukan kegiatan berwisata. Wisatawan Nusantara/Domestik pun dapat melakukan kegiatan berwisata. Pusdatin dan Badan Pusat Statisik pun mencatat perkembangan wisatawan domestik yang melakukan kegiatan wisata. TABEL 1.2 PERKEMBANGAN JUMLAH WISATAWAN NUSANTARA/DOMESTIK TAHUN 2009-2013 Pada tabel 1.2 tersebut, didapatkan bahwa setiap tahunnya jumlah perjalanan wisatawan domestik mengalami kenaikan maupun peningkatan. Untuk peningkatan yang cukup signifikan didapat pada tahun 2011-2012. Hal tersebut berarti bahwa minat wisatawan nusantara/domestik untuk mengunjungi suatu destinasi di Indonesia sangatlah besar dari tahun ke tahun nya.

4 Menanjaknya pengunjung yang datang ke Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini berdampak juga pada menaiknya wisatawan yang berkunjung ke provinsi Banten. Kota yang bersebelahan dengan Daerah Khusus Ibukota ini pun memiliki karakteristik wisatanya yang berbeda-beda di setiap kota dan kabupaten di wilayah Banten itu sendiri. Salah satu kota yang terkena dampak dari berkembangnya pariwisata di Provinsi Banten adalah kota Tangerang Selatan. Tangerang selatan merupakan kota paling timur dari provinsi Banten. Batas wilayah Kota Tangerang Selatan yaitu kota Tangerang di sebelah utara, Kabupaten Tangerang di sebelah barat, Kota Bogor di sebelah selatan, dan Provinsi DKI Jakarta di bagian timur. Hal yang menguntungkan bagi kota Tangerang Selatan adalah dengan berdekatan nya jarak dengan ibukota DKI Jakarta. Tangerang selatan sebagai kota yang sedang berkembang akibat dari pemisahan diri dari kota Tangerang. Tetapi, dalam beberapa tahun terakhir pariwisata di Tangerang Selatan mulai membangun beberapa daya tarik wisata yang dapat membuat wisatawan datang ke kota ini, wilayah yang paling sering di kunjungi wisatawan di daerah Tangerang Selatan ini adalah daerah Bumi Serpong Damai (BSD) dan juga wilayah Bintaro yang berbatasan langsung dengan kota Jakarta. Kota Tangerang Selatan yang notabene kota yang baru berdiri mempunyai tagline Big City Big Opportunity. Hal ini menunjukan bahwa Tangerang Selatan memang memfokuskan perekonomiannya dari sektor pariwisata. Terlihat dalam beberapa tahun terakhir kota Tangerang Selatan sedang memperbanyak daya tarik wisata nya dalam mengembangkan pariwisata di kota Tangerang. Setiap daerah tentu memiliki keunggulan komparatif yang dapat dikembangkan secara kompetitif sehingga memiliki efek yang banyak baik bagi daerah itu sendiri maupun bagi masyarakatnya. Sejalan dengan prinsip berwisata untuk melihat, untuk melakukan suatu aktifitas tertentu dan untuk mendapatkan barang tertentu, maka sangat dibutuhkan ketersediaan data informasi atas fasilitas dan infrastruktur serta surfrastruktur kepariwisataan daerah yang dapat dijadikan referensi

5 berharga bagi para wisatawan atas keunggulan suatu daerah dan atas apa yang dapat mereka nikmati di daerah tersebut. Provinsi Banten memiliki delapan kabupaten/kota yang berada di wilayah Provinsi Banten, Kota Tangerang Selatan merupakan satu-satunya kota yang tidak memiliki teritori laut dan pantai. Namun bukan berarti bahwa kota ini tidak memiliki nilai jual pariwisata yang unggul dibandingkan dengan daerah lainnya. Hanya saja hal tersebut jelas membutuhkan terdapatnya perencanaan kepariwisataan daerah yang komprehensif dan berkelanjutan sehingga dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi Kota Tangerang Selatan untuk menarik wisatawan lokal maupun mancanegara agar berkunjung ke Kota Tangerang Selatan. Salah satu daya tarik wisata yang terkenal dan terus berkembang keberadaannya di Kota Tangerang Selatan adalah Taman Kota. Taman kota adalah sebuah hutan buatan yang berfungsi sebagai paru-paru kota penghirup polusi di jantung BSD City ini terletak di Jl. Tekno Widya, Taman Tekno. Track untuk joggingnya pun dibuat lebih lebar agar dapat berolahraga dengan lebih nyaman, datarannya yang naik turun seperti ada dipegunungan dan suasananya yang sejuk di pagi hari, Taman Kota merupakan salah satu dari daya tarik wisata, hal ini sesuai dengan definisi dari Riswandi (2008, hlm.17) yang mengatakan bahwa Taman kota merupakan bagian dari penataan ruang perkotaan yang berfungsi sebagai kawasan lindung. Kawasan hijau kota terdiri atas pertamanan kota, kawasan hijau hutan kota, kawasan hijau rekreasi kota, kawasan hijau kegiatan olahraga, kawasan hijau pekarangan. Ruang terbuka hijau di klasifikasi berdasarkan status kawasan, bukan berdasarkan bentuk dan struktur vegetasinya. Sedangkan menurut Suharto (2005, hlm.5) Taman Kota bermanfaat untuk mengendalikan suhu, panas sinar matahari, memperbaiki kualitas udara, untuk sarana bermain, rekreasi, kesenangan, kegembiraan, kenyamanan sebagai pembatas fisik.

6 Memang benar bahwa sektor pariwisata merupakan sektor yang sangat mempengaruhi perekonomian di Kota Tangerang Selatan. Sektor pariwisata juga dapat menjadikan pendapatan di masyarakat menjadi merata dan juga meningkatkan kualitas hidup dari masyarakat lokal itu sendiri. Sektor pariwisata harus meningkatkan sarana dan prasarana dari suatu objek wisata agar dapat menaikkan kualitas hidup dan juga memenuhi kebutuhan bagi wisatawan khususnya wisatawan lokal dan menyadari bahwa wisatawan lokal pun harus diberikan perhatian lebih. Wisatawan domestik atau lokal memang tidak mendatangkan devisa bagi negara, tetapi tidak bisa dipandang remeh soal kemampuannya menggerakkan perekonomian negara. Wisatawan lokal yang berlibur ke daya tarik wisata didaerah lain, mampu menghidupkan mulai dari industri penerbangan, angkutan laut,, angkutan darat, perhotelan, industri kreatif dan banyak lagi. Bila terjadi krisis financial global ataupun jika pemerintah ngara-negara yang merupakan pasar primer wisatawan mancanegara mengeluarkan travel warning terhadap Indonesia, tentu sektor pariwisata dan industri kreatif hanya bisa bertahan hidup dari pergerakan wisatawan lokal itu sendiri. Pemerintah ataupun pengelola objek wisata Taman Kota harus giat mempromosikan daya tarik wisatanya kepada masyarakat lokal. Tetapi, promosi saja belum cukup. Para pemangku kepentingan didaerah harus memberikan layanan kepada wisatawan lokal sama baiknya ketika melayani para wisatawan asing. Selain tak pernah lelah mengkampanyekan sapta pesona, para kepala daerah melalui Dinas Pariwisata nya, wajib menyediakan berbagai fasilitas pendukung agar memudahkan wisatawan lokal ketika ingin berkunjung ke Taman Kota.

7 TABEL 1.3 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE DAYA TARIK WISATA TAMAN KOTA TAHUN 2010-2014 No Tahun Jumlah Kunjungan 1 2010 58.407 2 2011 70.823 3 2012 64.639 4 2013 56.792 5 2014 42.718 Sumber: Pengelola Taman Kota Dalam tabel tersebut menunjukan bahwa daya tarik wisata Taman Kota mengalami kenaikan jumlah kunjungan dari tahun 2010 hingga 2011. Namun pada tahun 2011 hingga 2014 Taman Kota mengalami penurunan jumlah kunjungan yang cukup besar. Penurunan tersebut bisa berdampak pada tidak tercapainya target perusahaan yang menargetkan sebanyak 100.000 ribu pengunjung setiap tahunnya dan juga dapat menyebabkan kerugian financial karena berbagai upaya yang telah dilakukan dengan menghabiskan biaya yang cukup besar untuk membuat destinasi Taman Kota ini. Taman Kota merupakan salah satu daya tarik wisata yang dapat berpotensi sebagai wisata unggulan dengan keberagaman atraksi wisata yang bervariatif di Kota Tangerang Selatan ini. Selain itu Taman Kota memiliki potensi sebagai wisata rekreasi yang dapat dijadikan sebagai alternative pertama bagi wisatawan untuk melakukan kunjungan wisata di Tangerang Selatan. Pada dasarnya keputusan untuk melakukan perjalanan wisata diadaptasi dari teori keputusan berkunjung, yaitu seseorang mengeluarkan uang untuk mendapatkan kepuasan dan pengalaman. Menurut Kotler dan Keller (2012, hlm.170), proses pengambilan keputusan seseorang wisatawan melalui lima fase yaitu pemilihan produk wisata, pemilihan suatu merek, pemilihan saluran pembelian, pemilihan waktu kunjungan, dan jumlah kunjungan.

8 Menurut Hudson (2008, hlm.40) mengungkapkan perilaku konsumen merupakan bagian dari manajemen pemasaran pariwisata. Dengan memahami pola perilaku wisatawan maka pemasar dapat mengetahui dan menargetkan keinginan atau kebutuhan wisatawan. Pemasar perlu memahami aspek terkait mengenai perilaku konsumen dalam pariwisata diantaranya mengenai motivasi wisatawan dan proses keputusan berkunjung. Menurut Page (2009, hlm.87) mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang terkait perilaku konsumen dalam melakukan dan mempengaruhi keputusan untuk berkunjung diantaranya faktor ekonomi, faktor social-psikologis dan eksogen. Faktor psikologis terdiri dari motivasi, persepsi, preferensi, demografis, dan sikap. Untuk menarik wisatawan dan memaksimalkan jumlah kunjungan pihak pengelola wisata Taman Kota perlu melakukan pendekatan mengenai perilaku wisatawan yaitu dengan mengidentifikasi dan mengetahui pemahaman tentang motivasi wisatawan dalam melakukan kunjungan wisata. Motivasi seseorang untuk berwisata timbul oleh beberapa keinginan yang sudah menjadi sifat manusia seperti menyelidiki atau mengenal hal-hal yang belum dikenal. Perjalanan wisata yang dilakukan ini memiliki motivasi yang bervariasi dan setiap orang belum tentu sama motivasinya dalam melakukan perjalanan wisata. Motivasi merupakan hal yang sangat mendasar dalam studi tentang wisatawan dan pariwisata, karena motivasi merupakan trigger dari proses perjalanan wisata, walaupun motivasi ini seringkali tidak disadari oleh wisatawan itu sendiri. Kajian mengenai motivasi wisatawan mengalami pergeseran dan memandang motivasi sebagai proses singkat untuk melihat perilaku perjalanan wisata, ke arah yang lebih menekankan bagaimana motivasi mempengaruhi kebutuhan psikologis dan rencana jangka panjang seseorang. Seperti yang telah dikemukakan oleh Page (2008, hlm.64) bahwa motivasi merupakan salah satu faktor psikologis yang dapat mempengaruhi keputusan berkunjung. Dengan mengetahui motivasi wisatawan dapat memberikan informasi bagi pengelola wisata dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan

9 wisatawan selama mereka mengunjungi suatu kawasan wisata. Pada dasarnya seseorang melakukan suatu kunjungan wisata di motivasi oleh beberapa hal. menurut Jie Zhang dan Carl Marcussen (2007) bahwa motivasi wisatawan dalam melakukan kunjungan diantaranya adalah Nature, Value for Money, Physical Activities. Nature, yaitu motivasi wisatawan seperti merelaksasikan tubuh, menikmati keadaan, suasana di daya tarik wisata. Di Taman Kota wisatawan dapat menikmati udara yang sejuk dengan dikelilingi pohon yang rindang. Value for Money yaitu motivasi wisatawan dengan alasan keterjangkauan transportasi ke tujuan destinasi, harga tiket yang murah, dan biaya lainnya yang terjangkau. Untuk mencapai objek destinasi ini sangat mudah jika ditempuh menggunakan angkutan umum maupun kendaraan pribadi karena letak nya yang ditengah kota. Lalu, biaya tiket masuk nya pun terbilang murah yaitu Rp.5000,- Physical Activities, yaitu motivasi wisatawan seperti melakukan aktivitas seperti berolahraga, dan kegiatan lainnya. Di Taman Kota menyediakan lapangan terbuka untuk berolahraga seperti bermain sepakbola, bulutangkis atau kegiatan olahraga lainnya. Lalu di Taman Kota juga terdapat jogging track yang disediakan untuk wisatawan yang ingin berlari kecil. Motivasi dan persepsi wisatawan dalam mengunjungi daya tarik Taman Kota ini semakin kuat dengan didukung beberapa bukti diantaranya adalah bangunan tradisional dan juga jembatan merah yang sangat populer bagi masyarakat kota Tangerang Selatan dan juga ada jogging track untuk melakukan kegiatan fisik. Dengan memperhatikan motivasi wisatawan diharapkan dapat membantu pengelola destinasi untuk mngetahui sejauh mana keinginan dan kebutuhan wisatawan lokal dalam melakukan kegiatan wisata, kemudian membantu pihak pengelola dalam meningkatkan fasilitas dan pelayanan seperti yang diinginkan oleh wisatawan, dengan demikian dapat memaksimalkan jumlah kunjungan wisatawan lokal ke daya tarik wisata Taman Kota.

10 Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu melakukan penelitian megenai Pengaruh Motivasi Wisatawan Lokal Terhadap Keputusan Berkunjung ke Taman Kota di Kota Tangerang Selatan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran Motivasi wisatawan di daya tarik wisata Taman Kota 2. Bagaimana gambaran keputusan berkunjung wisatawan di daya tarik wisata Taman Kota 3. Bagaimana Pengaruh Motivasi wisatawan terhadap keputusan berkunjung ke Taman Kota 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini ditujukan untuk memperoleh hasil temuan mengenai: 1. Untuk memperoleh temuan mengenai motivasi wisatawan di daya tarik wisata Taman Kota 2. Untuk memperoleh temuan mengenai keputusan berkunjung wisatawan di daya tarik wisata Taman Kota 3. Untuk memperoleh temuan mengenai Pengaruh Motivasi Terhadap keputusan berkunjung ke Taman Kota di Kota Tangerang Selatan 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kepentingan teoritis Secara Teoritis yaitu sebagai bentuk pengembangan ilmu manajemen pemasaran pariwisata khususnya pada manajemen pemasaran destinasi mengenai kajian pengaruh Motivasi terhadap keputusan berkunjung serta

11 dapat memberikan gambaran yang luas bagi peneliti-peneliti yang akan melakukan penelitian lebih jauh mengenai masalah yang sama. 1.4.2 Kepentingan praktis Secara praktis hasil penelitian ini dapat memberikan masukan terutama bagi objek wisata Taman Kota diharapkan dapat memberikan masukan khususnya untuk melakukan pengaruh Motivasi terhadap keputusan berkunjung sebagai daerah hijau yang bermanfaat agar mendapat persepsi yang baik di mata konsumen.