BAB I PENDAHULUAN. Dunia atau World Health Organization (WHO) (2014), mendeklarasikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. fakultas yang ada di UMY adalah Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kualitas hidup seseorang, akan tetapi nilai kebugaran jasmani

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah penelitian korelasi yang menunjukkan

Karya Tulis Ilmiah. Disusun oleh RISTYO UTARI

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas/olahraga secara teratur, tidur yang cukup dan tidak merokok

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. Angka perokok masih cukup tinggi sekitar 1 miliyar laki-laki di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. orang didunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB III METODE PENELITIAN. adalah pendekatan cross sectional, dimana variabel independen dan dependen

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak bayi,

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh antara variabelvariabel,

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fisik dengan baik untuk memacu semangat belajar.

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB I PENGANTAR. menjadi faktor resiko ketiga terbesar penyebab kematian dini (Kartikasari A.N.,

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INTISARI. Kata kunci: tekanan darah, dataran tinggi, dataran rendah.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

Kurnia Dwi Safitri 1, Nurvita Risdiana 2. Intisari. Abstract

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

populasi yang rentan atau vulnerable sebagai akibat terpajan risiko atau akibat buruk dari masalah kesehatan dari keseluruhan populasi (Stanhope dan

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah di pompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba di suatu tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan

FISIOLOGI MANUSIA. Laporan Praktikum Daya Tahan Tubuh. Muhammad Reza Jaelani

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Olahraga yang dilakukan secara terencana bertujuan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

HERNAWAN TRI SAPUTRO J

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami tahap akhir perkembangan dari daur kehidupan manusia. (Maryam, 2008). Semua orang akan mengalami proses menjadi tua.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berumur 60 tahun atau lebih. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian non-experiment

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan unsur yang terdiri dari jasmani dan rohani yang tidak terpisahkan karena masuk dalam satu kesatuan yang utuh sehingga dapat menunjang tercapainya kemampuan aktivitas yang baik. Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) (2014), mendeklarasikan pentingnya Active Living yang artinya aktivitas hidup bagi setiap orang sudah menjadi bagian dalam program dunia, dimana latihan fisik merupakan bagian terpenting untuk memenuhi kehidupan seseorang. Sekarang ini dengan perkembangan zaman yang sudah modern, masyarakat Indonesia sebagian besar memiliki berbagai macam aktivitas fisik. Oleh karena itu setiap orang mempunyai hak untuk meningkatkan dan memelihara kebugaran jasmaninya. Kebugaran jasmani sangat penting sekali untuk menunjang semua aktivitas dalam kehidupan sehari-hari, karena kontribusi kebugaran jasmani itu sendiri dapat memberikan pengaruh aktif baik secara fisik maupun psikis (Kurniawan, 2013). Dalam Islam dengan melakukan banyak aktivitas secara teratur akan meningkatkan kesehatan baik jasmani maupun rohani seseorang. Hadist Riwayat Muslim dari Abu Hurairah mengatakan: Seorang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. 1

2 Melakukan aktivitas yang terstruktur dan terencana yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dapat meningkatkan tingkat kebugaran jasmani yang optimal (Wijayanti dkk, 2012). Tingkat kebugaran jasmani yang tinggi akan membantu meningkatkan kesehatan kardiovaskuler serta dapat mengembalikan berbagai faktor resiko penyakit lainnya (Simon, 2012). Saat melakukan aktivitas, seseorang yang memiliki tingkat kebugaran jasmani yang tinggi tidak akan mudah merasakan lelah dan mampu untuk bekerja dengan waktu yang lebih lama (Halim, 2012). Pada hakekatnya kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik dan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan tubuh masih menyimpan energi yang cukup untuk keperluan mendadak maupun untuk menikmati waktu luang lainnya (Nonce, 2014). Apabila seseorang memiliki tingkat kebugaran yang baik akan menghasilkan kerja yang baik dan kesiapan dalam menghadapi aktivitas semakin tinggi (Prativi dkk, 2013). Setiap orang mempunyai nilai kebugaran jasmani yang berbeda-beda, karena ketahanan tubuh dalam menghadapi aktivitas yang dilakukan setiap harinya juga berbeda dari satu orang dengan orang lainnya (Mexitalin dkk, 2012). Ketahanan tubuh seseorang dapat diketahui dengan cara melakukan tes kebugaran jasmani supaya tahu sejauh mana daya tahan kardiovaskulernya (Suwitno, 2015). Tes tersebut menunjukkan bahwa tingkat kebugaran yang baik, seseorang tidak akan mudah merasakan lelah, artinya gaya hidup dan aktivitas fisik orang tersebut dikatakan baik (Pratama & Febriyanti, 2014).

3 Salah satu tes tersebut adalah dengan melakukan Harvard Step Test atau lebih dikenal dengan tes naik turun bangku setinggi 48 cm selama 5 menit, sesuai dengan irama metronom (Adidharma, 2016). Semakin tinggi nilai kebugaran jasmani seseorang, cardiac output akan jauh lebih bagus sehingga tekanan darah yang dihasilkan tiap orang juga baik karena efisiensi kerja kardiovaskuler. Kardiovaskuler adalah salah satu organ yang sangat penting dan pengaruhnya sangat besar bagi seseorang untuk dapat melakukan aktivitas setiap hari (Sulaeman, 2012). Sistem Kardiovaskuler bertugas memompa darah ke seluruh tubuh yang fungsinya adalah mengangkut oksigen yang dibutuhkan otot dan mengatur aliran darah terhadap kebutuhan jaringan (Aaronson & Ward, 2007). Aliran darah akan membesar disebabkan besarnya metabolisme dalam suatu organ (Brunner & Suddarth, 2002). Oleh sebab itu sistem kardiovaskuler akan mengkompensasi dengan cara memperbesar banyaknya aliran darah yang akan dipompakan dari kardiovaskuler ke seluruh tubuh sehingga tekanan dalam darah yang dihasilkan menjadi stabil (Potter & Perry, 2009). Tekanan darah bisa meningkat ketika aktivitas yang dilakukan mengalami peningkatan dan kemampuan kardiovaskulerpun akan meningkat sesuai dengan aktivitas yang dilakukan (Pujiati & Yuliana, 2014). Seseorang yang memiliki tingkat kebugaran rendah, saat melakukan aktivitas tekanan darah akan lebih cepat mengalami peningkatan dan setelah melakukan aktivitas pembuluh darah akan lebih lama kembali ke keadaan normal. Begitu juga sebaliknya, jika seseorang memiliki tingkat kebugaran

4 yang tinggi, saat melakukan aktivitas akan lebih lama mengalami peningkatan tekanan darah dan pembuluh darah lebih cepat kembali ke keadaan normal setelah melakukan aktivitas (Sulaeman, 2012). Tekanan darah adalah kekuatan yang dihasilkan dinding arteri dengan memompa darah dari kardiovaskuler (Pujiati & Yuliana, 2014). Ketika kardiovaskuler berdetak atau mengalami kontraksi, darah akan terdorong melalui arteri keseluruh tubuh sehingga menyebabkan tekanan pada arteri yang disebut dengan tekanan darah sitolik (Aaronsom & Ward, 2007). Ratarata tekanan darah normal yang mempunyai kebugaran baik adalah kurang dari 120/80 mmhg (Amiruddin dkk, 2013). Nomor atas (120) menunjukkan tekanan sistolik dan nomor bawah (80) menunjukkan tekanan diastolik. Seseorang dapat dikatakan memiliki tekanan darah sistolik normal jika angka sistolik berada dibawah 120 mmhg. Oleh sebab itu seseorang dengan tingkat kebugaran jasmani tinggi mempunyai tekanan darah sistolik yang baik karena efisiensi kerja kardiovaskuler secara maksimal dalam memompa darah keseluruh tubuh dan keduanya saling berhubungan. Tekanan darah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adalah: usia, jenis kelamin, olahraga, obat-obatan, stress, Indeks Masa Tubuh (IMT) dan merokok (Fatarrona, 2011). Sedangkan faktor yang mempertahankan tekanan darah meliputi: kekuatan memompa jantung, banyaknya darah yang diedarkan, kekentalan darah, tahanan perifer dan elastisitas pada dinding pembuluh darah (Brunner & Suddarth, 2002).

5 Setiap orang dapat mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi) dan juga bisa mengalami tekanan darah rendah (hipotensi) (Hikmaharidha, 2011). Menurut WHO, sekitar 972 juta orang diseluruh dunia atau 26,4% mengidap hipertensi dan akan mengingkat sampai 29,2% pada tahun 2025. Dari 972 juta tersebut, 333 juta ada di negara maju dan 693 ada di negara berkembang dan Indonesia sendiri termasuk didalamnya (Prayitno & Anggara, 2012). Pada tahun 2013 di wilayah DIY sekitar 26% mempunyai penyakit hipertensi (Riskesdas, 2013). Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah salah satu penyebab utama dari penyakit pokok yang bersifat global. Prevalensi hipertensi dapat dijadikan perhatian karena merupakan salah satu faktor resiko penyakit kronis seperti penyakit yang menyerang pada sistem kardiovaskuler. Oleh sebab itu seseorang perlu meningkatkan dan mempertahankan kesehatannya guna mencapai tingkat kebugaran jasmani yang optimal dan stabilnya tekanan darah (Anggara, 2013). Dari studi pendahuluan data yang di dapat berdasarkan hasil pengukuran tingkat kebugaran jasmani menggunakan Harvard Step Test kepada 5 mahasiswa tingkat akhir Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan proses pengukuran tekanan darah sistolik adalah setelah melakukan pengukuran Harvard Step Test nilai sitolik pada 2 mahasiswa mengalami penurunan 10 mmhg. Sedangkan 3 mahasiswa yang lain nilai sistolik mengalami peningkatan masing-masing 10 mmhg dengan nilai rata-rata H arvard Step Test mencapai kategori sedang.

6 Dari permasalahan diatas peneliti bermaksud ingin mengetahui hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan tekanan darah sistolik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan tekanan darah sistolik pada mahasiswa tingkat akhir PSIK UMY?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan tekanan darah sistolik pada mahasiswa tingkat akhir PSIK UMY. 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mengetahui tingkat kebugaran jasmani mahasiswa tingkat akhir PSIK UMY. b. Mengetahui tekanan darah sistolik mahasiswa tingkat akhir PSIK UMY. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan dalam keperawatan terkait hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan tekanan darah sistolik pada mahasiswa tingkat akhir PSIK UMY.

7 2. Manfaat Praktis a. Memberikan informasi kepada mahasiswa PSIK UMY tentang gambaran tingkat kebugaran jasmani dengan tekanan darah sistolik. b. Memberikan motivasi bagi masyarakat dan mahasiswa PSIK UMY terhadap tingkat kebugaran jasmani dengan tekanan darah sistolik. c. Sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya dengan kerangka konsep yang lebih baik. E. Keaslian Penelitian Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan sehubungan dengan penelitian ini adalah: 1. Nurhamid (2015). Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya kontribusi tingkat kebugaran jasmani terhadap kapasitas paru-paru dan tekanan darah. Populasi berjumlah 305 siswa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah putra 30 sampel dan putri 30 sampel. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional. Teknik pengumpulan data dengan tes dan pengukuran. Teknik analisis data menggunakan regresi untuk mencari besarnya kontribusi tingkat kebugaran jasmani terhadap kapasitas paru-paru dan tekanan darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas paru-paru putra memiliki koefisien korelasi sebesar 0,474 dengan kontribusi sebesar 22,5%, kapasitas paru-paru putri memiliki koefisien korelasi sebesar 0,524 dengan kontribusi sebesar 27,5 %, tekanan darah putra memiliki koefisien korelasi

8 sebesar 0,601 dengan kontribusi sebesar 36,1%, tekanan darah putri memiliki koefisien sebesar 0,628 dengan kontribusi sebesar 39,4%. Perbedaan penelitian ini terletak pada jenis penelitian, tujuan penelitian, teknik pengambilan sampel, jumlah sampel, alat ukur yang digunakan. 2. Rolenco (2015). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan gaya hidup dengan tingkat kebugaran jasmani pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian noneksperimental untuk menguji kebugaran jasmani. Rancangan penelitian dengan menggunakan pendekatan cross sectional menggunakan analisa deskriptif korelasi. Uji statistik dengan menggunakan Spearman Rank. Sampel peneliti 36 mahasiswa laki-laki dengan menggunakan teknik purposive sampling menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner gaya hidup dan pengukuran tingkat kebugaran jasmani menggunakan Harvard Step Test. Hasil yang didapatkan p <0,05 yang artinya terdapat hubungan antara gaya hidup dengan tingkat kebugaran jasmani. Perbedaan penelitian ini terletak pada jenis penelitian, tujuan penelitian, teknik pengambilan sampel, jumlah sampel, alat ukur yang digunakan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Correlation, tujuannya adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan tekanan darah, teknik pengambilan sampel menggunakan Total Sampling dengan 121 sampel dan alat ukur yang digunakan dalam

9 pengukuran tekanan darah menggunakan stetoskop dan sphygmomanometer. 3. Shomoro & Mondal (2014). Tujuan penelitian ini untuk menguji, mengukur dan membandingkan kebugaran fisik pada berbagai mahasiswa Universitas Mekelle. Jumlah populasi 2738 orang, sampel terdiri dari 349 mahasiswa laki-laki tahun pertama, usia 20 tahun. Teknik pengambilan sampel menggunakan Sample Random. Untuk mengukur tingkat kebugaran fisik mahasiswa menggunakan tes Titnegram. Terdapat hasil yang signifikan pada kebugaran kardiovaskuler dan peredaran darah, kekuatan otot perut, kekuatan dan fleksibilitas eksterior diantara mahasiswa yang berasal dari berbagai kampus. Perbedaan penelitian ini terletak pada tujuan penelitian, teknik pengambilan sampel, jumlah sampel, alat ukur yang digunakan, tes kebugaran jasmani. Penelitian ini bertujuannya adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan tekanan darah, teknik pengambilan sampel menggunakan Total Sampling dengan jumlah populasi 123 mahasiswa dan alat ukur yang digunakan dalam pengukuran tekanan darah menggunakan stetoskop dan sphygmomanometer. Tes kebugaran jasmani menggunakan Harvard Step Test.