PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN TANGERANG

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 9 TAHUN 2016

- 1 - GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT

Administrasi Kepegawaian Negara. Lina Miftahul Jannah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 17 Tahun : 2014

STANDAR OPERASIONAL PELAYANAN APARATUR

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 152 TAHUN 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PEMBINAAN DISIPLIN A. DASAR HUKUM B. PENJELASAN 1. Maksud 2. Tujuan 1. Kewajiban,

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2012

POKOK-POKOK PERATURAN PEMERINTAH TENTANG DISIPLIN PNS

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2015

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG

PENERAPAN DISIPLIN PNS

MATRIKS PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PELANGGARAN TERHADAP KEWAJIBAN DAN LARANGAN BAGI PNS

SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 5 TAHUN 2O17 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 23 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2015

WALIKOTA TA PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

B U P A T I B I M A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA,

JENIS DAN BENTUK SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENGATURAN JAM KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLORA

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI MALUKU TENGGARA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 120 TAHUN

PERATURAN BUPATI BULUNGAN

BERITA NEGARA. Disiplin Kerja. Pegawai Negeri Sipil. BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA KETENTUAN PELAKSANAAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

BAB II FUNGSI PENGAWASAN YANG DILAKSANAKAN OLEH INSPEKTORAT TERHADAP DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

SALINAN BUPATI BULUNGAN

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2017

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG JAM KERJA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

BUPATI BANDUNG BARAT

BUPATI SAMBAS PERATURAN BUPATI SAMBAS NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG DISIPLIN JAM KERJA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 21 A TAHUN 2013 TENTANG PEGAWAI HONOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

BUPATI PENAJAM PASER UTAR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEGAWAI TIDAK TETAP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PELANGGARAN DAN TINGKAT HUKUMAN DISIPLIN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 66 TAHUN 2016

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 677 TAHUN 2016 TENTANG DISIPLIN KEHADIRAN APARATUR SIPIL NEGARA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KETENTUAN BAGI TENAGA KONTRAK PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 39 TAHUN 2005

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 15 A TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 16 TAHUN 2013

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

-1- REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERMENRISTEKDIKTI NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDO... NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN HARI KERJA, JAM KERJA, APEL KERJA DAN PRESENSI ELEKTRONIK

PROPINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOM OR TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2018 TENTANG DISIPLIN APARATUR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188 / 110 / / 2013

TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 20 TAHUN TAHUN 2008 TENTANG KINERJA DAN DISIPLIN PEGAWAI PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN. TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DUMAI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

Transkripsi:

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan Pegawai Negeri Sipil yang handal, profesional dan bermoral sebagai penyelenggara pemerintahan yang menerapkan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (good governance), perlu melaksanakan penegakan disiplin pegawai; b. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, perlu mengatur lebih lanjut mengenai pedoman teknis pelaksanaan penegakan Disiplin Pegawai; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dan huruf b diatas, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penegakan Disiplin Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890); 3. undang-undang...

-2-3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3846); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentian/Pemberhentian Sementara Pegawai Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1966 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2797); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5135); 7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1995 tentang Hari Kerja di Lingkungan Lembaga Pemerintah; 8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/87/M.PAN/8/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Efisiensi, Penghematan, dan Disiplin Kerja; 9. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 8 Tahun 1996 tentang Pedoman Pelaksanaan Hari Kerja di lingkungan Lembaga Pemerintah; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 0210). MEMUTUSKAN...

-3- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN TANGERANG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Tangerang. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati, dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Tangerang. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang. 5. Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang, meliputi Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Badan Daerah, Dinas Daerah, Inspektorat, Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja dan lembaga lain. 6. Badan Kepegawaian Daerah adalah Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tangerang; 7. Kepala Badan Kepegawaian Daerah adalah Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tangerang; 8. Pegawai Negeri Sipil selanjutnya disingkat PNS adalah Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 dan berada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang; 9. Calon Pegawai Negeri Sipil selanjutnya disingkat CPNS adalah adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 10. Perintah Kedinasan adalah perintah yang diberikan oleh atasan yang berwenang mengenai atau yang ada hubungannya dengan kedinasan. 11. Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten Tangerang selanjutnya disingkat TPP adalah tambahan penghasilan yang diberikan setiap bulan kepada PNS Daerah Kabupaten Tangerang sesuai peraturan perundang-undangan. 12. Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk mentaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundangundangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. 13. Disiplin Jam Kerja adalah ketaatan kehadiran PNS terhadap ketentuan jam kerja. 14. Apel Pagi adalah kegiatan yang dilakukan secara bersama di suatu tempat yang dipimpin oleh Pembina Apel. 15. Apel Hari...

-4-15. Apel Hari Kesadaran Nasional adalah kegiatan apel yang dilaksanakan setiap tanggal 17 16. Tugas spesifik/kekhususan, karakteristik dan pelayanan dasar adalah tugas-tugas yang melekat pada SKPD/Unit Kerja yang ketentuan hari dan jam kerjanya diatur tersendiri atas persetujuan Bupati. Pasal 2 Peraturan Bupati ini bertujuan sebagai pedoman dalam menegakan disiplin PNS dengan berorientasi pada peningkatan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat serta untuk menciptakan kesamaan tindak dan arah dalam menegakkan disiplin sesuai ketentuan Peraturan perundang undangan. Setiap PNS wajib : 1. mengucapkan sumpah/janji PNS; BAB II KEWAJIBAN DAN LARANGAN Bagian Kesatu Kewajiban Pasal 3 2. mengucapkan sumpah/janji jabatan; 3. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah; 4. mentaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan; 5. melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab; 6. menjunjung tinggi kehormatan Negara, Pemerintah, dan martabat PNS; 7. mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau golongan; 8. memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan; 9. bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara; 10. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil; 11. masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja; 12. mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan; 13. menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya; 14. memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat; 15. membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas; 16. memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan 17. menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang. Bagian Kedua...

-5- Bagian Kedua Larangan Pasal 4 Setiap PNS dilarang : 1. menyalahgunakan wewenang; 2. menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain; 3. tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau lembaga atau organisasi internasional; 4. bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing; 5. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah; 6. melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara; 7. memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan; 8. menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya; 9. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya; 10. melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani; 11. menghalangi berjalannya tugas kedinasan; 12. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (meliputi daerah Provinsi dan daerah Kabupaten/Kota) dengan cara : a. ikut serta sebagai pelaksana kampanye; b. menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS; c. sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain; dan/atau d. sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara; 13.memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara : a. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau b. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat; 14. Memberikan...

-6-14. Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah (meliputi daerah Provinsi dan daerah Kabupaten/Kota) dengan cara memberikan surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundangundangan; dan 15. Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah (meliputi daerah Provinsi dan daerah Kabupaten/Kota), dengan cara : a. terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah; b. menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye; c. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau d. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat. BAB III DISIPILIN JAM KERJA DAN APEL Bagian Kesatu Disiplin Jam kerja Pasal 5 (1) Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan PNS di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang. (2) Bupati dapat mendelegasikan wewenang kepada Kepala SKPD untuk melaksanakan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhadap PNS dan CPNS guna mentaati ketentuan disiplin jam kerja, pelaksanaan apel pagi dan pengisian daftar hadir di lingkungan SKPD masing-masing. (3) Di setiap lingkungan SKPD dapat ditunjuk petugas yang tugas fungsinya membidangi kepegawaian sebagai pengelola jam kerja. Pasal 6 (1) Hari kerja SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang ditetapkan 5 (lima) hari kerja yaitu mulai Senin sampai dengan Jum at dengan jumlah jam kerja efektif paling sedikit 37,5 jam per minggu di luar istirahat. (2) Jumlah jam kerja efektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipergunakan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi kedinasan dan tidak boleh diganggu untuk kegiatan-kegiatan lain di luar kedinasan Pasal 7...

-7- Pasal 7 (1) Jam kerja pada hari kerja sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (1), dengan ketentuan sebagai berikut : a. Senin sampai dengan Kamis : 1. Masuk Kerja : Jam 08.00 WIB 2. Istirahat : Jam 12.00 12.30 WIB 3. Pulang Kerja : Jam 16.00 WIB b. Jum at : 1. Masuk Kerja : Jam 08.00 WIB 2. Istirahat : Jam 11.30 13.00 WIB 3. Pulang Kerja : Jam 17.00 WIB (2) Selama jam kerja para pegawai diwajibkan memakai Pakaian Dinas lengkap dengan atribut sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. (3) Setiap hari Senin dan pada hari kesadaran nasional tanggal 17 kepada seluruh PNS diwajibkan untuk mengikuti apel sesuai dengan yang ditentukan pada Jam 08.00 WIB. Pasal 8 Bagi SKPD tertentu yang melaksanakan ketentuan 6 (enam) hari kerja, yaitu dari hari Senin sampai dengan Sabtu dilakukan pengaturan jam kerja tersendiri dengan tetap memperhatikan jumlah jam kerja efektif paling sedikit 37,5 jam per minggu di luar istirahat. Pasal 9 (1) Setiap PNS wajib mentaati ketentuan Jam Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) dan ayat (2), dengan mengisi daftar hadir setiap hari kerja atau mesin sidik jari (finger print). (2) Setiap PNS wajib mentaati ketentuan apel pagi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3), dengan mengisi daftar hadir apel pagi di lokasi pelaksaaan apel dan/atau di lingkungan SKPD masing-masing. (3) Pegawai yang tidak hadir, datang terlambat dan atau pulang cepat tanpa keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikenakan pengurangan TPP. Pasal 10 (1) Selain hari dan jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, bagi SKPD dengan spesifikasi, kekhususan dan karakteristik pelaksanaan tugas dan fungsinya, dapat menerapkan hari dan jam kerja khusus. (2) Pengaturan hari dan jam kerja khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan Kepala SKPD yang bersangkutan. (3)Pengaturan...

-8- (3) Pengaturan hari dan jam kerja khusus harus memperhatikan pemenuhan jumlah jam kerja PNS. (4) Penerapan hari dan jam kerja khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat diberlakukan terhadap PNS yang melaksanakan tugas jaga/shift maupun terhadap PNS yang tidak melaksanakan tugas jaga/shift. (5) Keputusan Kepala SKPD tentang pengaturan hari dan jam kerja khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilaporkan kepada Bupati melalui Badan Kepegawaian Daerah paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah ditetapkan. (6) Keputusan Kepala SKPD yang menerapkan hari dan jam kerja khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus sudah ditetapkan paling lama 3 (tiga) bulan setelah Peraturan Bupati ini diundangkan. Bagian Kedua Disiplin Apel Pasal 11 (1) Apel pagi dilaksanakan setiap hari Senin dan hari Kesadaran Nasional pada setiap tanggal 17 pukul 08.00 WIB. (2) Apel pagi wajib diikuti atau dihadiri semua pegawai. (3) Pegawai wajib menandatangani daftar hadir atau mencatatkan kehadiran sebelum mengikuti apel pagi. (4) Apel pagi dilaksanakan dihalaman kantor Bupati, kecuali karena pertimbangan tertentu dapat dilaksanakan ditempat lain. (5) Apel pagi dipimpin oleh Bupati/Wakil Bupati/Sekretaris Daerah/ Staf Ahli/Asisten/Kepala SKPD/Pejabat yang ditunjuk. (6) Pegawai yang tidak mengikuti apel pagi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan (2), dikenakan pengurangan TPP. Pasal 12 (1) Pegawai yang dikecualikan dari kewajiban mengikuti apel pagi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2), adalah pegawai yang melakukan kegiatan dan/atau karena alasan sebagai berikut : a. Melaksanakan Tugas sebagai Ajudan Bupati, Ajudan Wakil Bupati dan Ajudan Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang; b. Melaksanakan tugas karena pengaturan jam kerja tersendiri/khusus (adanya shift dan/atau tugas jaga/piket) yang ditetapkan oleh Kepala SKPD dengan tetap memperhatikan ketentuan jam kerja bagi SKPD yang melaksanakan jam kerja tersendiri; c. Melaksanakan...

-9- c. Melaksanakan tugas kedinasan berdasarkan Surat Perintah Tugas; d. Menderita sakit yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter; e. Menjalankan cuti; atau f. Mengikuti rapat dan melaksanakan kegiatan dinas diluar kantor yang secara teknis dan waktu tidak memungkinkan untuk melakukan absensi di kantor yang dibuktikan dengan pencatatan dalam buku agenda yang disyahkan oleh pejabat yang berwenang. g. Alasan Lain dengan terlebih dahulu melaporkan secara tertulis kepada dan atas izin Kepala SKPD. (2) Pegawai yang dikecualikan dari kewajiban mengikuti apel pagi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak dikenakan pengurangan TPP. Bagian Ketiga Pelaksanaan Apel Pagi Pasal 13 (1) Pelaksanaan Apel sebagaimana dimaksud dalam pasal 11, diatur sebagai berikut a. Bagi Pejabat dan Pegawai di Lingkungan Kantor Pusat Pemerintahan Tigaraksa dan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman : 1. Setiap hari Senin dan hari Kesadaran Nasional tanggal 17 wajib mengikuti Apel di Lapangan Kantor Bupati (Lapangan Upacara Maulana Yudha Negara). 2. Peserta apel wajib mengisi blanko daftar hadir yang telah disediakan oleh Badan Kepegawaian Daerah sebelum dimulainya pelaksanaan Apel. Blanko daftar hadir tersebut terdiri dari blanko kosong (tanpa nama pegawai). 3. Peserta apel yang telah mengisi daftar hadir pada saat mengikuti apel tidak perlu lagi mengisi absensi untuk pagi hari pada masingmasing SKPD. 4. Badan Kepegawaian Daerah segera menarik daftar hadir tersebut setelah pelaksanaan Apel selesai dan menyampaikannya kepada BPKAD c.q Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah Setda Kabupaten Tangerang untuk direkapitulasi. 5. BPKAD c.q Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah Setda Kabupaten Tangerang pada setiap minggu keempat menyampaikan hasil rekapitulasi daftar hadir kepada SKPD yang akan digunakan sebagai dasar oleh Bendaharawan Pengeluaran SKPD, untuk perhitungan TPP. 6. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja agar membantu penertiban dalam Pelaksanaan Apel dan Kepala Bagian Umum Setda Kabupaten Tangerang agar mempersiapkan peralatan dan/atau perlengkapan Apel. b. Bagi pejabat...

-10- b. Bagi Pejabat dan Pegawai termasuk Tenaga Kerja Kontrak pada RSUD Kabupaten Tangerang, RSUD Balaraja, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika, Dinas Penanggulangan Bencana dan Kebakaran, Kantor Arsip Daerah, Kantor Perpustakaan Daerah, Kecamatan, UPTD dan Kelurahan : Mengikuti Apel pagi setiap hari Senin dan hari Kesadaran Nasional setiap tanggal 17 di Lapangan Upacara Kantor masing-masing, dipimpin oleh Kepala SKPD/Sekretaris/Kepala Bidang/Kepala Seksi/Kepala UPTD/Lurah. c. Untuk RSUD Tangerang, RSUD Balaraja, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika, Dinas Penangulangan Bencana dan Kebakaran, Kantor Perpustakaan Daerah, Kantor Arsip Daerah, mengirimkan perwakilan untuk apel setiap tanggal 17. (2) Pelaksanaan apel hari senin dan hari kesadaran Nasional tanggal 17, bagi para pejabat dan pegawai pada RSUD Balaraja, RSUD Kabupaten Tangerang, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika, Dinas Panangulangan Bencana dan Kebakaran, Kantor Perpustakaan Daerah, Kantor Arsip Daerah, Kecamatan, UPTD dan Kelurahan sebagai berikut: a. RSUD Kabupaten Tangerang melaksanakan apel di Lapangan upacara RSUD tersebut. b. RSUD Balaraja, melaksanakan apel di lapangan upacara RSUD tersebut. c. Dinas Perhubungan dan Informatika, melaksanakan apel di lapangan upacara Dinas tersebut. d. Dinas Pemadam Kebakaran Dan Penanggulangan Bencana melaksanakan apel di lapangan upacara Dinas tersebut. e. Kantor Arsip melaksanakan apel di lapangan upacara Kantor tersebut. f. Kantor Perpustakaan Daerah melaksanakan apel bergabung dengan Kecamatan Balaraja. g. Kecamatan melaksanakan apel di lapangan upacara Kecamatan masing-masing. h. UPTD dan Kelurahan melaksanakan apel di lapangan upacara Kecamatan domisili UPTD dan Kelurahan masing-masing, namun bila jaraknya terlalu jauh dapat mengajukan permohonan kepada Camat untuk melakukan apel di lapangan upacara masing-masing. i. Untuk setiap Minggu I, III, dan IV, Diretur RSUD Kabupaten Tangerang, Direktur RSUD Balaraja, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika, Dinas Penanggulangan Bencana dan Kebakaran, Kantor Arsip Daerah dan Kantor Perpustakaan Daerah melaksanakan Apel di Lapangan Kantor Bupati (Lapangan Upacara Maulana Yudha Negara), sedangkan pelaksanaan apel pada mingguminggu tersebut di Kantor masing-masing dipimpin oleh Eselon dibawahnya. (3) Mengisi blanko...

-11- (3) Mengisi blanko daftar hadir per SKPD/UPTD/Kelurahan yang telah disediakan oleh masing-masing SKPD/UPTD/Kelurahan dimaksud sebelum dimulainya pelaksanaan Apel. Blanko daftar hadir tersebut terdiri dari blanko kosong (tanpa nama pegawai) untuk diisi. (4) Kepala Sub Bagian Umum dan/atau Kepegawaian atau Bagi pegawai Bagi pegawai yang menangani Kepegawaian pada masingmasing SKPD/UPTD /Kelurahan tersebut segera menarik daftar hadir dimaksud setelah pelaksanaan Apel selesai, dan menyampaikannya kepada Para Sekretaris masing-masing SKPD/Kepala UPTD/Sekretaris Kelurahan untuk diadakan rekapitulasi terhadap ketidak hadiran pegawai dalam pelaksanaan Apel dimaksud. Rekapitulasi dimaksud sebagai dasar perhitungan pengurangan Tambahan Penghasilan Pegawai dan dilakukan sampai dengan minggu ketiga pada setiap bulan. (5) Sekretaris SKPD pada masing-masing SKPD c.q Kepala Sub Bagian Keuangan pada setiap minggu ketiga menyampaikan laporan hasil rekapitulasi daftar hadir ke Bendaharawan Pengeluaran SKPD untuk dasar pengurangan Tambahan Penghasilan Pegawai. (6) Kepala UPTD/kelurahan pada masing-masing UPTD/kelurahan pada setiap minggu ketiga menyampaikan laporan hasil rekapitulasi daftar hadir Ke Bendaharawan Pengeluaran UPTD atau Bendaharawan Pengeluaran SKPD yang membawahi UPTD/kelurahan untuk dasar pengurangan Tambahan Penghasilan Pegawai. BAB IV HUKUMAN DISIPLIN Bagian Kesatu Umum Pasal 14 (1) Setiap ucapan, tulisan atau perbuatan PNS yang tidak menaati dan/atau melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan pasal 4, merupakan pelanggaran disiplin. (2) Dengan tidak mengesampingkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan pidana, hukuman disiplin dijatuhkan kepada PNS yang melakukan pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Bagian Kedua Sanksi Pasal 15 (1) Tingkat dan jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan perundangundangan. (2) Selain Hukum disiplin...

-12- (2) Selain Hukum disiplin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), setiap PNS dapat dikenai sanski pengurangan TPP dengan ketentuan sebagai berikut: a. Tidak masuk kerja tanpa ada keterangan yang syah bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dikenakan sanksi pengurangan TPP sebesar 3% (tiga prosen)/hari dari 100% (Seratus prosen) TPP sebulan setelah dikurangi pajak. b. Terlambat masuk kerja dan atau pulang cepat tanpa ada keterangan yang syah bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dikenakan sanksi pengurangan TPP sebesar 2% (dua prosen)/hari dari 60% (enam puluh prosen) TPP sebulan setelah dikurangi pajak. Apabila PNS tersebut terlambat masuk kerja dan/atau pulang cepat tanpa ada keterangan yang syah dalam hari hari yang sama, maka dikenakan sanksi pengurangan TPP sebesar 3% (tiga prosen)/ hari dari 60% (enam puluh prosen) TPP sebulan setelah dikurangi pajak. c. Tidak mengikuti Apel Pagi setiap hari Senin dan hari Kesadaran Nasional tanggal 17 tanpa ada keterangan yang sah bagi Pegawai Negeri Sipil dikenakan sanksi berupa pengurangan TPP sebesar 2,5% (dua koma lima prosen)/hari dari 60% (enam puluh prosen) TPP sebulan setelah dikurangi pajak dan apabila dalam satu bulan tidak pernah ikut apel tersebut maka pemotongan TPP sebesar 25 % (dua puluh lima prosen) dari 60% (enam puluh prosen) TPP sebulan setelah dikurangi pajak. d. Bagi pegawai yang dengan sengaja mengisikan daftar hadir pegawai yang tidak hadir dalam Apel, maka baik pegawai yang mengisikan maupun pegawai yang diisikan daftar hadirnya dikenakan sanksi 2 (dua) kali lipat dari ketentuan pengurangan TPP atas ketidakikutsertaan dalam apel pagi. e. Bagi Pegawai Tenaga Kerja Kontrak (TKK) diberikan sanksi sesuai kebijakan atasannya pada SKPD atau Unit Kerja masing-masing. f. Bagi pegawai yang masuk kerja pada Jam 8.00 WIB dan pulang kerja Jam 16.00 WIB tapi tidak melaksanakan tugas, diberikan sanksi oleh Kepala SKPD. Bagian Ketiga Tata Cara Pengurangan TPP Pasal 16 (1) Pembayaran TPP di hitung dari tanggal 21 bulan lalu sampai dengan tanggal 20 bulan berikutnya. (2) PPTK TPP SKPD menghitung TPP sebulan setelah dikurangi dengan sanksi berdasarkan rekapitulasi daftar kehadiran yang dibuat oleh petugas dan pejabat yang bertanggungjawab atas daftar kehadiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat 3 dan ayat 4. (3) Tata cara perhitungan pengurangan pembayaran TPP sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat 2 huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d, diatur dalam lampiran I, II, III dan IV Peraturan Bupati ini. (4) Pengguna Anggaran (PA)...

-13- (4) Pengguna Anggaran (PA) mengajukan pencairan dana TPP kepada Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD) setelah dilakukan pengurangan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan 3. (5) Formulir Daftar Pemberian TPP sebagaimana dimaksud dalam lampiran V. (6) Apabila terjadi kesalahan dalam perhitungan pengurangan TPP di atur sebagai berikut : a. Apabila baru diketahui adanya kekurangan pengurangan TPP setelah uang diterima dari Kas Daerah, maka pada saat pembayaran kepada pegawai yang bersangkutan di potong langsung oleh Bendarawan Pengeluaran SKPD dan apabila kekurangan pengurangan TPP diketahui setelah diterima pegawai, maka pegawai tersebut wajib menyetorkan ke Kas Daerah. Apabila pegawai tersebut tidak menyetorkan, maka bendaharawan pengeluran SKPD wajib memperhitungkannya pada pembayaran TPP bulan berikutnya. b. Apabila baru diketahui adanya kelebihan pengurangan TPP setelah uang diterima dari Kas Daerah, maka dapat diajukan kembali permintaan pembayaran atas kekurangan TPP kepada PPKD. c. TPP hasil pemotongan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) poin b, disetorkan kembali oleh Bendahara ke Kas Daerah. d. Penyetoran kembali ke Kas Daerah paling lambat tanggal 20 pada bulan pembayaran TPP. BAB V PENGHARGAAN Pasal 17 Bupati dapat memberikan penghargaan kepada PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang, yang telah melaksanakan disiplin jam kerja sesuai peraturan yang berlaku. BAB VI PEMBINAAN, MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Pasal 18 (1) Pembinaan terhadap pengaturan hari kerja dan jam kerja PNS yang bekerja di lingkungan Pemerintah Daerah dilakukan oleh Kepala SKPD dan Kepala Badan Kepegawaian Daerah. (2) Pembinaan terhadap pelaksanaan penegakan disiplin PNS di lingkungan Pemerintah Daerah dilakukan oleh Inspektur dan Kepala Badan Kepegawaian Daerah. Pasal 19...

-14- Pasal 19 (1) Terhadap pelaksanaan pengaturan hari kerja dan jam kerja dilakukan monitoring oleh Badan Kepegawaian Daerah. (2) Hasil monitoring sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan evaluasi dan dilaporkan kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. (3) Pengawasan dan Pengendalian pelaksanaan Apel pagi setiap hari Senin dan hari Kesadaran Nasional tanggal 17, oleh para Asisten berdasarkan Surat Tugas dari Sekretaris Daerah. Pasal 20 (1) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, Kepala Dinas Penangulangan Bencana dan Kebakaran, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika, Kepala Dinas Kesehatan, RSUD dan Badan Ketahanan Pangan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat dan/atau Kepala Dinas/Badan yang di dalamnya terdapat Pegawai lapangan agar memberikan Laporan Bulanan kepada Badan Kepegawaian Daerah dengan tembusan kepada BPKAD berupa Daftar nama Pegawai (Pegawai dan/atau Pengawas Lapangan) yang sedang tugas Jaga/Piket pada setiap hari Senin dan hari Kesadaran Nasional tanggal 17. (2) Kepala SKPD setiap bulan melaporkan pegawai yang tidak melaksanakan Apel tanpa alasan yang jelas atau izin dari atasannya langsung kepada Sekretaris Daerah melalui Badan Kepegawaian Daerah dengan tembusan kepada BPKAD. (3) Camat /SKPD yang membawahi UPTD melaporkan setiap bulan pegawai yang tidak melaksanakan Apel tanpa alasan yang jelas atau izin dari atasannya langsung kepada Sekretaris Daerah melalui Badan Kepegawaian Daerah dengan tembusan kepada BPKAD. (4) Pejabat yang memiliki kewenangan untuk menjatuhkan hukuman disiplin yang menduduki jabatan sebagai Kepala SKPD, wajib memberikan laporan secara berkala kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dengan tembusan kepada Inspektur dan Kepala Badan Kepegawaian Daerah. (5) Khusus untuk Lurah, wajib memberikan laporan secara berkala kepada Camat, dengan tembusan Kepala Badan Kepegawaian Daerah. (6) Pejabat yang diberikan kewenangan untuk menjatuhkan hukuman disiplin selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), wajib memberikan laporan secara berkala kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dengan tembusan kepada Inspektur, Kepala Badan Kepegawaian Daerah, Kepala SKPD tempatnya bertugas dan Atasan Pejabat yang bersangkutan. BAB VII...

-15- BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 21 (1) Bagi Pegawai Tenaga Kerja Kontrak (TKK) atau Pegawai non PNS yang diberikan uang honorarium dari APBD, diberikan sanksi sesuai kebijakan atasannya pada SKPD atau Unit Kerja masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Pegawai yang tidak masuk kerja karena suatu alasan selama 1-2 hari harus meminta izin secara tertulis kepada Pimpinan Unit Kerjanya, sedangkan selama 3-14 hari harus memberikan keterangan secara tertulis dilampiri surat keterangan dokter. (3) Izin atas permintaan sendiri (alasan pribadi yang penting sekali) sebagaimana dimaksud pada ayat (2), hanya ditolerir sebanyak 2 kali dalam sebulan. (4) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), tidak boleh melalui telepon dan/atau sms atau sejenisnya. (5) Pegawai yang meninggalkan kantor setelah absen pagi dan absen apel pagi tanpa keperluan dinas dianggap melalaikan tugas atau tidak hadir kecuali izin dari atasan. (6) Pegawai dianggap tidak masuk kerja apabila sampai jam 09.00 WIB tidak menandatangani daftar hadir pegawai atau pulang kerja sebelum pukul 15.00 WIB kecuali dinas luar atau rapat pada sore hari. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal 2 Januari 2013. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Tangerang. Ditetapkan di Tigaraksa pada tanggal. 28-12-2012 BUPATI TANGERANG, ttd. Diundangkan di Tigaraksa pada tanggal, 28-12-2012 PLT. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TANGERANG, H. ISMET ISKANDAR ttd. ISKANDAR MIRSAD BERITA DAERAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2012 NOMOR 4912