PROPOSAL PENELITIAN. PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Maret 2017 di Lahan

III. METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

III. METODE PENELITIAN. dan legum (kedelai, kacang tanah dan kacang hijau), kemudian lahan diberakan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian UMY dan

Tata Cara penelitian

TATA CARA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN METODE PENELITIAN

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksankan di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

II. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

m. BAHAN DAN METODE KO = Tanpa pupuk kalium (control) Kl = 50 kg KCl/ha = 30 kg KjO/ha (30 g KCl/plot)

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

BAB III BAHAN DAN METODE. Untuk menguji hipotesis penelitian, digunakan data berbagai variabel yang

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

3. METODE DAN PELAKSANAAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

SYEKHFANI Fakultas Pertanian Universitas Brawijyaa

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

TATA CARA PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

Transkripsi:

PROPOSAL PENELITIAN PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.) Oleh Diah Azhari 0910480211 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN MALANG 2012

PROPOSAL PENELITIAN PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.) Oleh Diah Azhari 0910480211 MINAT BUDIDAYA PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untukmemperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1) UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN MALANG 2012

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan tanaman sebagai bahan pokok kebutuhan pangan sehari-hari, untuk itu dilakukan pembudidayaan tanaman yang secara umum dilakukan oleh para petani. Namun, dalam kegiatan pembudidayaan ini banyak petani yang tidak dapat menghasilkan hasil panen yang maksimal, bahkan tiap tahun mengalami penurunan hasil panen. Hal ini disebabkan kondisi tanah di Indonesia secara umum mengalami kerusakan atau degradasi. Para petani mengatasi hal ini dengan cara memberi penambahan unsur hara atau pupuk pada tanah dengan harapan dapat mengembalikan tingkat produktivitas lahan. Namun, kebutuhan pupuk ini tidak diimbangi dengan ketersediaan pupuk di pasar, bahkan harga pupuk sintetik atau kimia memiliki nilai jual yang cukup tinggi sehingga para petani kesulitan mendapatkan pupuk. Untuk mengatasi hal tersebut tidak sedikit dari para petani menggunakan pupuk yang berasal dari kotoran ternak ataupun dari sisa-sisa tanaman atau pupuk hijau. Salah satu jenis pupuk hijau yang sering digunakan para petani adalah pupuk kompos tanaman yang berasal dari bunga matahari Meksiko (Tithonia diversifolia). Tumbuhan ini mengandung 3,50% N, 0,37% P, dan 4,10% K sehingga sangat baik digunakan dalam upaya peningkatan kualitas tanah yaitu sebagai sumber hara, dan juga dapat meningkatkan hasil panen pada suatu tanaman budidaya. Namun penggunaan dosis atau kadar dari tanaman ini masih belum banyak diketahui oleh para petani, untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dosis penggunaan bahan bunga matahari Meksiko sebagai pupuk hijau bagi tanaman, sehingga penggunaan pada tanaman budidaya menjadi lebih maksimal. 1.2 Tujuan Untuk mengetahui perbedaan hasil panen terbaik pada tanaman kubis (Brassica oleracea L.) yang didapat setelah diberikan perlakuan pupuk kompos dari tanaman bunga matahari Meksiko (Tithonia diversifolia) dan tidak diberikan pupuk kompos. 1.3 Hipotesis Dengan pemberian pupuk kompos bunga matahari Meksiko (Tithonia diversifolia) maka hasil panen pada tanaman kubis akan lebih baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Kubis Tanaman kubis merupakan jenis komoditi semusim yang dapat dipanen hasil dalam jangka waktu yang relatif singkat. Tanaman ini secara umum ditanam di daerah dataran tinggi yaitu dengan ketinggian 1000-2000 m dpl. Tetapi ada beberapa jenis kubis dapat ditanam di daerah dataran rendah. Di Indonesia sendiri tanaman ini banyak dimanfaatkan bagian daun, sebagai sayuran. Karena bagian yang dipanen adalah bagian daun, maka dari itu tanaman ini sangat banyak memerlukan unsur hara makro, seperti unsur hara N yang sangat berguna dalam pertumbuhan vegetatif tanaman. Dengan kebutuhan yang tinggi akan unsur hara agar hasil panen yang didapat maksimal, maka dari itu tanaman ini sangat membutuhkan pemupukan yang tepat dan berimbang. Seperti yang dikemukakan oleh Perdana (2009), pemupukan pada tanaman kubis biasanya dilakukan pada saat tanam, dan pemupukan susulan 3 hari setelah tanam, kemudian pemupukan kedua dilakukan pada umur 10-14 hari, selanjutnya pemupukan ketiga dilakukan pada umur 3-4 minggu. Namun bila pertumbuhan belum optimal, dilakukan pemupukan lagi pada umur 8 minggu. Menurut Cahyono (1995), pupuk yang diaplikasikan pada tanaman kubis ini adalah dominan pupuk Urea atau ZA yang banyak mengandung unsur N yang memang sangat diperlukan oleh tanaman sayur-sayuran, seperti tanaman kubis ini. Selain itu juga digunakan pupuk SP-36 untuk memenuhi kebutuhan unsur hara P, serta pupuk KCl untuk memenuhi kebutuhan unsur hara K. Namun, ketersediaan pupuk kimia atau sintetik di pasar yang banyak digunakan oleh para petani berdampak buruk pada kondisi tanah dan hasil panen yang didapat kurang maksimal. Tanah-tanah yang dipupuk oleh pupuk kimia secara umum terjadi degradasi kesuburan tanah, sehingga menyebabkan hasil panen pada musim tanam selanjutnya tidak maksimal. untuk itu diperlukan pupuk yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman dan juga dapat memperbaiki kesuburan tanah. 2.2 Manfaat Bunga Matahari Meksiko sebagai Pupuk Hijau bagi Tanaman Serangkaian riset di Universitas Andalas, Padang, selama 11 tahun membuktikan titonia tak sekadar pupuk hijau biasa. Anggota keluarga kenikir-kenikiran itu mengalahkan pupuk hijau dari

keluarga legum yang kaya rhizobium bakteri penambat N. Selama ini keluarga legum disebut pupuk hijau terbaik. Bunga matahari meksiko (Tithonia difersifolia) dapat dijadikan sebagai sumber hara tanaman dengan dijadikan pupuk, karena memiliki kandungan unsur hara N, P, dan K yang tinggi. Tanaman ini cocok digunakan sebagai alternatif sumber pupuk hijau atau pupuk organik bagi tanaman. Tanaman Tithonia difersifolia ialah tanaman semak dari familiasteraceae yang biasanya tumbuh liar sebagai tanaman pagar dan mempunyai biomassa tanaman mencapai 8,5 mg/ha. Perkembangan tanaman bunga matahari meksiko ini berasal dari biji dan stek batang. Ratarata produksi biomassa kering asal tajuk tanaman paitan pada umur 5 8 bulan adalah sekitar 2,6 mg/ha. Tanaman bunga matahari meksiko ini termasuk tanaman semak, dengan kandungan N (Nitrogen), P (Fosfor), dan K (Kalium) dalam biomassa daun hijau yang relatif tinggi. Selain itu dalam tumbuhan ini juga terkandung hormon giberlin, sitokinin, auksin, dan cendawan micorhiza vesicular-arbuscular (VAM) yang mampu melepaskan unsur fosfor dalam tanah yang terikat oleh aluminium (ALPO₄), Besi (FePO₄), dan Mangan (MnPO₄). Biomassa daun tanaman bunga matahari meksiko ini mempunyai kandungan nutrisi dan dikenal sebagai sumber potensi nutrisi bagi tanaman budidaya. Biomassa tanaman bunga matahari meksiko ini telah lama dikenal sebagai unsur hara yang efektif untuk tanaman padi di Asia dan tanaman jagung serta tanaman sayuran di Afrika. Dalam 100 g biomassa segar tanaman paitan mempunyai kandungan unsur hara yang tinggi, diantaranya 3,5% N, 0,37% P, dan 4,1% K. Tanaman ini juga mempunyai laju dekomposisi yang cepat. Pelepasan N terjadi sekitar 1 minggu dan pelepasan P dari biomassa tanaman terjadi sekitar 2 minggu setelah dimasukkan ke dalam tanah. Pada bagian daun tanaman ini, selain dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan pupuk tanaman, juga dapat dimanfaatkan sebagai pestisida untuk mengendalikan hama dan penyakit tumbuhan. Tanaman bunga matahari meksiko ini mengandung bahan beracun yang disebut asam palminat. Senyawa asam palminat bersifat repellent (penolak serangga) serta berpengaruh terhadap saraf dan metabolisme serangga. Cara masuk pestisida ini kedalam tubuh serangga bisa secara kontak maupun perut (oral). Tukimin (2002) menyebutkan bahwa pada konsentrasi 50 60 gr/l sudah efektif dalam mengendalikan serangga hama.

III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Percobaan akan dilaksanakan mulai bulan Maret 2013 sampai dengan bulan Juli 2013 bertempat di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang terletak di Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Kebun percobaan ini terletak 600 m diatas permukaan laut, memiliki jenis tanah Inceptisol dengan suhu minimum 22,9 o C dan suhu maksimum 25,2 o C. 3.2 Alat dan Bahan Alat-alat yang akan digunakan dalam percobaan ini antara lain cangkul untuk pengolahan lahan, baki untuk tempat persemaian, alat pembuat garis/jarak tanam berukuran 25 cm x 25 cm, alat penyiang gulma (landak), penggaris, Leaf Area Meter (LAM), dan timbangan analitik. Bahan-bahan yang akan digunakan dalam percobaan ini antara lain benih kubis, tanah dan pupuk kompos dari Tithonia difersifolia, pupuk urea, SP-36, KCl. Dosis pupuk yang akan digunakan adalah pupuk kompos Tithonia difersifolia 500 kg.ha -1, urea 200 kg.ha -1, SP-36 100 kg.ha -1, dan KCl 100 kg.ha -1. 3.3 Metode Percobaan akan menggunakan Rancangan Acak Kelompok. Terdapat 3 macam perlakuan, yaitu blok tanaman dengan pemberian pupuk kompos dari Tithonia difersifolia, blok tanaman dengan pemberian pupuk kimia (Urea, SP-36, dan KCl), serta blok tanaman tanpa pemupukan (control). Percobaan akan diulang sebanyak 3 kali.

3.4 Pelaksanaan 3.4.1 Penyemaian Penyemaian benih ditempatkan pada sebuah baki dan ditempatkan di glass house ataupun di dalam laboratorium. Baki yang sudah disediakan diberi tanah darat yang gembur dicampur kompos dengan perbandingan tanah:pasir:kompos = 1:1:1. Benih bisa disebar atau diatur dalam barisan dengan jarak 10 cm. Setelah dilakukan penyemaian, benih-benih ini harus dirawat dengan melakukan penyiraman menggunakan botol semprot setiap pagi dan sore. Benih siap ditanam pada umur 15 hari setelah tebar. 3.4.2 Persiapan Lahan Penyiapan lahan untuk penanaman kubis adalah pengemburan tanah, dan penambahan pupuk kompos pertama untuk persemaian benih. Tanah dioalah menggunakan cangkul dan dibuat gundukan sebagai tempat penanaman kubis. Setelah dicangkul atau dibajak, tanah digemburkan dan dibuat bedengan dengan ukuran (0,5 x 6) m. Kemudian dilakukan pengukuran jarak tanam 25 x25 cm.. 3.4.3 Penanaman Kubis yang telah berumur 15 hari setelah disemaikan terlebih dahulu, ditanam pada lahan yang telah diberi jarak tanam (25 x 25 cm) dengan kedalaman 10 cm. Bibit yang ditanam di persemaian diambil dengan cara dikeduk bagian bawah tanahnya sehingga tanahnya ikut terbawa. Pemindahan harus dilakukan secepat mungkin dalam waktu sekitar 30 menit atau lebih baik lagi dalam waktu 15 menit untuk menghindari trauma dan transplanting shock. Bibit ditanam dengan cara dibenamkan menggunakan jari jempol, dengan posisi akar horizontal. Apabila ada tanaman yang mati, dilakukan penyulaman pada 7 HST. 3.4.4 Perawatan Tanaman disiram pada waktu pagi dan sore, tetapi bila hujan tidak pelu lagi disiram. Alat penyiraman sebaiknya mempunyai lubang yang halus agar air siraman tidak merusak tanaman terutama bibit yang baru ditanam. Serta pengendalian terhadap gangguan gulma, ataupun hama dan penyakit.

3.4.5 Perlakuan Perlakuan pemberian pupuk dilakukan pada saat tanaman berumur 20 hari setelah tanam, kemudian pada saat telah muncul bakal bunga (49 HST). 3.4.6 Panen Panen dilakukan saat kubis telah mencapai umur maksimal yaitu 90 hari tanam. Pemanenan dilakukan dengan hati-hati jangan sampai daunnya sobek atau batangnya patah. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong bagian bakal daun kubis yang muda (bongkol). 3.5 Pengamatan Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan vegetatif dan komponen hasil serta hasil panen. Pada masing-masing perlakuan terdapat 10 contoh tanaman untuk 5 kali pengamatan. Pengamatan tanaman dimulai pada umur 25 hari sampai dengan umur 90 hari dengan interval waktu 10 hari sekali. 3.5.1 Pengamatan Pertumbuhan Vegetatif a. Tinggi Tanaman Diukur mulai pangkal batang sampai dengan ujung tanaman paling tinggi. b. Jumlah Daun yang muncul Jumlah daun tiap kali pengamatan dihitung jumlahnya dan diamati terdapat kerusakan atau tidak. c. Luas Daun per Rumpun Pengukuran luas daun menggunakan Leaf Area Meter (LAM). Daun yang diukur adalah daun yang telah membuka sempurna dan tidak kering. d. Panjang Akar Diukur dari pangkal batang hingga akar terpanjang e. Indeks Luas Daun (ILD) ILD didefinisikan sebagai besarnya luas daun per unit luas tanah yang dinaungi oleh daun-daun tersebut.

LA : Luas Daun GA : Luas tanah yang ternaungi (dihitung berdasarkan jarak tanam) f. Crop Growth Rate (CGR) CGR menggambarkan kemampuan tanah menghasilkan biomassa per satuan waktu. Dihitung berdasarkan pertambahan bobot kering per satuan waktu. g. Bobot Kering Total Tanaman Bobot kering total tanaman yang diukur adalah bobot kering akar, batang, dan daun. 3.5.2 Pengamatan Komponen Hasil a. Jumlah Daun Dihitung perbedaan jumlah daun pada masing-masing perlakuan. b. Bobot Bongkol per Perlakuan Dihitung dengan menimbang keseluruhan bongkol tiap contoh perlakuan. c. Persentase Bongkol per Tanaman Dihitung dengan cara menghitung jumlah bongkol yang baik dan memiliki berat maksimal. d. Hasil Bongkol per Hektar Dikonversikan dari hasil bongkol per petak (perlakuan) panen. 3.6 Analisis Data Data pengamatan yang didapat akan diolah menggunakan analisis ortogonal kontras untuk membandingkan perlakuan dengan kontrol. Untuk analisis data dalam perlakuan menggunakan uji F pada taraf 5%. Apabila terdapat beda nyata, akan dilanjutkan dengan uji perbandingan menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%.