BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh pemberian variasi dosis tepung ikan gabus (Channa striata, BLOCH) pada pakan komersial terhadap pertumbuhan dan kadar hemoglobin ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus, VAR.) merupakan penelitian eksperimen dengan 4 perlakuan pakan dan 1 kontrol, yang setiap uji terdiri dari 3 ulangan. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat: a. Benih ikan lele berasal dari pembudidaya di Prambanan, Sleman, DIY. b. Ikan gabus berasal dari Rowo Jombor, Bayat, Klaten, Jawa Tengah. c. Pembuatan pakan pelet campuran tepung ikan gabus dilakukan di UKM Astro Pakan Mandiri, Godean, Sleman, DIY. d. Perlakuan pakan dilakukan di Kebun Biologi, FMIPA UNY. e. Pengujian kadar hemoglobin dilakukan di Laboratorium Biologi, FMIPA UNY 2. Waktu: 24 Februari 4 Mei 2016 34
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi penelitian adalah benih ikan lele sangkuriang umur 14 hari dari satu jenis indukan yang sama dan diambil dari pembenih ikan lele di Kalasan, Prambanan, Sleman, DIY. 2. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 450 benih ikan lele sangkuriang berumur 14 hari dengan kisaran ukuran 3,10-3,40 cm dan berat antara 0,31-0,33 gr. D. Variabel Penelitian Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data kuantitatif. Beberapa variabel dalam penelitian ini antara lain: 1. Variabel bebas: dosis tepung ikan gabus yang diberikan pada pakan komersial yaitu, a. Kontrol : 0 gr /100 gram pelet, b. Perlakuan A : 2 gr /100gram pelet, c. Perlakuan B : 4 gr /100gram pelet, d. Perlakuan C : 6 gr /100gram pelet, e. Perlakuan D : 8 gr /100gram pelet. 2. Variabel terikat a. Pertumbuhan benih ikan lele dengan parameter berupa pertambahan berat (gr) dan panjang (cm). b. Hemoglobin benih ikan lele dengan parameter kadar hemoglobin dalam darah (g/dl) 35
E. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat : a. Pemeliharaan dan perlakuan ikan uji antara lain; akuarium dengan volume 30 L, gayung plastik, jaring benih ikan, ember 1,5 L, selang air 1/2 inch, selang aerator, kertas label, ph stik, termometer, dan alat tulis. b. Penepungan ikan dan pembuatan pelet ikan gabus antara lain; termometer, bohlam lampu, wadah untuk mengeringkan ikan, alat pengukus ikan, karung, ember pembuat pelet dan alat penepungan ikan yang dilakukan di desa Jagalan, Sayegan, Sleman, DIY. c. Pengukuran Pertumbuhan antara lain; penggaris, milimeter blok yang di laminating, timbangan analitik, mika penampung ikan, ember penampung ikan, alat tulis, dan kamera. d. Mengukur kadar hemoglobin antara lain; hemometer Sahli, tisu, syringe 0,5 cc, mikrotube, termos es, pipet pasteur, spuit. e. Mengukur kualitas parameter air antara lain ph meter, thermometer, dan pengukur DO. 2. Bahan: a. Air tawar yang digunakan untuk pemeliharaan ikan adalah air yang berasal dari Kebun biologi FMIPA UNY. b. Ikan Gabus c. Benih ikan lele 36
d. Pakan ikan berupa pelet merek PF-1000 produksi Matahari Sakti, protein 39-41%. e. Bahan untuk mengukur kadar haemoglobin adalah HCL 0,1 N, Alkohol 70%, EDTA, aquadest, es batu. F. Cara Kerja 1. Pembuatan Tepung Daging Ikan Gabus (Marimuthu, 2011: 373-377) a. Menyiapkan ikan gabus yang masih utuh dan segar sebanyak 5 kg dengan ukuran ikan 25-30 cm dan berat 250-400gr. b. Membersihkan dan membuang isi perut ikan gabus, dan mengambil bagian daging ikan. c. Melakukan pengukusan daging ikan gabus selama 12 menit untuk mengurangi aktivitas mikroba saat pengeringan, memisahkan bagian tulang yang masih menempel, selanjutnya daging ikan di potong dengan ukuran kecil untuk memperluas bidang permukaan agar pengeringan lebih cepat. d. Memasukan dan mengeringkan daging ikan gabus ke dalam oven bersuhu konstan 40 o C untuk menurunkan kadar air. e. Menepungkan ikan gabus dengan blender hingga halus atau berbentuk tepung. 2. Pembuatan Pelet Ikan Gabus a. Menyiapkan pakan pelet PF-1000 Sebanyak 100 gram dan ulangan sebanyak 5 kali. b. Membuat pelet tanpa dosis tepung ikan gabus sebagai kontrol. 37
c. Melakukan substitusi tepung ikan gabus pada pakan pelet PF-1000 dengan dengan takaran dosis, 2gr/100gr pelet, 4gr/100gr pelet, 6gr/100gr pelet dan 8g/100gr pelet, dalu dibuat pelet dalam mesin pencetak. d. Menyesuaikan ukuran pelet terhadap ukuran bukaan mulut benih ikan lele dengan cara membuat hancuran pelet. e. Mengelompokkan dan memasukkan pelet ke dalam wadah berdasarkan dosis tepung ikan gabus.. 3. Persiapan Pemeliharaan Ikan Uji a. Mempersiapkan akuarium sebgai tempat pemeliharaan yang dapat diisi air hingga volume 30 L, dan perlakuan aerasi disetiap akuarium. b. Menandai akuarium dengan nama Kontrol(tanpa pelet), 2(2gr tepung ikan gabus), 4(4gr tepung ikan gabus), 6(6gr tepung ikan gabus), 8(8gr tepung ikan gabus) sebagai penanda perlakuan dan dibelakang nama diberi huruf -A, -B, -C sebagai tanda ulangan. c. Mempersiapan ikan uji, ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan lele yang berukuran 3,10 3,40 cm dengan bobot antara 0,31 0,33 gr dan semuanya berasal dari indukan yang sama. Padat tebar benih ikan adalah 1 ekor/1 liter air dalam 30 liter air akuarium. 38
4. Uji Pendahuluan Uji pendahuluan dilakukan untuk mengetahui apakah dosis pakan yang digunakan dapat diterima oleh ikan uji. Uji pendahuluan dilakukan selama satu minggu perlakuan. 5. Uji Sesungguhnya Berdasarkan uji pendahuluan, bila dosis tersebut dapat diterima oleh ikan uji, maka perlakuan ikan uji dilakukan selama 40 hari ditambah perlakuan kontrol yaitu pakan pelet tanpa konsentrasi tepung ikan gabus. a. Pelet dengan tepung ikan gabus 2gr/100gr pelet, 4gr/100gr pelet, 6gr/100gr pelet dan 8gr/100gr pelet. Perlakuan ikan dilakukan dengan cara memberikan pakan sebanyak 3 kali sehari pada jam 08.00, 14.00, 20.00 dengan interval 6 jam. Jumlah pakan yang diberikan adalah 5% per hari dari bobot total benih ikan. Pelet yang diberikan dalam bentuk hancuran. b. Pemeliharaan kualitas air dilakukan dengan cara membuang air kotor sebanyak 75 % dan memasukan air bersih ke bak. Pemeliharaan dilakukan dalam jangka 4 hari sekali untuk menjaga kebersihan dan sisa-sisa makanan ikan lele. c. Memantau ph, suhu, DO air agar mengetahui kualitas air akuarium dalam kondisi yang baik saat perlakuan. 6. Pengukuran Pertumbuhan Penilaian pertumbuhan ikan uji dilakukan setelah 40 hari perlakuan, dengan cara mengukur pertambahan panjang (cm) dan berat (gr). 39
a. Pertambahan Panjang Pengukuran panjang ikan lele diukur dari ujung mulut hingga ujung ekor menggunakan kertas millimeter blok dengan ketelitian 0,1 cm dan pengambilan sampel sebanyak 10 ekor atau 1/3 dari populasi perlakuan. Pertambahan mutlak (L) dihitung dengan rumus Arifin & Rupawan (1997: 24). Keterangan: L = Lt - L0 L = Pertambahan Panjang (cm) Lt = Panjang ikan pada waktu akhir (cm) L0 = Panjang ikan pada waktu awal (cm) b. Pertambahan Berat Pengukuran bobot ikan lele menggunakan timbangan analitik dengan ketelitian 0,01 gram dan pengambilan sampel sebanyak 10 ekor atau 1/3 dari populasi perlakuan dan ditimbang menggunakan alat bantu cawan petri agar tetap berada ditempatnya. Pertambahan berat mutlak (W) dihitung dengan rumus Arifin & Rupawan (1997: 24): W = Wt W0 Keterangan : W = Pertambahan berat (gr) Wt = Berat rata-rata ikan pada waktu akhir (gr) W0 = Beratt rata-rata ikan pada waktu awal penelitian (gr) 40
7. Pengukuran Kadar Hemoglobin Pengambilan darah ikan lele dengan ukuran dibawah 10 cm dilakukan melalui pembuluh darah ekor dengan menusuk saluran vena caudal yang berada di akhir sirip anus (anal fin) dan tepat diatas linea lateralis (Ferguson, 2005:73), yang selanjutnya dimasukan kedalam mikrotube yang telah diberi EDTA. Pengukuran kadar hemoglobin dengan menggunakan metode Sahli, berikut tahapanya: a. Mengisi Tabung Sahli dengan HCL 0,1N hingga berada pada batas angka 2(±5 tetes). b. Menghisap sampel darah dalam mikrotube sebanyak 20 µl dengan pipet Sahli dan masukan segera dalam tabung Sahli. c. Menghomogenkan darah dan HCL 0,1N dengan cara mengaduk selama 3 menit untuk membentuk asam hematin. d. Asam hematin yang terbentuk selanjutnya diencerkan dengan aquadest hingga menyamai warna standar pada tabung Sahli. e. Membaca hasil dengan meluhat angka skala pada tabung Sahli, kadar hemoglobin ikan lele dalam satuan gram per desiliter (gr/dl). G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data untuk pertumbuhan benih ikan lele dengan melihat pertambahan panjang dan berat, serta kadar hemoglobin. 41
H. Rancangan Penelitian Rancangan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini terdiri dari 5 perlakuan jenis pakan, yaitu pelet dengan substitusi tepung ikan gabus 2gr/100gr, 4gr/100gr, 6gr/100gr dan 8gr/100gr dalam pakan komersial dan menggunakan 1 pakan kontrol tanpa substitusi tepung ikan gabus. Setiap unit perlakuan berisi 30 ekor benih ikan lele dengan pengulangan sebanyak 3 kali. I. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini berupa pengukuran pertumbuhan dan kadar hemoglobin ikan lele, yang dianalisis dengan menggunakan analisis parametrik One Way Anova untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh signifikan pemberian tepung ikan gabus terhadap pertumbuhan dan kadar hemoglobin, apabila terdapat pengaruh signifikan maka dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan s Multiple Range Test) untuk mengetahui perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan maupun antar perlakuan. Software yang digunakan dalam melakukan analisis adalah program SPSS versi 16.0. 42