ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS DAN PERHITUNGAN CEPAT RAMBAT GELOMBANG ELEKTROMAGNET TERHADAP DAYA PADA SEBUAH TRANSMITER FM

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI. Kontrol Putaran Motor DC. Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC

Rancang Bangun Alat Pengubah Tegangan DC Menjadi Tegangan Ac 220 V Frekuensi 50 Hz Dari Baterai 12 Volt

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

PENERAPAN DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR MULTIMETER PADA PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA

TRANSISTOR 1. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Politeknik Telkom

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

ABSTRAK PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA)

MODUL 06 PENGUAT DAYA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGISIAN DAN PENGONTROLAN SUHU AIR HANGAT PADA BATHTUB MENGGUNAKAN DETEKTOR FASA. Tugas Akhir

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG

BAB II LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA)

PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

Program Studi Teknik Mesin S1

Workshop Instrumentasi Industri Page 1

MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

PENGERTIAN THYRISTOR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1

LINIERISASI KELUARAN PENCATU DAYA MENGGUNAKAN KOMPUTER

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB II LANDASAN TEORI

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki kemampuan berpikir yang terus berkembang. Seiring

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Rele Tegangan Elektronik

KELOMPOK 4 JEMBATAN DC

1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. a. b. c. d. e.

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

Satuan Acara Perkuliahan

MAKALAH Speaker Aktif. Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18. SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291)

MEMPELAJARI KOMPONEN DALAM RANGKAIAN LISTRIK SERTA MEMBANDINGKAN NILAI ARUS SECARA TEORITIS DAN INSTRUMENTAL

DELTA LOW COST LINE FOLLOWER

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR

RELE TEGANGAN ELEKTRONIK

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III METODE PENELITIAN

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

RANCANG BANGUN AMMETER DC TIPE NON-DESTRUCTIVE BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN SENSOR EFEK HALL ACS712

Module : Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC

RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGONTROLAN INTENSITAS PENERANGAN LAMPU PIJAR MENGGUNAKAN PENGATURAN FASA SILICON CONTROLLED RECTIFIER (SCR)

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pergerakan meja kerja digerakan oleh sebuah motor sebagai penggerak dan poros

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

Bab III. Operational Amplifier

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

USER MANUAL LEGO LINE FOLLOWING MATA DIKLAT : SISTEM OTOMASI DAN PENGENDALIAN ELEKTRONIKA

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

Multimeter. NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : Kelas : C2=2014. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Lompat ke: navigasi, cari

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS X TITIL MATA DIKLAT : MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN (011/DK/02) JUMLAH SOAL : 25 SOAL PILIHAN GANDA

LAPORAN R-LAB. : Angeline Paramitha/

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0

1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward

TRANSISTOR Oleh : Agus Sudarmanto, M.Si Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

BAB III PERANCANGAN ALAT

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : S1 SISTEM KOMPUTER Semester : 2

Pemanfaatan energi yang terbuang dari pengayuhan sepeda sebagai sumber energi untuk charger HP

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

AUDIO/VIDEO SELECTOR 5 CHANNEL DENGAN MIKROKONTROLER AT89C2051

RANCANG BANGUN INVERTER PENGENDALI KECEPATAN MOTOR AC PADA KONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

MEMILIH ALAT UKUR LISTRIK

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

PENGANTAR ELEKTRONIKA DAYA

Universitas Indonesia

Prinsip kerja transistor adalah arus bias basis-emiter yang kecil mengatur besar arus kolektor-emiter.

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Akhmad Dzakwan, Analisis Sistem Kontrol ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR (DC MOTOR CONTROL SYSTEMS ANALYSIS AS A FUNCTION OF POWER AND VOLTAGE OF HEAT) Akhmad Dzakwan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Lampung INTISARI Telah dilakukan penelitian daya dan sistem kontrol tegangan rangkaian peningkatan suhu motor DC. Banyak energi listrik yang diubah menjadi panas sehingga dapat menyebabkan peningkatan suhu motor DC pada stator dan rotor. Dalam penelitian ini, daya dan sistem kontrol tegangan rangkaian mendeteksi peningkatan suhu motor DC dan juga sebagai umpan balik variabel. Kontrol sistem pasokan tenaga listrik berdasarkan perubahan tersebut. Dalam penelitian ini kami memperoleh tenaga maksimum dan tegangan dapat diukur sampai 7,5 watt, tegangan 15 volt dengan arus listrik 0,5 ampere pada temperatur 35 o C dan daya minimum watt 6, tegangan 12 volt dengan ampere listrik saat ini 0,5 pada suhu 27 o C. Sistem kontrol ini efektif, karena mampu mengubah suhu rendah dan kontrol motor DC secara cepat. Kata kunci: kontrol, voltase, daya and kalor ABSTRACT It has been done a research of power and voltage control circuit system to the increasing temperature of DC motor. The electrical energy that is changed to be much heat so that it can cause the increasing temperature of DC motor on its stator and rotor. In this research power and voltage control circuit system detect the increasing temperature of DC motor and also it as feed back variable. Control system supply the electrical power based on changing it. In this research we obtain maximum power and voltage can be measured is 7,5 watt, voltage 15 volt with electrical current 0,5 ampere on temperature 35 C and minimum power 6 watt, voltage 12 volt with electrical current 0,5 ampere on temperature 27 C. This control system is effective, because it has just changing low temperature and control DC motor fastly. Keywords: control, voltage, power and temperature Makalah diterima 30 Juni 2006 1. PENDAHULUAN Rangkaian elektronik akan bekerja secara ideal apabila kestabilan tegangan, arus maupun kalor buangannya mampu dikendalikan (Barmawi dan Tjia, 1997). Setiap proses yang membangkitkan sistem rangkaian listrik selalu melibatkan adanya kalor buangan (Halliday and Resnick, 1999). Kalor ini dapat menurunkan daya 1

Berkala MIPA, 17(1), Januari 2007 kerja komponen seperti transistor, resistor, kapasitor, Integrated Circuit (IC) dan kompenen lain. Untuk menghindarkan terjadinya penurunan daya kerja suatu komponen atau sistem rangkaian perlu adanya suatu alat kontrol yang bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak kalor yang sudah terbuang atau yang masih tersimpan dalam komponen (Philips and Harbor, 1996). Dalam penelitian ini sebuah motor listrik DC mampu beroperasi bila ada daya listrik yang selalu menjamin kelangsungan kerja motor. Untuk itu diperlukan suatu alat yang mampu mentransfer energi listrik dan sistem kontrol yang mengetahui apakah energi listrik yang ditransfer sudah mencukupi atau sudah optimal (Tokheim, 1999). Dalam penelitian ini akan didapatkan informasi tentang data temperatur dan tegangan yang terpakai oleh motor listrik selama beroperasi. 2. DASAR TEORI 2.1. Dioda Dioda merupakan komponen elektronika yang disusun oleh bahan yang terbuat dari semi konduktor (Milman and Halkias, 1997). Dioda merupakan komponen elektronik yang menyusun transistor (Fadeli, 1984). Transistor yang R tersusun dari dioda adalah jenis transistor bipolar, yaitu transistor PNP dan transistor NPN. Dioda akan bekerja apabila arus yang melewati dioda sesuai dengan tanda kutubnya, yaitu bahwa dioda kaki positip terhubung dengan sumber tegangan positif dan kaki negatip terhubung dengan sumber tegangan negatif (Fadeli, 1984). Dalam rangkaian elektronika dioda memiliki peran yang penting, dioda mampu mengubah arus bolak balik AC menjadi arus searah DC (Sumijokartono, 1990). Dioda mampu menjadi rangkaian penggunting dari suatu keluaran tegangan. Dioda juga menjadi penyusun transistor bipolar. Dioda memiliki karakteristik yang bermacam macam sesuai dengan masing-masing fungsi dan bahan dasar yang digunakan untuk membuat dioda. Salah satu jenis dioda adalah dioda zener. Jika tegangan mundur pada dioda P-N diperbesar, pada suatu nilai tegangan maka arus mundur, naik akan cepat sekali dan sebaliknya seperti pada Gambar 1 (Fadeli, 1984). 2.2. Transistor Menurut Milman dan Halkias (1997) transistor merupakan piranti elektronik yang bersifat aktif, artinya transitor mampu meningkatkan sinyal listrik masukan yang D1 D2 E1 E2 D1 D2 D3 D4 D5 E 2 Gambar 1. a. Rangkaian dioda dengan tegangan mundur b. Rangkaian dioda dengan tegangan maju melewati piranti ini. Transistor ada dua macam menurut skala besar yaitu transistor bipolar dan transistor efek medan. Transistor bipolar tersusun dari dua buah

Akhmad Dzakwan, Analisis Sistem Kontrol dioda yang tersusun dari bahan semikonduktor. Bila dua buah dioda dirangkai dengan bagian negatifnya yang saling dipertemukan, maka kedua dioda ini akan menjadi transistor PNP (Milman and Halkias, 1997). Sedangkan dua buah dioda dirangkai dengan mempertemukan bagian kutub positipnya, maka rangkaian dua buah dioda ini menghasilkan transistor NPN. Cara kerja transistor NPN dan PNP adalah sama, yaitu keduanya sama sama memperbesar sinyal listrik, akan tetapi keduanya mempunyai perbedaan yaitu terletak pada posisi masing masing kakinya. Pada transistor PNP, kaki emitor terletak pada kutub positif baterai dan kolektor terletak pada bagian negatif sumber tegangan, sedangkan aturan transistor NPN sebaliknya kaki emitor terletak pada kutub negatif sumber tegangan dan kaki kolektor terletak pada kutup positif sumber tegangan 2.3. IC 1558D IC 1558D merupakan jenis IC Operational Amplifier (OP-AMP) yang berfungsi untuk menjumlahkan hasil kali perkalian, pembagian dan penjumlahan (Hughes, 1997). IC OP-AMP merupakan gabungan dari transistor transistor penguat yang dikemas sedemikian rupa dan sesuai dengan fungsi kebutuhan penguatannya. 3. METODE PENELITIAN 3.3. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Elektronika dan Instrumentasi Jurusan Fisika FMIPA Unila dan PT. PLN Sumbagsel Bandar Lampung. Adapun waktu penelitian dilaksanakan 4 bulan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Pengambilan Data Pengambilan data dilaksanakan langsung di PT. PLN Sumbagsel Bandar Lampung, selama 2 bulan 2. Pengolahan Data Setelah didapatkan data dari hasil pengamatan, kemudian data ini diolah dengan tujuan untuk mendapakan harga arus dan waktu, selama 1 bulan 3. Diagram Block Metode Penelitian Studi lapangan merupakan kegiatan pendahuluan sebelum penelitian dilaksanakan, dalam mendukung kelancaran proses pengambilan data, setelah semua peralatan diseting dengan benar dan semua keperluan sudah dipersiapkan, lalu dilaksanakan pengambilan data. Data yang didapatkan dari hasil pengujian alat, lalu dilakukan pengolahan data. Dengan memasukkan parameter-parameter yang diperlukan lalu dilakukan analisis data. Adapun seminar setelah hasil pengolahan data kesimpulan sudah selesai. Gambar 2 menyajikan tahapan metode penelitian. 3.1. Bahan Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah timah, kabel konvesional, kapasitor, transistor, resistor, dan IC 1558D. 3.2. Alat Peralatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah multitester, motor DC, osciloscope, test-pen, amperemeter, komputer, kabel, steker, kalkulator, dan sistem pengendali. 3

Berkala MIPA, 17(1), Januari 2007 MOTOR DC Rangkaian Kontrol Temperatur Pengkondisi Sinyal Power Keluaran Gambar 2. Diagram Block Metode Penelitian 3.4. Rangkaian Alat Gambar 3. Rangkaian Sistem Kontrol Pada Motor DC 4

V (Volt) V (Volt) V (Volt) Akhmad Dzakwan, Analisis Sistem Kontrol 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hasil Pengamatan Dari hasil pengamatan didapatkan data temperatur pada motor DC, yang merupakan kalor buangan dari sebagian energi listrik yang diberikan oleh sumber tegangan melalui rangkaian sistem kontrol daya dan tegangan. Grafik Hubungan Tegangan Vs Temperatur 40 30 20 10 0 V = 2,1667T + 2,1111 R 2 = 0,9389 0 5 10 15 20 T ( 0 C) Gambar 4: Grafik Hubungan antara temperatur dan Tegangan Grafik Hubungan Tegangan Vs Daya Pada I =0,5 A 16 14 12 10 8 6 4 2 0 V = 0,4333P + 11,167 R 2 = 0,9389 0 2 4 6 8 10 P (Watt) Gambar 5. Grafik Hubungan antara Equivalen Daya dan Tegangan Grafik Hubungan Daya Vs Tegangan Pada I = 0,1 A 20 15 10 5 0 y = 0.4333x + 11.167 R 2 = 0.9389 0 2 4 6 8 10 P (Watt) Gambar 6. Grafik Hubungan antara Equivalen Daya dan Tegangan 5

Berkala MIPA, 17(1) Januari 2007 4.2. Pembahasan Pada Gambar 4 diatas tampak bahwa kenaikan temperatur sebagai akibat energi listrik yang disuplai oleh alat dapat mengakibatkan adanya umpan balik ke sistem kontrol, kenaikan temperatur ini dilaporkan kembali oleh sensor ke sistem kontrol, dan selanjutnya sistem kontrol memberikan respon untuk menambahkan tegangan. Dari gambar 4 di atas juga tampak bahwa hubungan antara kenaikan tegangan dan kenaikan temperatur terjadi secara linier, artinya penambahan energi listrik berakibat naiknya kerja sistem rangkaian sehingga kalor yang dihasilkan dari kerja rangkaian semakin banyak dan mengakibatkan kenaikan temperatur setiap komponen yang terlibat dalam proses pengontrolan kerja motor DC (William, 1978). Pada Gambar 5 tampak bahwa hubungan antara daya dan tegangan adalah sebagai hubungan yang linier. Sesuai dengan hukum Joule bahwa terdapat kesetaraan antara kalor dengan energi listrik yang diikuti perubahan tegangan dan arus listrik, artinya bahwa seluruh energi listrik sebagian diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran motor dan sebagian yang lain diubah menjadi energi kalor yang dapat dideteksi pada rotor dan stator motor DC yang ditandai dengan adanya kenaikan temperatur. Grafik ini merupakan pola hubungan daya dengan temperatur pada kuat arus I = 0,5 A. Pada Gambar 6 tampak bahwa pada arus yang kecil I = 0,1 A kenaikan dayanya sangat lambat, hal ini pasti akan diikuti oleh kenaikan kalor yang lambat pula, yang berarti delta temperaturnya pun sangat kecil dan ini terkait dengan fungsi waktu terhadap kenaikan daya yang sangat lambat. Menurut Hukum Ohm apabila arus listrik I ampere mengalir ke dalam suatu tahanan sebesar R ohm, maka akan mengkibatkan timbulnya tegangan sebesar V volt di antara kedua ujung tahanan dan kalor Q Joule pada sepanjang tahanan. Hubungan kesetaraan energi listrik dan kalor yang dihasilkan oleh proses pengendalian motor DC dapat dituliskan sebagai berikut E s E E (1) m q dengan E s = Energi listrik yang disuplai sumber melalui alat kontrol (Joule). E m = Energi mekanik yang dihasilkan oleh motor DC (Joule). E q = Energi kalor yang dilepaskan oleh motor DC (Joule). Apabila pers.(1) di atas diuraikan maka E s VIR (2) dengan V = Tegangan yang dibutuhkan oleh motor. I = Arus yang mengalir melalui rangkaian dan kumparan motor DC. R = Tahanan yang dimiliki oleh motor. 5. KESIMPULAN Untuk menguji sistem kontrol daya dan arus dari rangkaian ini perlu adanya variabel arus input yang bervariasi. Kenaikan equivalen daya akan semakin kecil bila arus masukan semakin kecil, hal ini berdampak pada kenaikan kalor dan temperatur pada stator dan rotor motor DC. DAFTAR PUSTAKA Barmawi, M. dan Tjia, M.O., 1997, Elektronik Komputer Digital, Institut Teknologi Bandung, Erlangga, Jakarta. Fadeli, 1984, Elektronika Dasar I, Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Hughes, F. W., 1997, Panduan OP-AMP, Prentice Hall Inc, New Jersey, USA. Halliday, D. and Resnick, R., 1999, Physics, John Wiley & Sons Inc, New York, USA. 6

Akhmad Dzakwan, Analisis Sistem Kontrol Milman and Halkias., 1997, Integrated Electronics, Columbia University, Mc Graw Hill, Inc, New Jersey, USA. Philips, C and Harbor, R., 1996, Feedback Control System, Third Edition, Prentice Hall Inc, New jersey, USA. Sumijokartono, 1990, Elektronik Praktis, Elex Media Kompentindo, Jakarta. Tokheim, R., 1999, Digital Electronics Principle and Application, John Wiley & Sons Inc, New York, USA William, D.C., 1978, Elektronics Instrumentation and Measurement Techniques, Mc Graw Hill Inc, New Jersey, USA. 7