BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan dan bagaimana perubahan unsur unsur itu dari tahun ke tahun untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Analisis Laporan keuangan. Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Sedangkan menurut Hendra (2010

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pengguna informasi. Akuntansi menghasilkan informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keberhasilan perusahaan dapat diukur berdasarkan kemampuan

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang mengambil topik mengenai Pengaruh Rasio Keuangan. Terhadap Perubahan Laba Perusahaan antara lain penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Karakteristik Laba

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan Keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan dari perusahaan adalah untuk mendapatkan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau trend untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur - unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui perkembangannya. (Djarwanto, 2004:59) dan juga analisis laporan keuangan mengurangi ketergantungan pada firasat, tebakan, dan intuisi dalam pengambilan keputusan, serta mengurangi ketidakpastian analisis bisnis. Menurut Kasmir (2008:66) agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Bagi pihak pemilik dan manajemen, tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, akan terlihat pencapai target yang direncanakan sebelumnya. Hanafi (2005) mengemukakan bahwa untuk menganalisis laporan keuangan, seorang analis keuangan harus melakukan beberapa hal: 1. Menentukan tujuan dari analisis keuangan 2. Memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari laporan keuangan dan rasio-rasio keuangan dari laporan keuangan tersebut. 8

3. Memahami kondisi ekonomi dan bisnis yang mempengaruhi usaha perusahaan tersebut. Analisis laporan keuangan merupakan kumpulan proses yang merupakan bagian dari analisis bisnis (Subramanyam, 2010:23). Terdapat lima alat penting untuk analisis keuangan, yaitu: 1. Analisis laporan keuangan komparatif Analisis ini dilakukan dengan cara menelaah laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, atau laporan arus kas yag berurutan dari suatu periode ke periode berikutnya. 2. Analisis laporan common-size Menurut Fraser (2008), analisis laporan keuangan common-size adalah analisis rasio keuangan memperkenalkan perbandingan perusahaan-perusahaan dengan tingkatan yang berbeda atas penjualan atau total aktiva dengan memakai suatu penyebut umum. 3. Analisis rasio keuangan Yang dimaksud rasio dalam analisis laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan (Djarwanto 2004:143). Menurut Kasmir (2008), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. 4. Valuasi Valuasi merupakan hasil penting dari berbagai jenis analisis bisnis dan laporan keuangan. Valuasi mengacu pada estimasi nilai instrinsik sebuah perusahaan 9

atau sahamnya dengan dasar present value thoery dari time value of money yang menyatakan bahwa sebuah entitas lebih menyukai konsumsi saat ini daripada konsumsi di masa depan (Subramanyam, 2010:47). 5. Analisis arus kas Analisis arus kas digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi sumber dana dan penggunaan dana. Analisis arus kas menyediakan pandangan tentang bagaimana perusahaaan memperoleh pendanaanya dan menggunakan sumber dayanya (Subramanyam 2010:47). Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan analisis yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik memberikan hasil yang maksimal. Selain itu, pengguna hasil analisis tersebut dapat dengan mudah untuk menginterpretasikannya. Pada dasarnya ada beberapa jenis analisis yang dapat dipakai menurut Djarwanto (2004:61) yaitu sebagai berikut : 1. Analisis Internal Analisis Internal adalah analisis yang dilakukan oleh mereka yang bisa mendapatkan informasi yang lengkap dan terperinci mengenai suatu perusahaan. analisis demikian terutama dilakukan oleh manajemen dalam mnegukur efisiensi usaha dan menjelaskan perubahan yang terjadi dalam kondisi keuangan. 2. Analisis Eksternal Analisis Eksternal adalah analisis yang dilakukan oleh merekayang tidak bisa mendapatkan data yang terperinci mengenai suatu perusahaan. analisis demikian dilakukan oleh bank-bank, para kreditur, pemegang saham, calon pemegang saham dan lain-lain seperti dalam hal mengukur tingkat likuiditas dan profitabilitas. bagi seorang penganalisis eksternal hanya tersedia laporan-laporan keuangan yang lazimnya diumumkan pada khalayak ramai yaitu neraca dan laporan laba-rugi. 10

3. Analisis Horizontal (Dinamis) Analisis Horizontal adalah analisis perkembangan data keuangan dan data operasi perusahaan dari tahun ke tahun guna mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan yang bersangkutan. 4. Analisis Vertikal (Statis) Analisis Vertikal adalah laporan keuangan yang terbatas hanya pada satu periode akuntansi saja. 2.1.1 Tujuan dan Manfaat Analisis Rasio Keuangan Seperti diketahui bahwa setiap laporan keuangan yang dibuat sudah pasti memiliki tujuan tertentu. dalam praktiknya terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen perusahaan. disamping itu, tujuan laporan keuangan disusun guna memenuhi kepentingan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. terdapat beberapa tujuan dari analisis laporan keuangan menurut Harahap (2008:195) yaitu : 1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa. 2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit) 3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. 4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan. 5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan sperti prediksi, peningkatan (rating) 6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisa laporan keuangan juga antara lain : 11

1) dapat menilai prestasi perusahaan. 2) dapat memproyeksi keuangan perusahaan. 3) dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu: a. Posisi keuangan ( Asset, neraca dan modal) b. Hasil usaha perusahaan c. Likuiditas d. Solvabilitas e. Aktivitas f. Rentabilitas g. Indikator pasar modal 4) menilai perkembangan dari waktu ke waktu. 5) melihat komposisi struktur keuangan, arus dana. 7. Dapat menetukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis. 8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal. 9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuanga, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya. 10. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang. Analisis laporan keuangan juga memiliki manfaat. Ada beberapa manfaat bagi perusahaan dalam penggunaan analisis laporan keuangan menurut Kasmir (2008:68). Secara umum dikatakan bahwa manfaat analisis laporan keuangan adalah : 1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode. 2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan. 3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki. 4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini. 5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. 6. Dapat digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai 12

2.1.2 Rasio Keuangan Rasio Keuangan merupakan bagian dari Analisis Laporan Keuangan yang sangat erat kaitannya, karena Rasio Keuangan merupakan alat analisis laporan keuangan yang tergolong pada alat analisis Umum (Sjahrial, 2013:36). Berikut ini merupakan bagian dari Alat Analisis Umum : 1. Analisis Laporan Keuangan Komparatif (Comparative Analysis) 2. Analisis Laporan Keuangan Berukuran Sama (Common Size Analysis) 3. Analisis Rasio (Ratio Analysis) 4. Analisis Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement Analysis) Analisis Rasio (Ratio Anlysis) merupakan salah satu analisis paling popular dan banyak digunakan karena sangat sederhana yang menggunakan operasi aritmatika, namun interpretasinya sangat kompleks (sjahrial, 2013:36). Menurut kasmir (2008:104) analisis Rasio Keuangan adalah laporan keuangan melaporakan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan dituangkan dalam angka-angka, baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun mata uang asing. Angka-angka yang ada dalam laporan keuangan menjadi kurang berarti jika hanya dilihat dari satu sisi saja. artinya kita hanya dapat melihat apa adanya. Angka-angka ini akan menjadi lebih apabila dapat kita bandingkan antara satu komponen dengan komponen lainnya. caranya adalah dengan membandingkan angka -ngka yang ada dalam laporan keuangan atau antar laporan keuangan. setelah melakukan 13

perbandingan, dapat disimpulkan posisi keuangan suatu perusahaan untuk periode tertentu. Pada akhirnya kita dapat menilai kinerja manajemen dalam periode tersebut. Perbandingan ini kita kenal dengan nama Analisis Rasio Keuangan. Rasio keuangan menurut James dalam Kasmir (2008:104) merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Jadi Rasio Keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan, kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif. 2.1.3 Jenis-Jenis Rasio Keuangan Analisis rasio-rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabungkan angka-angka di dalam atau antara laporan laba-rugi dan neraca. Dengan cara rasio semacam itu diharapkan pengaruh perbedaan ukuran akan hilang. Pada dasarnya analisis rasio dapat dikelompokkan ke dalam lima macam kategori, yaitu : 14

1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek (utang lancar) pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar. Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa dasar perhitungan rasio diperoleh dari aktiva lancar dibandingkan dengan kewajiban lancar. semakin tinggi rasio ini semakin baik, artinya aktiva lancar dapat menutupi kewajiban lancar yang disebut likuid. akan tetapi terlalu tinggi rasio ini juga tidak baik karena perusahaan tidak dapat mengelola aktiva lancar dengan efektif (sjahrial, 2013:37). Aktiva lancar merupakan sumber daya yang relatif likuid. Aktiva lancar seperti kas, piutang dagang, persediaan, dan beban dibayar dimuka. Menurut Simamora (2000:523) untuk memenuhi syarat sebagai aktiva lancar, suatu aktiva lancar harus bisa dikonversikan menjadi kas dalam jangka waktu yang relatif singkat, tanpa mengganggu kegiatan-kegiatan normal perusahaan. Rasio likuiditas dapat dibagi menjadi beberapa jenis. jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan menurut Kasmir (2008:134) yaitu : 1. Rasio Lancar ( Current Ratio) 2. Rasio Yang Sangat Lancar (Quick Ratio Atau Acid Test Ratio) 3. Rasio Kas (Cash Ratio) 4. Rasio Perputaran Kas 5. Inventory To Net Working Capital 15

Rasio yang menjadi variabel dan fokus penelitian ini adalah rasio lancar (current ratio). Rumus untuk menghitung rasio lancar menurut Subramanyam (2010:44) adalah : Current Ratio (Rasio Lancar) = x 100% 2. Rasio Solvabilitas Pendanaan perusahaan bersumber dari dua pendanaan yaitu dari kreditor jangka pendek seperti pemasok dan kreditor jangka panjang seperti pemegang saham. Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Subramanyam, 2010:46). Menurut Kasmir (2008:157) DER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berfungsi mengetahui setiap modal yang dimiliki yang dijadikan untuk jaminan utang dan memberikan petunjuk mengenai kelayakan dan risiko keuangan perusahaan. Bagi pihak kreditor, semakin besar rasio solvabilitas akan tidak menguntungkan disebabkan akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi diperusahaan. Namun bagi pihak pemegang saham, semakin tinggi rasio ini akan semakin baik. Menurut Rahardjo (2008:118) rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya. Rasio solvabilitas mengukur kontribusi pemegang saham 16

dibandingkan dengan dana yang berasal dari kreditor. Menurut Kasmir (2008:155) beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering digunakan perusahaan adalah : 1. Debt to asset ratio 2. Debt to equity ratio 3. Long term debt to equity ratio 4. Tangible asset debt coverage 5. Current liabilities to net worth 6. Time interest earned 7. Fixed charge coverage Pada penelitian ini yang menjadi fokus dan variabel adalah rasio Debt To Equity Ratio. Menurut Subramanyam (2010:44) rumus untuk menghitung total utang terhadap ekuitas ( Debt To Equity Rasio) Debt to Equity Ratio = x 1kali 3. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Rasio ini mengukur tingkat efisensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Terdapat beberapa jenis rasio aktivitas menurut Kasmir (2008:175) yaitu: 1. Perputaran Piutang Usaha (Account Receveible Turnover) 2. Hari rata-rata penagihan piutang ( Days of receivable) 3. Perputaran persediaan (inventory turnover) 4. Hari Rata-rata penagihan sediaan (days of inventory) 5. Perputaran modal kerja (working capital turnover) 6. Perputaran aktiva tetap (Fix Asset turn over) 7. Perputaran Aktiva (asset turnover). Pada penelitian ini yang menjadi fokus penelitian dan variabel adalah rasio perputaran total asset (total asset turn over). Rasio ini digunakan untuk mengukur perputaran aktiva perusahaan untuk 17

memperoleh penjualan yang dilakukan perusahaan. Rumus rasio ini menurut Subramanyam (2010:45) Total Asset Turn Over = x 1kali 4. Rasio Rrofitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Rasio ini memberi ukuran tingkat efektivitas manajemen perusahaan. Tujuan perusahaan adalah mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk tetap bertahan perusahaan harus mampu untuk menghasilkan laba. Bila perusahaan rugi, pihak kreditor akan mempertimbangkan untuk tetap memberi pinjaman atau menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Menurut Kasmir (2008:199) rasio profitabilitas dapat diklasifikasikan menjadi 4 yaitu : 1. Profit Margin ( profit margin on sales) a. Gross Profit Margin b. Net Profit Margin 2. Return On Investment (ROI) 3. Return On Equity (ROE) 4. Laba Per Lembar Saham Pada penelitian ini yang menjadi fokus dan variabel adalah Net profit margin yang merupakan bagian dari rasio profit margin. NPM yang merupakan ukuran keuntungan antara laba setelah beban bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan (Kasmir, 2008:200). Rumus untuk mengukur NPM menurut Subramanyam (2010:45) Net Profit Margin = x 100% 2.2 Pertumbuhan Laba 18

Laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Sedangkan pengertian laba menurut IAI dalam Chariri (2003:213) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi peranan modal. Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Jadi dalam hal ini laba hanya merupakan angka artikulasi dan tidak didefinisikan tersendiri secara ekonomik seperti halnya aktiva atau hutang (Chariri, 2003:213). Menurut Harahap (2005:263) laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan. Belkaoui dalam Chariri (2003:214) menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut: 19

1. Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi. 2. Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu. 3. Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan. 4. Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu. 5. Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut. Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan rugi laba. Penyajian laba melalui laporan tersebut merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya (Takarini, 2003). Rumus untuk menghitung pertumbuhan laba menghitung pertumbuhan laba sesuai dengan Penelitian yang dilakukan oleh Cahyaningrum (2012) adalah sebagai berikut : Pertumbuhan Laba = 2.2.1 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba Menurut Hanafi (2005) menyebutkan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 20

1. Besarnya perusahaan Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi. 2. Umur perusahaan Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam mengingkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah. 3. Tingkat leverage Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba. 4. Tingkat penjualan Tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan di masa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba semakin tinggi. 5. Perubahan laba masa lalu Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa mendatang. 2.2.2 Analisis Pertumbuhan Laba Menurut Angkoso (2006) ada dua macam analisis untuk menentukan pertumbuhan laba yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. 1. Analisis Fundamental Analisis fundamental merupakan analisis yang berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis fundamental diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor, apakah sehat atau tidak, apakah menguntungkan atau tidak dan sebagainya. Hal ini penting karena nantinya akan berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh dari investasi dan resiko yang harus ditanggung. Analisis fundamental merupakan analisishistoris atas kekuatan keuangan dari suatu perusahaan yang sering disebut dengan company analysis.data yang digunakan adalah data historis, artinya data yang telah terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat analisis. Dalam company analysis para analis akan menganalisis laporan keuangan perusahaan yang salah satunya dengan rasio keuangan. Para analis fundamental mencoba 21

memprediksikan pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengestimasi faktor-faktor 2. Analisis Tehnikal Analisis teknikal sering dipakai oleh investor, dan biasanya data atau catatan pasar yang digunakan berupa grafik. Analisis ini berupaya untuk memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengamati perubahan laba di masa lalu. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan. Berdasarkan pernyataan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan pertumbuhan laba dapat dilakukan dua analisis, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Dalam hal ini analisis yang digunakan adalah analisis fundamental. Analisis fundamental merupakan analisis yang berkaitan dengan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dapat diketahui melalui rasio keuangan. 2.3 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai rasio keuangan terhadap perubahan laba telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya antara lain : Anugrah (2014) meneliti Analisis CR, DER, TATO, GPM dan ROE Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), Hasil penelitian menunjukkan bahwa DER, TATO, GPM dan ROE Berpengruh positif terhadap pertumbuhan laba CR Berpengruh negatif terhadap pertumbuhan laba Ardiatmi (2014) meneliti Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Assets Turnover, Firm Size Dan Debt Ratio Terhadap Profitabilitas (ROE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa CR, DER, TAT, Debt Ratio Berpengaruh Positif Terhadap ROE sedangkan Firm Size Berpengaruh Negatif Terhadap ROE 22

Cahyaningrum (2012) dengan judul Analisis Manfaat Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Working Capital To Assets, TAT, NPM, Berpengaruh Positif Terhadap Pertumbuhan Laba sedangkan DER Berpengaruh Negatif Terhadap Pertumbuhan Laba. Nugroho (2013) dalam penelitian analisis rasio keuangan untuk memprediksi perubahanlaba perusahaan (studi empiris pada perusahaan jasa dan perdagangan yang terdaftar di bursa efek indonesia). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Pemanfaatan Aktiva, Rasio Kinerja Operasi Berpengaruh Positif Terhadap Perubahan Laba Perusahaan. Nurvigia (2010) meneliti Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar Di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CR, WCTA, DER, dan NPM Berpengaruh Secara Simultan Terhadap Pertumbuhan Laba. Meythi (2005) meneliti Rasio Keuangan yang paling baik Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba: suatu studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya ROA yang berpengaruh positif signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba sedangkan TAT, NPM dan Gross Profit Margin Tidak Berpengaruh Signifikan Terhadap Pertumbuhan Laba 23

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama (Tahun) 1 Anugrah (2014) Judul Variabel Hasil Penelitian Analisis CR,DER, Variabel TATO,GPM dan Independen: ROE Terhadap CR,DER, Pertumbuhan Laba TATO,GPM dan Pada Perusahaan ROE Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Variabel Efek Indonesia Dependen: (BEI) Perubahan Laba DER, TATO,GPM dan ROE Berpengruh positif terhadap pertumbuhan laba CR Berpengruh negatif terhadap pertumbuhan laba 2 Ardiatmi (2014) Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Assets Turnover, Firm Size Dan Debt Ratio Terhadap Profitabilitas (ROE) Variabel Independen: CR, DER, TAT, Firm Size, Debt Ratio Variabel Dependen: Profitabilitas (ROE) CR, DER, TAT, Debt Ratio Berpengaruh Positif Terhadap ROE Firm Size Berpengaruh Negatif Terhadap ROE 3 Cahya ningrum (2012) Analisis Manfaat Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba. Variabel Independen: WCTA,DER, TAT, NPM. Variabel Dependen: Pertumbuhan Laba WCTA, TAT, NPM, Berpengaruh Positif Terhadap Pertumbuhan Laba. DER Berpengaruh Negatif Terhadap Pertumbuhan Laba. 24

4 Nugroho (2013) Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Perubahan Laba perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Jasa Dan Perdagangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Variabel Independen: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Pemanfaatan Aktiva, Rasio Kinerja Operasi Variabel Dependen: Prediksi Perubahan Laba Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Pemanfaatan Aktiva, Rasio Kinerja Operasi Berpengaruh Positif Terhadap Perubahan Laba Perusahaan. 5 Nurvigia (2010) Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar Di BEI. Variabel Independen: Rasio Likuiditas Rasio Solvabilitas Rasio Profitabilitas CR, WCTA, DER, dan NPM Berpengaruh Secara Simultan Terhadap Pertumbuhan Laba. Variabel Dependen: Perubahan Laba 6 Meythi (2005) Rasio Keuangan yang paling baik Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba: Suatu studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Variabel Independen: TAT, NPM, GPM, ROA Variabel Dependen: Pertumbuhan Laba Hanya ROA yang Berpengaruh Positif Signifikan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba TAT, NPM, GPM, Tidak Berpengaruh Signifikan Terhadap Pertumbuhan Laba Sumber data diolah penulis. 25

2.4 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu variabel Independen dengan variabel dependen. Berdasarkan latar belakang dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan di awal maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 Variabel Independen : Current Ratio Debt to Equity Ratio Total Asset Turnover Net profit margin H 1 H 2 H 3 H 4 Variabel Dependen : Pertumbuhan Laba (Y) H 4 H 5 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban 26

jangka pendeknya. Dari kerangka konseptual diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa CR berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur secara parsial. Debt to equity Ratio menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang. Rasio ini sering digunakan para analis dan para investor untuk melihat seberapa besar hutang perusahaan jika dibandingkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan atau para pemegang saham. Semakin tinggi DER menunjukkan semakin tinggi penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan. Hal ini dapat menimbulkan resikoyang cukup besar bagi perusahaan ketika perusahaan tidak mampu membayar kewajiban tersebut pada saat jatuh tempo, sehingga akan mengganggu kontinuitas operasi perusahaan. Selain itu, perusahaan akan dihadapkan pada biaya bunga yang tinggi sehingga dapat menurunkan laba perusahaan. Dari kerangka konseptual diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa DER berpengaruh negative dan signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur secara parsial. Total assets turnover merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan atau 27

diperbesar. Dari kerangka konseptual diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa TAT berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur secara parsial. Net profit margin Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan. Dari kerangka konseptual diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa NPM berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur secara parsial. Pertumbuhan laba merupakan adanya peningkatan laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan rugi laba. Penyajian laba melalui laporan tersebut merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya. Dari kerangka konseptual diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa CR, DER, TAT, dan NPM berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur secara simultan. 28

2.5 Hipotesis Menurut Sugiyono (2007:51) hipotesis dikembangkan dari telaah teoritis sebagai jawaban sementara dari masalah atau pernyataan penelitian yang memerlukan ujian secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian yang akan dilakukan. H 1 : Curren Ratio berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur secara parsial yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2010-2014. H 2 : Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur secara parsial sektor yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2010-2014. H 3 : Total Asset Turnover berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur secara parsial yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2010-2014. H 4 : Net Profit Margin berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur secara parsial yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2010-2014. H 5 : Curren Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit Margin berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur secara simultan. 29