CARA AUD BELAJAR R.U.S.M.A.N.T.O

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN PEMBELAJARAN. C. Prinsip Prinsip yang digunakan dalam proses pembelajaran anak usia dini sebagai berikut.

6. Proses Pendekatan Saintifik

KD yang dicapai : 1.1, 2.2, 2.8, , , , , ,

2-3. Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 2-3 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

HAND OUT MATA KULIAH KELOMPOK BERMAI KODE MK/SKS : UD 408/2 SKS

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN. OLEH Imam Subqi

Pengertian. Prinsip Pendekatan Sentra. Tujuan pengembangan sentra 2/13/2012. Model Pembelajaran Sentra. Pengembangan pusat kegiatan bermain

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DI LEMBAGA PAUD ISLAM TERPADU MUTIARA HATI BABAGAN KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG

STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI Oleh: Nur Hayati, M.Pd

Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DI SENTRA IMTAQ PADA PRE SCHOOL INTAN PERMATA AISYIYAH MAKAMHAJI 2012/2013

CARA BELAJAR ANAK USIA DINI (BELAJAR MELALUI BERMAIN) Oleh : HERLINA BAKARI SKB KAB.BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)

Diri Sendiri 3 Minggu Mengenal diriku Mengenal tubuhku Kesukaanku

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan keterampilan dasar

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BEYOND CENTER AND CIRCLE TIME (BCCT) DI SENTRA PERSIAPAN DALAM UPAYA PERSIAPAN MENULIS DASAR

APA YANG HARUS DIKETAHUI DI USIA 2 TAHUN?

BAB I PENDAHULUAN. anak diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitaranya. Perkembangan anak

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

II. KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PERKEMBANGAN ANAK. IKA BUDI MARYATUN, M.Pd. Dosen Pada Prodi PG-PAUD FIP UNY. (Adapted From NEST Dok)

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

BNGFMHF3333wdewa cm

DIRJEN PMPTK DEPDIKNAS.R.I YAYASAN PENGEMBANGAN PEREMPUAN DAN ANAK AMRIHSAE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Kondisi Awal Keterampilan Sosial Anak Kelompok A2 di TK Kemala

BAB I PENDAHULUAN. eksperimen guru hanya menjelaskan dengan metode tanya jawab. Dengan. sehingga dia hanya terbengong-bengong di dalam kelas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) KELOMPOK BERMAIN AISYIYAH GONDANGMANIS TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA BUBUR KERTAS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI BEKU TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KELOMPOK BERMAIN ARROHMAN. Alamat: Bacak, Monggol, Saptosari, Gunungkidul

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS

BAB III METODE PENELITIAN

SILABUS TEMATIK KELAS I

ISSN :

3-4. Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 3-4 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RKH DALAM PEMBELAJARAN BCCT

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

Dalam pengembangan kegiatan pembelajaran perlu dibuat sebuah perencanaan yang disebut silabus.

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS SENTRA BERMAIN PERAN TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 1-2 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007

Setiap program/kegiatan memerlukan perencanaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Anak adalah aset bangsa yang paling berharga. Karena anak adalah

METODE PENGEMBANGAN BAHASA: PENERAPANNYA PADA PEMBELAJARAN BERBASIS TEMA DAN SENTRA DI TAMAN KANAK-KANAK

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang unggul merupakan aset yang paling berharga bagi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bermunculan pendidikan pra sekolah yang menyediakan pelayanan untuk anak

Kemampuan Guru Paud dalam Mengintegrasikan Nilai pada Rencana Pembelajaran Harian (Rpph) Anak Usia Dini di Kabupaten Pidie Jaya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. paling potensial untuk belajar. Menurut Berk dalam Sujiono (2009:6) anak

KB PAUD JATENG TERPADU RENCANA PROGRAM SEMESTER (PROMES) KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KB-A (USIA 2 3 TAHUN)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. PAUD merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SIMPOSIUM GURU TINGKAT NASIONAL TAHUN 2016

KURIKULUM Pengertian Fungsi Dan Tujuan Ruang Lingkup

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN MELIPAT KERTAS PADA ANAK KLAS B TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2012/2013

Jurnal Penelitian PAUDIA, Volume 1 No. 1 November 2011

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dari mereka. Sebaliknya tidak ada orang tua di muka bumi ini yang

JURNAL PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BCCT (BEYOND CENTER AND CIRCLE TIME) DI KB ANAK SHOLEH COLOMADU, KARANGANYAR Tahun Ajaran 2012/2013

Contoh RKH RPPH PAUD Tema Diri Sendiri (Tubuhku) K13

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

INDIKATOR KEGIATAN PEMBELAJARAN METODE. Bercakap-cakap tentang Makanan Kesukaanku (Roti)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan

B. Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran 1. Tujuan pembelajaran 2. Isi (materi pembelajaran) a. Pengertian Tema

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

4-5. Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 4-5 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode merupakan cara yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Setiap guru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mudah bosan, sulit memecahkan suatu masalah dan mengikuti pelajaran

Skenario Pembelajaran. Menyebut hasil penambahan dengan gambar benda menggunakan kartu angka

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN METODE BEYOND CENTERS AND CIRCLES TIME (BCCT) DALAM PEMBELAJARAN MATERI IMTAK DI PLAYGROUP MASYITHOH KALIWUNGU KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya.

Transkripsi:

CARA AUD BELAJAR R.U.S.M.A.N.T.O 0813-2708-8295 rusmanto77@gmail.com

Alamat Jl. Raya Susukan Rt.003 Rw.002 Kec. Susukan Banjarnegara 53475

Anda beruntung dapat mengikuti Kegiatan Ini Ketika Anda Mau Belajar PASTI Anda akan menemukan hal-hal baru Bersiaplah...!

TUJUAN PELATIHAN 1) Menjelaskan azas-azas pembelajaran anak usia dini 2) Menjelaskan ciri -ciri bermain 3) Menjelaskan Tiga Jenis Main 4) Menjelaskan Pijakan Main 5) Pendekatan Saintifik

BAGAIMANA KATA PARA AHLI TERKAIT BELAJAR ANAK??

Jean Piaget: Anak adalah pembangun pengetahuan yang aktif (active constructor) melalui kerja pemikirannya terhadap hasil eksplorasi dari lingkungannya...

Lev Vygotsky: Anak membangun pengetahuannya melalui sosialbudaya dan interaksi dengan orang dewasa dengan dukungan bahasa yang tepat...

LALU, BAGAIMANAKAH CARA ANAK BELAJAR..??

1 ANAK BELAJAR SECARA BERTAHAP Belajar pada anak terjadi selaras dengan tahapan usia dan terjadi sebagai satu kesatuan yang keberlanjutan secara simultan.

2 CARA BERFIKIR ANAK BERSIFAT KHAS. Cara berpikir anak tidak seperti orang dewasa. Anak berfikir secara konkret, anak berfikir dari apa yang dilakukan, anak berfikir berdasarkan imajinasinya.

3 ANAK BELAJAR DENGAN BERBAGAI CARA MENGHIDU Anak menyerap informasi melalui pengalaman yang ditangkap (diserap) melalui alat inderanya, baik melalui penghidu, perasa, pendengaran, penglihatan, maupun perabanya.

4 ANAK MENDAPATKAN PENGETAHUAN MELALUI PENGALAMANNYA Anak mendapatkan pengetahuan melalui pengalamannya. Anak belajar melalui berbagai pengalaman dengan objek, orang, dan kegiatan yang berada di sekitar mereka.

5 ANAK BELAJAR SATU SAMA LAIN. Anak belajar melalui teman atau lingkungan sosialnya. Mereka melakukan belajar melalui peniruan perilaku.

6 ANAK BELAJAR MELALUI BERMAIN. Bermain membantu mengembangkan berbagai potensi anak. Melalui bermain fungsi perkembangan anak menjadi optimal, baik perkembangan nilai agama dan moral, motorik, kognitif, bahasa, sosialemosional, dan seni.

7 ANAK BELAJAR OPTIMAL DI LINGKUNGAN YANG AMAN DAN NYAMAN Anak belajar optimal di lingkungan yang aman dan nyaman. Anak dapat belajar dengan baik jika mereka merasa aman dan nyaman untuk beraktivitas dan mengeksplorasi segalanya.

8 ANAK BELAJAR MELALUI YANG DITAMPILKAN (DITUNJUKKAN) OLEH ORAN DEWASA. Anak belajar melalui yang ditampilkan (ditunjukkan) oleh orang dewasa. Anak mempelajari segala sesuatu yang ditampilkan oleh orang dewasa, baik secara fisik, verbal maupun ekspresinya. Oleh karena itu orang dewasa harus mampu menjadi model terbaik bagi cara-cara berperilaku setiap anak.

9 ANAK BELAJAR PALING BAIK JIKA BERMAKNA, MENARIK, DAN FUNGSIONAL FUNGSIONAL AUD BELAJAR MENARIK BERMAKNA Anak belajar paling baik jika bermakna, menarik, dan fungsional. Anak belajar paling baik jika apa yang dipelajarinya memiliki bermaknaan, menarik, dan fungsional bagi kehidupan anak, baik saat mereka sedang terlibat langsung dalam proses belajar maupun untuk kehidupan anak di masa yang akan datang

DUKUNGAN BELAJAR YANG BERKUALITAS

Jadilah SIGNIFICANT PERSON

Pernyataan Jean Piaget (1972, p. 27) tentang bagaimana anak belajar : Anak seharusnya mampu melakukan percobaan dan penelitian sendiri. Guru, tentu saja, bisa menuntun anak-anak dengan menyediakan bahan-bahan yang tepat, tetapi yang terpenting agar anak dapat memahami sesuatu, ia harus membangun pengertian itu sendiri, ia harus menemukannya sendiri.

APA CIRI-CIRI BERMAIN? 1) Atas dasar sukarela, bukan paksaan. 2) Selalu menyenangkan, mengasyikkan dan menggairahkan. 3) Lebih mementingkan proses daripada tujuan. 4) Partisipasi aktif, baik secara fisik maupun secara psikis. 5) Bebas dilakukan oleh anak. Bebas membuat aturan sendiri dan mewujudkan fantasinya. 6) Makna dan kesenangan bermain sepenuhnya ditentukan anak sebagai pelaku.

Tiga Jenis Bermain 1. Sensorimotor atau Fungsional 2. Main Peran atau Simbolik Makro Mikro 3. Main Pembangunan Sifat cair dan terstruktur

1. Main Sensorimotor atau Fungsional Main Sensorimotorik adalah: Gerakan bebas otot besar dan kecil serta menggunakan seluruh inderanya untuk melatih tubuh dan fungsi-fungsi sensorimotornya

Kegiatan Sensorimotor Mereka akan menggerakkan tangannya ke pasir, air, beras, dan lain-lain untuk merasakan bahanbahan itu. Mereka dapat merobek kertas, bermain playdough, engkle, melompat, merangkak dan berlari. Mereka akan memegang dan membawa balok dan bahan pembangunan terstruktur lainnya sampai mereka mengerti penggunaannya dan bagaimana cara meletakkannya.

2.MAIN PERAN ATAU SIMBOLIK Melalui pengalaman main peran, anak diberi kesempatan untuk menciptakan kembali kejadian kehidupan nyata dan memerankannya secara simbolik. Main peran juga disebut main simbolik, role play, pura-pura, make-believe, fantasi, imajinasi, atau main drama

Main peran makro anak bermain menjadi tokoh menggunakan alat berukuran besar yang digunakan anak untuk menciptakan dan memainkan peran-peran. Jenis Main Peran Ada dua jenis main peran: mikro dan makro. Main peran mikro anak memainkan peran melalui tokoh yang diwakili oleh benda- benda berukuran kecil, contoh kandang dengan binatang-binatangan dan orang-orangan kecil.

3. Main Pembangunan Anak bermain dengan benda untuk mewujudkan ide/gagasan yang dibangun dalam pikirannya menjadi sesuatu bentuk nyata. Saat anak menghadirkan dunia mereka melalui main pembangunan, mereka berada di posisi tengah antara main dan kecerdasan menampilkan kembali (merefleksikan)

Bahan Main Pembangunan Bahan main pembangunan sifat cair atau bahan alam : Cat, krayon, spidol, play dough, air, dan pasir dianggap sebagai, Bahan main pembangunan yang terstruktur: balok unit, Lego TM, balok berongga, Bristle Block TM, dan bahan lainnya dengan bentuk yang telah ditentukan sebelumnya

BAHAN PEMBANGUNAN SIFAT CAIR Anak-anak harus memiliki pengalaman harian yang membolehkan mereka untuk berhubungan dengan bahan pembangunan sifat cair yang menyediakan kesempatan untuk menggambar, melukis, dan keterampilan awal menulis. Bahan-bahan seperti kertas dengan tekstur, ukuran, dan warna yang berbeda, dengan spidol dan krayon, papan lukis dengan kertas berbagai ukuran dan kuaskuas akan membantu anak sepanjang waktu untuk berkembang melalui tahap awal dari corat-coret ke penciptaan sesuatu yang mewakili wujud nyata dan tahap awal dari corat-coret ke menulis kata kemudian kalimat.

Anak mengeluarkan ide dengan aneka bahan untuk menghasilkan karya, misalnya : Membuat kerajinan Membangun balok Menggambar, melukis, dll

LATIHAN BUAT CONTOH KEGIATAN MAIN YANG MENGEMBANGKAN: 1. Sensorimotor atau Fungsional 2. Main Peran atau Simbolik - Makro - Mikro 3. Main Pembangunan Sifat cair dan terstruktur

INTENSITAS Sejumlah waktu yang dibutuhkan anak untuk mendapat-kan pengalaman dalam tiga jenis main sepanjang hari dan sepanjang tahun. Waktu dalam satu hari pada kegiatan inti minimal 60 menit

DENSITAS Densitas adalah berbagai macam cara setiap jenis main tersebut dihadirkan untuk pengalaman anak Konsep densitas menekankan pada kegiatan yang berbeda yang disediakan orang dewasa di lingkungan anak usia dini untuk anak. Kegiatan-kegiatan ini harus memperkaya kesempatan pengalaman anak melalui tiga jenis main dan dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan perkembangan anak

PIJAKAN Dukungan yang berubah-ubah selama kegiatan belajar, yang disesuaikan dengan perkembangan yang dicapai anak yang diberikan sebagai pijakan untuk mencapai perkembangan yang lebih tinggi. Dukungan lebih banyak diberikan ketika tugas lebih baru, dukungan lebih sedikit ketika kemampuan sudah meningkat Menanamkan penguasaan diri dan kemandirian anak (Vigotsky, Pamela Phelps.1998; Pedoman Pembelajaran dengan Pendekatan Beyond Centers and Circle Time (BCCT), Depdiknas, 2004)

PENTINGNYA PIJAKAN BERMAIN BAGI PENDIDIK Mudah dalam merancang, dan melaksanakan kegiatan main yang bermutu Mudah mengelola peserta didik BAGI ANAK Stimulasi seluruh aspek pengembangan Mendapat pemahaman tentang apa yang akan yang akan dikerjakan Belajar cara berfikir teratur dan sistematis Meningkatkan kemandirian dan kemampuan penguasaan diri

Pijakan pengalaman main A. Pijakan lingkungan main B. Pijakan pengalaman sebelum main C. Pijakan pengalaman saat main D. Pijakan pengalaman setelah main

A. PENYIAPAN LINGKUNGAN MAIN Guru menyiapkan alat dan bahan yang di perlukan Guru menata alat dan bahan sesuai dengan rencana harian yang telah di buat Alat dan bahan sangat terkait dengan kegiatan yang akan dikelola guru pada hari itu. Alat dan bahan di tata untuk menarik minat belajar anak.

Penyambutan Kedatangan Anak Sikap: Senyum Salam Sapa Mengapa perlu? Agar pendidik dapat membangun kedekatan dengan anak, untuk mengetahui kondisi fisik dan emosi anak.

Gerakan Kasar (saat lingkaran) Mengucap Ikrar Tanya jawab tentang hal yang umum (kejadian-kejadian yang dialami anak) Bermain motorik kasar (gerak dan lagu, senam, melompat, permainan tradisional dll)

Toilet Training (Transisi) Membiasakan anak mandiri melakukan buang air kecil, buang air besar, dan mencuci tangan. Pendidik memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan buang air kecil, buang air besar, dan mencuci tangan baik secara mandiri atau dibantu pendidik.

B. KEGIATAN PEMBUKAAN (PIJAKAN SEBELUM MAIN) Kegiatan pembukaan ditujukan untuk membantu membangun minat anak agar anak siap bermain di kegiatan inti. Kegiatan pembukaan penting untuk mengenalkan materi pembelajaran. Kegiatan pembukaan dimanfaatkan guru untuk mengenalkan kegiatan bermain yang sudah disiapkan, aturan bermain, menerapkan pembiasaan-pembiasaan, dan sebagainya.

B. Kegiatan pembukaan (Pijakan Sebelum Main) Menyapa anak Mengajak berdoa sebelum belajar Mengajak anak untuk bersama-sama mengabsen temannya Mendiskusikan tema/materi yang akan dibangun Membacakan buku atau bercerita sesuai dengan tema yang di bahas pada hari tersebut. Bernyayi atau atau bermain yang sesuai dengan tema Menyampaikan kegiatan main dan membuat kesepakatan bersama dengan anak.

C. Kegiatan Inti (Pijakan Saat Main) Proses belajar menerapkan PENDEKATAN SAINTIFIK yakni anak mengamati sesuai dengan tema yang dibahas, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan. Proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik diterapkan secara lebih fleksibel dan lebih luas. Artinya bisa diterapkan di dalam ruangan, di luar ruangan, menggunakan sumber belajar yang ada, atau memanfaatkan sumber belajar lingkungan. Kegiatan Inti memberi kesempatan anak untuk bereksplorasi membangun pengalaman bermain yang bermakna.

Pendekatan Saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang agar anak secara aktif dapat mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan.

HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK KARAKTERISTIK CARA ANAK USIA DINI BELAJAR 1. Anak belajar secara bertahap 2. Cara berpikir anak secara khas 3. Anak-anak METODE belajar dengan berbagai cara 4. Anak belajar dari sosialisasi PRINSIP PEMBELAJARAN PAUD 1. Belajar melalui bermain 2. Berorientasi pada perkembangan anak 3. berorientasi pada kebutuhan anak 4. Berpusat pada anak 5. Pembelajaran aktif 6. Berorientasi pada pengembangan nilai-nilai karakter 7. Berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup 8. Didukung oleh lingkungan yang kondusif 9. Berorientasi pada pembelajaran yang demokratis 10. Pemanfaatan media belajar, sumber belajar, dan narasumber

PROSES PENDEKATAN SAINTIFIK : Mengamati METODE Mengomuni kasikan Menalar Menanya Mengumpulkan informasi Proses Saintifik merupakan rangkaian inkuiri (mencari tahu dengan cara menjelajah) yaitu:

1. MENGAMATI Proses mengamati menggunakan indera (penglihatan, pendengaran, penghidu, peraba, dan pengecap). Semakin banyak indera yang digunakan dalam proses mengamati maka semakin banyak informasi yang diterima dan diproses dalam otak anak. Guru berperan sebagai pendukung/fasilitator.

2. MENANYA Anak bertanya didorong oleh rasa ingin tahu tentang suatu benda atau kejadian dan menemukan pengetahuan baru. Guru dapat membantu anak untuk menyusun pertanyaan yang ingin mereka ketahui.

3. MENGUMPULKAN INFORMASI Mengumpulkan informasi merupakan proses mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan anak di Tahap Menanya. Mengumpulkan informasi dapat berasal dari berbagai sumber, baik manusia, buku, film, mengunjungi tempat atau media.

Bentuk Mengumpulkan informasi 1.Mengeksplorasi objek amatan melalui kegiatan bermain. 2.Coba gagal dilakukan secara berulang. 3.Guru memfasilitasi curah gagasan agar anak dapat mendengar informasi dari pendapat teman. 4.Guru mengajak anak mengeksplorasi buku terkait. 5.Guru menghadirkan nara sumber terkait tema 6.Guru mengajak anak ke lokasi tertentu

4. MENALAR Proses Menalar merupakan proses menghubungkan pengetahuan lama dengan pengalaman baru. Menalar untuk memverifikasi (mencocokkan informasi) dari pengalaman belajar anak dengan pengetahuan/keterampilan yang telah dimiliki dan meyakinkan pengalaman/kerampilan baru yg dimiliki anak.

Proses Menalar dapat terlihat saat anak mampu: a.menyebutkan persamaan Contoh : Telinga kelinci panjang seperti telinga kambing b. Menyebutkan perbedaan Contoh : Tapi telinga kelinci ujungnya ke atas, kalau telinga kambing ujungnya ke bawah. d. Mengelompokkan: Kelinci itu kakinya empat, seperti kodok, kambing, kucing, dan anjing e. Membandingkan: yang lompatnya paling cepat pastilah kanguru

5. MENGOMUNIKASIKAN Mengomunikasikan adalah proses penguatan pengetahuan/keterampilan baru yang didapatkan anak. Mengomunikasikan dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya bahasa lisan, gerakan, hasil karya. Tugas guru adalah membantu anak meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan bahasa verbal

LANJUTAN Pada tahap mengomunikasikan ditekankan pada anak menyampaikan gagasannya melalui berbagai kegiatan bermain yang disiapkan. Kegiatan bermain disesuaikan dengan model pembelajaran sentra /area /sudut/ kelompok dengan kegiatan pengaman. Jumlah kegiatan yang disediakan setiap harinya minimal 4 kegiatan yang berbeda untuk memfasilitasi anak agar tetap fokus bermain. Penguatan dengan mengingat kembali (recalling) merupakan bagian dari kegiatan main di Inti. Recalling untuk menguatkan kembali pengalaman bermain dan konsep yang dipelajari anak.

PRAKTEK PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT/BAHAN/MEDIA YANG ADA DI LINGKUNGAN TERDEKAT SAAT PELATIHAN.

Peran pendidik pada saat Pijakan Saat Main Memberikan waktu main (60 menit) untuk anak Membantu anak jika ada yang kesulitan dengan alatnya Memperkuat dan memperluas bahasa anak Memperluas gagasan main anak dengan pertanyaan terbuka yang sudah disiapkan Membantu anak untuk menemukan pengetahuan melalui kegiatan mainnya. Mengamati dan mendokumentasikan perkembangan dan kemajuan main anak

D. Kegiatan Penutup (Pijakan Setelah Main) Membereskan alat main Menanyakan apa perasaan anak setelah main Menanyakan kegiatan main yang telah dilakukan anak Menanyakan kembali pengetahuan (konsep) apa yang telah ditemukan anak selama main Menghubungkan dengan kegiatan yang akan datang

Kegiatan Penutup (Pijakan Setelah Main) Kegiatan penutup dilakukan di akhir kegiatan hari tersebut. Di kegiatan penutup dapat mengulang kembali apa yang dilakukan pada saat kegiatan pembukaan, seperti bernyanyi, bertepuk, bercerita, dll. Kegiatan penutup juga dapat diisi dengan kegiatan rutin untuk memperkuat sikap yang diharapkan, seperti berdoa, mengucap salam, membereskan mainan, dll. Kegiatan penutup dilakukan untuk menarik minat anak belajar esok harinya.

Penutup Penenangan, refleksi dan kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya Doa penutup

S.I.M.U.L.A.S.I Pijakan Lingkungan Main Pijakan Sebelum Main Pijakan Saat Main Pijakan Setelah Main

Metode Pembelajaran Bercerita adalah cara bertutur dan menyampaikan cerita secara lisan. Cerita harus diberikan secara menarik. Anak diberi kesempatan untuk bertanya dan memberikan tanggapan. Pendidik dapat menggunakan buku sebagai alat bantu bercerita. Demonstrasi digunakan untuk menunjukkan atau memeragakan cara untuk membuat atau melakukan sesuatu. Bercakap-cakap dapat dilakukan dalam bentuk tanya jawab antara anak dengan pendidik atau antara anak dengan anak yang lain.

LANJUTAN Pemberian tugas dilakukan oleh pendidik untuk memberi pengalaman yang nyata kepada anak baik secara individu maupun secara berkelompok. Sosio-drama/bermain peran dilakukan untuk mengembangkan daya khayal/imajinasi, kemampuan berekspresi dan kreatifitas anak terhadap tokoh-tokoh yang diperankan atau benda-benda yang ada di sekitar.

LANJUTAN.. Karyawisata adalah kunjungan secara langsung ke objek-objek yang sesuai dengan tema dan bahan kegiatan yang sedang dibahas di lingkungan kehidupan anak. Projek merupakan suatu tugas yang terdiri atas rangkaian kegiatan yang diberikan oleh pendidik kepada anak baik secara individu maupun secara berkelompok dengan menggunakan objek alam sekitar maupun kegiatan sehari-hari sebagai bahan pembahasan. Eksperimen merupakan pemberian pengalaman kepada anak dengan melakukan percobaan secara langsung dan mengamati hasilnya.

MENGENAL TAHAP PERKEMBANGAN KARYA ANAK

TAHAP PERKEMBANGAN KARYA ANAK Tahapan bermain ronce Tahapan perkembangan menggunting Tahapan perkembangan karya seni anak Tahapan perkembangan menulis

Tahapan bermain ronce 1. Mengisi dan mengosongkan 2. Menggunakan ronce sebagai alat bermain peran 3. Merangkai ronce hingga ujung tali 4. Merangkai ronce berdasarkan warna 5. Merangkai ronce berdasarkan bentuk 6. Merangkai ronce berdasarkan warna dan bentuk yang sama 7. Merangkai ronce berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran 8. Merangkai ronce berdasarkan pola yang dibuatnya sendiri 9. Merangkai ronce berdasarkan pola gambar yang diberikan dengan berbagai macam tingkat kesulitan

Tahapan Perkembangan Menggunting Pra Menggunting: 1.Memungut atau Menjepit Banda-benda Kecil 2.Merobek dan Meremas

Perkembangan Menggunting 1. Menggunting sekitar pinggiran kertas 2. Menggunting dengan sepenuh bukaan gunting 3. Membuka dan menggunting terus menerus sepanjang kertas 4. Menggunting diantara dua garis lurus 5. Menggunting bentuk tetapi tidak pada garis 6. Menggunting pada garis tebal dengan terkendali 7. Menggunting bermacam-macam bentuk

Tahapan Perkembangan Menulis 1. Coretan-coretan acak 2. Coretan terarah 3. Garis dan bentuk khusus diulang-ulang, atau menulis garis tiruan 4. Latihan huruf-huruf acak atau nama 5. Menulis nama 6. Mencontoh kata-kata di lingkungan 7. Menemukan ejaan

Tahapan Menulis

T.E.R.I.M.A K.A.S.I.H R.U.S.M.A.N.T.O 0813-2708-8295 rusmanto77@gmail.com