Estimasi Dosis Efektif Out of Field dalam Radioterapi LINAC Varian ix pada Kanker Serviks

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. utama kematian akibat keganasan di dunia, kira-kira sepertiga dari seluruh kematian akibat

ANALISIS KUALITAS RADIASI DAN KALIBRASI LUARAN BERKAS FOTON 6 DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK VARIAN CLINAC CX 4566 ABSTRAK

Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi

HUBUNGAN ANTARA LAJU DOSIS SERAP AIR DENGAN LAPANGAN RADIASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA

Verifikasi Dosis Radiasi Kanker Menggunakan TLD-100 pada Pasien Kanker Payudara dengan Penyinaran Open System

VERIFIKASI PENENTUAN LAJU DOSIS SERAP DI AIR BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK CLINAC 2100 C MILIK RUMAH SAKIT

Verifikasi Keluaran Radiasi Pesawat Linac (Foton Dan Elektron) Serta 60CO Dengan TLD

Pengaruh Ketidakhomogenan Medium pada Radioterapi

Verifikasi TPS untuk Dosis Organ Kritis pada Perlakuan Radioterapi Area Pelvis dengan Sinar X 10 Megavolt

PENGARUH BLOK INDIVIDUAL BERBAHAN CERROBEND PADA DISTRIBUSI DOSIS SERAP BERKAS FOTON 6 MV LINEAR ACCELERATOR (LINAC)

PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI UDARA TERHADAP DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN PHANTOM PADA PESAWAT CT-SCAN

PENGARUH VARIASI AIR GAP TERHADAP DOSIS SERAP PENYINARAN BERKAS ELEKTRON PADA PESAWAT LINAC SIEMENS / PRIMUS M CLASS 5633

ANALISIS POSISI DETEKTOR TERHADAP STEM EFFECT DAN DOSIS RELATIF UNTUK DOSIMETRI PESAWAT LINAC 6 MV

Verifikasi Ketepatan Hasil Perencanaan Nilai Dosis Radiasi Terhadap Penerimaan Dosis Radiasi Pada Pasien Kanker

ESTIMASI NILAI CTDI DAN DOSIS EFEKTIF PASIEN BAGIAN HEAD, THORAX DAN ABDOMEN HASIL PEMERIKSAAN CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN

Analisis Dosis Keluaran Berkas Foton dan Elektron Energi Tinggi Pesawat Linac Elekta Precise 5991 Berdasarkan Code of Practice IAEA TRS 398

ANALISIS PERHITUNGAN DOSIS SERAP TERAPI ROTASI DENGAN METODE TISSUE PHANTOM RATIO (TPR) PADA LINEAR ACCELERATOR (LINAC) 6 MV

PENENTUAN PARAMETER DOSIMETRI AWAL BERKAS FOTON 6 MV DARI 5 BUAH PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA DAN VARIAN CLINAC BARU

PENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co

ANALISIS KUALITAS BERKAS RADIASI FOTON 10 MV PADA PESAWAT TELETERAPI LINEAR ACCELERATOR

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo

ANALISA KURVA PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) DAN PROFILE DOSE UNTUK LAPANGAN RADIASI SIMETRI DAN ASIMETRI PADA LINEAR ACCELERATOR (LINAC) 6 DAN 10 MV

ANALISIS HASIL PENGUKURAN PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) BERKAS ELEKTRON LINAC ELEKTA RSUP DR. SARDJITO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

FAKTOR KOREKSI SOLID WATER PHANTOM TERHADAP WATER PHANTOM PADA DOSIMETRI ABSOLUT BERKAS ELEKTRON PESAWAT LINAC

ANALISA DOSIS RADIASI KANKER MAMMAE MENGGUNAKAN WEDGE DAN MULTILEAF COLLIMATOR PADA PESAWAT LINAC

PENGARUH SUDUT GANTRI TERHADAP KONSTANSI DOSIS SERAP DI AIR PESAWAT TELETERAPI Co-60 XINHUA MILIK RUMAH SAKIT dr. SARJITO YOGYAKARTA

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR STATIK MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY IODIUM-131 (I 131 )

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

TANGGAPAN THERMOLUMINESCENT DOSIMETER CaSO 4 :Dy TERHADAP MEDAN RADIASI CAMPURAN BETA, GAMMA DAN MEDAN RADIASI CAMPURAN BETA GAMMA

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT RADIOTERAPI

PROFIL BERKAS SINAR X LAPANGAN SIMETRIS DAN ASIMETRIS PADA PESAWAT LINAC SIEMENS PRIMUS 2D PLUS

Prediction of 2D Isodose Curve on Arbitrary Field Size in Radiation Treatment Planning System (RTPS)

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

Jusmawang, Syamsir Dewang, Bidayatul Armynah Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

BAB 1 PENDAHULUAN. radionuklida, pembedahan (surgery) maupun kemoterapi. Penggunaan radiasi

PENENTUAN DOSIS SERAP LAPANGAN RADIASI PERSEGI PANJANG BERKAS FOTON 10 MV DENGAN PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN

PENGUKURAN FAKTOR WEDGE PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60 : PERKIRAAN DAN PEMODELAN DENGAN SOFTWARE MCNPX.

ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI PADA PERBEDAAN DIMENSI DAN BENTUK LAPANGAN PENYINARAN BERKAS RADIASI FOTON 6 MV

Perkiraan Dosis dan Distribusi Fluks Neutron Cepat dengan Simulasi Monte Carlo MCNPX pada Fantom Saat Terapi Linac 15 MV. Abstrak

KARAKTERISASI DOSIMETRI SUMBER BRAKITERAPI IR-192 MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT

PENGARUH DIAMETER PHANTOM DAN TEBAL SLICE TERHADAP NILAI CTDI PADA PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN CT-SCAN

Desain Ulang Shielding Ruangan Linear Accelerator (Linac) untuk Keselamatan Radiasi Di Gedung 14 PSTA-BATAN Yogyakarta

KONTROL KUALITAS TERAPI RADIASI PADA UNIT RADIOTERAPI MRCCC RS MRCCC

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 4, Oktober 2014 ISSN

KOREKSI KURVA ISODOSIS 2D UNTUK JARINGAN NONHOMOGEN MENGGUNAKAN METODE TAR (TISSUE AIR RATIO)

ANALISIS SEBARAN RADIASI HAMBUR CT SCAN 128 SLICE TERHADAP PEMERIKSAAN CT BRAIN

Jumedi Marten Padang*, Syamsir Dewang**, Bidayatul Armynah***

AUDIT MUTU PENGUKURAN DOSIS SERAP DARI SUMBER TELETERAPI Co-60 CIRUS 90131

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PERBANDINGAN PENGUKURAN PDD DAN BEAM PROFILE ANTARA DETEKTOR IONISASI CHAMBER DAN GAFCHROMIC FILM PADA LAPANGAN 10 X 10 CM 2

ANALISIS DOSIS SERAP RELATIF BERKAS ELEKTRON DENGAN VARIASI KETEBALAN BLOK CERROBEND PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR

Analisis Dosis Serap Organ Kritis Lensa Mata Pada Terapi Karsinoma Nasofaring Dengan Pesawat LINAC 6 MV

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR (STATIK) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY RADIUM-226 (Ra 226 )

Simulasi TLD-700 (Lif; Mg, Ti) untuk Penentuan Dosis Ekivalen Hp(10) PADA Pekerja Radiasi (Gamma) dengan Pendekatan MCNPX

ANALISIS KARAKTERISTIK PROFIL PDD (PERCENTAGE DEPTH DOSE) BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT TERAPI 60 Co atau 137 Cs

ANALISIS PROFIL BERKAS RADIASI LINEAR ACCELERATOR 6MV PADA PENGGUNAAN VIRTUAL WEDGE DENGAN GAFCHROMIC FILM

EVALUASI TEBAL DINDING RUANGAN PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) SINAR-X DI INSTALASI RADIOTERAPI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

KENDALI KUALITAS DAN JAMINAN KUALITAS PESAWAT RADIOTERAPI BIDIKAN BARU LABORATORIUM METROLOGI RADIASI

PEMBUATAN PROGRAM REKONSTRUKSI KONTUR CITRA 3D PADA ORGAN MENGGUNAKAN MATLAB 2008a

ANALISIS POSISI SUMBER RADIOAKTIF COBALT PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60. Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1

PENENTUAN TEBAL PERISAI RADIASI PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL Co-60 UNTUK POSISI PENYINARAN

BAB II LINEAR ACCELERATOR

PEMANTAUAN DOSIS PERORANGAN DI PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI - BATAN BANDUNG

1BAB I PENDAHULUAN. sekaligus merupakan pembunuh nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. World

PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN KULIT PADA PASIEN THORAX TERHADAP DOSIS RADIASI DI UDARA DENGAN SUMBER RADIASI PESAWAT SINAR-X

ANALISIS DOSIS PADA PENGGUNAAN FILTER WEDGE MENGGUNAKAN DOSIMETER GAFCHROMIC EBT2 DAN GAFCHROMIC XR-RV3 UNTUK BERKAS FOTON 6 MV

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF

PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN TINGKAT PANDUAN PAPARAN MEDIK ATAU DIAGNOSTIC REFERENCE LEVEL (DRL) NASIONAL

BAB IV PERHITUNGAN DOSIS SERTA ANALISIS PENGARUH UKURAN MEDAN PAPARAN TERHADAP OUTPUT BERKAS FOTON

Pengukuran Dosis Radiasi dan Estimasi Efek Biologis yang Diterima Pasien Radiografi Gigi Anak Menggunakan TLD-100 pada Titik Pengukuran Mata dan Timus

PENGUJIAN RESPON DOSIS RADIASI IONISASI DARI Nd SILIKA TERDOP SEBAGAI MATERIAL THERMOLUMINESEN DOSIMETER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Penggunaan radiasi dalam bidang kedokteran terus menunjukkan

TEORI DASAR RADIOTERAPI

PENGUKURAN DOSIS RADIASI PADA PASIEN PEMERIKSAAN PANORAMIK. Abdul Rahayuddin H INTISARI

VERIFIKASI DOSIMETRI PERHITUNGAN BERKAS TERBUKA PERANGKAT LUNAK IN-HOUSE TREATMENT PLANNING SYSTEM (TPS) PESAWAT TELETERAPI COBALT-60

PENENTUAN FAKTOR KELUARAN BERKAS ELEKTRON LAPANGAN KECIL PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Dosis Radiasi Pada Paru-paru Untuk Pasien Kanker Payudara Dengan Treatment Sinar-X 6 MV Sugianty Syam 1, Syamsir Dewang, Bualkar Abdullah

ANALISIS DOSIS OUTPUT SINAR-X PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) MENGGUNAKAN WATER PHANTOM

PENENTUAN FAKTOR KELUARAN BERKAS ELEKTRON LAPANGAN KECIL PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 4, No. 1, Januari 2015, Hal

PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI

Buletin Fisika Vol. 8, Februari 2007 : 31-37

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA VERIFIKASI PENYINARAN IMRT MENGGUNAKAN 2D ARRAY MATRIXX EVOLUTION SKRIPSI YAHYA MUSTOFA

Pengukuran Dosis Organ Sensitif Pada Pemeriksaan Computed Tomography (CT) Abdomen Menggunakan Fantom Rando

PERBANDINGAN DOSIS TERHADAP VARIASI KEDALAMAN DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN (BENTUK PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG) PADA PESAWAT RADIOTERAPI COBALT-60

PENERAPAN KOEFISIEN KOREKSI ELEMEN KARTU THERMOLUMINISENCE (TLD) UNTUK PERHITUNGAN DOSIS EKSTERNA

ANALISIS KUALITAS CITRA VERIFIKASI LAPANGAN RADIASI LINAC PADA KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN VARIASI MONITOR UNIT. Skripsi FRILYANSEN GAJAH

Simulasi Monte Carlo untuk Menentukan Rasio Deposisi Dosis pada a-si Epid dengan Deposisi Dosis pada Air

PENGARUH KEDALAMAN PADA OUTPUT FACTOR LAPANGAN KECIL DENGAN DETEKTOR THERMOLUMINESENSE DOSIMETER RODS DAN IONIZATION CHAMBER EXRADIN A16

PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF

PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida

Desain dan Analisis Pengaruh Sudut Gantri Berkas Foton 4 MV Terhadap Distribusi Dosis Menggunakan Metode Monte Carlo EGSnrc Code System

Transkripsi:

Pembuatan Nanopartikel Kitosan-Fe 3O 4 secara Ko-Presipitasi In-Situ Menggunakan 235 Tripolyphosphate/Sitrat sebagai Crosslinker dan Karakterisasinya NATURAL Menggunakan B, Vol. XRD 3, No. 3, April 2016 Estimasi Dosis Efektif Out of Field dalam Radioterapi LINAC Varian ix pada Kanker Serviks Kadek Listuayu 1)*, Johan A.E Noor 2), Bunawas 3) 1) Program Studi Magister Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya 2) Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya 3) Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi, BATAN Diterima 01 April 2016, Direvisi 28 April 2016 ABSTRAK Pesawat LINAC yang dioperasikan pada energi di atas 8 MV dapat menghasilkan emisi fotoneutron yang ditimbulkan dari interaksi antara energi foton tinggi yang menumbuk material penyusun linac di antaranya kolimator, target dan foil hamburan. Radiasi sekunder yang terjadi ini dapat meningkatkan risiko kanker sekunder dan tambahan dosis radiasi yang diterima selain dosis foton. Studi ini mengestimasi out of field dose di sekitar kanker serviks berupa dosis efektif neutron dan foton. Estimasi dilakukan dengan menggunakan pasangan detektor termoluminesensi (TLD), yaitu TLD 600 dan TLD 700. TLD dikalibrasi dengan menggunakan sumber 60 Co dan sumber 252 Cf. Penyinaran LINAC dengan dosis 2 Gy yang dilakukan sebanyak tiga kali menghasilkan dosis efektif neutron rata-rata yang diterima organ-organ sehat dekat target berkisar dari 0,3 msv sampai 4,8 msv Sedangkan untuk dosis efektif foton rata-rata yang diterima oleh pasien (fantom) berada pada kisaran 42,9 msv sampai 920,1 msv. Dosis efektif neutron dan foton yang diterima semakin kecil jika letaknya semakin jauh dari titik isocentre. Kata kunci: LINAC, Kanker serviks, Out of Field, TLD. ABSTRACT LINAC operated at energies above 8 MV can result in photoneutron emissions arising from the interaction between high-energy photons striking the constituent materials such as collimator, the target and the scattering foil. This secondary radiation may increase the risk of secondary cancers and additional radiation dose received in addition to dose of photons. This study estimates the dose out of the field around cervix cancer in the form of an effective dose of neutron and photon. Measurements were carried out using termoluminescence (TLD) detector pairs, TLD 600 and TLD TLD 700. Neutron dose distribution was determined by placing the TLD pairs at 8 points scattered in the phantom.. LINAC irradiations at a dose of 2 Gy were conducted three times that produced effective dose neutron range from 0.3 msv to 4.8 msv. While the effective dose photon as read by the TLDs range from 42.9 to 920.1 msv.the effective dose of neutron and photon received were less for points located further away from the point of isocentre. Keywords: LINAC, Cervix Cancer, Out of Field, TLD PENDAHULUAN Data yang dipublikasikan oleh AAPM (The American Association of Physicists in Medicine) pada tahun 2010 sampai saat ini kanker serviks masih merupakan masalah kesehatan wanita dengan angka kejadian dan --------------------- *Corresponding author: e-mail: kadeklis91@gmail.com angka kematian yang tinggi, di mana hampir setiap harinya ditemukan 41 kasus baru dan 20 kasus kematian [1]. Salah satu metode pengobatan dari penyakit kanker serviks adalah dengan radioterapi menggunakan pesawat LINAC. Akhir-akhir ini, pesawat LINAC semakin intensif digunakan untuk terapi kanker. Kanker serviks sendiri merupakan salah satu jenis kanker yang sering diradiasi dengan menggunakan pesawat LINAC energi tinggi di atas 10 MV [2]. Hal ini disebabkan letak kanker

236 Pembuatan Nanopartikel Kitosan-Fe 3O 4 secara Ko-Presipitasi In-Situ Menggunakan yang berada jauh dari permukaan kulit. Apabila pesawat LINAC dioperasikan pada energi di atas 8 MV, maka akan dihasilkan neutron dari reaksi fotoneutron (γ,n) sebagai hasil dari interaksi energi tinggi sinar-x dengan bahan komponen kepala LINAC seperti pada bagian kolimator, target, dan foil hamburan [3]. Kontribusi dosis yang dihasilkan neutron terhadap dosis di luar lapangan target (out of field dose) pasien lebih kecil dibandingkan dengan dosis yang dihasilkan dari hamburan foton. Namun, mengingat faktor bobot radiasi neutron yang cukup besar (W R=5-20), maka hal ini dapat memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam penerimaan dosis efektif pasien. Salah satu cara untuk mengetahui dosis yang berasal dari paparan radiasi pengion yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Thermoluminescence Dosimeter (TLD). Menurut ICRU Report 26, untuk mengukur dosis secara terpisah pada medan radiasi campuran harus menggunakan sepasang dosimeter yang masing-masingnya lebih sensitif terhadap neutron dan yang lainnya sensitif terhadap foton [4]. Pasangan TLD yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah TLD 600 (6LiF:Mg,Ti) dan TLD 700 (7LiF:Mg,Ti) buatan Harshaw. TLD LiF:Mg,Ti ini merupakan TLD yang sudah cukup lama digunakan dalam dosimetri medik sebagai QA (quality assurance) pasien dan juga digunakan untuk tujuan mengetahui dosis dalam terapi. Sedangkan jenis fantom yang digunakan adalah fantom air berbahan pleksiglas. Berdasarkan penelitian Sanchez [5], maka dalam penelitian ini difokuskan hanya pada daerah abdomen dekat dengan target. Dalam tulisan ini akan dipaparkan estimasi out of field doseyang diterima organ-organ kritis di sekitar target dari pesawat LINAC yang dioperasikan pada energi 15 MV melalui pengukuran. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini tahap pertama yang dilakukan adalah persiapan fantom dan TLD.Desain fantom yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada ketentuan IAEA [6]. Bentuk tubuh yang dibuat mengacu pada fantom BOMAB seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Fantom ini berbahan pleksiglas yang didalamnya diisi air demin dan NaCl dengan tinggi 150 cm dan berat 52,5 kg. Selanjutnya dibuat lubang 8 titik dengan kedalaman berbeda-beda yang dianggap sebagai posisi organ kritis pada tubuh fantom. Titik organ ditentukan dengan membuat pipa pleksiglas dengan kedalaman berbeda masing- masing organ seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1. Sedangkan persiapan untuk TLD terdiri dari pemanasan (annealing), pelabelan, uji keseragaman dengan sumber 137 Cs, pengelompokan dan kalibrasi dengan sumber cobalt ( 60 Co) dan californium ( 252 Cf.). Gambar 1. Posisi titik organ di dalam fantom Tabel 1. Pipa kedalaman sebagai titik organ Titik Organ Kedalaman (cm) 1 Ginjal kanan 19,5 2 Ginjal kiri 19,5 3 Bowel kanan 25,5 4 Bowel kiri 25,5 5 Bladder bawah 28,5 6 Bladder atas 28,5 7 Rectum 32,5 8 Cervix 32,5 TLD 600 dan TLD 700 yang digunakan pada penelitian ini ni berbentuk chips (berukuran 3,2 mm 3,2 mm 0,89 mm) buatan Harshaw. Prosedur annealing untuk jenis LiF:Mg,Ti adalah dua kali pemanasan. Pertama

Pembuatan Nanopartikel Kitosan-Fe 3O 4 secara Ko-Presipitasi In-Situ Menggunakan 237 dipanaskan pada suhu 400 C selama satu jam dalam furnace dan selanjutnya di dalam oven pada suhu 200 C selama dua jam. Kedua jenis TLD disinari radiasi dengan sumber 137 Cs untuk mendapatkan keseragaman respon agar bisa dikelompokkan. Kemudian dilanjutkan dengan kalibrasi gamma untuk kedua jenis TLD dengan sumber 60 Co. Tujuan dari kalibrasi ini untuk memperoleh kurva kalibrasi gamma sehingga dari persamaan regresi linier kedua TLD bisa ditentukan berapa respon gamma TLD 600 dan TLD 700 terhadap sumber cobalt [7]. Selanjutnya kalibrasi neutron menggunakan sumber 252 Cf dengan tujuan memperoleh nilai faktor kalibrasi neutron dari TLD 600. Tahap berikutnya adalah perencanaan CT Scan dan TPS (Treatment planning system). Treatment penyinaran LINAC pada energi 15 MV pada fantom dilakukan dengan prosedur yang sudah ditentukan sesuai degan perencanaan CT scan dan metode TPS. Penyinaran LINAC menggunakan 4 arah dengan sudut 0, 90, 180, 270. Teknik penyinaran menggunakan teknik SAD (Source Axis Distance). Fantom disinari dengan laju dosis 400 MU/menit, di mana 1 MU sama dengan 1 cgy pada luas lapangan 15 15 cm 2 dalam waktu ±1 menit. Penyinaran dilakukan sebanyak 3 kali pada waktu yang berbeda dengan dosis 2 Gy. Semua TLD yang sudah disinari,disimpan dalam suhu ruangan selama ±24 jam dengan tujuan untuk menghilangkan noise atau puncak kurva yang kemungkinan muncul pada suhu rendah. Selanjutnya proses pembacaan TLD dilakukan dengan menggunakan TLD reader Harshaw model 3500 yag dialiri gas nitrogen. Proses pembacaan TLD menggunakan stimulasi panas 30 C 300 C. Treatment yang diberlakukan untuk TLD harus sama dalam setiap perlakuan agar mendapatkan hasil yang lebih akurat dan teliti. Setelah memperoleh nilai respon gamma dari TLD 600 dan TLD 700 berdasarkan hasil persamaan regresi dari kurva kalibrasi, selanjutnya bisa ditentukan berapa faktor koreksi gamma. Berikut merupakan persamaan yang digunakan dalam perkiraan estimasi out of field dose [8]: R R Fk (1) R 700 600 n n 600 R600 Fk.R700 700 (2) D R. f (3) 700 n n Dn R. 600 f600 (4) dengan Fk γ merupakan faktor koreksi gamma, n R 600 adalah respon campuran (neutron dan 600 gamma) TLD 600, R adalah respon gamma TLD 600, R 700 adalah respon gamma TLD 700, n R 600 adalah respon neutron dari TLD 600, D n adalah dosis ekivalen neutron dan D γ adalah dosis ekivalen foton. Setelah memperoleh nilai dosis ekivalen selanjutnya dikalikan dengan faktor bobot jaringan, karena bahan yang digunakan sama sehingga hanya dikalikan dengan nilai 1. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 1. Penyinaran LINAC pada fantom Berdasarkan hasil kalibrasi gamma TLD 600 dan TLD 700 menggunakan sumber 60 Co dengan lima variasi dosis maka diperoleh kurva kalibrasi yang diilustrasikan pada Gambar 3. Kurva linier dari TLD 600 dan TLD 700 terhadap sumber cobalt yang ditunjukkan pada Gambar 3 terlihat dari nilai R 2 yang hampir mendekati nilai 1. Berdasarkan persamaan regresi linier yang diperoleh dengan

Respon (nc) Respon (nc) 238 Pembuatan Nanopartikel Kitosan-Fe 3O 4 secara Ko-Presipitasi In-Situ Menggunakan memasukkan nilai x sebesar 2000 maka faktor koreksi gamma dapat ditentukan.nilai faktor koreksi gamma yang diperoleh pada penelitian ini sebesar 0,918 ± 0,01. Hasil kalibrasi neutron TLD 600 dengan menggunakan sumber neutron 252 Cf yang terhalang grafit sebagai sumber neutron termal memperoleh besar faktor n kalibrasi neutron sebesar neutron f 600 adalah (3,9 ± 0,1) 10-3. Gambar 4 menunjukkan kurva kalibrasi neutron dengan sumber 252 Cf. 20000 15000 TLD 600 TLD 700 y = 6.9916x + 231.4 R² = 0.9782 10000 y = 6.5751x - 89.503 R² = 0.9993 5000 0-5000 0 500 1000 1500 2000 2500 Dosis (mgy) Gambar 3. Kurva kalibrasi gamma dari TLD 600 dan TLD 700 300 250 y = 246.24x + 6.4973 R² = 0.9994 250.6 200 150 100 120.9417 170.48 217.95 50 70.335 0 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 Dosis (msv) Gambar 4. Kurva kalibrasi neutron dari TLD 600 Tabel 2. Dosis efektif neutron dan foton yang diterima oleh fantom akibat penyinaran LINAC 15 MV pada kanker serviks Organ Dosis penyinaran yang diterima Dn (msv) Dγ (msv) Ginjal kanan 0,4 ± 0,1 42,9 ± 5,9 Ginjal kiri 0,3 ± 0,1 45,2 ± 1,5 Bowel kanan 1,2 ± 2,0 652,2 ± 13,2 Bowel kiri 1,4 ± 0,8 421,3 ± 5,0 Bladder 3,7 ± 1,3 991,7 ± 13,1 Rectum 4,8 ± 2,8 920,1 ± 10,4 Cervix 9,5 ± 1,6 1794,1 ± 9,5 Berdasarkan data dosis efektif neutron dan foton yang diterima oleh fantom akibat penyinaran LINAC 15 MV pada kanker serviks (Tabel 2) menunjukkan bahwa dosis neutron dan foton bervariasi dari yang tertinggi terdapat pada daerah isocentre dan semakin menurun seiring dengan jaraknya yang semakin jauh dari daerah isocentre. Dosis keduanya pun bersifat linier, dimana jika dosis foton meningkat maka dosis neutron juga mengalami peningkatan. Gambar 5 menunjukkan kontur distribusi dosis efektif neutron dan foton pada fantom yang dibuat dengan menggunakan software Surfer 10. Bentuk kontur distribusi dosis neutron dan dosis foton pada fantom tampak depan dengan penyinaran foton LINAC 15 MV dengan dosis 2 Gy. Warna yang berada paling di tengah menunjukkan bagian isocentre yaitu serviks.

Dosis efektif neutron rata-rata (msv) Pembuatan Nanopartikel Kitosan-Fe 3O 4 secara Ko-Presipitasi In-Situ Menggunakan 239 LINAC, selain dipengaruhi oleh neutron cepat,hamburan foton, hamburan neutron serta aktivasi gamma neutron antara neutron termal dengan unsur bahan lain yang tidak dapat dihindar saat proses terapi berlangsung [9]. 12 10 8 6 (a) (b) Gambar 5. Distribusi dosis neutron dan foton pada fantom (a) Kontur neutron; (b) Kontur foton Penyinaran LINAC dengan dosis target 2 Gy diperoleh dengan rentang nilai dosis efektif neutron rata-rata sebesar 0,3 msv 9,5 msv. Sementara dosis efektif foton rata- rata sebesar 42,9 msv 1794,1 msv. Bagian isocentre memperoleh hasil bacaan dosis foton yang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan perhitungan yang sudah disesuaikan dengan perencanaan TPS. Kemungkinan faktor yang menyebabkan perbedaan hasil antara dosis yang direncanakan dengan hasil bacaan dari TLD disebabkan karena daya serap bahan fantom yang digunakan. Pada penelitian ini fantom berbahan pleksiglas memiliki ketebalan 5 mm, selanjutnya di dalam badan fantom juga terdapat pipa berbahan pleksiglas setebal 5 mm juga. Selanjutnya di dalam pipa pleksiglas TLD juga dilapisi oleh sedotan plastik agar dapat memposisikan TLD tegak lurus dengan arah datangnya berkas foton. Sementara pada prosedur kalibrasi TLD tidak ditempatkan pada kondisi seperti tersebut atau tidak terlalu banyak shielding. Faktor koreksi serap bahan cukup mempengaruhi besarnya bacaan respon TLD yang selanjutnya dikonversi menjadi dosis. Pola distribusi menurut Gambar 5 bagian GTV, CTV, dan PTV yang sudah dibuat dengan sistem terkena paparan dengan luas lapangan radiasi sekitar 15 15 cm 2 yang sudah disesuaikan dengan TPS. Hasil dosis yang diterima di dalam fantom akibat dari penyinaran 4 2 0 0 5 10 15 Jarak titik isocentre (cm) Gambar 6. Dosis efektif neutron dengan jarak isocentre Faktor lain yang mempengaruhi besarnya dosis yang diterima organ pada penyinaran LINAC diantaranya ukuran lapangan radiasi beserta jarak titik ke isocentre. Menurut penelitian Jahangiri dosis neutron setara dengan meningkatnya ukuran lapangan (field size) titik tersebut [10], Semakin besar ukuran lapangan dari target maka memungkinkan dosis neutron dan foton yang diterima juga semakin besar seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6. Informasi lain yang dapat diperoleh dari dosis neutron adalah keterkaitannya dengan jarak titik organ ke titik isocentre. Hasil penelitian ini menunjukkan dosis efektif neutron dan foton rata-rata yang diterima titik organ sesuai jaraknya dengan titik isocentre. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh estimasi out of field dose yang diterima oleh organ-organ dekat dengan kanker serviks. Nilai dosis yang diterima relatif bervariasi. Dosis efektif neutron rata-rata yang diterima organ-organ sehat dekat target berkisar dari 0,3 msv sampai 4,8 msv dengan persentase dosis tambahan neutron sekitar 0,02% sampai 0,24% dari dosis terapi.

240 Pembuatan Nanopartikel Kitosan-Fe 3O 4 secara Ko-Presipitasi In-Situ Menggunakan Sedangkan untuk dosis efektif foton rata-rata yang diterima oleh pasien (fantom) berada pada kisaran 42,9 msv sampai 920,1 msv dengan perhitungan persentase dosis tambahan foton sekitar 2,1% sampai 46%. Faktor jarak ke titik isocentre mempengaruhi distribusi dari dosis foton dan dosis neutron. Semakin jauh jarak dari isocentre maka semakin menurun pula dosis tambahan yang diterima. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh PTKMR BATAN atas ijin dan dukungan dalam pelaksanaan penelitian. DAFTAR PUSTAKA [1] IKKR. (2013) Indonesia Riset kesehatan dasar 2013. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. [2] Takam, R., Bezak, E., Marcu, L.G. dan Yeoh, E. (2011) Out-of-Field Neutron and Leakage Photon Exposures and the Associated Risk of Second Cancers in High-Energy Photon Radiotherapy: Current Status. Radiation Research, 176, 508 20. https://doi.org/10.1667/rr2606.1 [3] Ongaro, C., Zanini, A., Nastasi, U., Ródenas, J., Ottaviano, G. dan Manfredotti, C. (2000) Analysis of photoneutron spectra produced in medical accelerators. Physics in medicine and biology, 45, 55 61. [4] ICRU. (1977) REPORT 26-Quantities and units in radiation protection dosimetry. International Commission on Radiation Units and Measurements, Bethesda, Md. [5] Sánchez-Doblado, F., Domingo, C., Gómez, F. dan Sánchez-Nieto, B. (2012) Estimation of neutron-equivalent dose in organs of patients undergoing radiotherapy by the use of a novel online digital detector. Physics in medicine and biology, 57, 6167 91. [6] IAEA. (1998) Compilation of anatomical, physiological and metabolic characteristics for a Reference Asian Man. IAEA TECDOC SERIES, International Atomic Energy Agency, Vienna, Austria. [7] Nedaie, H., Darestani, H., Mohammadi, K., Bayat, E., Shagholi, N., Shahvar, A. et al. (2014) Neutron dose measurements of Varian and Elekta linacs by TLD600 and TLD700 dosimeters and comparison with MCNP calculations. Journal of Medical Physics, 39, 10 7. https://doi.org/10.4103/0971-6203.125476 [8] Howell, R.M., Scarboro, S.B., Kry, S.F. dan Yaldo, D.Z. (2010) Accuracy of outof-field dose calculations by a commercial treatment planning system. Physics in medicine and biology, 55, 6999. [9] Miljanić, S., Bordy, J.-M., d Errico, F., Harrison, R. dan Olko, P. (2014) Out-offield dose measurements in radiotherapy An overview of activity of EURADOS Working Group 9: Radiation protection in medicine. Radiation Measurements, 71, 270 5. [10] Jahangiri, M., Sistani, S. dan Hejazi, P. (2015) Influence Of Filed Size And Field Modifiers On Neutron Contaminations In Photon Beams Of Medical Linear Accelerators. International Journal of Advanced Biological and Biomedical Research, 4, 97 104.