II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan rayap yang paling luas serangannya di Indonesia. Klasifikasi rayap tanah C. curvignatus sebagai berikut : Kingdom Kelas Sub-kelas Ordo Family : Artropoda : Insecta : Pterigota : Isoptera : Rhinotermitidae Sub-family : Coptotermitinae Genus Spesies : Coptotermes : Coptotermes curvignatus. Isoptera berasal dari bahasa latin yang berarti Insekta bersayap sama. Ciri-ciri lain yang dimiliki oleh ordo Isoptera adalah (1) tubuh lunak, (2) memiliki dua sayap, (3) Bersifat hemitabola, (4) memiliki dua pasang sayap tipis yang tipe dan ukurannya sama. Toraks berhubungan langsung dengan abdomen yang ukuran lebih besar, merupakan serangga sosial. (5) mengalami metamorfosis tidak sempurna, (6) tipe mulut penguyah, (7) cara hidupnya membentuk koloni dengan sistem pembagian tugas tertentu yang disebut polimorfisme, (8) rayap memiliki 4 kasta, yaitu : kasta reproduksi pertama bersayap dan akan ditanggalkan setelah perkawinan, kasta reproduksi kedua dewasa secara seksual tapi dalam bentuk 5
nympha, kasta pekerja tidak bersayap dan memiliki banyak tugas untuk memelihara koloni, kasta tentara bersifat steril dan memiliki kepala dan mandi bula yang besar serta bertugas menjaga koloni (Pratama, 2013). Rayap yang ditemukan di daerah tropis jumlah telurnya dapat mencapai ± 36.000 sehari bila koloninya sudah berumur ± 5 tahun. Bentuk telur rayap ada yang berupa butiran yang lepas ada pula uang berupa kelompok terdiri dari 16-24 butir telur yang melekat satu sama lain. Telur-telur ini berbentuk silinder dengan ukuran panjang yang bervariasi antara 1-1,5 mm (Hasandalam Pratama, 2013). Tubuh Isoptera tersusun oleh: a. Kepala Prognathous, mempunyai mata mejemuk, kadang-kadang mengecil, mempunyai dua occellus atau tidak mempunyai antena panjang tersusun atas sejumlah segmen, sampai tiga puluh segmen, tipe mulut penggigit dan pengunyah (Rizalidalam Pratama, 2013). b. Dada (thorax) Mempunyai dua pasang sayap yang bersifat membran, kedua pasang sayap ini mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, pada keadaan istirahat pasangan sayap melipat di bagian dorsal abdomen. Kebanyakan pekerja dan tentara tidak bersayap.pasangan-pasangan kaki pendek, coxae sangat berkembang, tarsus terdiri atas empat sampai lima segmen, dengan sepasang ungues (Rizalidalam Pratama, 2013). 6
c. Perut (abdomen) Tersusun atas sebelas segmen.sternum segmen abdomen pertama mengecil.sternum segmen abdomen kesebelas menjadi paraproct. Cercus pendek tersusun atas enam sampai delapan segmen (Rizali dalam Pratama, 2013). B. Siklus Hidup Rayap (Coptotermes curvignatus) 1. Telur Gambar 1. Telur Rayap Telur rayap lunak berwarna jingga transparan yang menetas menjadi nimfa akan mengalami 5-8 instar. Jumlah telur rayap bervariasi, tergantung kepada jenis dan umur.saat pertama bertelur betina mengeluarkan 4-15 butir telur. Telur rayap berbentuk silindris, dengan bagian ujung yang membulat yang berwarna putih. Panjang telur bervariasi antara 1-1,5 mm. Telur C.curvignathus akan menetas setelah berumur 8-11 hari. Telur selanjutnya akan berkembang menjadi larva (Hasan dalam Pratama, 2013). 7
2. Larva Gambar 2. Larva yang sedang disuapi rayap pekerja Telur yang menetas akan menjadi larva, kemudian akan tumbuh menjadi rayap muda yang disebut nimfa (nymph) yang akan mengalami 8 kali pergantian kulit hingga dewasa (Nandika dalam Pratama, 2013). 3. Nimfa Gambar 3. Nimfa (nymph) Ketika beranjak dewasa, nimfa akan memilih peran mereka sesuai dengan kebutuhan koloni. Nimfa-nimfa yang sedang tumbuh dapat diatur menjadi 8
anggota kasta, yang diperlakukan bahwa nasib rayap dewasa siap terbang dan dapat diatur (Borrordalam Pratama, 2013). 4. Kasta Rayap Gambar 4. Kasta Pekerja Selain hidup berkoloni, rayap juga mempunyai sistem kasta dalam kehidupannya. Kasta dalam rayap terdiri dari tiga, yaitu: (1). Kasta pekerja, jumlahnya jauh lebih besar dari seluruh kasta yang terdapat dalam koloni rayap. Peranan kasta ini adalah bekerja sebagai pencari makan, memberikan makan ratu rayap, membuat sarang, dan memindahkan makanan saat sarang terancam serta melindungi dan memelihara ratu (Iswanto, 2005). Rayap dari kasta inilah yang dapat merusak kayu, karena memiliki kemampuan mencerna selulosa dalam kayu, dimana hasil pencernaan akan dimuntahkan dan dipersembahkan sebagai makanan induk, prajurit dan para larva (Arisandi, 2011). Nimfa yang menetas dari telur pertama dari seluruh koloni yang baru akan berkembang menjadi kasta pekerja. 9
Waktu keseluruhan yang dibutuhkan dari keadaan telur sampai dapat bekerja secara efektif sebagai kasta pekerja pada umumnya adalah 6-7 bulan.umur kasta pekerja dapat mencapai 19-24 bulan. Kasta pekerja berikutnya berbentuk dari nimfa-nimfa yang cukup besar dan mempunyai warna yang lebih gelap dibandingkan denan anggota perbentukan pertama. Kepala dilapis dengan polisacharida yang disebut chitin dan menebal pada bagian rahangnya. Pada segmen terakhir dari pangkal sterink terdapat alat kelamin yang tidak berkembang dengan sempurna sehingga membuat kasta pekerja ini menjadi mandul (Hasandalam Pratama, 2013). (2). Kasta prajurit, kasta ini mempunyai ciri-ciri kepala yang besar dan penebalan yang nyata dengan peranan dalam koloni, yaitu sebagai pelindung koloni terhadap gangguan dari luar. Kasta ini mempunyai mandible yang sangat besar, digunakan sebagai senjata dalam mempertahankan koloni (Iswanto, 2005). Gambar 5. Kasta Prajurit Dengan memiliki spesialisasi anatomi dan prilaku untuk melawan serangan, rayap jenis ini memiliki rahang yang besar sehingga mereka tidak mampu makan sendiri. Mereka bergantung pada rayap pekerja untuk menyediakan mereka dengan makanan muntahan.rayap prajurit dan rayap pekerja 10
sama-sama tidak memiliki mata dan biasanya hidup maksimal dua tahun (Arisandi, 2011). (3). Kasta reproduktif, merupakan individu-individu seksual yang terdiri dari betina yang bertugas bertelur dan jantan yang bertugas membuahi betina. Ukuran tubuh ratu mencapai 5-9 cm atau lebih (Iswanto, 2005). Gambar 6. Ratu Rayap Rayap-rayap pada kasta ini adalah calon raja dan ratu koloni baru, memiliki mata yang tidak dimiliki oleh rayap pekerja atau prajurit. Bentuk tubuh yang indah untuk golongan rayap (ramping dan bersayap) tidak akan bertahan lama. Sayapnya sangat rapuh, dan akan segera rontok begitu mereka telah menemukan tempat untuk membangun koloni baru. Jika terpilih menjadi ratu, tubuh betina tidak akan ramping lagi dan akan mengalami obesitas karena tujuan hidupnya hingga akhir hidupnya adalah bertelur untuk koloni. Setelah tiba di calon tempat tinggal baru, rayap reproduksi terpilih akan menjadi raja dan ratu dalam koloni,dalam koloni hanya terdapat satu raja dan satu ratu. 11
Ratu rayap merupakan serangga dengan umur terpanjang di dunia, ratu rayap dapat hidup 50 tahun dalam kondisi ideal. Saat kemampuan bertelur ratu menurun, fungsinya dalam hal reproduksi akan dibantu oleh rayap reproduksi yang sebelumnya gagal terpilih menjadi ratu dan raja koloni baru. Meskipun rayap reproduksi bertelur lebih sedikit dari ratu, jumlah mereka dalam koloni bisa mencapai ratusan. Kontribusi mereka untuk kapasitas bertelur koloni dapat menjadi luar biasa dan ketika ratu mati mereka dapat mengambil alih total tugas reproduksi (Arisandi, 2011). Gambar 7. Raja Rayap C. Metode Pengendalian Menurut (Lizarmi, 2013) ada beberapa cara dalam pengendalian hama rayap, yaitu : 1. Pengendalian Secara Kultur Teknis Melakukan sanitasi di areal perkebunan dengan cara membersihkan tunggul-tunggul tanaman sisa pembukaan lahan baru, membuat saluran drainase untuk menjaga kelembaban tanah. 12
2. Pengendalian Secara Hayati Beberapa jamur entomopatogen telah banyak dikembangkan untuk mengendalikan hama rayap antara lain: Beauveria bassiana, Aspergillus sp., Matarhizium anisopliae, Fusarium sp., dan Myrothesium sp., dengan cara penyemprotan. Karena sifatnya yang kanibal, maka rayap yang telah mati akibat terinfeksi oleh jamur akan dimakan oleh rayap lainnya yang masih sehat, akibatnya rayap ikut terinfeksi dan mati. 3. Pengendalian Secara Kimiawi Pengendalian kimiawi dilakukan dengan teknik pengumpanan menggunakan insektisida berbahan aktif hexaflumuran yang dapat menghambat sintesa khitin yang menyebabkan kegagalan proses pergantian kulit rayap. Umpan gulungan kertas tisu yang telah dicelupkan ke dalam larutan hexaflumuran diletakkan dalam perangkap yang ditanam dalam tanah dan ditempatkan di titiktitik jalur lalu lalang rayap. Rayap yang sudah terkontaminasi oleh hexaflumuran tidak langsung mati, akan tetapi menyebarkannya kepada rayap lain karena rayap memiliki sifat trofolaksis. Dapat juga dilakukan dengan cara pengumpanan serbuk gergaji yang diberi racun dengan membongkar sarangnya dan menutup kayu yang luka. Jika sudah menyerang tanaman, pemberantasannya dapat dilakukan dengan cara penggunaan insektisida yang dilarutkan dalam air dan disiramkan di sekitar batang dan perakaran, atau langsung pada lorong-lorong yang biasa terdapat pada kulit batang. 13