BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di

BAB III PRAKTIK SEWA TANAH PERTANIAN DENGAN PEMBAYARAN UANG DAN BARANG DI DESA KLOTOK PLUMPANG TUBAN

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

BAB III TRANSAKSI GADAI SAWAH DI DESA BETON KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

SAMBUTAN. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan ridho-nya kepada kita sekalian.

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PEGANDON 2016

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. di jalur utama Pantai Utara (Pantura) Kabupaten Kendal. Batas-batas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

BAB III PELAKSANAAN AKAD PARON SAWAH BERSYARAT DI DESA BANYUATES KECAMATAN BANYUATES KABUPATEN SAMPANG MADURA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BONDOWOSO 2015

Katalog BPS:

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN GADAI TANAH SAWAH DI DESA ULU LOR KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI. A. Tinjauan Umum tentang Kabupaten Wonogiri

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN SEMARANG BARAT. 4.1 Situasi Umum Kecamatan Semarang Barat. Manyaran, Cabean, Tawang Mas, Tawang Sari, Tambak Harjo,

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Samigaluh Kabupaten Kulon Progo. Desa Pagerharjo terletak antara 07 O LS

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

GAMBARAN UMUM PENGUASAAN BARANG GADAI OLEH YANG MENGGADAIKAN. A. Kondisi Geografis, Demografis Desa Kumesu

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PEMANFAATAN SISTEM GADAI SAWAH DI DESA SANDINGROWO KECAMATAN SOKO KABUPATEN TUBAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Negeri Sakti merupakan salah satu desa di Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten


Katalog BPS

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten


GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN


IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan permodalan tidak mudah diperoleh. 1. Mudharabah BMT Bina Umat Sejahtera Semarang (Universitas Negeri Semarang, 2007)

BAB III KERJASAMA DALAM PENGADAANDAN PENGOPERASIONALAN MESIN DOS DI DESA LEMBAH KECAMATAN DOLOPO KABUPATEN MADIUN


BAB III MEKANISME JUAL BELI TANAH SAWAH DENGAN SISTEM BATA DI DESA BRUDU KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

BAB I LATAR BELAKANG

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah secara geografis berada pada koordinat ' 19" BT

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG DENGAN SISTEM NGAMBAK DI DUKUH BURAN KELURAHAN BABAT JERAWAT KECAMATAN PAKAL KOTA SURABAYA

BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

Transkripsi:

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sekilas Tentang Kecamatan Rowosari 1. Letak Geografis Kecamatan Rowosari Kecamatan Rowosari merupakan salah satu kecamatan yang terletak di jalur utama Pantai Utara (Pantura) Kabupaten Kendal. Batasbatas wilayah Kecamatan Rowosari adalah di sebelah Utara berbatasan dengan laut Jawa, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Weleri, di sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kabupaten Batang Kecamatan Gringsing, dan di sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kangkung. Jarak dari Ibukota Rowosari ke beberapa kota terdekat antara lain Kota Provinsi Jawa Tengah 53 Km, sedangkan dengan Kota Kabupaten Kendal 21 Km, sedangkan dengan Kota Kecamatan Weleri 4 Km, sedangkan dengan Kota Kecamatan Kangkung 13 Km, sedangkan dengan Kota Kecamatan Gringsing 3 Km. Topografi kecamatan Rowosari Wilayah Bagian Utara merupakan daerah dataran pantai dengan ketinggian antara 0-2 meter diatas permukaan laut. Wilayah bagian Selatan dataran rendah dengan ketinggian antara 2 sampai dengan 10 meter dari permukaan laut. Luas wilayah Kecamatan Rowosari mencapai 32,61 Km2, yang sebagian besar 47

48 digunakan sebagai lahan pertanian (tanah sawah, tanah tegalan & hutan) yaitu mencapai 67,82 % dan sisanya 32,18 % digunakan untuk pekarangan (lahan untuk bangunan dan halaman sekitar), dan lain-lain. Rata rata curah hujan di wilayah Kecamatan Rowosari tahun 2011 sekitar 159 mm dengan rata rata hari hujan adalah 10 hari. GRAFIK : 1 Luas Wilayah Kecamatan Rowosari Dirinci Menurut Penggunaan Tahun : 2011 2. Kependudukan Jumlah penduduk Kecamatan Rowosari tahun 2011 sebanyak 51.137 jiwa, terdiri dari laki-laki 25.575 jiwa atau sekitar 50,01 % dan perempuan 25.562 jiwa atau sekitar 49,99 %. Jumlah penduduk terbesar adalah desa Gempolsewu sebanyak 12.300 jiwa atau 24,05% dari total jumlah penduduk Kecamatan Rowosari. Sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit adalah Desa Parakan dengan jumlah penduduk 1.050 jiwa atau

49 2,05% dari total jumlah penduduk Kecamatan Rowosari. Pertumbuhan penduduk di Kecamatan Rowosari tahun 2011 sebesar 0,66 %. Pertumbuhan penduduk ini terjadi karena adanya mutasi penduduk (lahir, mati, pindah dan datang). Jumlah penduduk menurut kelompok umur terbanyak berada pada kelompok umur 10 14 tahun dengan jumlah sebanyak 5.069 jiwa sedangkan jumlah penduduk terkecil berada pada kelompok umur 75 tahun keatas yaitu sebesar 865 jiwa. Mata pencaharian penduduk Kecamatan Rowosari sebagian besar ada di sektor pertanian, urutan kedua dan ketiga adalah sektor Jasa dan perdagangan, hotel & restoran. 3. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk Sebagian besar penduduk Kecamatan Rowosari adalah beragama Islam yaitu sebanyak 51.087 orang atau 99,90 % dari total jumlah penduduk yang ada, sisanya 50 orang atau 0,10 % beragama Protestan dan Katholik. Sedangkan jumlah tempat ibadah adalah 34 Masjid dan 132 Mushola. Pendidikan merupakan sarana penting dalam mencetak Sumber Daya Manusia yang berkualitas, untuk itu diperlukan prasarana pendidikan yang bagus dan representatif guna mendukung wajib belajar

50 pendidikan dasar 9 tahun. Pada tahun 2011 ini jumlah sekolah TK sebanyak 23 sekolah, SDN sebanyak 27 sekolah, SD Swasta sebanyak 1 sekolah, Madrasah Ibtida iyah sebanyak 8 sekolah, SLTPN sebanyak 2 sekolah, Sekolah Lanjutan Pertama swasta sebanyak 2 sekolah, dan Madrasah Tsanawiyah sebanyak 2 sekolah, SLTA Negeri sebanyak 1 sekolah, SLTA Swasta sebanyak 1 sekolah dan SMK sebanyak 1 sekolah. Kesehatan merupakan faktor terpenting penunjang pendidikan, untuk itu disetiap desa sudah ada bidan desa untuk membantu memberikan pelayanan kesehatan bagi penduduk desa. Pertanian merupakan sektor lapangan usaha bagi mayoritas penduduk di Kecamatan Rowosari. Jenis tanaman utama yang diusahakan adalah padi dan jagung. Pada tahun 2011 luas areal tanaman padi mencapai 3.660,00 Ha dengan produksi sebesar 19.607,97 ton, luas areal tanaman jagung 120.00 Ha dengan produksi sebesar 822,10 ton. Untuk usaha peternakan, jenis unggas yang diusahakan ayam kampung dan bebek / itik.dan untuk ternak besar yang paling banyak diusahakan adalah sapi dan kambing. B. Respon Masyarakat Petani Tentang BMT (Baitul Mal Watamwil) di Kecamatan Rowosari 1. Latar Belakang Pendirian BMT (Baitul Mal Watamwil) Di Kecamatan Rowosari

51 Di saat negara mengalami krisis multidimensi yang berkepanjangan, setiap empat detik nyawa seorang manusia terancam kelaparan. Hal ini tentunya merupakan akumulasi dari keterbelakangan dan kemiskinan yang mendera bangsa Indonesia. Kondisi ini makin diperparah dengan sikap materialistis, egois, serakah serta berbagai sikap yang tidak sejalan dengan nilai-nilai ajaran agama Islam yang ditunjukkan kaum borjuis (kapitalis) terhadap masyarakat bawah. Di Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal banyak terjadi peningkatan jumlah pengangguran. Mereka ingin bekerja namun tidak banyak lapangan pekerjaan yang tersedia dan mampu menampung mereka dengan modal pendidikan yang sangat rendah serta tidak mempunyai keahlian khusus. Lapangan pekerjaan yang ada hanyalah sektor pertanian, itu pun bagi mereka yang mempunyai lahan pertanian yang dapat dikerjakan. Para petani sendiri untuk mengolah lahan pertaniannya sangat kesulitan dengan masalah modal, hal ini dikarenakan tingginya harga pupuk, mahalnya upah tenaga kerja serta kebutuhan lainnya. Para petani tidak mungkin meminjam hutang di Lembaga Keuangan dengan bunga yang cukup tinggi. Begitu juga di koperasi konvensional juga memasang bunga yang tinggi. Hal ini tentu sangat memberatkan bagi para petani, padahal belum tentu lahan pertanian yang mereka garap itu

52 mengalami panen dengan keuntungan yang besar (harga jual rendah) atau bahkan sebaliknya karena adanya serangan hama tanaman atau gejolak alam seperti banjir maupun kekeringan yang mengakibatkan gagal panen. Dalam hal ini pihak Lembaga Keuangan atau koperasi konvensional tidak mau tahu dengan kondisi yang dialami oleh nasabahnya yang dalam kondisi tercekik dan tetap dibebani untuk dapat melunasi pinjaman beserta bunga di tiap bulannya. Selain itu banyak para pedagang kecil, seperti penjual pakaian, penjual nasi kucingan, pedagang kaki lima, penjual kue, petani tambak dan lain sebagainya juga mengalami permasalahan yang sama untuk tetap bertahan hidup. Mereka berusaha mencari penghasilan pada waktu pagi hari dan habis dimakan sore harinya atau sebaliknya. Kondisi seperti ini menyebabkan mereka kesulitan untuk datang di Lembaga Keuangan. Artinya, kinerja Lembaga Keuangan tidak mampu menjangkau usaha dengan skala kecil. Disamping itu adanya rentenir atau lintah darat yang meminjamkan modal dengan prosedur yang mudah tetapi bunganya cukup tinggi sehingga membuat masyarakat berbondong-bondong mengikuti ajakan para rentenir itu walaupun dengan konsekuensi akan membayar bunga yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan pola pikir masyarakat yang mengedepankan sisi pragmatisnya, artinya mereka sudah terbiasa

53 berhubungan atau menggunakan jasa Lembaga Keuangan konvensional dengan sistem bunganya. Melihat realita di atas maka lembaga-lembaga yang berlandaskan syariah pun didirikan. Karena para pendiri BMT (Baitul Mal Watamwil) memandang bahwa mayoritas masyarakat di kecamatan Rowosari adalah muslim, dan persepsi masyarakat bahwa mereka ingin terhindar dari bunga bank atau riba. 2. Pandangan Masyarakat Terhadap BMT (Baitul Mal Watamwil) Pemahaman masyarakat mengenai produk atau jasa BMT (Baitul Mal Watamwil) secara umum masih rendah. Faktor-faktor yang memotivasi masyarakat untuk menggunakan jasa BMT (Baitul Mal Watamwil) ternyata lebih didominasi oleh faktor kualitas pelayanan dan kedekatan lokasi Lembaga Keuangan dari pusat kegiatan. Dan faktor pertimbangan agama adalah motivator penting untuk mendorong penggunaan jasa BMT (Baitul Mal Watamwil). 1 Pandangan atau persepsi kalangan masyarakat di Kecamatan Rowosari adalah sebagai berikut: menurut tokoh masyarakat Bapak M. Nur Fatoni. SE,. selaku Camat Kecamatan Rowosari dan kyai Fatawi selaku sesepuh di Kecamatan Rowosari mengatakan bahwa BMT (Baitul Mal Watamwil) mempunyai andil yang sangat besar bagi pemberdayaan 1 Wawancara pada petani tgl 14 febuari 2014

54 dan pengembangan usaha kecil. Dan juga mereka berpendapat bahwa Lembaga Keuangan yang berlandaskan syari ah terhindar dari sistem bunga bank (riba) walaupun dalam proses akadnya memakan waktu yang cukup lama. 2 Sedangkan menurut nasabah ataupun pengguna jasa di salah satu BMT (Baitul Mal Watamwil) mengatakan bahwa keberadaan Lembagalembaga itu sangat membantu dalam hal pembiayaan modal usaha dan juga meningkatkan penghasilan. Walaupun awal mula alasan mereka ikut menjadi nasabah lebih disebabkan mengkuti kepercayaan pada figur pendirinya. Secara umum dapat dikategorikan baik, baik terhadap prinsip yang dianutnya, konsep dasar, maupun terhadap fasilitas dan pelayanannya. Adapun menurut masyarakat awam memandang bahwa BMT (Baitul Mal Watamwil) itu hanya khusus untuk orang-orang Islam saja. Dan lembaga-lembaga tersebut identik dengan Lembaga Keuangan dengan sitem bagi hasilnya. Masyarakat di Kecamatan Rowosari juga menyatakan bahwa persepsi atau pandangan terhadap BMT (Baitul Mal Watamwil) adalah mampu menjadi alternatif bagi lembaga keuangan konvensional. Penelitian tersebut menghasilkan temuan bahwa 35 % masyarakat petani 2 Wawancara pada petani tgl 28 febuari 2014

55 memilih BMT (Baitul Mal Watamwil) sebagai mitra adalah karena menerapkan Syariah sedangkan 10 % memberikan usul akan memilih kalau didukung oleh profesionalitas yang sebanding dengan Lembaga- Lembaga Keuangan Konvensional dan sisanya bersikap netral, artinya mereka tidak pilih-pilih dalam bermitra dengan perbankan, bagi mereka siapa yang bisa memberikan pinjaman dengan bunga rendah dan mudah akan menjadi mitranya. Dan juga ada pandangan masyarakat yang menyatakan bahwa prosedur atau proses akad dalam BMT (Baitul Mal Watamwil) terlalu sulit dipahami, justru berbanding sebaliknya dengan lembaga konvensional yang menurut mereka lebih mudah dan cepat dalam proses akadnya. Kemudian BMT (Baitul Mal Watamwil) hanya sebatas nama atau label saja.