III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Gurusinga, Kecamatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

Metode Pembuatan Biochar dari kendaga dan cangkang biji karet

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE. September 2016 di rumah kasa Growth Center Kopertis Wilayah 1 Sumut-Aceh

III. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. MATERI DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

BAHAN METODE PENELITIAN

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

III. METODE PENELITIAN. Serdang Bedagai dengan ketinggian tempat kira-kira 14 m dari permukaan laut, topografi datar

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. PBSI Medan Estate Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

MATERI DAN METODE. A 2 : 120 g/tanaman. A 3 : 180 g/tanaman

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

III. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Agustus Analisa laboratorium dilakukan di Laboratorium Penelitian dan

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

3. METODE DAN PELAKSANAAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Mei. Baru Panam, Kecamatan Tampan, Kotamadya Pekanbaru.

III. BAHAN DAN METODE

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

m. BAHAN DAN METODE KO = Tanpa pupuk kalium (control) Kl = 50 kg KCl/ha = 30 kg KjO/ha (30 g KCl/plot)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

Tata Cara penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

BAHAN DAN METODE. = Respon pengamatan µ = Rataan umum α i = Pengaruh perlakuan asal bibit ke-i (i = 1,2) β j δ ij

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.

III. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak dijalan

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAHAN DAN METODE. Gambar 2. Bibit Caladium asal Kultur Jaringan

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. METODE PENELITIAN

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

Transkripsi:

III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Gurusinga, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, yakni lahan pertanian hortikultura yang biasa ditanami dengan tanaman kentang dengan ketinggian tempat 1300 m di atas permukaan laut, topografi datar dan bergelombang. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni 2015 sampai Desember 2015. 3.2. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kentang varietas Granola, biochar kendaga dan cangkang biji karet, pupuk kandang ayam, air dan bahan-bahan lain yang diperlukan. Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, parang, meteran, gembur, timbangan, papan sampel, alat tulis dan kalkulator dan alat-alat lain yang diperlukan. 3.3. Metode Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial terdiri dari dua faktor yaitu: 1. Faktor perlakuan pemakaian biochar (notasi B), terdiri dari 4 taraf perlakuan yakni : B 0 = Tanpa Biochar B 1 = Biochar 0,5 kg/plot B 2 = Biochar 1,0 kg/plot B 3 = Biochar 1,5 kg/plot 17

2. Faktor perlakuan pemberian pupuk kandang ayam (notasi A), terdiri dari 4 taraf perlakuan, yakni : A 0 = Tanpa pupuk kandang ayam A 1 = Pupuk kandang ayam 1,5 kg/plot A 2 = Pupuk kandang ayam 1,0 kg/plot A 3 = Pupuk kandang ayam 0,5 kg/plot Jumlah kombinasi perlakuan 4 x 4 = 16 kombinasi perlakuan, yaitu: B 0 A 0 B 1 A 0 B 2 A 0 B 3 A 0 B 0 A 1 B 1 A 1 B 2 A 1 B 3 A 1 B 0 A 2 B 1 A 2 B 2 A 2 B 3 A 2 B 0 A 3 B 1 A 3 B 2 A 3 B 3 A 3 Jumlah ulangan : 2 ulangan Jumlah tanaman per plot : 6 tanaman Jumlah tanaman sampel per plot : 3 tanaman Jumlah plot penelitian Jarak antar plot penelitian Jarak antar ulangan Panjang plot penelitian Lebar plot penelitian Tinggi plot penelitian Luas plot penelitian Jarak tanam Jumlah tanaman seluruhnya Jumlah tanaman sampel : 32 plot : 30 cm : 50 cm : 100 cm : 100 cm : 30 cm : 100 cm x 100 cm : 30 cm x 50 cm : 192 tanaman : 96 tanaman 18

3.4. Metode Analisa Metode analisa yang digunakan dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial adalah sebagai berikut: Y ijk = µο + ρі + α j + β α + (αβ) jk + Ʃ ijk, dimana: Y ijk = Hasil pengamatan dari perlakuan faktor B taraf ke-j dan faktor A taraf ke-k serta ditempatkan di ulangan ke-i. µο = Pengaruh nilai tengah (NT)/ rata-rata umum ρі α j β k (αβ) jk = Pengaruh blok taraf ke-i = Pengaruh perlakuan faktor Btaraf ke-j = Pengaruh perlakuan faktor A taraf ke-k = Pengaruh kombinasi antara perlakuan faktor B taraf ke-j dan faktor A taraf ke-k Ε ijk = Pengaruh galat akibat faktor B taraf ke-j dan faktor A taraf ke-k yang ditempatkan pada ulangan ke-i. Apabila hasil penelitian ini berpengaruh nyata, maka dilakukan pengujian lebih lanjut (Gomez dan Gomez, 2005). 3.5. Pembuatan Biochar Kendaga dan Cangkang Biji Karet Perkebunan karet di Indonesia memiliki luas 3,2 juta ha yang terdiri dari petani dan perkebunan yang dimiliki negara. Setiap tahun jumlah program peremajaan perkebunan karet rakyat berkisar 50.000-70.000 ha (Supriadi, 2009). Biji karet potensial di musim butir utama dalam keadaan normal adalahsekitar 5.000-10.000 biji per hektar tanaman dewasa dengan berat rata-rata biji segar tergantungpada jenis klon berkisar 5,0-3,5 gram (Siagian, 2012). 19

Saat ini, biji karet banyak digunakan sebagai benih untuk pemuliaan tanaman karet. Tentunya tidak semua benih dapatdigunakan sebagai benih karena memiliki kriteria khusus untuk proses pemilihan bibit yang baik. Jadi biji karet yang tidak memenuhi kriteria benih yang baik akan dijadikan sebagai limbah. Tidak hanya itu, kendaga dan cangkang biji karet, saat ini tidak dimanfaatkan. Sehingga perlu mempelajari untuk memanfaatkan kendaga dan cangkang biji karet sebagai sumber bahan bakudalam proses. Para peneliti telah mempelajari produksi karbon aktif dari berbagai jenis biomassa seperti palmtreetongkol, plum kernel, kulit singkong, ampas tebu, serat rami, sekam padi, batu zaitun, tanggal pit, batu buah dan lain-lain.karbon aktif merupakan komponen penting dari bahan filter untuk menghilangkan komponen berbahayadalam gas buang untuk pemurnian air minum dan untuk pengolahan air limbah. Permintaan untuk diaktifkankarbon akan terus meningkat karena berbagai perusahaan digunakan sebagai akibat dari kepatuhan lingkungan di banyak negara(elisabeth et al., 2007). Biomassa telah menjadi salah satu sumber utama karbon untuk produksi karbon aktif. Biomassa yang digunakan biasanya bahan limbah atau produk dalam kegiatan komersial. Dengan menggunakan kembali atau daur ulang yang rendah inibahan biaya untuk memproduksi karbon aktif, disediakan alternatif lain yang ramah lingkungan untukmembuang limbah dan produk sampingan (Cheong, 2006).Proses karbonisasi adalah untuk memperkaya kandungan karbon dan menciptakan porositas awal, dan aktivasi. Proses membantu dalam meningkatkan struktur pori. Karbonisasi terjadi pada kisaran suhu 300-400 C. 20

Selama karbonisasi, gas karbonisasi primer yang diproduksi yang dapat dikategorikan sebagai gas permanen danminyak jika mereka didinginkan sampai suhu lingkungan. Residu dari proses karbonisasi adalah primerarang yang berfungsi sebagai bahan dasar untuk langkah aktivasi (Elisabeth et al., 2007).Arang tersebut kemudian diaktifkan oleh uap dalam reaktor yang sama pada 650-800 C. Beberapa karbon dioksidasiyang mengarah ke generasi poripori. Hal ini sangat penting pada langkah ini untuk menjaga kondisi aktivasi konstan.aktivasi uap pada suhu yang lebih tinggi memberi aktivasi yang lebih baik dan pelebaran ditingkatkan dari jaringan pori yang sempit(prakash Kumar et al., 2006). 3.5.1. Persiapan Bahan Kendaga dan cangkang biji karet yang berasal dari Kebun Percobaan Balai Penelitian Sungei Putih di kumpulkan serta dikeringkan terlebih dahulu sampai kadar airnya mencapai 12% untuk mengurangi kadar airnya dilakukan dengan penjemuran sinar matahari. 3.5.2. Pengarangan/Karbonasi Proses karbonasi adalah proses penguraian selulosa menjadi unsur karbon dan pengeluaran unsur-unsur nonkarbon yang berlangsung pada suhu 600-700 o C (Kienle, 1986dalam Hutapea, dkk., 2015). Kendaga dan cangkang biji karet ditimbang sebanyak 10 kg kemudian dimasukkan ke dalam tungku pengarangan dari drum bekas yang telah dimodifikasi. Sebelum pengarangan, pada lantai drum diberi bahan bakar seperti daun kering, jerami, sabut kelapa secara merata atau menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakarnya, dengan pertolongan alat brander. Selanjutnya pada proses pengarangan berlangsung drum tersebut ditutup 21

agar oksigen pada ruang pengarangan serendah-rendahnya sehingga diperoleh hasil arang yang baik dan dibiarkan selama 8 jam. Setelah pengarangan selesai, arang kemudian digiling dengan saringan 40 mesh dan selanjutnya diaktivasi. 3.5.3. Aktivasi Proses aktivasi dilakukan dengan cara aktivasi fisika dan kimia (Sudrajat, et.al., 2005dalam Hutapea, dkk., 2015) yang dimodifikasi. Pada aktivasi kimia, arang dalam bentuk serbuk direndam dalam larutan asam klorida dengan masingmasing konsentrasi sesuai dengan perlakuan (K 0 = 0%, K 1 = 5%, K 2 = 10%, K 3 = 15%, K 4 = 20%) dan direndam selama 24 jam. Setelah selesai perendaman kemudian ditiriskan lalu dilanjutkan dengan aktivasi fisika yaitu pemanasan dengan waktu suhu masing-masing perlakuan. Kemudian arang aktif yang sudah dihasilkan dicuci sampai ph netral dan dikeringkan kembali dalam oven dengan suhu 105 o C selama 2 jam. Arang aktif kemudian dianalisis untuk mengetahui karakteristik arang aktif tersebut. Selanjutnya arang aktif dengan karakteristik yang terbaik akan dilakukan sebagai aplikasi bahan amelioran organik pada lahan hortikultura. 3.6. Pelaksanaan Penelitian 3.6.1. Persiapan Lahan Pembukaan lahan dilakukan dengan membersihkan gulma, sisa tanaman, kotoran-kotoran lain yang berada di areal lahan yang akan ditanam. Langkah awal persiapan lahan adalah mencangkul atau membajak tanah sedalam kira-kira 30 cm sampai gembur sambil membenamkan sisa-sisa tanaman dan gulma agar mengalami dekomposisi, sedangkan benda-benda lain seperti tunggul, batu, dan sampah disingkirkan ke pinggir lahan. 22

Selanjutnya, lahan dibiarkan selama seminggu untuk memperbaiki tata udara dan aerasi tanah, membuang gas-gas beracun dan melepaskan panas yang dihasilkan dari dekomposisi sisa-sisa tanaman. Lalu tanah dicangkul kembali sampai benar-benar gembur sambil membuat bedengan. 3.6.2. Pembuatan Bedengan Pembuatan bedengan penelitian dengan ukuran 100 cm x 100 cm dengan ketinggian plot 30 cm. Jarak antar plot 30 cm dan jarak antar ulangan 50 cm. Setelah pembuatan plot penelitian dan seluruh drainase selesai dikerjakan, maka dilakukan pemberian pupuk dasar sesuai dengan dosis, dengan cara ditabur secara merata pada tiap bedengan penelitian sebelum bibit kentang ditanam. Pupuk tersebut dapat diberikan di sekitar lubang tanam dengan sesuai takaran per lubang atau langsung ditebar di permukaan tanah saat pengolahan tanah. 3.6.3. Persiapan Umbi Kentang Umbi kentang merupakan bagian dari tanaman kentang dan bukan berupa biji botani. Umbi yang akan ditanam perlu diseleksi dulu, dipilih yang sehat, dan bebas hama dan penyakit. 3.6.4. Penanaman Penanaman umbi kentang dilakukan seminggu setelah tahap persiapan lahan. Umbi yang ditranam harus sudah tumbuh tunasnya sekitar 1-2 cm. Umbi ditanam ke lubang tanam yang sudah diberi perlakuan pupuk sesuai dengan takaran yang sudah ditentukan. Umbi ditanam posisi tunas yang tumbuhnya paling baik menghadap ke atas, lalu ditimbun dengan tanah secara merata. 23

3.7. Aplikasi Perlakuan dan Pemeliharaan Tanaman Kentang 3.7.1. Aplikasi Pupuk Kandang dan Biochar Kendaga dan Cangkang Biji Karet Pengaplikasian biochar kendaga dan cangkang biji karet dan pupuk kandang ayam dilakukan secara serentak di lubang tanaman seminggu sebelum tanaman dipindahkan ke plot percobaan. Dengan masing-masing dosis perlakuan; B0 = tanpa biochar dan A 0 = tanpa pupuk kandang ayam, B 1 = biochar 0,5 g/plot dan A 1 = pupuk kandang ayam 1,5 g/plot, B 2 = biochar 1,0 g/plot dan A 2 = pupuk kandang ayam 1,0 g/plot, B 3 = biochar 1,5 g/plot dan A 3 = pupuk kandang ayam 0,5 g/plot. 3.7.2. Penyulaman Untuk mengganti tanaman yang kurang baik, perlu dilakukan penyulaman. Penyulaman dapat dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari. Bibit sulaman merupakan bibit cadangan yang telah disiapkan bersamaan dengan bibit produksi. Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut tanaman yang mati/kurang baik tumbuhnya dan diganti dengan tanaman yang baru pada lubang yang sama. 3.7.3. Penyiangan Penyiangan dilakukan secara kontinyu dan sebaiknya dilakukan 2-3 hari sebelum atau bersamaan pemupukan susulan dan penggemburan. Jadi penyiangan dilakukan dua kali selama masa penanaman. Penyiangan harus dilakukan pada fase kritis, yaitu vegetatif awal dan pembentukan umbi. 24

3.7.4. Pembumbunan Setelah tanaman berumur satu bulan, maka dilakukan pembumbunan di sekitar tanaman digemburkan sambil meninggikan gundukan tanah atau bedengan agar umbi tanaman selalu terkubur, bila tidak tertutup tanah maka umbi kentang akan berwarna hijau dan kulitnya rendah. 3.7.5. Penyiraman Penyiraman dapat dilakukan satu kali sehari yaitu pagi atau sore hari dengan menggunakan gembor dan jumlahnya disesuaikan dengan keadaan lingkungan seperti curah hujan dan kelembaban. Penyiangan gulma dilakukan terhadap gulma yang tumbuh di areal bedengan. Penyiangan ini dilakukan secara manual yang frekuensinya disesuaikan dengan kecepatan pertumbuhan gulma di lahan penelitian. 3.7.6. Pengendalian Hama dan Penyakit Hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman kentang adalah hama ulat grayak, hama penggerek umbi dan penyakit busuk daun serta penyakit layu bakteri. Pengendalian hama penyakit dapat dilakukan dengan bahan aktif Dithane M45 80 WP berbentuk padatan (tepung) diaplikasikan dengan cara penyemprotan pada daun, cabang dan batang secara interval 7-10 hari sekali. 3.8. Parameter Pengamatan 3.8.1. Tinggi Tanaman (cm) Pengamatan tinggi tanaman diukur dari pangkal batang sampai titik tumbuh terakhir dengan menggunakan alat ukur. Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai umur 4 Minggu Setelah Tanam (MST) dengan interval waktu 25

pengukuran seminggu sekali, dan pengukuran dihentikan setelah tanaman berumur 9 minggu setelah tanam. 3.8.2. Jumlah Daun (helai) Dihitung jumlah daun produktif yang terbentuk dilakukan setiap minggu, mulai umur 4 MST dan dihentikan setelah tanaman berumur 9 MST. 3.8.3. Jumlah Anakan (Mata Tunas) Penghitungan mata tunas dilakukan setiap minggu mulai umur 4 MST dengan menghitung jumlah mata tunas yang muncul. 3.8.4. Diameter Batang (cm) Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai umur 4 MST, diameter batang diukur pada bagian batang dan dilakukan pada sisi Utara-Selatan dan Timur- Barat. Pengukuran dilakukan menggunakan jangka sorong. Pengukuran dihentikan pada saat tanaman berumur 9 MST. 3.8.5. Jumlah Umbi per Tanaman Sampel (buah) Penghitungan jumlah umbi tanaman sampel dilakukan pada saat panen. 3.8.6. Jumlah Umbi per Plot (buah) Penghitungan jumlah umbi per plot dilakukan pada saat panen. 3.8.7. Berat Umbi per Tanaman Sampel (kg) Pengamatan dilakukan dengan menimbang umbi per tanaman sampel dan dibersihkan dari kotoran yang terdapat pada umbi yang dilakukan setelah panen. 26

3.8.8. Berat Umbi Per Plot (kg) Pengamatan berat umbi dilakukan diakhir pengamatan yaitu pada saat panen dengan cara mengambil umbi pada setiap tanaman per plot kemudian ditimbang. 27