PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA REALITA PADA SISWA KELAS I

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN PERKALIAN MENGGUNAKAN MEDIA KOTAKMATIKA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH MISLAH NIM F

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INDIVIDUAL PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MEDIA LUAS DAERAH ARSIRAN KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN. Oleh:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI KELAS IV SD

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS II SDN BENGKAYANG ARTIKEL PENELITIAN OLEH YUSPITA NIM.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TIPE JIGSAW DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJARMENGGUNAKAN ALAT PERAGA TIMBANGANBILANGAN DI SEKOLAH DASAR PONTIANAK SELATAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA MANIPULATIF DI SDN ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: ENI SOFYATI NIM F

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA KONKRET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR

HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN MEDIA ARSIRAN KELAS IV SDN 27

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL ILMIAH OLEH

PENINGKATANHASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN EKSPERIMEN DI KELAS VI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK MURID KELAS V SDN 14 BADAT ARTIKEL PENELITIAN OLEH

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA REALISTIK DI KELAS II SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN. Oleh ROMIDA NIM F

KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN AUDIO VISUAL DI SDN 29KELAS III PONTIANAK UTARA

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA DAKON BILANGAN DI SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DRILL PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS III SD ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR KELAS III SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA TIGA DIMENSI PADA SISWA KELAS V SDN TLOGOADI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL RANGKA MANUSIA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: REPSA YUNITA NPM

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR OPERASI PENGURANGAN BILANGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA SISWA KELAS II SDN 01 MENTEBAH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS III SEKOLAH DASAR SWASTA BRUDER DAHLIA PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN OLEH MARIA SOPIA NIM: F.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII 7 SMPN 1 SOLOK SELATAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS II ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN TEROPONG PECAHAN DI KELAS IV SDN 08 PONTIANAK UTARA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKA METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTATION QUANTUM TEACHING MODEL TO IMPROVE RESULT OF IPS STUDIES STUDENT CLASS V SD NEGERI 031 TANJUNG SARI KECAMATAN PUJUD ROHIL

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA MODEL BALOK GARIS BILANGAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE EKSPOSITORI DI SD ARTIKEL PENELITIAN. Oleh:

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V.E DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE DI SD KARTIKA I-10 PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: ADE AYUSYA NPM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVA SDN 4 PEKANBARU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SEKOLAH DASAR

Keywords: media map, learning outcomes, social science

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETEPATAN MEMBACA NOTASI ANGKA MELALUI METODE DRILL PADA LAGU-LAGU WAJIB NASIONAL

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

Noviana Kusumawati Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, ABSTRAK

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

NIA AMELIA NPM

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN 07 TUIK BATANG KAPAS

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS II SD ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ DI SD

PERAGA BENDA KONKRIT SEMESTER I TAHUN 2010/2011

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEPADATAN POPULASI MANUSIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE EKSPERIMEN IPA DI KELAS IV SDN 20 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENGUKURAN SUDUT MENGGUNAKAN BUSUR DERAJAT DIKELAS IV ARTIKEL PENELITIAN. Oleh

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HOREY PADA SISWA KELAS IV DI SDN 17 SUNGAI GERINGGING PARIAMAN

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

A R T I K E L PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 09 KEPALA BUKIT KEC. SUNGAI PAGU KAB.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENGGUNAAN TIPE STAD DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS IV ARTIKEL PENELITIAN OLEH

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MEDIA PROJEKTOR LIQUID CRYSTAL DISPLAY (LCD)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DENGAN GIVING REWARD AND PUNISHMENT

JURNAL PGSD INDONESIA P-ISSN E-ISSN Vol 3 No 1 Tahun 2017

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SEKOLAH DASAR

Nisa et al., Penerapan Metode Eksperimen...

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS IV SD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MEDIA REALIA PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SDN10 SENANGAK ARTIKEL PENELITIAN

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Transkripsi:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA REALITA PADA SISWA KELAS I Antonia Jarah, Mastar Asran, K.Y. Margiati Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNTAN, Pontianak Haritriyanto02@Gmail.Com P Abstrak : Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan media realita dikelas I Sekolah Dasar Negeri 29 Landau Kodah kecamatan Sekadau Hilir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dalam hal ini berupa tindakan kelas. Dilakukan sebanyak 3 siklus. Hasil penelitian perencanaan IPKG 1 pada siklus I memiliki rata-rata 2,81 mengalami peningkatan pada siklus III dengan rata-rata 3,17 peningkatan ini terjadi pada setiap aspek kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Dari hasil kegiatan pelaksanaan pembelajaran diperoleh nilai rata-rata pada siklus I sebesar 74, dan pada siklus II sebesar 83 sedangkan pada siklus III sebesar 88. Dengan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 9, dan dari siklus II ke siklus III sebesar 5. Dengan peningkatan KKM mencapai 75%. Kata Kunci : Hasil Belajar, Matematika, Media Realita Abstract: The general aim of this study was to describe improving student learning outcomes in mathematics using the media reality of class I State Elementary School 29 Landau Kodah districts Sekadau Hilir. The method used in this research is descriptive method, in this case a class action. Performed a total of three cycles. Results of research planning IPKG 1 in the first cycle has an average of 2.81 increased in the third cycle with an average of 3.17 of this increase occurred in every aspect of the ability of teachers in implementing the learning. From the results of the implementation of learning the average values obtained in the first cycle of 74, and the second cycle by 83, while the third cycle of 88. With the increase from the first cycle to the second cycle of 9, and from the second cycle to the third cycle by 5. KKM with the increase reached 75%. Keywords: Results Learning, Mathematics, Media Reality eran guru dalam kehidupan sehari-hari banyak dihadapkan pada masalah-masalah yang ada dalam dunia nyata, sebagai aplikasi dari ilmu matematika. Untuk 1

mempersiapkan siswa agar dapat memiliki kemampuan dan keterampilan didalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya, maka siswa perlu dilatih untuk dapat menggunakan ilmu matematika yang berkaitan atau berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran yang menggunakan media yang tidak tepat juga dapat mengakibatkan kesulitan bagi siswa untuk menguasai materi pembelajaran matematika. Herman Hudoyo (1990:9) menyatakan sebagai berikut: seorang pengajar matematika yang tidak menguasai materi matematika yang diajarkan, tidak mungkin dapat mengajar matematika dengan baik. Hal ini dapat mengakibatkan rendahnya mutu pelajaran matematika. Demikian juga pengajar yang tidak dapat menguasai berbagai cara penyampaian ia hanya mengejar terealisasinya bahan yang dia ajarkan tanpa memperhatikan kemampuan serta kesiapan peserta didik dalam memahami pengajaran matematika. Media realita (media nyata) menurut Udin S.W (Patty, 2007 : 22) media realita adalah alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberi pengalaman langsung kepada peserta didik media ini merupakan objek nyata suatu benda seperti : mata uang, tumbuhan, hewan, bebatuan, air, tanah, benda-benda lain dan sebagainya. Untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan operasi penjumlahan bilangan maka perlu adanya suatu tehnik atau media dalam upaya mengatasinya. Media realita (media nyata) dinilai merupakan suatu media awal dalam mengatasi permasalahan tersebut karena memperhatikan siswa sebagai individu yang senang berinteraksi dengan media atau benda-benda nyata sehingga dapat mempermudah siswa memahami pembelajaran operasi penjumlahan bilangan. Dengan demikian melalui penelitian ini dapat diketahui peningkatan dilaksanakan dengan menggunakan media realita pada siswa kelas I SDN 29 Landau Kodah Kecamatan Sekadau Hilir kabupaten Sekadau, sehingga dapat menggambarkan keberhasilan kegiatan pembelajaran yang di berikan kepada siswa. Kurikulum tingkat satuan pendidikan sekolah dasar pada salah satu standar kompetensi untuk siswa kelas I SD semester II khususnya aspek penjumlahan. Berpedoman pada hasil raport SD Negeri 29 Landau Kodah kecamatan Sekadau Hilir yang selalu dibawah Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM), merupakan salah satu masalah yang perlu diatasi segera. Pendidikan dalam hal ini bertanggung jawab atas permasalah tersebut, memiliki kewajiban untuk mencari solusi guna untuk memperbaiki hasil nilai siswa melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Solusi yang dianggap tepat untuk mencapai tahapan tuntutan kurikulum tersebut (KTSP) guru harus berkemampuan mengembangkan penggunaan strategi yang tepat termasuk penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran matematika diantaranya materi yang berkaitan dengan penjumlahan dikelas I SD. Salah satu ciri pembelajaran matematika disekolah yaitu sebagai ilmu pengetahuan yang membelajarkan siswa agar dapat bernalar dengan objek abstrak. Ada beberapa teori belajar yang popular dan sesuai untuk diterapkan pada pembelajaran matematika dipendidikan dasar, diantaranya adalah sebagai berikut: 2

a. Teori belajar William Brownell Menurut William Brownell (dalam Amin Suyitno, 2005:34) dalam mengerjakan matematika dipendidikan dasar sebaiknya : 1) Menggunakan media 2) Materi disajikan secara permanen dan terus menerus dalam jangka waktu yang cukup lama. b. Teori belajar dari Richard skemp Menurut Richard skemp (dalam Amin Suyitno,: 35) belajaran matematika perlu dua tahap, yaitu sebagai berikut : 1) Perlu menggunakan benda-benda kongrit untuk memberikan basis bagi siswa dalam menghayati ide-ide matematika yang abstrak. 2) Tingkat abstrak, yaitu mulai meninggalkan benda kongkrit untuk menuju kepemahaman matematika yang memang membuat objek-objek abstrak. Dalam KTSP 2006 dinyatakan tujuan pengajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan menegah adalah sebagai berikut : a. Mempersiapkan anak didik agar sanggup menghadapi perubahan-perubahan dalam kehidupan dan didalam dunia senantiasa berubah, melalui latihan-latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis dan rasional, kritis dan cermat, objektif, kreatif dan efektif. b. Mempersiapkan anak didik agar dapat menggunakan matematika secara tepat dalam kehidupan dan dalam mempelajari berbagai pengetahuan. Pembelajaran Matematika Para ahli psikologi dan ahli pendidikan memberikan pengertian mengajar yang berbeda-beda rumusannya. Dalam (Rohani 2004) berpendapat bahwa mengajar merupakan proses membimbing pengalaman belajar. Pengalaman itu sendiri bereaksi terhadap lingkungannya. Misalnya, jika seorang siswa ingin memecahkan suatu masalah maka ia harus berpikir menurut langkah-langkah tertentu. Sedangkan menurut W.Gulo mengajar adalah usaha untuk memberi ilmu pengetahuan dan usaha untuk memberi ilmu pengetahuan dan usaha untuk melatih kemampuan. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, penulis berpendapat bahwa yang dimaksud mengajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam hubungannya dengan siswa, dan bahan pengajar serta mengatur situasi belajar siswa sehingga tercipta situasi dan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung proses belajar mengajar. Jadi dalam ini guru tidak hanya memberikan materi pelajaran saja melainkan harus mampu berpran sebagai fasilitator, organisator dan motivator belajar bagi siswa serta mampu membimbing siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Dalam proses pembelajaran matematika kebehasilan pembelajaran tidak hanya tergantung pada kuat tidaknya interaksi antara pengajar dan pelajar tetapi juga hubungan emosional antara pengajar dan pelajar, sebab banyak fakto-faktor lain yang menentukan keberhasilan pembelajaran. Pembelajaran dalam konsep tradisional pelaksanaannya melibatkan tiga komponen yaitu guru, siswa dan buku pelajaran. Tugas guru adalah memasukkan 3

materi dari buku ke pikiran siswa. Untuk mengetahui apakah siswa sudah memahami apa yang telah diajarkan oleh guru siswa diminta untuk mengerjakan tugas dalam buku kerja. Berbeda dengan pembelajaran masa kini. Pembelajaran masa kini memandang bahwa pembelajaran merupakan suatu proses yang kini, sistimatik dan melibatkan siswa dan sumber belajar. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi dapat berupa benda nyata yaitu buku. Didaalam interaksi antara guru dengan siswa terdapat komponen-komponen utama yang menentukan keberhasilan pembelajaran yaitu : kurikulum, materi pada buku pembelajaran, media belajar, metode dan sistem evaluasi. Tiap komponen tidak dapat berdiri sendiri melainkan saling terkait. Pembelajaran matematika menurut pandangan konstruktivis adalah memberikan kesempatan pada siswa untuk mengkonstruksi konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses internalisasi. Erman suherman mengemukakan bahwa dalam pembelajaran matematika para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dari sekumpulan objek. Salah satu hakekat matematika adalah sifatnya abstrak, untuk itu seorang guru harus dapat menamankan konsep matematika dengan baik agar siswa dapat membangun daya nalarnya secara logis, sistematik, konsisten, kritis, dan disiplin. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh guru yang bertujuan untuk mengadakan perubahan tingkah laku siswa terhadap matematika sehingga siswa dapat menggunakan daya nalar secara logis, sistematik, konsisten dan kritis. Media Realita 1) Pengertian media realita menurut beberapa ahli adalah : a. Wibawa (1992:55) media realita merupakan bentuk dari media nyata seperti apa adanya atau aslinya tanpa ada perubahan. b. Sudjana (2005: 196) media realita adalah benda-benda nyata atau makhluk hidup. Dalam penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa media adalah suatu yang digunakan dalam proses pembelajaran yang mengandung pesan untuk membantu guru dalam menyampaikan informasi agar menjadi jelas dan kongkret bagi siswa kelas I SDN 29 Landau Kodah kecamatan Sekadau Hilir. Nyata menurut pengertian yang sebenarnya adalah benda apa adanya atau benda asli tanpa perubahan yang dapat dilihat, didengar, atau di alami oleh peserta didik sehingga memberikan pengalaman langsung kepada mereka, media pembelajaran dalam penelitian ini adalah permen, biji karet dan kelereng. Ciri-ciri media realita adalah benda yang masih dalam keadaan utuh dapat dioperasikan, hidup dalam ukuran yang sebenarnya dan dapat dikenali dalam wujud aslinya. Kelebihan media nyata adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa sedangkan Kelemahan media nyata adalah dalam prakteknya banyak bendabenda nyata yang tidak mudah dihadirkan dalam bentuk yang sebenarnya yang 4

disebabkan oleh keterbatasan tertentu. Menurut Morgan (Gino 1988:5), menyatakan bahwa belajar merupakan salah satu yang relatif tetap dari tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman. Menurut Hilgarg (Suryabrata 2001 : 232), menyatakan bahwa belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perbuatan yang ditimbulkan oleh lainnya. Suatu proses belajar dikatakan baik, bila proses tersebut dapat membangkitkan aktivitas belajar yang efektif. Meskipun syarat utama suksesnya pengajaran adalah hasil akan tetapi harus diingat bahwa dalam menilai atau menterjemahkan hasil harus secara cermat dan tepat dengan memperhatikan prosesnya karena dalam proses inilah siswa beraktivitas. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indicator adanya keingginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau prilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode : deskriptif menurut Sumanto (1993: 78) adalah sesuatu penelitian yang diupayakan untuk mengamati permasalah secara sistematis dan akurat mengenai fakta dan sifat objek tertentu. Bentuk penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Kusnandar (2011 : 46) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian untuk membantu seseorang dan mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam etika yang disepakati bersama. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi dikelas I SD Negeri 29 Landau Kodah yang berjumlah 28 orang yang terdiri dari anak laki-laki berjumlah 17 orang dan anak perempuan terdiri dari 11 orang. Menurut Taggart dari deakin university Australia, dalam Mahmud (2011:20) model ini terdiri dari 4 komponen: a. Perencanaan, apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau mengubah anak sebagai solusi. b. Tindakan, upaya yang akan dilakukan untuk memperbaiki perubahan yang diinginkan. c. Observasi, mengamati hasil dari tindakan yang dilakukan d. Refleksi, peneliti melihat dan mempertimbangkan hasil dari media-media Tahap-tahap yang dilaksanakan dalam penelitian ini: Siklus I a. Tahap perencanaan Peneliti merancang rencana berupa rencana pembelajaran sebagai tindakan awal dalam penelitian, termasuk rancangan penggunaab media, materi ajar dan alat evaluasi. 5

1. Membuat RPP 2. Membuat panduan observasi untuk pengamatan pada penelitian dan aktivitas belajar siswa pada waktu pelaksanaan tindakan. b. Tahap pelaksanaan Setelah tahap perencanaan dirancang dilanjutkn dengan tahap pelaksanaan yang menggunakan media realita yang mana penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. c. Tahap observasi Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnyaa dan hasil observasi ini terlihatla. d. Reflesi Mempelajari kekurangan dan kelebihan dari hasil observasi kekurangan akan diperbaiki pada siklus berikutnya. Siklus II a. Tahapan perencanaan tindakan Pada tahapan perencanaan siklus II ini, ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan persiapan antara lain : 1. Rumusan tujuan pembelajaran 2. Menyusun rencana pembelajaran, pemecahan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan. 3. Membuatan lembar pengamatan 4. Membuat soal tes b. Tahapan tindakan Dalam proses penelitian siklus II, peneliti melakukan tindakan yaitu mengimplementasikan kegiatan pembelajaran yang langkah-langkahnya sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sudah dirancang. c. Tahap pengamatan Tindakan yang dilakukan penelitian dalam proses pembelajaran dipantau oleh kolaborator dengan menggunakan instrument observasi untuk guru dan siswa. Aspek yang diamati lebih, pada titik berat pada kekurangan hasil pengamatan siklus I. d. Tahap refleksi Dari hasil pemantauan terhadap guru dan siswa masih terdapat kelebihan dan kekurangan pada pelaksaanaan tindakan siklus II. Penelitian bersama teman sejawat merencanakan kembali tindakan yang akan silakukan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada. Perbaikan ini akan dilaksanakan pada penelitian siklus III. 6

Siklus III a. Tahap perencanaan tindakan Pada tahap perencanaan siklus III ini ada beberapa kegiatan yang harus dipersiapkan antara lain : 1. Rumusan tujuan pembelajaran 2. Menyusun rencana pembelajaran pemecahan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan. 3. Membuat lembar pengamat 4. Membuat soal tes b. Tahap tindakan Dalam proses penelitian siklus III, peneliti melakukan tindakan yaitu mengiplementasikan kegiatan pembelajaran yang langkah-langkahnya sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RRP) yang telah dirancang. c. Tahap pengamat Tindakan yang dilakukan peneliti dalam proses pembelajaran dipantau oleh kolaborator dengan menggunakan instrument observasi untuk guru dan siswa. Aspek yang akan diamati lebih titik berat pada kekurangan hasil pada siklus II. d. Tahap Reflesi Dari hasil pemantauan terhadap guru dan siswa masih terdapat kelebihan dan kekurangan pada pelaksanaan siklus II. Penelitian bersama teman sejawat merencanakan kembali kegiatan yang akan dilakukan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada. Analisis Data Sejalan dengan masalah penelitian, maka dat yang diperoleh dari hasil tes dan observasi kelas eksperimen akan diolah sesuai dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Untuk menjawab sub masalah 1 dan 2 dengan menghitung rata-rata skor IPKG I dan IPKG II. jumlah skor Rata-rata skor = jumlah indikator 2. Untuk menjawab sub masalah 3 dengan menghitung rata-rata nilai hasil belajar siswa. Rata-rata skor = jumlah nilai jumlah siswa Setelah diperoleh rata-rata nilai bandingkan dengan KKM ; Yang tuntas = orang Yang tidak tuntas= orang Persentasi siswa yang tuntas = jumlah siswa yang tuntas jumlah siswa x 100% 7

Deskripsi Data Sebelum Penelitian Tindakan Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan penelitian yang dilakukan pada tanggal untuk mendapatkan data pendahuluan untuk dijadikan sebagai dasar penelitian di SD Negeri 29 Landau Kodah kecamatan Sekadau Hilir. Data yang dimaksud adalah data yang berkaitan dengan rancangan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran pada hasil belajar siswa yang diperoleh pada saat berlangsungnya pembelajaran matematika dikelas I. Penelitian ini mengkaji sejauh mana peningkatan hasil belajar peserta didik setelah penerapan pembelajaran melalui media realita dengan alat peraga permen dikelas I Sekolah Dasar Negeri 29 Landau Kodah. Peningkatan hasil pembelajaran peserta didik dapat dilihat pada hasil observasi perserta didik terhadap pembelajaran matematika dan peningkatan hasil belajar siswa juga dapat dilihat dari hasil pengerjaan soal tes yang dilakukan siswa pada siklus I dan siklus II. Setelah melakukan siklus III ternyata terjadi peningkatan yang signifikan, walaupun peningkatannya tidak keseluruhan (100%) tetapi sudah dianggap mencapai hasil yang optimal. Sehingga penelitian dilakukan hanya sampai pada siklus III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang lebih menekankan pada perbaikan tindakan yang akan berdampak pada hasil belajar peserta didik didalam kelas. Pada siklus I dilaksanakan pembelajaran tentang materi penjumlahan dan pengurangan. Pada pembelajaran dengan menggunakan alat peraga permen. Terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik. Namun dari refleksi tindakan yang dilakukan, penerapan pembelajaran dinilai masih belum maksimal dan belum sesuai dengan dengan yang diharapkan, sehinggal berdampak pada belum maksimalnya hasil belajar peserta didik. Refleksi kekurangan pada siklus I menjadi dasar untuk perencanaan pada siklus selanjutnya. Pembahasan Pada siklus II, tindakan penelitian sudah sesuai dengan yang diharapkan sehingga berdampak baik pada hasil belajar peserta didik dikelas. Dengan media realita dan bantuan alat peraga permen, situasi kelas lebih aktif sehingga peserta didik lebih termotivasi pada matematika dan dampaknya hasil belajar peserta didik lebih meningkat sehingga indikator pembelajaran pun tercapai. 8

Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Kemampuan Guru Dalam Merencanakan Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Media Realita No Aspek Yang Diamati Siklus I Siklus II Siklus III 1 Perumusan tujuan pembelajaran 3 3,33 3,33 2 Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar 2,75 3,25 3,25 3 Pemilihan sumber belajar dan media 2,66 3,33 3,33 pembelajaran 4 Scenario/kegiatan pembelajaran 3 3 3,5 5 Penilaian hasil belajar 2,66 3,33 3,33 Skor Total 14,07 16,24 16,74 Skor Rata-Rata 2,81 3,24 3,34 Berdasarkan table 1, kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran matematika dalam menentukan penjumlahan bilangan dengan menggunakan media realita pada siklus I memiliki rata-rata 2,81dan pada siklus III mengalami peningkatan pada rata-rata IPKG I mencapai 3,34. Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Kemampuan Guru Dalam Melaksanakan Pembelajaran Matematika Dalam Menentukan Hasil Penjumlahan Dengan Metode Realita No Aspek yang diamati Siklus I Siklus II Siklus III I Prapembelajaran 3 3,5 3,5 II Membuka pembelajaran 2,5 3 3 III Kegiatan inti pembelajaran a. Penguasaan materi pembelajaran 2,5 2,75 3 b. Pendekatan / strategi pembelajaran 2,6 3 3 c. Pemanfaatan media 2,5 3 3,5 pembelajaran/sumber belajar d. Pembelajaran yang memicu dan 3 3,16 3,16 memelihara keterlibatan siswa e. Penilaian proses dan hasil belajar 3 3 3,5 f. Penggunaan bahasa 3 3 3 IV Penutup 3 3 3 Skor total (I+II+III+IV) 11,26 11,98 12,69 Skor rata-rata (I+II+III+IV)/ 4 = 2,81 2,99 3,17 Berdasarkan tabel kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan media realita dalam menentukan penjumlahan 9

bilangan pada siklus I memiliki rata-rata 2,81 mengalami peningkatan pada siklus III dengan rata-rata 3,17 peningkatan ini terjadi pada setiap aspek kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pentingnya peran guru sebagai motivator dapat membangkitkan dan mengarahkan tingkah laku peserta didik sehingga terjadi sejumlah tingkah laku yang diinginkan guru ditampilkan oleh peserta didik. Pada penelitian ini guru selalu memotivasi peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran, dan pada akhir kegiatan terlihat bahwa aktivitas siswa telah meningkat baik dalam mengerjakan tugas yang guru berikan. Selain peran guru dalam memotivasi peserta didik juga dipengaruhi oleh penggunaan media realita. Dengan menggunakan media realita maka peserta didik dapat memperagakan penjumlah secara langsung maupun menggunakan media yang sudah disediakan. Dari siklus I, II, dan III diperoleh rekapitulasi hasil belajar siswa dengan menggunakan media realita dalam menentukan hasil dari penjumlahan bilangan pada mata pelajaran matematika di kelas I Sekolah Dasar Negeri 28 Landau Kodah, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau. Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Media Realita Dalam Menentukan Hasil Penjumlahan Bilangan Nilai Siklus I Siklus II Siklus III Frekuensi (f) Fx Persentasi (%) Frekuensi (f) Fx Persentase (%) Frekuensi (f) Fx Persentase (%) 10 0 0 0% 0 0 0% 0 0 0% 20 0 0 0% 0 0 0% 0 0 0% 30 0 0 0% 0 0 0% 0 0 0% 40 0 0 0% 0 0 0% 0 0 0% 50 0 0 0% 0 0 0% 0 0 0% 60 11 660 39% 3 180 11% 0 0 0% 70 0 0 0% 0 0 0% 0 0 0% 80 12 960 43% 18 1440 64% 17 1360 61% 90 0 0 0 0 0 0% 0 0 0% 100 5 500 18% 7 700 25% 11 1100 39% Jumlah 28 2,060 100% 28 2320 100% 28 2460 100% Rata-rata 74 83 88 Dari data diatas diperoleh rata-rata pada siklus I sebesar 74, dan pada siklus II sebesar 83 sedangkan pada siklus III sebesar 88. Dengan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 9, dan dari siklus II ke siklus III sebesar 5. Dengan peningkatan KKM mencapai 75%. 10

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, secara umum dapat disimpulkan bahwa penerapan media realita dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Secara khusus, kesimpulan yang dapat diambil sejalan dengan sub-sub masalah adalah bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan media realita pada siswa kelas I SDN 29 Landau Kodah, yaitu : (1) Perencanaan pembelajaran matematika dengan metode media realita pada peserta didik kelas I SDN 29 Landau Kodah pada siklus I skor rata-rata diperoleh 2,81 (baik). Pada siklus II skor rata-rata diperoleh 3,24 (baik). Pada siklus III skor rata-rata diperoleh 3,34 (baik). (2) Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan media realita pada peserta didik kelas 1 SDN 29 Landau Kodah mengalami peningkatan dari siklus I sampai III, dimana pada siklus I pelaksanaan pembelajaran skor rata-rata 2,81 (baik). Pada siklus II diperoleh skor rata-rata 2,99 (baik). Pada siklus III diperoleh skor rata-rata diperoleh 3,17 (baik). (3) Hasil pembelajaran matematika denga media realita pada peserta didik kelas I SDN 29 Landau Kodah dengan rata-rata nilai pada siklus I adalah 75,71, pada siklus II adalah 82,86, dan pada siklus III adalah 87,85. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I kesiklus II adalah 7,15 dan dari siklus II ke siklus III adalah 4,99. (4) Dengan demikian penggunaan media realita dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 29 Landau Kodah. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dan setelah melihat kendalakendala yang dialami pada saat penelitian, maka diberikan beberapa saran dari penelitian ini sebagai berikut : Bagi sekolah ; a) Dapat memberikan informasi untuk memberikan pengajaran pada materi matematika lain yang sesuai. b) Pembelajaran langsung menggunakan media realita lebih tepat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa agar lebih mudah untuk memahami materi yang dirasakan sulit. c) Proses penerapan pembelajaran dengan menggunakan media nyata dapat lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran matematika khususnya materi tentang pembelajaran. DAFTAR RUJUKAN Hudoyo, Herman. (1990). Metode mengajar matematik. Jakarta. Direktorat jenderal pendidikan tinggi. Sudjana Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Suyitno, Amin. (2005). Pedidikan matematika I. Jurusan matematika FMIPA UNNES. Suyitno, Amin. 2005. Petunjuk Praktis Penelitian Tindakan Kelas. Semarang. 11

Udin S. W, ( patty 2007 : 22 ). Pengertian Media Realita, http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pgpaud_0603828_chapter2.pdf. Diakses pada tanggal 2 juli 2015 jam 17.34 wib. Wibawa. (1992). Pengertian media realita (artikel). http://www.google.com. Diakses pada tanggal 2 juli 2015 jam 18.55 wib. 12