PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI TIPE BUZZ GROUP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
Abstrak. Abstract PENDAHULUAN

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS ADOBE FLASH CS 6 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI SISTEM AC

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI MEMELIHARA KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN

PENGOPERASIAN KAMERA DSLR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

JURNAL TAMAN VOKASI VOL. 4 NO. 2 DESEMBER

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE

Lilik Anton Susilo (1) & Tarto Sentono (2) Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH

LINDA ROSETA RISTIYANI K

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN FIRING LINE UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT UKUR MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH MATA PELAJARAN PDTO

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR TEKNIK DENGAN METODE DRILL PADA SISWA KELAS X TKR 2 SMK N 1 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015

Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1

Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Entrepreneurship

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

Penerapan Model Pembelajaran Guided Note Taking

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MATERI GEOGRAFI POLITIK MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DAN SMALL GROUP DISCUSSION DI KELAS A/B STKIP PGRI PADANG

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PADA KOMPETENSI DASAR MEMELIHARA/SERVIS SISTEM PENDINGIN MESIN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

Oleh : A A Gde Wahyu Wicaksana, Universitas Negeri Yogyakarta,

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Ahmad HeruWibowo NIM

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

IMPROVEMENT OF SCIENCE LEARNING OUTCOMES THROUGH GROUP INVESTIGATION IN VB

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi di Kelas IV SDN 12 Biau

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MEMBUAT GAUN BAYI DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

PENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI MELALUI PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING SISWA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENALAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

Fika Yunifa Efrianingrum, Triwahyudianto, Rofi ul Huda Universitas Kanjuruhan Malang

Pendahuluan. Keywords: Mastery Learning, Student Activities, Result Of Learning

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DENGAN CUTTING ENGINE

PUBLIKASI ILMIAH AFRINA NUR BAITI A

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

ABSTRACT. Candra Rian Irawan 1 & Slamet Priyanto 2 1 & 2

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR NOTASI MUSIK MENGGUNAKAN APLIKASI ENCORE DI SMA NEGERI 7 PURWOREJO

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN PKn DI SD NEGERI 22 LUBUK MINTURUN

Keywords: cooperative learning, Two Stay Two Stray, learning outcomes.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PERTUKARAN KELOMPOK IMPROVING STUDENT S LEARNING OUTCOMES WITH EXCHANGE GROUPS METHODS

PENGGUNAAN italc SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK MUHAMMADIYAH PURWOREJO

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Oleh:

ISSN Oleh. (I Dewa Made Warnita) Guru Mata Pelajaran Fisika SMA Negeri 1 Selemadeg

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

ARTIKEL. Oleh : I MADE SEPTI ASTAWAN

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM)

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK MA'ARIF 2 GOMBONG KEBUMEN

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PETA

Hal. 1. : Nurcholish Arifin H, Pendidikan Teknik Otomotif :

Kata Kunci: Snowball Throwing, partisipasi, prestasi belajar, Teknik Elektronika Dasar.

IMANUEL DALAPANG K

Journal of Elementary Education

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

Pendahuluan. Novia Tri Yuniawati et al., Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples...

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PPKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IX.1 SMP N 4 PASAMAN. Sudirman 1) 1 SMP N 4 Pasaman

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Rahman et al., Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Sugestif...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendri Risfandi, 2014

Penerapan Metode Problem Posing (Pramudita Rahmanto) 1

PENGAJARAN REMEDIAL KERJA KELOMPOK DALAM PENGUASAAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TATA HIDANG DENGAN MODEL STAD DI SMKN 1 BAGOR NGANJUK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING

PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V C SD NEGERI 004 TEMBILAHAN KECAMATAN TEMBILAHAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED SISWA KELAS X SMA TAMAN MADYA JETIS YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS KELINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VB MELALUI PENDEKATAN PAILKEM DI SDN 29 GANTING UTARA KOTA PADANG

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

Transkripsi:

66 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XIX, Nomor 1, Tahun 2017 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI TIPE BUZZ GROUP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA IMPLEMENTATION OF BUZZ GROUP DISCUSSION LEARNING METHOD TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES Oleh: Deny Suharjono dan Bambang Sulistyo Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY suharjonodeny@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa XI TKR 3 SMK Ma arif 1 Wates setelah penerapan metode pembelajaran diskusi tipe buzz group pada teori kompetensi inti pemeliharaan kelistrikan kendaraan ringan. Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas dengan model Kemmis & McTaggart dengan subyek penelitian siswa kelas XI Progam Keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) 3 di SMK Ma arif 1 Wates. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua kali putaran (siklus). Setiap pertemuan menggunakan langkah-langkah: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran diskusi tipe buzz group dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi inti pemeliharaan kelistrikan kendaraan ringan kelas XI TKR 3 di SMK Ma arif 1 Wates. Persentase hasil belajar siswa pada pra siklus menunjukan 13,33% siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) dengan nilai ketuntasan yaitu 7,5. Sedangkan nilai rerata hasil belajar siswa pada pra siklus mencapai 5,2. Setelah diterapkan metode pembelajaran diskusi tipe buzz group pada siklus I persentase hasil belajar siswa yang telah memenuhi KKM meningkat menjadi 62,50% (meningkat 49,17% dari presentase pra siklus) dengan rerata hasil belajar mencapai 6,81. Sedangkan pada siklus II persentase hasil belajar siswa yang telah memenuhi KKM semakin meningkat menjadi 77,41% (meningkat 14,91% dari presentase pada Siklus I) dengan nilai rerata hasil belajar sebesar 7,72. Kata Kunci: metode pembelajaran buzz group, hasil belajar Abstract The purpose of this study was to determine the increased in student learning outcomes in class XI TKR 3 vocational high school of Ma'arif 1 Wates after the application of buzz group discussion learning methods on the theory of core competence electrical maintenance vehicles. This research was a classroom action research with Kemmis & McTaggart model. The research subjects were students of Lightweight Vehicle Engineering Expertise Programme grade XI TKR 3 class in SMK Maarif 1 Wates. This research was conducted in two cycles. Each meeting using the following steps: planning, action, observation, and reflection. The results showed that the application of buzz group discussion learning methods can improve student learning outcomes in core competencies electrical maintenance of light vehicles in class XI SMK TKR 3 Maarif 1 Wates. The percentage of student learning outcomes in pre-cycle showed 13.33% of students have met the minimum completeness criteria with a value of completeness that is 7.5. While the average value of student learning outcomes in pre-cycle reached 5.2. Once applied buzz group discussion learning methods in the first cycle the percentage of student learning outcomes that have met minimum completeness criteria increased to 62.50% (49.17% increased from the percentage of pre-cycle) with a mean learning outcomes 6.81. While on the second cycle the percentage of student learning outcomes that have met minimum completeness criteria increased become 77.41% (14.91% increased from the percentage in Cycle I) with a mean learning outcomes value reached 7.72. Keywords: buzz group method of learning, learning outcomes

Penerapan Meetode Pembelajaran (Deny Suharjono) 67 PENDAHULUAN Pada era globalisasi dan perkembangan jaman yang semakin modern seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Pendidikan adalah merupakan salah satu alat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Selain itu pendidikan menjadi salah satu faktor yang mendukung bagi kemajuan suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju merupakan citacita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Sehingga output dari proses pendidikan dapat menjadi tolok ukur maju atau mundurnya suatu bangsa karena pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan kemudian menetapkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan dan standar pembiayaan (Depdiknas, 2013). SKL tersebut secara garis besar tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 54 tahun 2013 tentang standar kompetensi lulusan SMK yang berisi kualifikasi lulusan dilihat tiga aspek yaitu : Sikap : Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Pengetahuan : Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Ketrampilan : Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri. Mutu lulusan SMK bisa dikatakaan baik apabila peserta didik mampu menerapkan apa yang telah didapat melalui pendidikan disekolah pada tempat di mana peserta didik bekerja. Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut bukanlah perkara yang mudah. Beberapa kebijakan telah ditetapkan oleh pemerintah dalam bidang pendidikan untuk meningkatkan mutu lulusan, diantranya standarisasi pendidikan dan peningkatan kualitas serta kuantitas guru. Namun pada kenyataannya kondisi SMK sampai tahun ini masih belum memiliki kualifikasi kemampuan seperti yang diharapkan dunia kerja. Salah satu contohnya ialah masih banyaknya lulusan SMK yang menganggur. Tingkat pengangguran terbuka penduduk menurut tingkat pendidikannya, berdasaarkan data dari Berita Resmi Statistik pada Febuari 2014 mencapai 7,2 juta orang dimana berdasarkan, bahwa lulusan Sekolah

68 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XIX, Nomor 1, Tahun 2017 Dasar menyumbang 3,69%, Sekolah Menengah Pertama 7,44 %, Sekolah Menengah Atas 9,10 %, Sekolah Menengah Kejuruan terdapat 7,21 % dari jumlah pengangguran (Berita Resmi dan materi yang akan diajarkan. Apabila metode yang digunakan dalam pembelajaran kurang tepat, maka dapat berakibat pada sulitnya membangun konsentrasi peserta didik. Statistik: http//www.bps.go.id/brs_file/naker Pemilihan metode pembelajaran juga dapat 06mei 14.pdf ). Jumlah peserta didik SMK yang tidak proporsional dengan kebutuhan dunia kerja baik dalam segi kuantitas maupun kualitas merupakan penyebab terjadinya peningkatan mempengaruhi dalam penyampaian materi. Apabila materi yang akan diajarkan sangat kompleks, maka kita harus memilih metode yang dapat melibatkan peserta didik untuk bekerjasama secara aktif dalam memahami jumlah pengangguran. Oleh sebab itu, materi. Metode tersebut diharapkan dapat peningkatan jumlah peserta didik SMK perlu mempertimbangkan banyak hal antara lain: potensi daerah untuk menyediakan lapangan kerja atau menyalurkan tenaga kerja ke daerah lain, pemilihan program studi keahlian yang mengajak semua peserta didik bekerjasama dan saling membantu dalam memahami materi. Pemilihan metode yang salah dapat menghambat dalam penyampaian materi. Hal ini dapat kita lihat dari pola pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan industri dan berlangsung saat ini, dimana guru yang kurang peningkatan daya saing lulusan SMK dalam era global tenaga kerja. Proses pembentukan lulusan yang berkualitas diperlukan perangkat-perangkat lain yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, sehingga terjadi pembelajaran kaya metode pembelajaran biasanya dalam menyampaikan materi hanya menggunakan metode konvensional seperti ceramah dan tanya-jawab. Metode ini dianggap kurang menarik bagi peserta didik, karena bersifat monoton dan kurang interaktif. yang efektif dan efisien. Baik dari segi proses SMK Ma arif 1 Wates sebagai pembelajaran, sarana dan prasarana maupun dari lingkungan belajar. Selain itu perlu adanya penyesuaian perangkat pembelajaran dengan karakteristik peserta didik seperti kurikulum, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, metode pembelajaran, bahan ajar, sumber lembaga pendidikan formal, selalu berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan kualitas dan membekali peserta didiknya dengan pengetahuan dan ketrampilan agar mampu bersaing di dunia kerja. Pembelajaran teori disampaikan terlebih dahulu kemudian di susul pembelajaran praktik. Pembelajaran teori belajar, dan sarana pendukung lainnya. Kompetensi Pemeliharaan Kelistrikan Salah satu perangkat pembelajaran yang mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran adalah metode pembelajaran Kendaraan Ringan dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Sumber belajar lain seperti Buku New Step, jarang yang digunakan. Pemilihan metode digunakan dalam pembelajaran. Dari data disesuaikan dengan karakteristik peserta didik Observasi yang dilakukan di SMK Ma arif 1

Penerapan Meetode Pembelajaran (Deny Suharjono) 69 Wates, pada saat guru menjelaskan dengan metode ceramah dan tanya jawab, peserta didik cenderung kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Peserta didik cenderung bosan juga kurang percaya diri untuk mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan memberikan tanggapan mengenai materi yang diajarkan. Peneliti juga melakukan wawancara kepada guru pengampu mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif kelas XI TRK 1 SMK Ma arif 1 Wates tentang hasil belajar siswa pada kompetensi Teknologi Dasar Otomotif. Nilai dari hasil belajar siswa pada kompetensi Teknologi Dasar Otomotif sebagai berikut : sebanyak 8 siswa (26,7%) kelas X TKR 1 belum memenuhi nilai Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) dan sebanyak 7 siswa (22,6%) kelas X TKR 2 belum memenuhi nilai KKM. Sedangkan pada kelas X TKR 3 terdapat 13 siswa ( 39,4% ) belum memenuhi KKM. Kelas X TKR 4 terdapat 7 siswa ( 22,6% ) belum memenuhi KKM dan pada X TKR 5 terdapat 7 siswa ( 25% ) belum memenuhi KKM. Sehubungan dengan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang Penerapan Metode Pembelajaran Diskusi Tipe Buzz Group Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI TKR 3 Pada Teori Kompetensi Inti Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan di SMK Ma arif 1 Wates. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 2) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pemecermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Jenis penelitian ini dipilih karena penelitian tindakan kelas merupakan salah satu strategi pemecahan masalah dengan memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan dalam mengatasi masalah yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi inti Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan kelas XI TKR 3 di SMK Ma arif 1 Wates. 2. Desain penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan McTaggart yaitu berbentuk spiral dari siklus satu ke siklus berikutnya. (Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2010: 20-21). Setiap siklus meliputi perencanaan (planning), tindakan dan pengamatan (action and observation) serta refleksi (reflection). Siklus akan diulangi apabila hasil penelitian belum tercapai (Suharsimi Arikunto, 2010: 132). Sehingga langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum pelaksanaan siklus I, terlebih dahulu dilakukan identifikasi permasalahan atau Observasi awal. Tahap pelaksanaan penilitian tindakan kelas menurut Kemmis & McTaggart dalam penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

70 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XIX, Nomor 1, Tahun 2017 Gambar 1. Siklus PTK Menurut Kemmis & McTaggart (Kusumah dan Dedi Dwitagama,2010: 21) Pengumpulan data menurut Suharsimi Arikunto (2005: 100) menyatakan metode atau teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa instrumen penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes (tes awal dan tes akhir) berupa soal pilihan ganda dan dokumentasi (daftar nama siswa, nilai semester genap kelas X TKR, silabus dan foto-foto kegiatan pembelajaran). Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMK Ma arif 1 Wates tahun pelajaran 2016/2017 kelas XI TKR 3 pada kompetensi inti pemeliharaan kelistrikan kendaraan ringan. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 27 September 2016 sampai tanggal 21 Oktober 2016. Subjek Penelitian Sesuai dengan judul yang peneliti mengajukan penerapan metode pembelajaran diskusi tipe buzz group untuk meningkatkan hasil belajar Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan di SMK Ma arif 1 Wates. Jadi sesuai dengan judul di atas, subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI Progam Keahlian Teknik Kendaraan Ringan kelas XI TKR 3 SMK Ma arif 1 Wates tahun ajaran 2016/2017. Data, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam metode ilmiah. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar siswa adalah tes obyektif, dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan satu jenis saja yaitu tes obyektif pilihan ganda. Tes obyektif bentuk pilihan ganda yaitu memilih beberapa kemungkinan jawaban yang semuanya benar, tetapi hanya ada satu jawaban yang paling benar. Tugas siswa adalah memilih jawaban yang paling benar tersebut. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuatitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa. Analisis data menggunakan teknik perhitungan hasil belajar individu dan mean (rerata) hasil belajar siswa. Ukuran lain yang digunakan adalah persentase belajar siswa secara klasikal. Hasil perhitungan tersebut juga digunakan untuk membandingkan antara kondisi awal sebelum dilakukan tindakan dengan hasil yang diperoleh setelah

Penerapan Meetode Pembelajaran (Deny Suharjono) 71 dilaksanakan tindakan berikut analisis data yang digunakan. HASIL PENELITIAN Siklus I Perencanaan Pada tahap perencanaan peneliti menyusun rancangan yang akan dilaksanakan yaitu menerapkan metode pembelajaran diskusi tipe buzz group. Adapun rencana tindakan sebagai berikut: 1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Standar Kompetensi Perbaikan Kelistrikan Otomotif. 2. Mempersiapkan handout sebagai acuan materi yang akan dibahas tiap kelompok. 3. Mempersiapkan soal evaluasi untuk siswa yang akan diberikan pada akhir siklus. 4. Mempersiapkan peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan selama pembelajaran berlangsung, yaitu kamera.. Pelaksanaan Tindakan Proses pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, yaitu pada hari rabu tanggal 12 oktober 2016. Pembelajaran pada siklus I membahas kompetensi dasar dasar hokum, fungsi dan cara kerja sistem starter konvensional dan reduksi. Pembelajaran ini dilakukan selama empat jam pelajaran (6 x 45 menit). Adapun rincian yang hendak dilaksanakan pada siklus I untuk penerapan metode diskusi tipe buzz group adalah sebagai berikut: (1) Kegiatan diawali dengan berdo a setelah itu dilanjutkan dengan memeriksa kehadiran siswa. Setelah guru melakukan presensi kepada siswa selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan sedikit materi yang akan dipelajari, memberi apersepsi dan memotivasi siswa. Alokasi waktu yang digunakan pada tahap kegiatan awal adalah 15 menit. (b) Kegiatan inti diawali dengan Penyampaian materi oleh guru mengenai sistem starter konvensional dan reduksi dengan alokasi waktu 75 menit. Membentuk kelompok diskusi menjadi 5 kelompok yang terdiri 6 siswa, Menyusun tempat duduk tiap-tiap kelompok diskusi agar jalannya diskusi dapat terjadi dengan lancar. Membentuk organisasi kelompok diskusi yang terdiri dari ketua kelompok, sekertaris, dan peserta diskusi Memberikan masalah atau pertanyaan yang harus dikerjakan kepada masing-masing kelompok diskusi setelahnya dilaksanakan diskusi pada kelompok masing-masing kelompok. Alokasi waktu untuk diskusi adalah 45 menit. Setelah diskusi, siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya kedepan kelas dan memberikan kesempatan kelompok lain apabila ada pertanyaan. Alokasi waktu untuk presentasi dan Tanya jawab 60 menit. (c) Siswa dikondisikan untuk berada pada tempat duduknya masing-masing, hal tersebut bertujuan agar siswa tidak melakukan penyimpangan seperti mencontek. Soal tes dan lembar jawab tes dibagikan pada setiap siswa. Guru akan langsung menegur siswa yang melakukan penyimpangan seperti mencontek, sehingga proses pelaksanaan evaluasi siklus I dapat berjalan dengan kondusif. Alokasi waktu untuk mengerjakan soal tes 40 menit. (d) Pada

72 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XIX, Nomor 1, Tahun 2017 kegiatan akhir guru memotivasi siswa agar lebih termotivasi untuk belajar mengenai sistem starter. Memberikan gambaran materi sehingga pembagian ada 2 kelompok yang cenderung kurang serius dalam pelaksanaan diskusi dan hanya menggandalkan temannya yang akan didiskusikan pada pertemuan saja. (b) Masih kurangnya timbal balik dari mendatang dan menutup pembelajaran dengan salam dan doa. siswa selama dalam proses presentasi baik dalam bertanya kepada kelompok lain ataupun memberikan tanggapan terhadap apa yang telah Hasil Tes dipresentasikan. (c) Pada saat diskusi ada Berdasarkan hasil tes dapat dilihat hasil beberapa siswa yang terlambat dalam belajar siswa yang telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) standar nilai sekolah yaitu terdapat 20 siswa yang masuk kategori lulus dengan persentase 62,50% dan 12 siswa yang masuk kategori belum lulus mengumpulkan hasil diskusi sehingga waktu yang digunakan menjadi mundur. (d) Hasil tes siklus I menunjukan 12 siswa masih di bawah KKM dan nilai rata-rata siswa masih rendah yaitu 6,81. dengan persentase sebesar 37,50 % dengan nilai rerata siklus I sebesar 6,81. Berdasarkan analisis data tes evaluasi pada siklus I dapat dilihat dalam tabel 1 berikut: Siklus II Perencanaan Setelah melihat kekurangan pada Tabel 1. Kelulusan Siswa Siklus I proses pembelajaran siklus 1, maka guru No Interval Jumlah mencoba menerapkan metode pembelajaran Persentase Ket Nilai Siswa diskusi tipe buzz group dengan: (1) 1 7.50-10 62.50% 20 Lulus menambahkan pertanyaan yang harus 2 0.00- Belum didiskusikan oleh kelompok masing-masing, 37,50% 12 7.49 Lulus (2) Pembagian kelompok ditentukan oleh guru dengan membagi rata siswa yang memiliki Refleksi Berdasarkan analisis terhadap tindakan siklus I di atas, menunjukkan bahwa tahapantahapan nilai memenuhi KKM dengan siswa yang belum memenuhi nilai KKM, (3) Guru memperingatkan dengan kepada siswa yang penerapan metode pembelajaran terlambat mengumpul hasil diskusi agar diskusi tipe buzz groub dengan acuan hasil kegiatan selanjutnya berjalan lancar, (4) Siswa yang didapat sudah berjalan cukup baik dalam diberitahu tentang materi yang akan hal pencapaian nilai prestasi yang didapat disampaikan pada pertemuan berikutnya namun adanya indikasi penyimpangan yang sehingga siswa diharapkan belajar tentang menuntut adanya perbaikan pada siklus materi tersebut dan dapat meningkatkan hasil selanjutnya. Kekurangan/ kendala yang belajarnya. dihadapi: (a) Pembentukan kelompok sesuai Pelaksanaan Tindakan tempat duduk saat dilakukan penelitian

Penerapan Meetode Pembelajaran (Deny Suharjono) 73 Langkah-langkah pembelajaran pada siklus II tidak jauh berbeda dengan siklus I. Proses pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, yaitu pada hari rabu tanggal 19 oktober 2016. Pembelajaran pada siklus II membahas materi kompetensi dasar pemeriksaan dan perbaikan sistem sistem starter konvensional dan raduksi. Pembelajaran ini dilakukan selama empat jam pelajaran (6 x 45 menit). Adapun rincian yang hendak dilaksanakan pada siklus II adalah sebagai berikut: (1) Kegiatan diawali dengan berdo a setelah itu dilanjutkan dengan memeriksa kehadiran siswa. Setelah guru melakukan presensi kepada siswa selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan sedikit materi yang akan dipelajari, memberi apersepsi dan memotivasi siswa. Alokasi waktu yang digunakan pada tahap kegiatan awal adalah 15 menit. (b) Kegiatan inti diawali dengan Penyampaian materi oleh guru mengenai pemeriksaan dan perbaikan sistem starter konvensional dan reduksi dengan alokasi waktu 75 menit. Membentuk kelompok diskusi menjadi 5 kelompok yang terdiri 6 siswa, Menyusun tempat duduk tiap-tiap kelompok diskusi agar jalannya diskusi dapat terjadi dengan lancar. Membentuk organisasi kelompok diskusi yang terdiri dari ketua kelompok, sekertaris, dan peserta diskusi Memberikan masalah atau pertanyaan yang harus dikerjakan kepada masing-masing kelompok diskusi setelahnya dilaksanakan diskusi pada kelompok masingmasing kelompok. Alokasi waktu untuk diskusi adalah 45 menit. Setelah diskusi, siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya kedepan kelas dan memberikan kesempatan kelompok lain apabila ada pertanyaan. Alokasi waktu untuk presentasi dan Tanya jawab 60 menit. (c) Siswa dikondisikan untuk berada pada tempat duduknya masing-masing agar siswa tidak melakukan penyimpangan seperti mencontek. Soal tes dan lembar jawab tes dibagikan pada setiap siswa. Guru akan langsung menegur siswa yang melakukan penyimpangan seperti mencontek, sehingga proses pelaksanaan evaluasi siklus II dapat berjalan dengan kondusif. Alokasi waktu untuk mengerjakan soal tes 40 menit. (d) Pada kegiatan akhir guru memotivasi siswa agar lebih termotivasi untuk belajar mengenai sistem starter dan menutup pembelajaran dengan salam dan doa. Hasil Tes Pada siklus II dalam pembelajaran menggunakan metode pembelajaran diskusi tipe buzz group, nilai rata-rata siswa mencapai 7.72 dengan persentase ketuntasan klasikal adalah 77,41%. Berdasarkan analisis data tes evaluasi pada siklus II dapat dilihat dalam tabel 2 berikut: Tabel 2. Kelulusan Siswa Siklus II Interval Jumlah No Persentase Ket. Nilai Siswa 1 7.50-10 77,41% 24 Lulus 0.00- Belum 2 22,59% 7 7.49 Lulus Refleksi Bererdasarkan analisis di atas, menunjukkan bahwa dalam tahap-tahap penerapan metode pembelajaran diskusi tipe buzz group

74 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XIX, Nomor 1, Tahun 2017 pada kompetensi perbaikan sistem starter telah berjalan dengan baik dan target utama Implikasi penerapan metode pembelajaran yaitu Berdasarkan hasil dari penelitian ini, dapat peningkatan hasil belajar telah tercapai sesuai dijelaskan bahwa penerapan metode yang telah direncanakan sebelumnya. Beberapa hasil yang diperoleh pada pembelajaran siklus II ini diantaranya: (1) Hasil belajar siswa pembelajaran diskusi tipe buzz group dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI TKR 3 di SMK Ma arif 1 Wates. Hasil penelitian ini meningkat dibandingkan siklus I, (2) Proses menunjukan bahwa penerapan metode pembelajaran berjalan dengan baik dan alokasi pembelajaran diskusi tipe buzz group lebih waktu pada tahapan inti sudah sesuai rencana. efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil SIMPULAN DAN SARAN belajar siswa yang lebih baik dari siklus ke Simpulan siklus, sehingga metode pembelajaran diskusi Berdasarkan hasil penelitian tindakan tipe buzz group dapat digunakan oleh sekolah kelas yang telah dilaksanakan dalam 2 (dua) atau guru untuk meningkatkan hasil belajar siklus pada penelitian ini menunjukkan bahwa siswa. penerapan metode pembelajaran diskusi tipe buzz group dapat meningkatkan hasil belajar Saran siswa pada Kompetensi Inti Pemeliharaan 1. Bagi Guru Kelistrikan Kendaraan Ringan kelas X1 TKR 3 a. Guru diharapkan dapat menerapkan di SMK Ma arif 1 Wates. Persentase hasil metode, strategi atau model belajar siswa pada pra siklus menunjukan pembelajaran yang bervariasi, dan 13,33% siswa telah memenuhi kriteria dapat melibatkan siswa dalam proses ketuntasan minimal (KKM) dengan nilai kegiatan pembelajaran agar siswa ketuntasan yaitu 7,5. Sedangkan nilai rerata tidak bosan, lebih semangat dalam hasil belajar siswa pada pra siklus mencapai belajar, dan siswa akan menjadi 5,2. Setelah diterapkan metode pembelajaran mandiri dalam kegiatan pembelajaran. diskusi tipe buzz group pada siklus I persentase b. Pelaksanna pembelajaran dangan hasil belajar siswa yang telah memenuhi KKM metode diskusi membutuhkan waktu meningkat menjadi 62,50% (meningkat yang cukup lama, oleh karenanya 49,17% dari presentase pra siklus) dengan harus bijaksana dalam mengatur rerata hasil belajar mencapai 6,81. Sedangkan waktu sehingga proses pembelajaran pada siklus II persentase hasil belajar siswa dapat berjalan dengan lancer dan yang telah memenuhi KKM semakin sesuai waktu yang telah direncanakan. meningkat menjadi 77,41% (meningkat 2. Bagi Peneliti Lain 14,91% dari presentase pada Siklus I) dengan a. Perlu dilakukan penelitian tindakan nilai rerata hasil belajar sebesar 7,72. kelas sejenis namun dengan cakupan

Penerapan Meetode Pembelajaran (Deny Suharjono) 75 materi lain yang lebih luas atau dengan mata pelajaran yang berbeda dan dengan model diskusi yang lain, sehingga dapat diketahui sejauh mana efektifitas penerapan metode pembelajaran diskusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran. b. Selalu menjaga komunikasi yang baik dengan siswa sehingga suasana pembelajaran menjadi menyenangkan, siswa bisa menikmati proses pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Evelin Siregar dan Hartini Nara. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Suharsimi Arikunto. (2005). Manajemen Penelitian. Cetakan ketujuh, Jakarta: Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks. (2014) http//www.bps.go.id/brs_file/ naker06mei 14.pdf. Badan Pusat Statistik.