BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

BAB III TINJAUAN WILAYAH

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

BAB III TINJAUAN KAWASAN

I. KARAKTERISTIK WILAYAH

penduduk yang paling rendah adalah Kabupaten Gunung Kidul, yaitu sebanyak 454 jiwa per kilo meter persegi.

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN SEKTOR PERIKANAN. 1. Kondisi Geografis dan Batas Wilayah Administrasi

BAB III TINJAUAN KAWASAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN LOKASI

KEADAAN UMUM WILAYAH. Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN WILAYAH DAN KAWASAN

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

BAB III TINJAUAN TENTANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DAN KAWASAN CA/TWA GUNUNG GAMPING

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pajak yang sangat

BAB IV. A. Pelaksanaan Pasal 24 huruf a, b, dan c Undang-undang Nomor 20 Tahun tentang Rumah Susun Oleh Pemerintah Kabupaten Sleman.

BAB III. TINJAUAN KHUSUS WISMA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Kondisi Wilayah Kaliurang Sleman Yogyakarta Gambaran Umum Wilayah Sleman

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. Kabupaten Sleman merupakan kabupaten yang memiliki luas areal sebesar

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Indonesia dimulai tahun 1971 pada saat dikeluarkanya intruksi pesiden Republik Indonesia

BAB III TINJAUAN WILAYAH

IV. KEDAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110 o sampai dengan

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BAB III TINJAUAN WILAYAH DAN KAWASAN

BAB III Tinjauan Lokasi dan Rumah Sakit Hewan di Yogyakarta 3.1 Tinjauan Kondisi Umum Kabupaten Sleman

BAB III TINJAUAN WILAYAH

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

BAB III TINJAUAN WILAYAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

BAB III TINJAUAN WILAYAH

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi.

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

KLASIFIKASI LAHAN UNTUK PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DI KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB IV TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA

BAB IV TINJAUAN LOKASI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH PUSAT PERTUNJUKAN KOMUNITAS MUSIK INDIE DI YOGYAKARTA. Gambar 3.1. Wilayah Administrasi Provinsi DIY Sumber :

BAB II PROFIL DAERAH KABUPATEN SLEMAN & BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN SLEMAN

BAB III TINJAUAN KAWASAN / WILAYAH SLEMAN, YOGYAKARTA. 3.2 Tinjauan Umum Kabupaten Sleman Kecamatan Depok, Yogyakarta Kondisi Administrasi

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. IV.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 18% dari luas wilayah DIY, terbentang di antara 110 o dan 110 o 33 00

BAB 3 POTENSI DAN KONDISI LOKASI

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan. Youdastyo / Kompleks Wisata Perikanan Kalitirto I- 1

BAB III: TINJAUAN LOKASI

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA Kondisi Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB 2. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH KULON PROGO

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo 3.1 TINJAUAN KONDISI UMUM KABUPATEN KULON PROGO

I. PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) atau lebih populer dengan sebutan

BAB III TINJAUAN LOKASI

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB III TINJAUAN KAWASAN KALIURANG, PAKEM, SLEMAN

BAB III GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK ROCK DI DENPASAR

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

I. PENDAHULUAN. pangan. Beraneka bahan pangan seperti sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan. Ketersediaan pangan

BAB III TINJAUAN KAWASAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN LOKASI TAPAK YOUTH CENTER

BAB III PUSAT SENI KERJANINAN BAMBU DI DESA WISATA BRAJAN Kondisi Administratif Kabupaten Sleman

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB III TINJAUAN KAWASAN / WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN KLATEN

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. 1. Sejarah Berdirinya Kabupaten Sleman. Keberadaan Kabupaten Sleman dapat dilacak pada Rijksblad no.

*terdiri dari kolam/empang/tebat, tanah kuburan, jalan, dan lapangan.

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Berbudaya dan Terintegrasikannya sistem e-government menuju smart. regency (kabupaten cerdas) pada tahun 2021.

Perencanaan dan Perancangan Maguwoharjo Sport Center BAB III TINJAUAN WILAYAH / KAWASAN BAB III TINJAUAN WILAYAH / KAWASAN

TINGKAT KERUSAKAN LINGKUNGAN FISIK AKIBAT PENAMBANGAN PASIR DAN BATU DI KECAMATAN TURI DAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terhadap barang ini pun kian meningkat seiring bertambahnya jumlah

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI

Berdasarkan pernyataan Visi yang diinginkan sebagai tersebut diatas selanjutnya misi Polres Sleman adalah sebagai berikut:

BAB III TINJAUAN LOKASI Studio Foto Sewa di Kota Yogyakarta

BAB III TINJAUAN KAWASAN/WILAYAH YOGYAKARTA

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

BAB III TINJAUAN WILAYAH

Transkripsi:

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Sleman 3.1.1 Kondisi Geografis Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Sleman sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, Propinsi DIY dan Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah dan sebelah selatan berbatasan dengan Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi D.I.Yogyakarta. Luas Wilayah Kabupaten Sleman adalah 57.482 Ha atau 574,82 Km2 atau sekitar 18% dari luas Propinsi Daerah Istimewa Jogjakarta 3.185,80 Km2,dengan jarak terjauh Utara Selatan 32 Km,Timur Barat 35 Km. Secara administratif terdiri 17 wilayah Kecamatan, 86 Desa, dan 1.212 Dusun. 3.1.2 Kondisi Geologis Kondisi geologi di Kabupaten Sleman didominasi dari keberadaan gunung Merapi. Formasi geologi dibedakan menjadi endapan vulkanik, sedimen, dan batuan terobosan, dengan endapan vulkanik mewakili lebih dari 90% luas wilayah. Material vulkanik gunung Merapi yang berfungsi sebagai lapisan pembawa air tanah (akifer) yang sudah terurai menjadi material pasir vulkanik, yang sebagian besar merupakan bagian dari endapan vulkanik Merapi muda. Material vulkanik Merapi muda ini dibedakan menjadi 2 unit formasi geologi yaitu formasi Sleman (lebih di dominasi oleh endapan piroklastik halus dan tufa) di bagian bawah dan formasi Yogyakarta (lebih di dominasi oleh pasir vulkanik berbutir kasar hingga pasir berkerikil) di bagian atas 10. Formasi Yogyakarta dan formasi Sleman ini berfungsi sebagai lapisan pembawa air utama yang sangat potensial dan membentuk satu sistem akifer yang di sebut Sistem Akifer Merapi (SAM). Sistem akifer 10 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman tahun 2011-2015 hal.ii-8 38

tersebut menerus dari utara ke selatan dan secara administratif masuk dalam wilayah Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul. Jenis tanah di Kabupaten Sleman terbagi menjadi litosol, regosol, grumosol, dan mediteran. Sebagian besar di wilayah Sleman didominasi jenis tanah regosol sebesar 49.262 ha (85,69%), mediteran 3.851 ha (6,69%), litosol 2.317 ha (4,03%), dan grumusol 1.746 ha (3,03%). 3.1.3 Kondisi Hidrologis Air tanah Merapi yang mengalir di bawah permukaan secara rembesan bergerak menuju daerah yang lebih rendah terpotong oleh topografi, rekahan atau patahan maka akan muncul mata air. Di Kabupaten Sleman terdapat 4 jalur mata air (springbelt) yaitu: jalur mata air Bebeng, jalur mata air Sleman-Cangkringan, jalur mata air Ngaglik dan jalur mata air Yogyakarta 11. Mata air ini telah banyak dimanfaatkan untuk sumber air bersih maupun irigasi. Selain itu, pemanfaatan penggunaan air tanah Sleman masih dalam tingkat sedang sehingga memiliki cadangan air tanah yang dapat digunakan dan tetap dilestarikan dengan dibuatnya daerah resapan air, pembuatan biopori, dan sumursumur resapan. Gambar 3. 1 Peta Zona Tingkat Pemanfaatan Air Tanah di Yogya-Sleman Sumber: Jurnal Cadangan Air Tanah CAT Yogya-Sleman,2013 11 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman tahun 2011-2015 hal.ii-9 39

3.1.4 Kondisi Klimatologis Kondisi iklim di sebagian besar wilayah Kabupaten Sleman termasuk tropis basah, hari hujan terbanyak dalam satu bulan 25 hari. Kecepatan angin maksimum 6,00 knots dan minimum 3,00 knots, rata-rata kelembaban nisbi udara tertinggi 97,0% dan terendah 28,0%. Temperatur udara tertinggi 32 C dan terendah 24 C. Kondisi agroklimat di atas menunjukkan bahwa iklim di wilayah Kabupaten Sleman pada umumnya cocok untuk pengembangan sektor pertanian dan perikanan. 3.1.5 Ketinggian Wilayah Ketinggian wilayah Kabupaten Sleman berkisar antara < 100 sd >1000 m dari permukaan laut. Ketinggian tanahnya dapat dibagi menjadi tiga kelas yaitu ketinggian < 100 m, 100 499 m, 500 999 m dan > 1000 m dari permukaan laut. Ketinggian < 100 m dari permukaan laut seluas 6.203 ha atau 10,79 % dari luas wilayah terdapat di Kecamatan Moyudan, Minggir, Godean, Prambanan, Gamping dan Berbah. Ketinggian > 100 499 m dari permukaan laut seluas 43.246 ha atau 75,32 % dari luas wilayah, terdapat di 17 Kecamatan. Ketinggian > 500 999 m dari permukaan laut meliputi luas 6.538 ha atau 11,38 % dari luas wilayah, meliputi Kecamatan Tempel, Turi, Pakem dan Cangkringan. Ketinggian > 1000 m dari permukaan laut seluas 1.495 ha atau 2,60 % dari luas wilayah meliputi Kecamatan Turi, Pakem, dan Cangkringan. 3.1.6 Kondisi Sarana Pendidikan Menurut Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Sleman memiliki 1.316 sekolah yang terbagi menjadi beberapa jenjang pendidikan diantaranya: TK: 492 unit, SD: 504 unit, SMP: 111 unit, SMA:42 unit, SMK: 58 unit, RA: 47 unit, MTs: 22 unit, MI: 26 unit, MA: 14 unit. Selain itu terdapat banyak perguruan tinggi yang terletak di Sleman, seperti UGM, UAJY, UPN, dll. 3.1.7 Kondisi Sarana Pariwisata Sleman memiliki beragam sarana pariwisata. Beberapa sarana parawisata yang terkenal di Sleman antara lain: Wisata Alam terletak di daerah Kaliurang dan 40

di daerah lereng gunung merapi. Wisata Sejarah terletak di berbagai macam sudut Sleman dengan banyaknya bangunan bersejarah yang tersebar di seluruh kabupaten Sleman. Wisata Kuliner terletak di Condongcatur dengan didirikannya Taman Kuliner Condongcatur. Selain itu, terdapat sentra kuliner khas belut yang terletak di Kecamatan Godean. 3.1.8 Kondisi Kelompok Perikanan Sleman memiliki banyak kelompok perikanan yang tersebar di seluruh daerah. Kelompok perikanan ini bergerak dalam bidang budidaya ikan air tawar yang telah menjadi komoditas. Beberapa ikan yang menjadi komoditas adalah ragam ikan hias, lele, nila, mas, gurameh. Beberapa daerah yang memiliki kelompok budidaya perikanan adalah Cangkringan dengan budidaya ikan lele, nila dan mas. Berbah memiliki kelompok budidaya koi. Godean, Minggir, dan Seyegan memiliki kelompok budidaya ikan lele, nila dan gurameh. Godean dan Seyegan juga pernah membudidayakan ikan belut namun belum berhasil karena kurangnya pengetahuan tentang belut. Ditinjau dari kondisi alam, Kabupaten Sleman tepat digunakan sebagai lokasi penelitian belut dikarenakan Sumber Daya Alam yang dimiliki cukup optimal dan cocok untuk kegiatan penelitian belut. Ditinjau dari sarana pendidikan dan pariwisata, hadirnya pusat studi pengembangan belut di Sleman nantinya menjadi tempat yang baik untuk melakukan kegiatan riset dan tempat belajar. Pusat Studi Pengembangan Belut nantinya dapat membantu para kelompok pembudidaya khususnya di daerah Godean, Minggir, dan Seyegan karena daerah tersebut pernah mencoba membudidayakan belut. Selain kelompok pembudidaya belut, terdapat juga pengepul belut yang memenuhi kebutuhan belut di Godean. Pengepul belut tersebut berada di daerah Seyegan. Sehingga, lokasi yang tepat untuk Pusat Studi Pengembangan Belut adalah di daerah Godean, Minggir, atau Seyegan. 41

3.2 Tinjauan Lokasi Pusat Studi Pengembangan Belut 3.2.1 Latar Pemilihan Lokasi dan Tapak Kabupaten Sleman di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dipilih sebagai tempat Pusat Studi Pengembangan Belut ini akan dibangun. Sebagai kabupaten yang memiliki potensi alam yang melimpah, kabupaten Sleman memiliki banyak industri pertanian, peternakan, dan perikanan. Salah satu industri yang akan berkembang di Sleman adalah Industri Perikanan. Khususnya perikanan belut yang ada di Godean, Minggir dan Seyegan. Sehingga, kehadiran Pusat Studi Pengembangan Belut nantinya dapat membantu berbagai pihak yang bergerak dalam industri belut dan turut mengembangkan Godean sebagai sentra kuliner khas belut. 3.2.2 Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Kriteria pemilihan lokasi dan tapak untuk pusat studi pengembangan belut didasarkan pada beberapa pertimbangan yaitu : 1. Kondisi alam yang mendukung kegiatan penelitian Lokasi tapak harus mendukung kegiatan penelitian terutama penelitian untuk bidang perikanan yaitu ikan belut. Kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan klimatologis harus sesuai dan optimal untuk habitat alami belut. 2. Lokasi di tengah masyarakat Sebagai tempat penelitian, pusat studi pengembangan belut sebagai tempat yang rekreatif untuk belajar belut bagi masyarakat awam. Sehingga letaknya ditengah masyarakat akan lebih mengundang dan menarik minat masyarakat untuk belajar mengenai belut. 3. Dekat dengan pelaku yang terlibat dalam industri belut Lokasi tapak diharapkan tidak terlalu jauh dengan pelaku yang terlibat dalam industri belut. Pelaku yang terlibat antara lain kelompok pembudidaya ikan yang pernah membudidayakan belut dan pelaku yang mengimpor belut dari luar Godean untuk memenuhi kebutuhan belut di Godean. Kedekatan tapak dengan pelaku industri belut diharapkan dapat mendorong perkembangan penelitian dan budidaya belut di Godean. 42

4. Akses yang terjangkau Memiliki kemudahan akses sehingga dekat dengan jalan utama. Akses jalan menuju tapak merupakan jalan tingkat lokal dengan jalan yang melayani angkutan umum dengan ciri perjalanan dekat, kecepatan rendah, dan jumlah akses keluar-masuk yang tidak dibatasi. Akses jalan menuju tapak merupakan jalan dua arah dan lebar, serta tidak menimbulkan potensi kemacetan lalu lintas. 5. Peruntukan Lahan yang sesuai Berada pada lahan yang digunakan untuk kegiatan penelitian dan kegiatan perikanan sesuai dengan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan yang berlaku di Pemerintah. 6. Jaringan utilitas yang memadai Terdapat fasilitas umum berupa jaringan listrik, jaringan air bersih dan air kotor, jaringan telepon, serta infrastruktur lain yang mampu mawadahi aktivitas bangunan. 3.2.3 Alternatif Lokasi Tapak Terdapat beberapa tapak yang memiliki potensi dan layak untuk dijadikan lokasi tapak, lokasi tapak ini mengacu pada kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Berikut ini beberapa alternatif tapak yang ditinjau dari kriteria pemilihan lokasi dan tapak. Beberapa alternatif tersebut antara lain: 3.2.3.1 Alternatif Lokasi Tapak 1 Gambar 3. 2 Gambar Lokasi Alternatif tapak 1 Sumber: Google Earth Imagery, diolah penulis 2016 43

Gambar 3. 3 Kondisi Eksisting Tapak 1 Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016 Tapak berada 600 meter sebelah Utara Pasar Godean. Tepatnya di kelurahan Margoluwih, Seyegan, Sleman. Tapak ini memiliki luas 9408,24 m 2. Batas-batas pada tapak antara lain: Utara : Area Perkebunan dan Usaha Timur : Pemukiman Selatan : Sawah dan Pemukiman Barat : Sawah Kelebihan dari alternatif lokasi tapak 1 ditinjau dari kriteria pemilihan lokasi dan tapak: 1. Kondisi alam pada tapak 1 optimal untuk kegiatan penelitian perikanan. Dengan kondisi eksisting berupa daerah persawahan didominasi kondisi tanah yang subur. 2. Berada ditengah masyarakat yaitu berbatasan dengan pemukiman penduduk di bagian timur tapak. Tapak dan pemukiman tidak berbatasan langsung tetapi diselingi oleh jalan sehingga tapak tetap dekat dengan pemukiman namun tidak terganggu dengan aktivitas pemukiman. 44

3. Lokasi berjarak 526 meter dari kelompok perikanan yang pernah membudidayakan belut. Lokasi berjarak 552 meter dari pengepul belut di Seyegan. 4. Akses mudah dengan kondisi jalan beraspal. berada di utara Jalan Godean dengan jarak kurang lebih 600 meter. Jauh dari kebisingan kendaraan bermotor yang berlalu lalang di Jalan Godean. Kondisi jalan memiliki lebar 7,5 meter dengan intensitas lalu lintas kendaraan sedang. 5. Peruntukan lahan sesuai dengan rencana tata ruang dan wilayah pemerintah sebagai kawasan pengembangan jasa dan campuran. 6. Jaringan utilitas lengkap meliputi jaringan air bersih, selokan, dan listrik. Kelemahan dari alternatif lokasi tapak 1 : 1. Jika pengunjung datang dari arah barat, jalan ke selatan ini cukup sulit untuk diseberangi karena padatnya lalu lintas Jalan Godean. 2. Tidak terdapat jaringan telepon. 3.2.3.2 Alternatif Lokasi Tapak 2 Gambar 3. 4 Gambar Lokasi Alternatif Tapak 2 Sumber: Google Earth Imagery, diolah penulis 2016 45

Gambar 3. 5 Kondisi Eksisting Tapak 2 Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016 Tapak berada 120 meter sebelah selatan Pasar Godean. Desa Sidoluhur, Godean, Sleman. Tapak ini memiliki luas 8692,2 m 2. Batas-batas pada tapak antara lain: Utara : Perkebunan Timur : Pemukiman penduduk Selatan : Sawah Barat : Jalan raya Kelebihan dari alternatif lokasi tapak 2 ditinjau dari kriteria pemilihan lokasi dan tapak : 1. Kondisi alam pada tapak 2 optimal untuk kegiatan penelitian perikanan. Dengan kondisi eksisting berupa daerah persawahan didominasi kondisi tanah yang subur. 2. Berada ditengah masyarakat yaitu berbatasan dengan pemukiman penduduk di bagian timur tapak. Tapak dan pemukiman tidak berbatasan langsung tetapi diselingi oleh jalan sehingga tapak tetap dekat dengan pemukiman namun tidak terganggu dengan aktivitas pemukiman 3. Lokasinya berada di selatan sentra kuliner belut dengan akses jalan yang lurus dan jelas. 4. Akses mudah dengan kondisi jalan yang sudah beraspal. berada di selatan Jalan Godean dengan jarak kurang lebih 100 46

meter. Jauh dari kebisingan kendaraan bermotor yang berlalu lalang di Jalan Godean. Kondisi jalan memiliki lebar 4,5 meter dengan intensitas lalu lintas kendaraan yang rendah. 5. Peruntukan lahan sesuai dengan rencana tata ruang dan wilayah pemerintah sebagai kawasan pengembangan jasa dan campuran. 6. Jaringan utilitas lengkap meliputi jaringan air bersih, selokan, listrik, dan telepon. Kelemahan dari alternatif lokasi tapak 2 : 1. Jika pengunjung datang dari arah barat, jalan ke selatan ini cukup sulit untuk diseberangi karena padatnya lalu lintas Jalan Godean. 2. Tidak terjangkau kendaraan umum karena kendaraan umum hanya sampai Jalan Godean. 3.2.4 Lokasi Tapak Terpilih Ket: A=4, B=3, C=2, D=1 Dari dua alternatif tapak yang telah ditentukan sebelumnya, dilakukan skoring untuk menentukan lokasi tapak yang lebih optimal untuk digunakan dalam perencanaan perancangan pusat studi pengembangan belut di Sleman. Tabel 3. 1 Tabel Skoring Tapak Alternatif 1 Alternatif 2 No. Kriteria Bobot Skor Total Skor Total 1 Kondisi Alam 30 B 90 B 90 2 Lokasi di tengah masyarakat 20 B 60 B 60 3 Kedekatan dengan pelaku belut 10 A 40 B 30 4 Akses terjangkau 10 B 30 B 30 5 Peruntukan Lahan 10 A 40 A 40 6 Jaringan Utilitas 10 B 30 B 30 Total 100 290 280 Sumber: Analisis Penulis2016 Berdasarkan tabel skoring tapak, alternatif tapak 1 terpilih untuk digunakan sebagai lokasi perencanaan dan perancangan Pusat Studi Pengembangan Belut di 47

Sleman. Tapak terpilih berada di Kelurahan Margoluwih, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman. Menurut Dinas PU, peraturan dari tapak terpilih adalah KDB=50%. KLB=1,8. GSB Jalan Lingkungan=2 m dari tepi jalan. GSB Jalan Utama=9,5 m dari tepi jalan. Peruntukan lahan digunakan untuk fungsi jasa, campuran, dan persawahan. Gambar 3. 6 Gambar Tapak Terpilih Sumber: Analisis Penulis, 2016 48