BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1,2,3 Dosen Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Denpasar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Borang Audit Internal Mutu (AIM) Lingkup ISO: Program Studi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada Bab IV, maka hasil penelitian ini dapat

SOFT VIEW - PRODI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GRAHA NUSANTARA 2014

KAJIAN RELEVANSI LULUSAN FAKULTAS TEKNIK TAHUN

TANGGAPAN PENGGUNA LULUSAN PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK KIMIA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tracer Study: Kajian Profil Lulusan dan Relevansi Kurikulum Program Studi Pendidikan Matematika Tahun Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. negara terus menerus melakukan berbagai upaya internasional untuk

HASIL KUISIONER TRACER STUDY ALUMNI 2014/2015

SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

MANUAL SPMI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

Pedoman Pelaksanaan Tracer Study Politeknik Negeri Lhokseumawe

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

PENELUSURAN ALUMNI (TRACER STUDY) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP PGRI SEMARANG SEBAGAI UPAYA KAJIAN RELEVANSI

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Evaluasi DUDI terhadap Lulusan ITB 2016

TRACER STUDY MAHASISWA LULUSAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI. Sriyono Dosen Jurusan Geografi FIS - UNNES. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rohyan Sosiadi, 2013

KAJIAN RELEVANSI LULUSAN JURUSAN PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM IAIN ANTASARI BANJARMASIN (DARI TAHUN )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan berkelanjutan merupakan tuntutan mendesak yang diperlukan

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN METODE TIM

Career Development Center (CDC)

PERAN PUSAT KARIR DALAM MENYIAPKAN KARIR MAHASISWA. Oleh: Prof. Dr. Ir. Nuni Gofar, M.S. (Kepala UPT Pusat Pengembangan Karakter dan Karir Unsri)

TINJAUAN MANAJEMEN AGUSTUS 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya pembangunan keluarga sejahtera dan pemberdayaan bidan tidak

LEMBAGA PUSAT KARIR DAN HUBUNGAN ALUMNI

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi,

RENCANA OPERASIONAL PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN STIE KBP TAHUN

PERSEPSI LULUSAN JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI TERHADAP KESESUAIAN KURIKULUM JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI DENGAN KEBUTUHAN DUNIA KERJA

LAPORAN HASIL TRACER STUDY FAKULTAS AGAMA ISLAM UMSURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan Penilaian

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GRAHA NUSANTARA

LAPORAN PENELITIAN ANALISIS EVALUASI KINERJA LULUSAN PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sejak dua dekade yang lalu (Wynia et al., 1999). Banyak hal yang

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

STANDAR AKADEMIK STIKES RS BAPTIS KEDIRI. Standar 3 Kompetensi Lulusan

LAPORAN UMPAN BALIK PENGGUNA LULUSAN PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PERTANAHAN STPN

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi dan perdagangan bebas yang dimulai tahun 2003 melalui

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan, dan penilaian. Suasana pembelajaran akan mampu. menciptakan lingkungan akademis yang harmonis dan produktif, jika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu

SPESIFIKASI PROGRAM STUDI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TRACER STUDY PENDIDIKAN PROFESI AKUNTAN JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM

KATA PENGANTAR. Semarang, 21 Desember UPT. Layanan Karir dan Alumni (UDINUS Career Center) Andik Setyono, M.Kom, Ph.D NPP:

KURIKULUM INSTITUSI PROGRAM DIPLOMA III GIZI JURUSAN GIZI

KETUA PANITIA: TOTO SUPRIYANTO, S.T., M.T

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan

KAJIAN RELEVANSI LULUSAN JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI UNY TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Sebagai jenjang pendidikan paling tinggi dalam sistem pendidikan nasional maka

KATA PENGANTAR. Surakarta, Januari 2016 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP

PEDOMAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TAROGONG

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

Data jumlah mahasiswa reguler tujuh tahun terakhir, adalah sebagai berikut :

Jurnal Electronics, Informatics, and Vocational Education (ELINVO), Volume 1, Nomor 1, November 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Gambaran kinerja..., Tutik Hartini, FKM UI, 2009

SPESIFIKASI JURUSAN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA SP.UJM-JM-FE-UB.01

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan

LAPORAN KEPUASAN INDUSTRI PENGGUNA LULUSAN TAHUN 2016 PROGRAM STUDI S2 MANAJEMEN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU

BAB 1 PENDAHULUAN. No.269/MENKES/PER/III/2008 pasal 1 ayat 3 adalah tempat. untuk praktik kedokteraan atau kedokteran gigi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tinggi dituntut untuk membekali diri dengan kompetensi terstandar sebagai bekal

RENCANA KINERJA TAHUNAN. Unit Pelaksana Teknis : Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta Tahun : 2015 NO SASARAN INDIKATOR TARGET PROGRAM/KEGIATAN

Jenis Kelamin Tempat dan Tgl. Lahir Alamat Rumah Alamat Kantor Tahun Masuk S1 Tahun Lulus S1

KEBIJAKAN MUTU AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi

BAB I VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. A. Visi Menghasilkan tenaga kesehatan profesional dan kompetitif

Review Artikel : JVTE Volume 15, Number 1, Fall Judul :

Informasi/umpan balik tersebut ditujukan secara khusus kepada perusahaan/lembaga/instansi dimana alumni mengabdikan pengetahuannya selama ini.

KURIKULUM SHINTA DORIZA & AENG MUHIDIN

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Production Based Education Sebagai Upaya Meningkatkan Mutu Lulusan Pendidikan Vokasi Di Akademi Teknik Soroako

KASYFI HARTATI Disampaikan pada ASM 2014

I.1 Latar Belakang. Universitas Indonesia. Gambaran kompetensi perawat..., Rahmika Putri, FKMUI, 2009

Ijazah yang diberikan untuk jurusan Teknika adalah : - Ijazah Akademik : Diploma III (A.Md) - Ijazah Profesi : ATT III (Ahli Teknika Tingkat III)

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

2015 SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. tingkat diploma. Pemikiran dasar jenjang pendidikan ini adalah untuk

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dalam upaya menghasilkan karyawan berkualitas.

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

STANDAR AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA

PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN PROFESI AKUNTAN (PPAk) JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA ( JAFEB UB) MALANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

BAB 1 : PENDAHULUAN. orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) kesehatan merupakan faktor penting dalam sebuah institusi kesehatan. SDM kesehatan berperan memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pengembangan SDM kesehatan merupakan faktor kunci dalam pencapaian tujuan pembangunan milenium atau Millennium Development Goals (MDGs) dan peningkatan status kesehatan masyarakat. Lahirnya SDM kesehatan terutama tenaga kesehatan, tidak lepas dari peranan insititusi pendidikan tinggi kesehatan. Intitusi pendidikan tinggi kesehatan ini akan menciptakan SDM kesehatan berupa lulusan yang diharapkan siap diserap oleh masyarakat sebagai penggunanya. Lulusan/alumni ini merupakan ujung tombak dari akuntabilitas sebuah institusi pendidikan tinggi. Keberadaan, kekurangan bahkan kelebihan sebuah institusi tidak akan lepas dari kualitas alumni. Terserapnya alumni pada dunia kerja, mampu menjadi dasar sebuah institusi patut dipertahankan atau tidak. Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Denpasar yang berada di bawah naungan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (BPPSDM) Kesehatan merupakan salah satu institusi pendidikan tinggi kesehatan yang berperan dalam melahirkan lulusan tenaga kesehatan yang berkompeten. Poltekkes Denpasar menyelenggarakan program pendidikan Diploma III dan Diploma IV, yang tersebar pada 6 jurusan salah satunya adalah Jurusan Analis Kesehatan. Kebutuhan terhadap tenaga analis kesehatan dalam menunjang pelayanan kesehatan di bidang laboratorium, menjadi latar belakang berdirinya jurusan ini pada tahun 2009. Walaupun masih tergolong muda dan masih terakreditasi B, jurusan ini sudah mampu menghasilkan lulusan sesuai dengan standar kompetensi dengan serapan sebanyak 94,7 % lulusan yang bekerja sesuai dengan bidangnya. Pelayanan laboratorium kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Laboratorium kesehatan 1

2 sebagai salah satu unit pelayanan kesehatan, diharapkan dapat memberikan informasi yang teliti dan akurat tentang aspek laboratoris terhadap specimen/sampel yang pengujiannya dilakukan di laboratorium. Masyarakat menghendaki mutu hasil pengujian laboratorium terus ditingkatkan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan penyakit. Ahli teknologi laboratorium kesehatan (medical laboratory technologist) yang terdiri para analis kesehatan dan praktisi laboratorium lainnya harus senantiasa mengembangkan diri dalam menjawab kebutuhan masyarakat akan adanya jaminan mutu terhadap hasil pengujian laboratorium dan tuntutan diberikan pelayanan yang prima. Pengetahuan dan metodologi dari berbagai disiplin ilmu, di antaranya biologi, kimia, dan fisika untuk membantu dan atau menegakkan diagnosis penyakit, pemantauan pengobatan serta pencegahan penyakit pada manusia, digunakan oleh analis kesehatan dalam melakukan pengujian secara laboratoris. Tugas pokok analis kesehatan adalah melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imunologiserologi, parasitologi, mikologi, toksikologi, kimia air, makanan/minuman dan patologi anatomi. Analis kesehatan bertanggungjawab terhadap ketelitian dan ketepatan hasil pengujian laboratorium, dan juga bertanggungjawab terhadap intepretasi analitik hasil pengujian serta terhadap pengembangan prosedur pengujian. Dalam era pasar bebas, tuntutan standarisasi mutu pelayanan laboratorium tidak dapat dielakkan lagi. Peraturan perundang-undangan sudah mulai diarahkan pada kesiapan semua profesi kesehatan dalam menyongsong era tersebut. Analis kesehatan Indonesia harus mampu bersaing dengan ahli-ahli teknologi laboratorium dari negara lain yang lebih maju. Untuk itulah, perlu disusun suatu kurikulum pendidikan berbasis kompetensi yang sesuai dengan standar profesi sehingga dapat menghasilkan lulusan yang profesional dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat(analis Kesehatan, 2013). Jurusan analis kesehatan selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas lulusannya atau disebut juga kompetensi lulusan. Kualitas lulusan yang baik 2

3 diharapkan mampu meningkatkan waktu tunggu lulusan dalam bekerja karena diserap pasar dengan cepat. Dalam borang akreditasi, kurun waktu tunggu lulusan (3 bulan) dan kepuasaan stakeholder (pengguna lulusan) menjadi salah satu item penilaian. Selain waktu tunggu, kualitas lulusan yang baik dapat dilihat dari kompetensi yang mereka miliki. Kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki oleh seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas tugas di bidang pekerjaan tertentu (Kementerian Kesehatan, 2011a). Kualitas lulusan adalah modal yang paling penting agar dapat bersaing secara global, persaingan tersebut terjadi pada sektor sumber daya manusia kesehatan. Kualitas atau kompetensi ini diperoleh melalui pelatihan pelatihan selama proses belajar mengajar (pre-service training) berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi di jurusan analis kesehatan. Melalui pre-service training selama proses belajar mengajar tersebut, diharapkan mahasiwa jurusan analis kesehatan mampu meningkatkan mutu, keahlian dan berkompeten sesuai bidangnya. Namun, kualitas ini tidak dapat tercapai dengan sendirinya jika tidak didukung oleh fasilitas dan kurikulum yang ada. Fasilitas merupakan faktor yang penting dalam melaksanakan proses belajar mengajar, baik secara formal maupun praktik. Kualitas seorang analis dapat terasah melalui pelatihan keterampilan yang didapatnya di laboratorium. Kelengkapan fasilitas penunjang praktikum laboratorium harus mendapat perhatian khusus, standar pengukuran kebutuhan alat harus terus ditingkatkan agar mahasiswa dapat mencapai kualitasnya berdasarkan standar kompetensi kelulusan. Kurikulum dan perkembangannya juga akan mempengaruhi kualitas analis kesehatan. Dengan adanya kurikulum berbasis kompetensi yang mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia No 8 Tahun 2012, lulusan yang tercipta dapat sesuai dengan standar kompetensi lulusan yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja atau pengalaman kerja. Bowden & Marton (1998) berpendapat bahwa kurikulum di setiap perguruan tinggi perlu

4 dikembangkan agar peserta didik dapat mempersiapkan diri untuk masa depan berdasarkan pada kebutuhan industri/instansi. Sebagai bentuk evaluasi diri terhadap kualitas lulusan, pada tahun 2014, Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar mengadakan tracer study. Tracer study ini bertujuan untuk mengetahui penyerapan, proses, dan posisi lulusan dalam dunia kerja, menyiapkan lulusan sesuai dengan kompetensi yang diperlukan di dunia kerja dan sebagai umpan balik atas relevansi kurikulum dengan kebutuhan pasar kerja. Dalam tracer study ini, dilakukan juga survei kepuasaan stakeholder terhadap lulusan analis kesehatan. Melalui survei ini dapat dilihat tingkat kepuasaan stakeholder terhadap kualitas lulusan, sebagai bahan masukan bagi perbaikan proses pembelajaran dan review kurikulum bagi Politiknik Kesehatan Denpasar. Survei kepuasan stakeholder (pengguna lulusan) secara umum memberikan gambaran tentang kebutuhan industri/instansi dan kemungkinan kekurangan dalam kurikulum. Dengan adanya survei kepuasan ini, lembaga lembaga perguruan tinggi harus memikirkan output, yaitu memastikan bahwa lulusan mereka berada di garis depan dalam proses perekrutan di pasar kerja (Shah, 2011) Pedoman pembuatan kuesioner survei kepuasaan stakeholder ini mengacu pada borang akreditasi, dengan aspek penilaian pengguna lulusan yang digunakan sangat umum dan kurang mendalam, ada sekitar 18 aspek, yaitu : pengetahuan bidang ilmu kesehatan, ketrampilan dalam kerja, etika profesi, berpikir lintas disiplin ilmu, jiwa managerial (sense of managerial), jiwa kepemimpinan (sense of leadership), ketrampilan komunikasi, kemampuan komunikasi dalam bahasa Inggris, penggunaan teknologi informasi, pengembangan diri, kreativitas, inisiatif, kemampuan bekerja di bawah tekanan, kemandirian, kemampuan memecahkan persoalan, visioner dan komitmen. Berdasarkan 18 aspek penilian tersebut, hasil tracer study dan tingkat kepuasaan stakeholder terhadap kualitas lulusan analis kesehatan, menunjukan hasil cukup puas. Berbekal hasil tracer study dan hasil kepuasan stakeholder (cukup puas), diadakan studi pendahuluan melalui wawancara terhadap beberapa stakeholder.

5 Wawancara tersebut dilakukan untuk mengetahui lebih jelas dan menggali beberapa saran tracer study yang telah diberikan oleh stakeholder. Berdasarkan hasil wawancara survei pendahuluan yang mengacu pada saran tracer study stakeholder, ditemukan bahwa stakeholder pengguna lulusan memiliki beberapa faktor ketidakpuasan. Faktor faktor tersebut antara lain softskill (komunikasi dan ketelitian) dan hardskill (ketrampilan dan kompetensi) Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti tertarik untuk meneliti kepuasaan stakeholder (atasan langsung) terhadap lulusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar. B. Perumusan Masalah Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Adakah ketidakpuasan dari pihak stakeholder terhadap kualitas lulusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar? 2. Bagaimana fasilitas dan kurikulum berpengaruh terhadap kualitas lulusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengukur kepuasan stakeholder terhadap kualitas lulusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar 2. Tujuan khusus a. Untuk mengukur hubungan antara kualitas lulusan analis kesehatan dengan kepuasan stakeholder b. Untuk menggambarkan hubungan antara fasilitas di Politeknik Kesehatan Denpasar dengan kualitas lulusan analis kesehatan. c. Untuk menggambarkan hubungan antara kurikulum dan strategi pembelajaran di Politeknik Kesehatan Denpasar dengan kualitas lulusan analis kesehatan.

6 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis a. Untuk membuktikan secara empiris bahwa ada ketidakpuasan stakeholder terhadap lulusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar. b. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pustaka atau informasi bagi peneliti selanjutnya dalam melaksanakan pengembangan penelitian yang relevan. 2. Manfaat praktis Bagi Politeknik Kesehatan Denpasar, khususnya Jurusan Analis Kesehatan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam meningkatkan fasilitas dan kurikulum serta strategi pembelajaran, sehingga pencapaian kompetensi lulusan dapat ditingkatkan. E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang relevan dalam mengetahui kepuasan stakeholder terhadap kualitas lulusan sudah pernah dilaksanakan sebelumnya. Beberapa penelitian sebelumnya yang terkait dan relevan dengan penelitian saat ini, di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Shah (2011) dalam penelitian yang berjudul Employer satisfaction of university graduates : Key capabilities in earlly career graduate. Peneliti melakukan survei pada tahun 2004 dan 2008 di sebuah universitas besar di Australia dengan 400 orang stakeholder (pengguna lulusan) dan perkumpulan profesional. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui kepuasan stakeholder terhadap lulusan universitas sehubungan dengan kemampuan utama lulusan di awal karir mereka. Hasil penelitian survei tersebut adalah adanya gap/kesenjangan antara harapan majikan dan kenyataan yang ada terutama dalam bidang ketrampilan, pengetahuan, komunikasi, organisasi kerja dan pengelolaan waktu dengan efektif, cara menghadapi masalah, kemampuan memprioritaskan sesuatu dan cara beradaptasi dengan dunia yang baru. Perbedaan dengan penelitiaan yang

7 dilakukan ini terletak pada subjek, metode dan lokasi penelitian, sedangkan persamaannya terletak pada pengguunaan dimensi soft skill. 2. Penelitian dengan judul Analisis Kompetensi Lulusan berdasarkan Tingkat Kepuasan Pengguna Lulusan (Ira & Muchammad, 2013). Dalam penelitian tersebut, peneliti mengambil salah satu universitas di Yogyakarta, fakultas X sebagai subjek penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan adalah 7 atribut berdasarkan O Brien (2002), yaitu: communication skill, organization skill, leadership, logic, effort, group skill dan ethics. Hasil dari penelitian tersebut menjelaskan responden belum puas dengan kompetensis alumni fakultas X, gap terbesar terdapat pada atribut, serta rekomendasi kepada universitas berdasarkan usulan stakeholder, yaitu perlu mata kuliah yang aplikatif sesuai dengan keahlian dan kompetensi jurusan / program studi. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan ini terletak pada lokasi, metode dan subjek penelitian. 3. Penelitian dengan judul Tingkat Kepuasan Pengguna Lulusan Jurusan Kesehatan Gigi (JKG) Poltekkes Denpasar di Bali Tahun 2008 (Ratmini, Ni Ketut, Kencana, Arini, 2012). Penelitian tersebut dilaksanakan dengan tujuan secara umum untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna lulusan JKG Poltekkes Depkes Denpasar, secara khusus untuk mengetahui kinerja perawat gigi lulusan JKG Poltekkes Depkes Denpasar di Bali tahun 2008 dilihat dari aspek psikomotor. Penelitian tersebut merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional study, yang dilaksanakan di Klinik Gigi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Bali yang menggunakan lulusan JKG Poltekkes Denpasar. Data yang digunakan adalah data primer dan pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan angket yang berisi pertanyaan tentang kompetensi dan kinerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan pengguna lulusan berada pada kategori memuaskan (80%) terhadap kinerja perawat gigi, sedangkan sebanyak 6,6% menyatakan tidak puas terhadap kebersihan ruangan oleh perawat gigi di tempat bekerja. Perbedaan dengan penelitian yang

8 dilakukan ini terletak pada subjek, metode dan lokasi penelitian, sedanngkan persamaannya terletak pada tujuan penelitian. 4. Ratih, (2011) meneliti upaya pengembangan mutu pendidikan Poltekkes Denpasar berdasarkan kepuasan pengguna lulusan. Penelitian tersebut merupakan penelitian kualitatif dengan disain kualitatif verifikatif, dan pendekatan waktu secara cross sectional. Sampel konstruksi, sebagai informan adalah atasan langsung dari lulusan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah snowball sampling. Peneliti menggunakan teknik triangulasi data. Lima parameter dari Teori Servqual digunakan sebagai indikator panduan wawancara, yaitu : penampilan fisik, keandalan, tanggap, jaminan dan kepedulian. Hasil penelitian menunjukkan adanya kepuasan pengguna lulusan terhadap penampilan fisik, kerapian, kekompakan dan ketrampilan para lulusan, sedangkan ketidakpuasan dalam hal kurang peduli terhadap kebersihan, rasa percaya diri, keramahan, kemampuan berbahasa Inggris terapan, efektivitas komunikasi dan penundaan pekerjaan. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan ini terletak pada subjek, metode dan lokasi penelitian. Secara umum, dapat dilihat perbedaan mendasar antara penelitian yang dilakukan ini dengan penelitian penelitian sebelumnya terletak pada metode penelitian. penelitian ini menggunakan metode mixed methods explantory sequential. Sepanjang pengetahuan peneliti, penelitian yang sama dan sejenis mengenai kepuasan stakeholder terhadap kualitas lulusan analis kesehatan belum banyak dilakukan, baik di dalam maupun di luar negeri.