1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan pembaharuan dalam segala komponen pendidikan. Adapun komponen yang mempengaruhi pelaksanaan pendidikan meliputi kurikulum, sarana prasarana, guru, siswa dan metode pengajaran yang tepat. Semua komponen tersebut saling terkait dalam mendukung tercapainya suatu tujuan pendidikan yang diiginkan (Djamarah, 2002:123). Salah satu mata pelajaran yang diberikan dalam dunia pendidikan di Indonesia ini adalah Matematika. Matematika merupakan ilmu tentang struktur yang terorganisasikan dengan baik. Di dalam Depdiknas (2004: 6), dijelaskan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa dengan tujuan untuk melatih dan menumbuhkan cara berpikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten, serta dapat mengembangkan sikap gigih dalam menyelesaikan masalah. Kompetensi-kompetensi ini diperlukan tak lain agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi, salah satunya dalam menyelesaikan soal matematika. Matematika merupakan pengetahuan universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu. Diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini, sehingga mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar, hal ini untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan 1
2 memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif (Depdiknas, 2006). Sekarang ini, kurikulum yang digunakan di MA Muhammadiyah 1 Malang dikelas XI adalah KTSP yaitu kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan dengan mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh guru dan peserta didik, salah satu materi yang diberikan adalah peluang. Menurut Soedibjo (2005) peluang adalah suatu cara untuk menyatakan kesempatan terjadinya suatu peristiwa. Saat belajar matematika, kesalahan mempelajari suatu konsep terdahulu akan berpengaruh terhadap pemahaman konsep berikutnya karena matematika merupakan pelajaran yang terstuktur. Hudojo (2005:3) menyatakan bahwa matematika berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif. Begitu juga pada materi peluang. Konsep materi pada peluang pada awalnya di perkenalkan di tingkat SMP/MTs, dan kemudian konsep selanjutnya diajarkan pada tingkatan SMA/MA. Dengan adanya konsep baru yang diajarkan, siswa seringkali melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal dengan konsep yang belum pernah diterima pada jenjang sebelumnya tersebut. Fenomena ini juga terjadi di MA Muhammadiyah 1 Malang yang menggunakan kurikulum KTSP. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika yang dilakukan peneliti, didapatkan informasi bahwa banyak siswa kelas XI IPS mendapatkan nilai kurang memuaskan dalam materi peluang yang diajarkan. Hal ini dikarenakan para siswa masih kebingungan dalam membedakan menggunakan rumus antara permutasi dan kombinasi. Darminto dan Julianty (2002:52) menyatakan kata analisis diartikan sebagai penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang dapat dan pemahaman arti keseluruhan. Menurut Budiyono (2008: 42) mengemukakan bahwa jenis-jenis kesalahan umum yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika antara lain: 1) Kesalahan konsep, 2) Kesalahan menggunakan data, 3) Kesalahan interpretasi bahasa, 4) Kesalahan teknis, 5) Kesalahan penarikan kesimpulan.
3 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ulifa (2014) didapatkan bahwa siswa melakukan kesalahan dalam menafsirkan konsep materi terkait, kesalahan dalam memahami dan mencermati perintah soal, kesalahan karena tidak melanjutkan proses penyelesaian, kesalahan dalam menyelesaikan soal, kesalahan siswa yang tidak menyelesaikan soal, kesalahan siswa yang tidak bisa membagi waktu dalam menyelesaikan soal. Sahriah, dkk (2012) menyatakan bahwa siswa melakukan kesalahan konseptual dan prosedural. Kesalahan konseptual yang berupa kesalahan tidak menyamakan penyebut, kesalahan konsep perkalian silang, kesalahan tidak memfaktorkan, siswa salah menafsirkan prinsip pencoretan. Kesalahan prosedural yang dilakukan oleh siswa adalah berupa kesalahan tidak menuliskan variabel, kesalahan penjumlahan atau kesalahan perkalian atau kesalahan pembagian, kesalahan tidak menyederhanakan, kesalahan tidak menjawab soal, kesalahan menuliskan tanda dan kesalahan memfaktorkan. Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Muzzani (2009) dengan judul Analisis kesalahan Siswa Kelas X Dalam Menyelesaiakan Soal Matematika Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat di SMA Negeri 1 Ambunten Sumenep di dapatkan hasil yaitu presentasi siswa yang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika pokok banhasan persamaan kuadrat adalah 49,2% mengalami kesalahan konsep, 3,8% kesalahan prosedur, 8,3% kesalahan teknis dan 38,7% kesalahan acak. Factor penyebab siswa melakukan kesalahan adalah siswa kurang memiliki penguasaan konsep pada materi persamaan kuadrat maupun materi prasyarat, lupa atau salah membuat kesimpulan, tidak dapat menentukan langkah penyelesaian soal dengan tepat, kurang teliti dalam perhitungan, tidak teliti dalam menggunakan data, dan cara belajar siswa yang kurang baik. Penelitian lainnya yang serupa juga pernah dilakukan Puspitarini (2011) dengan judul Analisis Kesalahan Pemahaman Konsep dan Prosedur pada Materi Garis dan Sudut di SMP Muhammadiyah 8 batu didapatkan hasil yaitu kesalahan konseptual yang dilakukan siswa meliputi siswa tidak memahami atau kurang memahami materi garis dan sudut dan siswa tidak
4 memahami atau kurang memahami materi prasyarat. Untuk kesalahan prosedural yang dilakukan siswa adalah siswa tidak dapat atau kurang tepat dalam menerapkan langkah penyelesaian soal. Sedangkan faktor penyebab terjadinya kesalahan meliputi faktor psikologi (kemampuan kognitif siswa, intensitas latihan soal yang kurang, siswa ceroboh dan kurang teliti dalam menyelesaikan soal, serta kurang konsentrasi saat materi diajarkan) dan faktor luar atau lingkungan (buku catatan yang terbatas, sarana fasilitas pembelajaran, dan konsep materi prasyarat yang sulit dikuasai). Berdasarkan uraian dari beberapa penelitian di atas, terdapat kesamaaan kesalahan yaitu dalam memahami konsep tentang materi terkait dan pengaplikasiannya dalam latihan soal. Dari latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Pada Materi Peluang Di MA Muhammadiyah 1 Malang. Berbeda dengan penelitian sebelunmnya yang meneliti kesalahan pada materi persamaan kuadrat dan materi garis dan sudut penelitian ini menganalisis kesalahan pada materi peluang. Selain itu jika dibandingkan dengan penelitian Puspitarini (2011) penelitian ini lebih mencakup berbagai kategori jenis kesalahan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1) Apa saja kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal tentang materi peluang? 2) Apa yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal tentang materi peluang? 1.3 Batasan Masalah Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah yang akan diteliti pada kesalahan siswa pada materi peluang dalam pembelajaran matematika di MAM 1 Malang.
5 1.4 Tujuan Penelitian 1) Untuk mengidentifikasi jenis-jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal tentang materi peluang. 2) Untuk mengidentifikasi penyebab siswa melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal tentang materi peluang. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : a. Bagi Peserta Didik 1) Memotivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran matematika. 2) Peserta didik dapat mengetahui kemampuan diri sendiri dalam mempelajari materi peluang. 3) Mengasah kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan materi peluang. b. Bagi Guru 1) Guru mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam mempelajari materi peluang. 2) Guru dapat mengetahui kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal tentang peluang. 3) Guru dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal tentang materi peluang. c. Bagi Peneliti 1) Peneliti mampu mengetahui penguasaan materi peluang pada siswa kelas XI MA Muhammadiyah 1 Malang. 2) Peneliti mampu mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal peluang pada kelas XI.
6 3) Peneliti mampu mengetahui jenis-jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal tentang peluang. 1.6 Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian akan istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka berikut adalah daftar pengertian istilah yang digunakan dalam penelitian ini: 1. Analisis: penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang dapat dan pemahaman arti keseluruhan (Dwi Prastowo Darminto dan Rifka Julianty, 2002:52). Dalam penelitian ini analisis dapat disimpulkan bahwa kegiatan memperhatikan, mengamati, dan memecahkan sesuatu (mencari jalan keluar) yang dilakukan seseorang. 2. Kesalahan siswa: suatu bentuk penyimpangan terhadap jawaban yang sebenarnya yang bersifat sistematis (Sahriah dkk, 2012). Dalam penelitian ini kesalahan siswa adalah bentuk menyimpang dari yang seharusnya dan tidak sesuai dengan tujuan.