BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipergunakan dalam masyarakat. Bahasa memiliki peran dan

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN JARGON OLEH NARAPIDANA DI LAPAS WANITA KELAS IIA MEDAN Oleh Dini Wahyu Pertiwi Dr. Wisman Hadi, M.Hum.

JARGON YANG DIGUNAKAN KOMUNITAS BANCI SALON DI KOTA PADANG, SUMATERA BARAT (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan mengenai: (1) latar belakang; (2)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Wahyuni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. disebut bahasa lisan sedangkan yang digunakan secara tertulis yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengandung nilai kesopanan, sehingga mudah dipahami oleh lawan bicara.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bahasa daerahnya masing-masing. Hal tersebut sejalan dengan hakikat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa. Melalui bahasa seseorang dapat mengetahui hakikat manusia. Dengan

Kata Kunci: jargon, narapidana, lapas wanita

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan manusia untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua

Bahasa Indonesia. Ragam Bahasa. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Chaer (2003:53) mengatakan bahwa bahasa adalah satu-satunya milik

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nani Astuti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa yang berkembang di masyarakat sangat beragam. Ragam

BAB I PENDAHULUAN. tata kalimat, dan tata makna. Ciri-ciri merupakan hakikat bahasa, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. tidur sampai tidur lagi, bahkan bermimpi pun manusia berbahasa pula.

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sebab kalimat tanya tidak pernah lepas dari penggunaan bahasa sehari-hari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat baik secara lisan maupun tertulis. Manusia akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

PERBEDAAN KOSAKATA BAHASA JAWA DI KABUPATEN NGAWI DAN BAHASA JAWA DI KABUPATEN MAGETAN (SUATU TINJAUAN DIALEKTOLOGI) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar atau tidak sadar mengunakan bahasa yang hidup dalam. masyarakat merupakan dua hal yang berkaitan.

BAB I PENDAHULUAN. Alih kode..., Dewi Nuryanti, FIB UI, Universitas Indonesia

DAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. lain. Penggunaan suatu kode tergantung pada partisipan, situasi, topik, dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Komunitas yang terdapat di Indonesia sangat banyak, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013

Kumpulan Artikel Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. individu lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berinteraksi itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

PEMILIHAN KATA BAHASA INDONESIA SEBAGAI SARANA PENGUASAAN BAHAN AJAR

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan kepada orang lain. Sering disebut juga bahwa bahasa itu merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nurlaila Djamali (2005) mengkaji tentang Variasi Bahasa Bolaang Mongondow

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, terutama bagi kehidupan manusia. Setiap manusia akan

I. PENDAHULUAN. hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dari

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan menyampaikan maksud kepada lawan bicaranya. Bahasa terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis dan bahasa lisan. Variasi bahasa tulis tidak sedinamis variasi bahasa

BAB I PENDAHULUAN. informasi dengan menggunakan perantara. Komunikasi bahasa tulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Untuk berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia tentunya membutuhkan alat komunikasi yang berupa bahasa guna

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai makna tertentu. Sebagai sistem lambang bunyi yang mempunyai makna,

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan. Keberadaan bahasa ditengah-tengah manusia sangatlah berperan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pengantar dalam komunikasi sehari-hari. nasional dan bahasa negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional,

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ANDALAS PADANG, 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zenitha Vega Fauziah, 2013

Masmimar Mangiang, Dasar-dasar Penulisan materi kuliah Departemen Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Indonesia

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa. Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Devy Elfayanti Karmana, 2013

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Interferensi terjadi pada masyarakat tutur yang memiliki dua bahasa atau

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia, dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang sempurna, manusia dibekali dengan akal dan pikiran. Dengan akal dan

Sementara itu, linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari tentang. sehari-hari akan berbeda dengan percakapan yang dilakukan dalam rapat yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dari makhluk-makhluk lain (Poerwadarminta, 2005: 106).

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas dan sebagainya. mengingat jumlah bahasa atau variabel bahasa yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kekayaan alam yang sangat menakjubkan. Summer Institute of

BAB I PENDAHULUAN. Besar Bahasa Indonesia (2005: 88), bahasa ialah sistem lambang bunyi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi bersifat universal. Artinya, hampir tidak

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli bahasa selalu menghimbau agar pemakaian bahasa senantiasa berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan,

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat pemakai bahasa secara sadar atau tidak sadar menggunakan bahasa yang dipergunakan dalam masyarakat. Bahasa memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting bagi kehidupan karena bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi antarsesama manusia. Menurut Nababan (1992:1), bahasa didefinisikan sebagai berikut: bahasa adalah suatu kegiatan yang kita lakukan selama kita bangun, bahkan juga kadang-kadang waktu tidur atau mimpi, sehingga kita menganggap berbahasa itu sebagai sesuatu yang normal, bahkan alamiah seperti bernapas dan kita tidak memikirkannya. Menurut Halimatussakdiah (2015:5), bahasa adalah saluran untuk menyampaikan semua yang dirasakan, dipikirkan, dan diketahui seseorang kepada orang lain. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi dengan sesamanya. Sementara itu, menurut Kushartanti (2005:3), bahasa ialah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Dapat dipahami bahwa bahasa merupakan modal utama yang harus dikuasai oleh setiap manusia mengingat fungsinya sebagai alat komunikasi karena manusia merupakan makhluk sosial sehingga membutuhkan bahasa sebagai perantara alat komunikasi dan berinteraksi.

Menurut Aslinda (2007:2), bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu dalam pergaulan di antara sesama anggota sesuai dengan kelompok. Dalam kehidupan sosial, selalu ada kelompok tertentu yang mempunyai bahasa, ragam atau register yang merupakan lambang identitas kelompoknya, yang ditandai dengan kekhasan perilaku dan pemakaian bahasa. Kekhasan inilah yang membedakannya dari kelompok lain. Kekhasan ini hanya dipahami oleh mereka sesama anggota dalam satu kelompok. Salah satunya adalah yang digunakan oleh narapidana. Bahasa, register, ragam atau variasi bahasa yang digunakan oleh narapidana sangat beragam. Salah satu ragam bahasa yang digunakan adalah dalam bentuk jargon. Sebagaimana diungkapkan Chaer & Leoni Agustina (2004:68), jargon adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas oleh kelompok-kelompok sosial tertentu. Jargon berbentuk ungkapan-ungkapan yang seringkali tidak dapat dipahami oleh masyarakat umum atau masyarakat di luar kelompoknya. Namun, ungkapan tersebut tidak bersifat rahasia. Jargon merupakan pemakaian bahasa dalam setiap bidang kehidupan, yang tiap-tiap bidang kehidupan mempunyai bahasa khusus yang tidak dipahami masyarakat umum. Jargon digunakan pada suasana yang tidak resmi sehingga dapat dikatakan bahasa nonformal yang tidak mengacu pada kaidah bahasa formal. Istilah itu mencerminkan adanya kekhususan dan identitas kelompok pemakainya. Pernyataan di atas sejalan dengan Khotimah (2014:12), yang mengungkapkan bahwa bidang kehidupan meliputi bidang keahlian, jabatan, lingkungan pekerjaan, dan masing-masing mempunyai bahasa khusus (jargon) yang sering tidak dimengerti oleh kelompok tertentu. Pemakaian bahasa suatu

bidang akan berbeda dengan pemakaian bahasa pada bidang lain sehingga untuk memahami istilah pada suatu bidang akan lebih sulit jika bukan anggota dari bidang tersebut, namun bukan berarti orang di luar bidang tersebut tidak boleh mengetahui istilah yang digunakan dalam kelompok tertentu karena istilah yang digunakan tidak bersifat rahasia. Sebagai bahasa, umumnya jargon terdiri atas dua aspek dasar, yaitu bentuk dan makna. Bentuk meliputi bunyi, tulisan, dan struktur, sedangkan makna meliputi makna leksikal dan gramatikal. Selain itu, jargon juga memperkenalkan kata baru yang berbeda. Dalam proses terciptanya sebuah jargon oleh kelompok, terdapat suatu pola tertentu. Dari segi bentuk, jargon-jargon yang digunakan bervariasi. Kata-kata umum diubah menjadi kata-kata yang khusus. Seperti yang dikemukakan oleh Astutik (2014:6), jargon terbentuk dengan pola pembentukan tertentu, antara lain, berbentuk leksikon (kata dasar, kata jadian, kata ulang, singkatan, akronim), frasa, dan kalimat. Pembentukan jargon melalui pola pembentukan tertentu akan menghasilkan makna baru. Makna-makna baru tersebut jika dikaji kadang tidak berbeda jauh dengan makna sebelumnya. Namun, makna baru yang muncul juga terkadang bisa jauh berbeda dengan makna sebelumnya. Penggunaan jargon oleh narapidana di Lapas Wanita Kelas IIA Medan tidak bersifat rahasia, tetapi narapidana di kelompok lain tidak dapat memahami katakata tersebut. Hal ini disebabkan oleh makna dari kata-kata yang digunakan berbeda dengan makna yang dipahami masyarakat umum. Berdasarkan penjelasan tersebut, penggunaan jargon oleh narapidana di Lapas Wanita Kelas IIA Medan, baik yang memiliki kasus yang sama maupun kasus hukum yang berbeda, terdapat

keunikan tersendiri. Oleh karena itu, penelitian ini tertarik untuk mengamati dan mengkaji lebih dalam tentang penggunaan jargon oleh narapidana di Lapas Wanita Kelas IIA Medan agar masyarakat umum juga dapat mengetahui dan memahami makna jargon tersebut. Penelitian tentang jargon ini, secara tidak langsung telah menambah kosakata bahasa dengan mengomunikasikan kata lama dengan makna baru. Di samping itu, penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai usaha untuk mendeskripsikan keberadaan jargon tersebut agar tidak punah. Sebagai contoh tuturan yang mengandung jargon yang digunakan oleh komunitas banci salon di kota Padang, Sumatera Barat adalah sebagai berikut: X : Mi, pai malelong beko? (Mi, pergi bermain nanti?) Y : Tinta, Ka. Maleh den ma (Tidak, Ka. Malas saya) Analisis pada tuturan di atas yakni pada peristiwa tutur tersebut, terdapat dua buah jargon yang digunakan oleh komunitas banci, yaitu malelong dan tinta. Penutur (X) menanyakan apakah mitra tutur (Y) akan pergi malelong? Lalu mitra tutur (Y) menjawab tinta, karena alasan malas. Jargon malelong dan tinta adalah bentuk khas dari komunitas banci. Kata malelong pada peristiwa tutur tersebut sama artinya dengan kata malala dalam bahasa Minangkabau. Kata dasar dari kata malala ini adalah lala. Lala keluyur ditambahkan dengan awalan mamenjadi malala ngeluyur : tak tentu tujuan. Kata malelong ini adalah bentuk baru yang dikreasikan oleh komunitas banci. Selain itu, arti dari jargon tinta yaitu tidak. Mitra tutur (Y) terlihat malas dan tidak bersemangat saat ditawarkan untuk pergi bermain oleh penutur (X).

Masyarakat di luar komunitas banci mengenal kata tinta ini adalah barang cair yang berwarna (hitam, merah, dsb) untuk menulis. Dalam peristiwa tutut tersebut kata tinta mengalami perubahan makna dari makna yang sebenarnya. Teori yang dikemukakan Abdul Chaer & Leoni Agustina dinilai lebih relevan dalam menampilkan analisis mengenai teori variasi bahasa. Chaer & Leoni Agustina menjelaskan bahwa dalam hal variasi atau ragam bahasa ada dua pandangan. Pertama, variasi atau ragam bahasa itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu. Jadi variasi atau ragam bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji penggunaan jargon oleh narapidana di Lapas Wanita Kelas IIA Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bahasa, bentuk, dan makna jargon narapidana di Lapas Wanita Kelas IIA Medan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang teridentifikasi adalah sebagai berikut: (1) dalam kehidupan sosial selalu ada kelompok tertentu yang mempunyai bahasa, ragam atau register yang merupakan lambang identitas kelompoknya, (2) jargon berbentuk ungkapan-ungkapan yang seringkali tidak dapat dipahami oleh masyarakat umum atau masyarakat di luar kelompoknya, (3) jargon diciptakan oleh kelompok melalui pola tertentu, (4) dari segi bentuk jargon-jargon yang digunakan bervariasi, (5) pembentukan jargon tersebut menghasilkan makna baru,

(6) jargon yang digunakan memiliki perbedaan dengan kelompok lain. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, masalah-masalah yang ada dibatasi agar penelitian ini lebih fokus. Masalah dalam penelitian ini difokuskan pada penggunaan jargon oleh narapidana di Lapas Wanita Kelas IIA Medan, pola pembentukan jargon tersebut dan makna baru yang ditimbulkan dari penggunaan jargon yang digunakan narapidana di Lapas Wanita Kelas IIA Medan. D. Rumusan Masalah Sesuai dengan batasan masalah di atas, rumusan masalah yang ingin diteliti adalah sebagai berikut: (1) apa saja bentuk jargon yang digunakan narapidana di Lapas Wanita Kelas IIA Medan? (2) bagaimana pola pembentukan jargon yang digunakan narapidana di Lapas Wanita Kelas IIA Medan? (3) bagaimana makna yang dihasilkan dari jargon yang digunakan narapidana di Lapas Wanita Kelas IIA Medan? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, penelitian ini memiliki tujuan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini mencakup dua hal, yaitu tujuan penelitian secara umum dan tujuan penelitian secara khusus. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk:

(1) mendeskripsikan bentuk jargon yang digunakan oleh narapidana di Lapas Wanita Kelas IIA Medan, (2) mendeskripsikan dan menjelaskan pola pembentukan jargon yang digunakan oleh narapidana di Lapas Wanita Kelas IIA Medan, (3) mendeskripsikan dan menjelaskan makna yang dihasilkan dari jargon yang digunakan narapidana di Lapas Wanita Kelas IIA Medan. Secara Khusus, penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan bahasa, ragam atau register yang digunakan oleh para narapidana di Lapas Wanita Kelas IIA Medan, (2) mendeskripsikan dan menjelaskan ungkapan-ungkapan para narapidana yang seringkali tidak dapat dipahami oleh masyarakat umum atau masyarakat di luar kelompoknya, (3) mendeskripsikan bentuk jargon yang diciptakan oleh para narapidana melalui pola tertentu, (4) mendeskripsikan pola pembentukan jargon para narapidana yang menghasilkan makna baru, (5) mendeskripsikan jargon yang digunakan para narapidana yang memiliki perbedaan dengan kelompok lain. F. Manfaat Penelitian Suatu penelitian yang dikaji memiliki manfaat. Setelah mencapai tujuan diatas, manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini mencakup dua hal, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis.

a. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini memberi konstribusi yang positif terhadap penggunaan jargon, yaitu menambah kosakata bahasa dengan mengomunikasikan kata lama dengan makna baru. b. Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini memberi manfaat sebagai berikut: a. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat memberi kepuasan dan kebahagiaan tersendiri bagi peneliti, mengingat usaha dan kerja keras yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian ini. b. Bagi Masyarakat Umum Hasil penelitian ini sebagai bahan informasi mengenai jargon yang digunakan oleh para narapidana di Lapas Wanita Kelas IIA Medan. c. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini dapat dijadikan kontribusi yang positif dan menjadi bahan rujukan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis yang digunakan oleh kelompok tertentu.