BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan secara terus-menerus. Maka dari itu, setiap manusia harus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengeksplor kekayaan alam Indonesia. kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan keindahan

BAB I PENDAHULUAN. yang mencapai pulau dengan panjang pantai sekitar km 2 dan luas

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan secara terus-menerus. Oleh karena itu, setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. satu keaneragaman hayati tersebut adalah keanekaragaman spesies serangga.

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di Indonesia dan 24 spesies diantaranya endemik di Indonesia (Unggar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Herlin Nur Fitri, 2015

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik tinggi baik untuk koleksi maupun objek penelitian adalah serangga

BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai negara megabiodiversity. Sekitar 10 % jenis-jenis tumbuhan

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia, termasuk juga keanekaragaman Arthropodanya. 1. Arachnida, Insecta, Crustacea, Diplopoda, Chilopoda dan Onychophora.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 32 Tahun 2009, Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. pdf, hlm. 3.

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

BAB III METODE PENELITIAN

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis

BAB I PENDAHULUAN. tersebut hanya dapat diketahui dengan ilmu, karena ilmu tiada tepinya. Kehidupan

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2

I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya dengan berbagai jenis flora

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati

BAB I PENDAHULUAN. hidup saling ketergantungan. Tumbuh-tumbuhan dan hewan diciptakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. hayati memiliki potensi menjadi sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan

BAB V PEMBAHASAN. hari dengan batas 1 minggu yang dimulai dari tanggal Juli 2014 dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pandangan al-qur an, mempelajari dan mengamati fenomena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhamad Adnan Rivaldi, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dunia dan akhirat sebagai wahyu ilahi, di dalam Alqur an banyak berisi

BAB I PENDAHULUAN. sebesar jenis flora dan fauna (Rahmawaty, 2004). Keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan kehidupan dan peradaban manusia, hutan semakin

BAB VI PENUTUP. wisata Desa Sanggu Kecamatan Dusun Selatan Kabupaten Barito Selatan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan paku dikelompokkan dalam satu divisi yang jenis-jenisnya. obatan hingga perananya sebagai keseimbangan ekosistem.

BAB I PENDAHULUAN. muka bumi ini oleh karena itu di dalam Al-Qur an menyebutkan bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. dari alam. Sebagai bagian dari alam, keberadaan manusia di alam adalah saling

BAB I PENDAHULUAN. di muka bumi ini merupakan bagian keindahan dari ciptaan Allah swt.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Serangga merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestariannya dari kepunahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya

5/4/2015. Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

Suhartini Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY

BAB I PENDAHULUAN. dari buah pulau (28 pulau besar dan pulau kecil) dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai potensi besar dalam

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL INTEGRASI SAINS. herba yaitu : Talas, singkong,, kangkung, patikan kebo, pandan, rimbang

Selama menjelajah Nusantara, ia telah menempuh jarak lebih dari km dan berhasil mengumpulkan spesimen fauna meliputi 8.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Primak et al, tahun 1998 bahwa Indonesia merupakan daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini

2016 PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI MACAM PAKAN ALAMI TERHAD APPERTUMBUHAN D AN PERKEMBANGAN FASE LARVA

BAB I PENDAHULUAN. kelembaban. Perbedaan ph, kelembaban, ukuran pori-pori, dan jenis makanan

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

TAMBAHAN PUSTAKA. Distribution between terestrial and epiphyte orchid.

BAB I PENDAHULUAN. Anggapan ini terbentuk berdasarkan observasi para ahli akan keanekaragamannya

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bumi, namun demikian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tumbuhan yang sangat beragam. Tidak terkecuali tumbuhan/

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Propinsi Sumatera Utara, dan secara geografis terletak antara 98 o o 30 Bujur

I. PENDAHULUAN. Perkebunan memiliki peran yang penting dalam pembangunan nasional,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem

KONDISI W I L A Y A H

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Lovejoy (1980). Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem, Komunitas dan Lingkungan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm Remaja Rosdakarya Offset, 1993), hlm. 79.

KEADAAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki mega biodiversity

Kata kunci: Fungsi hutan, opini masyarakat, DAS Kelara

BAB I PENDAHULUAN. Sementara Pasal 2, Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati (Convention

BAB I PENDAHULUAN. 41 tahun 1999). Menurut Indriyanto (2006), hutan merupakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. I. Ekologi Tanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) baik di daerah tropis (15 LU - 15 LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di

2015 STRUKTUR VEGETASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PANTAI DI HUTAN PANTAI LEUWEUNG SANCANG, KECAMATAN CIBALONG, KABUPATEN GARUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

19 Oktober Ema Umilia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 84 Pada

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Bryophyta (Giulietti et al., 2005). Sedangkan di Indonesia sekitar

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai panjang garis pantai lebih kurang 114 km yang membentang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan dan hewan yang sangat tinggi (mega biodiversity). Indonesia terletak di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Semua lahan basah diperkirakan menutupi lebih dari 20% luas daratan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendapatkan makanan, suhu yang tepat untuk hidup, atau mendapatkan

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN I. K e l a s. Kurikulum 2006/2013. A. Pengertian Lingkungan Hidup

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai makluk hidup mulai dari bakteri, cendawan, lumut dan berbagai jenis

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Menurut Suhartini (2009, h.1)

Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia:

BAB I PENDAHULUAN. plasma nutfah serta fungsi sosial budaya bagi masyarakat di sekitarnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan Indonesia pada peringkat keempat negara-negara yang kaya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sebaran jenis serangga yang unik. Selain jenis-jenis yang sebarannya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alam yang diciptakan Allah SWT ini sungguh penuh rahasia, rahasia tersebut hanya dapat diketahui dengan ilmu, karena ilmu tiada tepinya. Kehidupan di ibaratkan sebuah medan pertarungan yang didalamnya bagaikan menggambarkan sebuah dinamika yang mengandung pergeseran dan perubahan secara terus-menerus. Maka dari itu, setiap manusia harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, serta sesama makhluk hidup yang merupakan bagian dari alam. Filosofi kehidupan mengibaratkan alam sebagai guru, sedangkan manusia diumpamakan sebagai murid bagi alam semesta dan lingkungan sekitarnya. 1 Allah SWT telah menciptakan alam semesta dan menunjukkan pentingnya melakukan perlindungan dan pelestarian terhadap hewan, baik hewan peliharaan ataupun hewan liar (satwa liar) dalam menjaga keseimbangan ekosistem di bumi sebagai mana dalam Firman-nya : 1 Zoer aini Djamal Irwan, Prinsip-prinsip Ekologi, Ekosistem, Lingkungan dan Pelestariannya, Jakarta : Bumi Aksara, 2010, h. 4. 1

Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tandatanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.(q.s. Al-Baqarah. Ayat: 164) 2 Ayat diatas menunjukan bahwasanya Alam adalah sarana manusia untuk melakukan penggalian ilmu pengetahuan. Seharusnya manusia sebagai khalifah di muka bumi ini mampu menggunakan akalnya untuk menggali lebih dalam ilmu pengetahuan tersebut agar dapat diambil manfaatnya demi kesejahteraan dunia dan akhirat. 3 Adanya pergantian siang dan malam secara konsisten, bertiupnya angin dengan kencang, berlayarnya bahtera di lautan merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. bagi orang yang berfikir. Allah SWT menurunkan hujan dari langit sehingga bumi yang telah mati menjadi hidup dan subur. segala macam hewan juga dapat 2 Kementerian Agama RI, Al-Qur an Dan Terjemahnya, Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia, 2012. h. 31 3 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Jakarta : Lentera Hati, 2002, h. 60 2

melangsungkan hidupnya dengan adanya air tersebut. Allah SWT telah menciptakan pengisaran angin, yang ada kalanya membawa berkah dan ada kalanya membawa bencana. Allah SWT menciptakan langit yang kita saksikan ketinggiannya, keindahannya, keleluasaannya dan apa yang ada di langit dan dibumi merupakan ciptaan Allah SWT agar kita bisa mensyukuri dan menjaga apa yang telah diberikan Allah SWT kepada keberlangsungan hidup kita didunia. 4 Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan alam yang sangat melimpah, salah satunya adalah pulau Kalimantan. Kalimantan Tengah memiliki luas wilayah yaitu sekitar 153.364 Km 2, sehingga menjadi provinsi terluas ketiga di Indonesia setelah Provinsi Papua dan Provinsi Kalimantan Timur. Kalimantan Tengah terdiri dari hutan belantara yang luasnya mencapai 126.200 km, daerah rawa-rawa (18.115 Km 2 ), sungaisungai dan danau seluas (4.536 Km 2 ) dan daerah tanah lainnya (4.686 Km 2 ). 5 dan curah hujan terbesar sepanjang tahun. Pada keadaan normal musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai Desember dan Januari s/d Mei, sedangkan musim kemarau bulan Juni s/d Agustus. 6 Kalimantan Tengah memiliki banyak vegetasi hutan yang masih alami. Seperti yang ada di kawasan kabupaten Barito Utara. Ini disebabkan Posisi Kabupaten Barito Utara terletak pada 114 27 00 115 49 00 Bujur Timur dan 0 58 30 Lintang Utara 1 26 00 Lintang Selatan. 4 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Jakarta : Lentera Hati, 2002, h. 60 5 File:Profilkalimantantengah///F:Index.Php.Htm (Online 07 Mei 2016) 6 Melisa, Inventarisasi Jenis-Jenis Jamur Kelas Basidiomycetes di Kawasan Hutan Air Terjun Sampulan Kelurahan Muara Tuhup Kabupaten Murung Raya. Skripsi, Palangka Raya : Sekolah Tinggi Agama IslamNegeri, Program Studi Tadris Biologi 2012 h. 2 3

Wilayah Barito Utara meliputi pedalaman daerah aliran Sungai Barito yang terletak pada ketinggian sekitar 200-1.730 m dari permukaan laut. Bagian selatan merupakan dataran rendah dan bagian utara merupakan dataran tinggi dan pegunungan. 7 Barito Utara dibagi atas 9 kecamatan yaitu Kecamatan Gunung Purei, Kecamatan Gunung Timang, Kecamatan Lahei, Kecamatan Montalat, Kecamatan Teweh Tengah, Kecamatan Teweh Timur, Kecamatan Teweh Selatan., Kecamatan Teweh Baru, dan Kecamatan Lahei Barat yang merupakan pemekaran baru. Kecamatan Lahei barat merupakan salah satu Kecamatan yang merupakan bukan pesisir dan terletak < 500 m di atas permukaan laut. Luas wilayah kecamatan Lahei barat adalah 130.252 Ha yang terdiri dari tanah kering 16.128 Ha, bangunan 604 Ha, hutan 110.916 Ha, dan lainnya 2.604 Ha dengan proporsi wilayah yang paling luas adalah hutan. 8 Hutan-hutan di kawasan kecamatan Lahei Barat masih memiliki tingkat kealamian yang tinggi. Khususnya daerah hutan Dalit yang merupakan salah satu kawasan hutan yang memiliki iklim panas dan lembab, Kawasan ini sebagian besar digunakan untuk kebun karet, buahbuahan, ladang dan hutan alami. Kawasan ini mempunyai tingkat kesuburan dan kelembaban tanah yang cukup tinggi, aliran sungai Dalit yang membelah hutan menjadi sumber mineral bagi hewan sekitar. Fungsi kawasan di bagian Utara wilayah ini menjadi sangat penting, karena kawasan ini memiliki hutan hujan tropis yang masih asli dengan 7 baritoutarakab.go.id/index.php/travel (Online 04 juni 2016) 8 Badan Pusat Statistik Kabupaten Barito Utara. Statistik Kecamatan Lahei Barat 2014, Katalog. Muara Teweh 2014 h. 1 4

keanekaragaman hayati yang tinggi dan menjadi perbatasan antara kabupaten Barito Utara dan kabupaten Murung Raya. 9 Presentasi wilayah hutan yang besar, menyebabkan hutan Dalit kaya akan berbagai macam vegetasi tropis dimana spesies flora (pohon karet, sawit, jenis-jenis gulma, dan lain-lain) dan fauna (burung, serangga, dan lain-lain), terdapat serta tersebar hampir di seluruh wilayah hutan Dalit. Banyaknya fauna tersebut ada yang sudah diidentifikasi dan ada yang belum diidentifikasi salah satunya adalah kupu-kupu. Kupu-kupu termasuk dalam ordo Lepidoptera, yakni serangga yang sayapnya ditutupi oleh sisik. Kupu-kupu merupakan bagian kecil (sekitar 10%) dari 170.000 jenis Lepidoptera yang ada di dunia dan jumlah jenis kupu-kupu yang telah diketahui di seluruh dunia diperkirakan ada sekitar 13.000 jenis, dan mungkin beberapa ribu jenis lagi yang belum dideterminasi. Kupu-kupu juga merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestariannya dari kepunahan maupun penurunan keanekaragaman jenisnya. 10 Kupu-kupu telah banyak memberikan manfaat dalam kehidupan manusia, seperti estetika atau keindahan, budaya, pendapatan ekonomi, penelitian, petunjuk mutu lingkungan, dan penyebaran tumbuhan. Kupu-kupu berperan penting dalam memelihara keanekaragaman hayati sebagai polinator. Penyerbukan yang terjadi pada tumbuhan, membantu perbanyakan tumbuhan secara alamiah. Oleh karena itu kupu- h.1 9 Ibid 10 Pattiro, Inventarisasi Kupu-Kupu di Hutan Banyuwindu Limbangan, Sekolah Rakyat, 2010 5

kupu sangat bagus digunakan sebagai subyek untuk pengamatan ilmu pengetahuan dan studi ilmiah serta obyek wisata. Pengamatan ilmu pengetahuan dan studi ilmiah dapat berupa penelitian kupu-kupu di suatu tempat dengan mengetahui keragamannya, perkembangbiakannya maupun preferensinya. 11 Keanekaragaman kupu-kupu di suatu tempat berbeda dengan tempat yang lain, karena keberadaan kupu-kupu di suatu habitat sangat erat kaitannya dengan faktor lingkungan yang ada baik abiotik seperti intensitas cahaya matahari, temperatur, kelembaban udara dan air; maupun faktor biotik seperti vegetasi dan satwa lain. Lima puluh persen kupu-kupu Indonesia merupakan jenis endemik (jenis yang hanya hidup di suatu tempat dan tidak terdapat di tempat lain). 12 Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk menggali informasi tentang diversitas hayati lokal yang ada di Daerah Barito Utara, khususnya mengenai kupu-kupu dengan melakukan identifikasi dan pengkajian mengenai keanekaragaman, ordo lepidoptera dalam penelitian yang berjudul Inventarisasi Keanekaragaman Spesies Kupu-Kupu di Kawasan Hutan Dalit Desa Benao Hulu Kecamatan Lahei Barat Kabupaten Barito Utara 11 Kristin Kusuma Ratih Dkk, Preferensi Kupu-Kupu Familia Papilionidae Dan Pielidae Pada Tumbuhan di wisata Air Terjun Toban Rais Kota Batu Jawa Timur, Jurnal. Malang, Universitas Negri Malang, 2014 h.1-2 12 Teguh Heny Sulistyani, Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu (Lepidoptera : Rhopalhocera) Di Kawasan Cagar Alam Ulolanang Kecubung Kabupaten Batang, Skripsi, Semarang, Universitas Negri Semarang, 2013 h.1 6

B. Batasan Masalah Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah 1. Pengumpulan data jenis kupu-kupu di lakukan pada kawasan Hutan Dalit di Desa Benao Hulu Kecamatan Lahei Barat kabupaten Barito Utara. 2. Penelitian dilakukan di siang hari dan objek yang diamati yaitu hanya pada fase Imago (kupu-kupu dewasa). 3. Kegiatan identifikasi terhadap spesimen kupu-kupu yang tidak ditemukan nama jenisnya maka nama kupu-kupu tersebut hanya memakai nama marga ditambah dengan kode jenis yaitu sp. C. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang di kaji dalam penelitian ini adalah : 1. Spesies kupu-kupu apa saja yang terdapat di kawasan Hutan Dalit Desa Benao Hulu kecamatan Lahei Barat kabupaten Barito Utara.? 2. Bagaimana keanekaragaman jenis kupu-kupu yang terapat di kawasan Hutan Dalit desa Benao Hulu kecamatan Lahei Barat kabupaten Barito Utara.? 7

D. Tujuan Penelitian Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Spesies kupu-kupu apa saja yang terdapat di kawasan Hutan Dalit Desa Benao Hulu Kecamatan Lahei Barat Kabupaten Barito Utara. 2. Keanekaragaman jenis kupu-kupu yang terapat di kawasan Hutan Dalit Desa Benao Hulu Kecamatan Lahei Barat Kabupaten Barito Utara. E. Manfaat Penelitian Berdasarkan penelitian ini, maka diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut: 1. Sebagai data dasar kupu-kupu di Kalimantan Tengah umumnya dan Barito Utara khususnya. 2. Memperoleh data tentang jenis kupu-kupu dikawasan Hutan Dalit Desa Benao Hulu kecamatan Lahei Barat kabupaten Barito Utara. 3. Spesimen kupu-kupu dalam bentuk insektarium akan di jadikan sebagai koleksi laboratorium Biologi sebagai penunjang mata kuliah Ekologi Hewan dan Zoologi Invertebrata. 4. Sebagai dasar pemikiran dan acuan untuk pengembangan penelitian selanjutnya. 8

F. Definisi Konsep 1. Inventarisasi adalah suatu kegiatan untuk menghimpun atau mencatat sesuatu. 2. Keanekaragaman adalah kumpulan seluruh penghuni biosfer yang berhubungan antara satu dengan lainnya dan saling mempengaruhi. 3. Spesies adalah salah satu unit dasar klasifikasi biologi, dan paling sering mengacu pada sekelompok organisme yang sama secara fisik yang dapat bertukar informasi genetik dan menghasilkan keturunan yang subur. 4. Kupu-kupu adalah serangga yang termasuk dalam ordo Lepidoptera, artinya serangga yang hampir seluruh permukaan tubuhnya tertutupi oleh lembaran-lembaran sisik yang memberi corak dan warna sayap kupu-kupu. 5. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya 6. Hutan Dalit adalah berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan, menyebabkan hutan Dalit kaya akan berbagai macam vegetasi tropis dimana beberapa spesies fauna juga terdapat serta tersebar hampir di seluruh wilayah hutan Dalit. 9