BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan yang adil dan merata, sangat diperlukan sumber dana dan sumber daya yang berasal dari luar dan dari dalam negeri itu sendiri. Salah satu usaha untuk melaksanakan pembangunan nasional ialah dengan meningkatkan pendapatan dalam pembiayaan pembangunan, yakni dengan menggali sumber dana dan sumber daya yang bisa dimanfaatkan untuk digunakan. Sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang digunakan untuk kepentingan bersama. Oleh sebab itu, sumber dana yang berasal dari pajak harus dikelola secara baik dengan cara mendorong dan meningkatkan peran masyarakat terutama wajib pajak dalam melaksanakan kewajibannya guna meningkatkan pendapatan negara yang diperoleh dari sektor perpajakan. Peningkatan kinerja di daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dan dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan pengaturan sumber daya nasional yang memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah pusat harus memberikan kewenangan yang luas kepada pemerintah daerah/kota, sehingga untuk dapat melaksanakannya maka diperlukan sumber pendapatan daerah yang berasal dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, pinjaman daerah dan bagi hasil pajak pusat yang pengelolaannya oleh daerah agar pemerintah dapat menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan dengan kemampuan sendiri. Berdasarkan lembaga pengelolaanya, pajak dapat dibagi menjadi dua macam yaitu pajak pusat dan pajak daerah. Pajak pusat adalah pajak yang wewenang
pemungutannya ada pada pemerintah pusat, yang pelaksanaannya dilakukan oleh Kementrian Keuangan melalui Direktorat Jendral Pajak, dan hasil pemungutan tersebut akan masuk ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sedangkan pajak daerah adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada pemerintah daerah yang pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Pendapatan. Pajak daerah diatur dalam Undang-undang, dan hasil pemungutan tersebut akan masuk kedalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Pajak daerah merupakan sumber dana yang diperoleh dari masyarakat dalam melaksanakan kewajibannya untuk turut serta meningkatkan pendapatan daerah yang digunakan dalam membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Pajak daerah yang dikelola oleh pemerintah kabupaten/kota tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah diantaranya ialah Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan serta Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Dengan telah ditetapkannya peraturan tentang pajak daerah tersebut maka dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah yang merupakan bagian dari pembangunan nasional. Serta salah satu upaya untuk mewujudkan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab. Daerah kota Bandung merupakan daerah yang mempunyai potensi dan daya tarik dalam sektor kepariwisataan. Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan pariwisata sangat memberikan kontribusi terhadap Pendapatan asli daerah kota Bandung. Pendapatan asli daerah Kota Bandung yang berasal dari pajak daerah, pada Tahun 2010 sekitar 30% (tiga puluh persen) bersumber dari pajak hotel dan hal ini perlu dilakukan secara intensif. Atas dasar pemikiran tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui sampai sejauh mana usaha yang dilakukan oleh instansi yang terkait, dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung untuk meningkatkan pendapatan daerah dari sektor pajak hotel.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menyusun laporan tugas akhir dengan judul Tinjauan Atas Pelaksanaan Penerimaan Pajak Hotel pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang pemilihan judul di atas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan pemungutan pajak hotel pada Dipenda Kota Bandung? 2. Bagaimana rencana dan realisasi anggaran pajak hotel pada Dipenda Kota Bandung? 3. Kendala dan upaya apa saja yang dihadapi dalam pencapaian target dan realisasi pajak hotel pada Dipenda guna meningkatkan pendapatan daerah Kota Bandung? 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun maksud dan tujuan penulisan ini adalah : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan pajak hotel pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung. 2. Untuk mengetahui apakah target dan realisasi pajak hotel pada Dipenda Kota Bandung tahun anggaran 2009 dan 2010 tercapai. 3. Kendala yang dihadapi dan upaya yang dilakukan Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung dalam pencapaian target dan realisasi pajak hotel. 1.4. Kegunaan Laporan Tugas Akhir Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara langsung maupun tidak langsung, bagi berbagai pihak antara lain: 1. Penulis untuk melatih penulis membandingkan teori-teori yang diperoleh selama masa belajar dan untuk menambah pengetahuan yang didapat.
2. Pembaca Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran dan bahan referensi bagi mahasiswa, khususnya jurusan akuntansi untuk melakukan penelitian lebih lanjut. 3. Dinas Pendapatan Kota Bandung Diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menganalisa dan mengevaluasi lebih lanjut mengenai pelaksanaan penerimaan pajak hotel. 1.5. Metode Laporan Tugas Akhir Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yaitu mengumpulkan bahan-bahan, keterangan-keterangan serta data-data lain yang diperlukan. Lalu mengolah dan membahasnya sehingga akhirnya sampai pada suatu kesimpulan dan disajikan dalam bentuk yang dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan dengan cara : a. Observasi (Obsevation) Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada perusahaan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan sesuai dengan topik yang diteliti. b. Wawancara (Interview) Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan antara dua orang atau lebih, bertatap muka, mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan. 1.5.1. Jenis dan Sumber Data Adapun sumber data yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini meliputi dua macam data yang diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Data Primer Data primer adalah data dan informasi yang diperoleh secara langsung oleh penulis dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung pada Bidang Pajak Daerah, dengan melakukan wawancara dengan petugas yang terkait dan observasi di dinas terkait. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data dan informasi yang diperoleh berupa dokumen atau laporan keuangan, struktrur organisasi dan dengan melakukan studi kepustakaan yang berhubungan dengan masalah yang dikaji dari berbagai sumber buku penunjang. 1.5.2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Studi Kepustakaan (Library Research) Penulis melakukan penelaahan dan perbandingan dari beberapa sumber kepustakaan, seperti buku-buku, bahan- bahan kuliah yang ada ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. 2. Studi Lapangan (Field Research) Penulis melakukan penelitian data secara langsung ke Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung, untuk memperoleh data primer yang dilakukan dengan cara wawancara dan observasi di lapangan. 1.6. Lokasi dan Waktu Kerja Praktik Pada penulisan laporan tugas akhir ini, penulis melaksanakan kerja praktik untuk pengambilan data pada dinas terkait,dalam hal ini pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung yang beralamat di Jalan Wastukencana No.2 Bandung. Telepon (022) 4232338, sedangkan waktu pengambilan data dilakukan pada tanggal 06 Juli s.d 06 September 2011 yang dimulai dari pukul 09.00 s.d 14.00 WIB.