METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SD NEGERI I NGERANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III MENGGUNAKAN METODE TUTOR SEBAYA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA PADA SISWA KELAS V SDN 005 BUKIT TIMAH DUMAI

MENINGKATKAN KETERAMPILAN HITUNG PENJUMLAHAN PADA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PERMAINAN BUJUR SANGKAR AJAIB KELAS II SD 1 PEDES ARTIKEL JURNAL

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

Rohmah Mujibatur., Penerapan Metode Role Playing dengan Media Gambar...

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

Abstract. Linda Desiningrum et al, Implementasi Metode Role Playing...

278 Penerapan Metode Sosiodrama...

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TEAM QUIZ DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD N 3 GUNUNGMUJIL TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

PENDAHULUAN Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam meningkatkan mutu pendidikan untuk mewujudkan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN

PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MENGGUNAKAN METODE STUDI KASUS PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI MODEL KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE KELAS III SD

PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DI SEKOLAH DASAR. Oleh: Isra Fitriani. Abstrak

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Rohmawati et al., Penerapan Metode Role Playing...

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS V SD N KARANGMOJO BANTUL

Joyful Learning Journal

Key words: media, motivation, learning achievement

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENERAPAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DI KELAS V SD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM TEACHING SISWA KELAS II SD GEMBONGAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

STRATEGI PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

Joyful Learning Journal

PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 1 BLUNYAHAN BANTUL

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI KOGNITIF IPA MELALUI MODEL LEARNING CYCLE KELAS V SDN PODOSOKO

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KECEMEN, MANISRENGGO, KLATEN ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE MIND MAP SISWA KELAS V

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING SISWA KELAS IV SDN MINOMARTANI 1

Joyful Learning Journal

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DEMOKRASI PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS III SDNEGERI PENDOWOHARJO SLEMAN

PENERAPAN TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS

PENGGUNAAN METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD

The Efektiveness of the Using Powerpoint Media to Increase Student s Learning Achievement In The Application Concept Quality of Agricultural Subject

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS. (Jurnal Skripsi)

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SOKAWERA TAHUN AJARAN 2014/2015

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SIBONU

Keywords: Class Action Research, Audio Visual Video Media, Learning Outcome

Joyful Learning Journal

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DI SD N BALONG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI GUIDED TEACHING DI SDN 09 AIR PACAH PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA TIGA DIMENSI PADA SISWA KELAS V SDN TLOGOADI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MEDIA OBJEK LANGSUNG

PADA KELAS X 3 SMA NEGERI 4 BARABAI TAHUN PELAJARAN

PENERAPAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh MEYLISA EFRILIYANTI SARENGAT SITI RACHMAH SOFIANI

TAHUN AJARAN 2015/2016

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN STRATEGI GUIDED DISCOVERY LEARNING

Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1

Key words : students work sheet, quiz, lottery

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PENERAPAN STRATEGI RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, TRANFERRING (REACT)

Di susun oleh Fitri Anita. Ridwan Melay Marwoto Saiman Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas Riau Jl. Bina Widya KM 12,5 Pekanbaru

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENIGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA PADA SISWA KELAS V SD

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL WORD SQUARE DI SDN 26 PELANGAI KECIL KABUPATEN PESISIR SELATAN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN METODE GUIDED DISCOVERY PADA ANAK KELOMPOK B TK SALAFIYAH PLERET BANTUL

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN INDUKTIF PADA SISWA KELAS IV

ABSTRACT. Key Words: Learning achievement, Small group discussion/buzz group strategies

ISSN: Vol. 4, No. 1, Maret 2017

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: RAHAYU OCTAVIA NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh DITA TRICANDRIA NINGSIH MUGIADI HERMAN TARIGAN

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI KELAS IV SDN PARAKSARI ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE TEBAK KATA PADA SISWA KELAS V

PEMANFAATAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISWA KELAS IV SD NEGERI MAGERSARI 2 MAGELANG

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SD N CEPIT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONGKRIT

PENGGUNAAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SDN 1 MULYOSRI

IMPROVEMENT OF SCIENCE LEARNING OUTCOMES THROUGH GROUP INVESTIGATION IN VB

Transkripsi:

Metode Role Playing... (Anisa Mutmainah) 1.419 METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SD NEGERI I NGERANGAN ROLE PLAY TECHNIQUE TO IMPROVE LEARNING RESULT OF SOCIAL STUDIES Oleh: Anisa Mutmainah, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, anisamutmainah9@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS melalui metode Role Playing pada siswa kelas V di SD Negeri I Ngerangan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 14 siswa, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes, observasi. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan model Kemiss Taggart. Teknik analisis data yang digunakan yaitu deskripsi kuantitatif dan deskripsi kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPS melalui metode Role Playing pada siswa kelas V. Nilai rata-rata siswa sebelum tindakan adalah 42, nilai rata-rata pada akhir siklus I adalah 67 dan nilai rata-rata pada akhir siklus II adalah 84. Pada hasil tes akhir siklus I sebanyak 5 siswa atau 35,7% yang telah memenuhi KKM, pada siklus II sebanyak 13 siswa atau 92,9% serta hasil observasi siswa sangat baik. Kata kunci: hasil belajar, IPS, dengan metode role playing Abstract This research was aimed to improve learning result of Social Studies by implementing the role-play technique in grade V students at SD Negeri 1 Ngerangan. The subjects of this research were 14 students of grade V, the subjects were consisted of 10 boys and 4 girls. The data was obtained from the test and the observation. This research was classified as an action research model by Kemiss Taggart. The data analysis techniques were quantitative description and qualitative description. The results showed that the use of role-play was able to improve the learning result of Social Studies in grade V students. Based on data, the average score of students before action were 42, the average score at the end of the cycle I was 67 and the average score at the end of the cycle II was 84. At the result of final test of cycle I 5 students or 35.7% were achieve the KKM,on the cycle II were 13 students or 92.9% which the observation result was very good. Keywords: learning result, social studies, role-play PENDAHULUAN Pendidikan sebagai upaya untuk membantu siswa untuk menemukan dan mengembangkan potensi yang dimilikinya, pendidikan juga menciptakan situasi yang memberi peluang agar siswa berkembang secara optimal dalam meningkatkan potensi, dan juga bertujuan untuk mengembangkan pribadi yang utuh, serasi baik dalam dirinya maupun dalam lingkungan secara menyeluruh, pendidikan memberi tempat utama pada pribadi siswa, yaitu melalui pengaktualisasikan segala potensi pribadi siswa secara yang relevan dengan kebutuhan yang ada antara minat dan kehidupan siswa. Hakekat pendidikan merupakan pengembangan pribadi sendiri, yang berinteraksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, siswa dengan lingkungan, siswa dengan orangtua, yang nantinya diharapkan dapat memecahkan problema yang dihadapi di masyarakat yang terkait dengan sikap sosial. Pendidikan adalah rangkaian dari keseluruhan proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat suatu aktivitas belajar yang disampaikan oleh guru dengan tujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan sebagai dasar menuju ketingkat dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menegah Atas dan

1.420 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 15 Tahun ke-5 2016 Perguruan Tinggi. Dengan adanya pendidikan adalah keluarga, faktor pendidikan (sekolah) yang terjadi di masyarakat dan sekolah dan faktor masyarakat. Salah satu faktor proses diharapkan dapat membawa sebuah perubahan dari ketidaktahuan menjadi hal-hal yang tahu serta wajib dipelajari oleh siswa, agar siswa belajar yang berpengaruh pada pendidikan (sekolah), baik di tingkat pendidikan (sekolah) dasar, sekolah menengah pertama, sekolah secara aktif mengembangkan potensi dirinya menengah atas dan perguruan tinggi adalah untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, meningkatkan potensi yang lebih maju. pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, Proses pembelajaran di Sekolah Dasar akhlak mulia, serta keterampilan yang sebagai acuan dalam penelitian ini, sangat diperlukan dirinya, akan dikembangkan fundamental bagi perkembangan siswa di masa dimasyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan yang akan datang. Oleh karena pada masa sangatlah penting dalam mengembangkan pendidikan Sekolah Dasar, siswa mengalami potensi yang sangat diperlukan sebagai bekal siswa untuk mengembangkan potensi dan bakat usia perkembangan emas. Usia ini siswa akan mengalami perkembangan yang begitu luar sebagai bekal kemudian hari, dimana biasa, meliputi keagamaan, pengendalian diri pendidikan merupakan suatu proses yang tidak pernah berhenti selama manusia hidup di dunia. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan. Dengan demikian, pendidikan di Siswa sebagai manusia yang sukses di dunia tingkat Sekolah Dasar secara maksimal harus melalui proses belajar, melalui menciptakan sumber daya manusia di Indonesia keterampilan yang sistematis dalam yang berkualitas. pengembangan materi khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Fokus kajian pada mata pelajaran Ilmu Siswa di Sekolah Dasar berusia 7-11 tahun dalam hal ini anak memasuki tahap perkembangan berfikir operasional konkret Pengetahuan Sosial (IPS) yang meliputi yang nyata terkait dengan keagamaan, pengetahuan, konsep-konsep yang berkaitan pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, dengan kehidupan masyarakat dan akhlak mulia, serta keterampilan. Siswa Sekolah lingkungannya, serta kemampuan dasar, untuk Dasar kelas V termasuk ke dalam masa berfikir logis, kritis, rasa ingin tahu, operasional konkret (nyata). Pada masa ini memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, memiliki komitmen dan siswa sudah dapat melakukan hal-hal yang bersifat konkret (nyata) karena anak sudah kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan mulai dapat mengembangkan otaknya untuk kemanusiaan, serta memiliki berkomunikasi, memulai berfikir secara operasional. Masa ini bekerjasama dan berkompetisi dalam siswa akan belajar dari setiap pengalamannya masyarakat yang majemuk, di tingkat yang siswa terima dalam kehidupan sehariharinya, kemampuan lokal, nasional, dan global. Hal ini juga sesuai dengan beberapa siswa mulai aktif dalam belajar karena siswa akan berfikir secara operasional. Oleh faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar karena itu, guru seharusnya mampu

menyampaikan materi pelajaran secara kontektual disesuaikan dengan kehidupan nyata siswa, agar siswa lebih mudah untuk memahami pembelajaran yang difokuskan pada materi yang diajarkan. Kenyataannya di SD Negeri I Ngerangan Bayat Klaten pada saat proses pembelajaran siswa lebih memilih untuk bermain sendiri dan kurang memperhatikan penjelasan guru, ketika guru bertanya terkait materi pembelajaran maka siswa tersebut belum memiliki keberanian serta percaya diri pada saat mengeluarkan pendapatnya. Salah satu alternatif pemecahan masalah di atas yang dapat dilaksanakan oleh guru adalah melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan menerapkan metode Role Playing (bermain peran) pada materi Peristiwa Sekitar Proklamasi. Penerapan metode Role Playing (bermain peran) tersebut, diharapkan dapat memperbaiki kegiatan dalam proses pembelajaran di SD Negeri I Ngerangan Bayat Klaten, yaitu siswa belum memiliki keberanian serta rasa percaya diri saat mengeluarkan pendapatnya, hal tersebut terlihat pada saat kegiatan siswa disuruh untuk mengeluarkan pendapatnya tentang materi pembelajaran. Usaha untuk memperbaiki kondisi tersebut yaitu dengan penerapan metode Role Playing (bermain peran), dengan penerapan metode tersebut siswa akan mengalami langsung dan ikut terlibat di dalam materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang dibelajarkan melalui tokoh-tokoh yang terlibat dalam Peristiwa Sekitar Proklamasi yang diperankan oleh siswa. Melalui aktivitas ini, siswa dilatih untuk menghayati dan mengembangkan daya imajinasi mereka. Penghayatan serta Metode Role Playing... (Anisa Mutmainah) 1.421 pengembangan imajinasi dilakukan oleh siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup. Dengan demikian, diharapkan keberanian siswa serta rasa percaya diri siswa dapat tertanam pada diri siswa pada saat kegiatan Role Playing (bermain peran), dengan demikian siswa dapat mengeksplorasi materi pelajaran dengan lebih baik, diharapkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa pun meningkat. Selain itu, metode Role Playing (bermain peran) sesuai dengan tahapan perkembangan, dengan demikian, di dalam proses pembelajaran melalui aktivitas bermain Role Playing (bermain peran) yang merupakan permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang, untuk dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Penerapan Metode Role Playing (bermain peran) pada materi Peristiwa Sekitar Proklamasi, diharapkan hasil belajar siswa akan menjadi lebih baik. Bagi siswa, bermain merupakan suatu kegiatan yang serius, akan tetapi menyenangkan. Melalui aktifitas bermain, berbagai keinginan dan kebutuhan siswa akan terwujud didalamnya. Bermain adalah medium sebagai sarana siswa mencobakan dirinya, bukan saja dalam fantasinya tetapi juga benar nyata secara aktif. Bila siswa bermain secara bebas, maka secara tidak langsung akan melatih kemampuan siswa. Pembelajaran yang dirancang dan dilakukan sambil bermain, maka siswa akan belajar sesuai tuntutan taraf perkembangannya. Role Playing (bermain peran) merupakan sebuah metode pengajaran yang berasal dari dimensi pendidikan individu

1.422 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 15 Tahun ke-5 2016 maupun sosial. Metode ini membantu masingmasing belajar dalam kelompok dan memberikan siswa untuk menemukan makna pribadi kesempatan terlibat langsung dalam dalam dunia sosial mereka dan membantu pembelajaran. Salah satunya adalah dengan memecahkan dilema pribadi dengan bantuan penerapan metode Role Playing (bermain kelompok. Metode ini dapat diterapkan di kelas rendah maupun di kelas tinggi. Disinilah peran) dalam pembelajaran. Kenyataannya di kelas V SD Negeri I Ngerangan Bayat Klaten dibutuhkan kreatifitas guru dalam masih belum tercapai kondisi ideal yaitu pada mengembangkan metode ini. Role Playing (bermain peran) sebagai suatu metode pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna (jati diri) di dunia sosial dan memecahkan dilema dengan penyampaian materi masih belum bervariasi (ceramah). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara oleh peneliti di SD Negeri I Ngerangan Bayat Klaten pada tanggal 4, 5, 6 November 2015 ditemukan hal-hal sebagai bantuan kelompok. Role Playing (bermain berikut: guru masih menggunakan metode peran) siswa belajar menggunakan konsep peran, menyadari adanya peran-peran yang berbeda dan memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang lain baik sebagai makhluk ceramah dengan menjelaskan materi dan siswa mencatat, buku paket Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) masih menjadi sumber utama belajar, Siswa lebih memilih untuk bermain sendiri dan hidup. Siswa akan mampu mendalami kurang memperhatikan penjelasan guru, siswa sebanyak mungkin pikiran dan perasaan sebagai peran yang dimainkannya. Dengan metode Role Playing (bermain peran) siswa akan mencoba menempatkan diri sebagai tokoh atau pribadi tertentu. Usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru perlu memperhatikan karakteristik siswa pada belum memiliki keberanian serta rasa percaya diri saat mengeluarkan pendapat, cara guru dalam mengajar sudah menggunakan metode pembelajaran, namun belum sesuai dengan kondisi siswa (metode ceramah) dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Data yang diperoleh pada observasi dan usia Sekolah Dasar. Siswa pada usia Sekolah wawancara menunjukkan hasil rata-rata nilai Dasar ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan siswa yang usianya lebih muda atau bahkan sudah dewasa. Siswa senang bermain, ujian tengah semester pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yaitu 63, dimana siswa yang tuntas sebesar 5 siswa, dan yang senang bergerak, senang bekerja dalam belum tuntas sebanyak 9 siswa, dikarenakan kelompok dan senang merasakan atau hasil belajar pembelajaran Ilmu Pengetahuan melakukan sesuatu secara langsung. Agar hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosila (IPS) dapat berjalan dengan baik, maka guru hendaknya mengembangkan pembelajaran Sosial (IPS) masih perlu ditingkatkan pada ujian semesteran. Hendaknya metode yang sudah dipakai (ceramah) dalam pembelajaran dikombinasikan yang mengandung unsur permainan, dengan menggunakan metode Role Playing mengusahakan siswa berpindah, bekerja atau (bermain peran), dengan penerapan metode ini

dapat memupuk keberanian siswa serta menumbuhkan rasa percaya diri siswa kelas V SD Negeri I Ngerangan Bayat Klaten pada proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) hal tersebut untuk meningkatkan hasil Metode Role Playing... (Anisa Mutmainah) 1.423 Sekolah Dasar Negeri I Ngerangan Bayat Klaten terletak dekat dengan rumah penduduk yaitu desa Ngerangan. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan sesuai jadwal mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). belajar siswa menjadi lebih baik. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul Penerapan Metode Role Playing (bermain peran) untuk meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas V SD Negeri I Ngerangan Bayat Klaten. Teknik Pengumpulan Data 1. Tes Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengukur tingkat hasil belajar siswa terhadap pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan menggunakan metode Role Playing (bermain peran). Dalam melakukan tes peneliti METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Subjek dan Obyek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri I Ngerangan Bayat Klaten pada semester II tahun ajaran 2015/2016. Jumlah seluruh siswa ada 14 siswa. Objek dalam penelitian ini adalah Meningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri I Ngerangan pada semester II tahun ajaran 2015/2016. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan sesuai jadwal mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), sehingga tidak ada waktu khusus. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengganggu pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri I Ngerangan Bayat Klaten. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri I Ngerangan, Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. menggunakan instrumen berupa soal tes. Soal tes berisi banyak butir soal yang akan mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan menerapkan metode Role Playing (bermain peran). 2. Observasi Dalam penelitian ini observasi bertujuan menggambarkan keadaan suatu proses pembelajaran, ruang kelas, peralatan, dan juga aktifitas pembelajaran yang berlangsung. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang proses pembelajaran melalui observasi secara langsung. Dalam melakukan observasi, peneliti berpedoman pada lembar observasi sebagai instrumen. Melalui lembar observasi, peneliti dapat mencatat segala aktifitas yang terjadi selama proses pembelajaran. Instrumen Penelitian 1. Tes Tes digunakan sebagai alat untuk mengukur keberhasilan siswa terhadap

1.424 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 15 Tahun ke-5 2016 materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang Tabel 1.Pedoman Penilaian Observasi dipelajari. Tes dikerjakan siswa secara Presentase Kategori individu dan dikerjakan sesudah tindakan 81% - 100% Sangat Baik (post test). 61% - 80% Baik 2. Lembar Observasi 41% - 60% Cukup Dalam penelitian ini observasi 21% - 40% Kurang dilaksanakan ketika proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan 0% - 20% Sangat Kurang menerapkan metode Role Playing (bermain peran). Instrumen yang digunakan terdiri dari lembar observasi guru dan siswa Sumber: (Suharsimi Arikunto, 1998:214). Kriteria Keberhasilan Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini Instrumen yang digunakan dalam adalah nilai hasil belajar Ilmu Pengetahuan penelitian ini adalah tes pada mata pelajaran Sosial (IPS) siswa, sebanyak 75% dari jumlah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi siswa kelas V SD Negeri 1 Ngerangan Bayat Peristiwa Sekitar Proklamasi. Selain tes, Klaten telah mencapai kriteria ketuntasan instrumen yang digunakan yaitu lembar minimal yaitu 70. observasi untuk mengetahui kegiatan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN pembelajaran guru dan untuk mengetahui proses kegiatan siswa dalam belajar di setiap siklusnya. Teknik Analisis Data Tes hasil belajar siswa yang diperoleh pada akhir siklus dihitung kemudian dipersentase dan dihitung skor rata-rata kelasnya. Analisis data Hasil yang diperoleh dari penelitian ini terdiri dari data tes yang berupa nilai postes dan data non tes yang berupa hasil observasi guru dan siswa. Dalam penelitian ini, tes merupakan data primer untuk mengetahui pembelajaran dengan Penerapan metode Role Playing (bermain peran) observasi yang telah diperoleh peneliti dan satu untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu pengamat lainnya juga dihitung persentasenya. Pengetahuan Sosial (IPS) kelas V SD Negeri I Kemudian hasil tes dan observasi disajikan Ngerangan. Berdasarkan nilai ulangan mata secara deskriptif. pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), nilai Dalam penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data rata-rata kelas yang diperoleh adalah 42. Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial kualitatif diperoleh dari hasil observasi kektifan (IPS) dapat diketahui dengan melakukan siswa dalam proses pembelajaran yang penilaian. Penilaian dilakukan pada setiap kemudian dideskripsikan, sedangkan data pertemuan I, II dan III siklus I dan pertemuan I, kuantitatif diperoleh dari hasil belajar siswa. Analisis data observasi sebagaimana pada II, siklus II dengan memberikan soal postes kepada masing-masing siswa. tabel berikut:

80 60 40 20 0 Data yang diperoleh dari siklus I yaitu Gambar 1. Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I, II dan III Nilai rata-rata kelas yang diperoleh pada siklus I adalah 67 dengan presentase ketuntasan sebesar 35,7% (5 siswa), Data yang diperoleh dari siklus II yaitu 100 Gambar 2. Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I, II dan III Kemudian nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 84 dengan presentase ketuntasan sebesar 92,9% (13 siswa). Data perbandingan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa kelas V SD Negeri I Ngerangan Bayat Klaten antara siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 60 Skor Terendah 67 Skor Terendah 73 Skor Tertinggi 92 Skor Tertinggi 67 35.7 Rata-rata Ketuntasan 84 Rata-rata 92.9 Ketuntasan Metode Role Playing... (Anisa Mutmainah) 1.425 Tabel 2. Perbandingan Hasil belajar Siklus I dan Siklus II No. Kode Siswa Postes Siklus I Postes Siklus II 1 BAS 65 85 2 AFA 73 90 3 ATFA 62 80 4 ASCS 67 88 5 AI 73 78 6 AYY 67 82 7 BP 62 67 8 FK 70 80 9 JAM 63 85 10 MGJA 60 83 11 MRR 65 85 12 M 65 87 13 RF 73 92 14 TAB 70 88 Jumlah Nilai 935 1170 Nilai rata-rata 67 84 Nilai Tertinggi 73 92 Nilai Terendah 60 67 Ketuntasan 35,7% 92,9% Berdasarkan tabel 2, menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari KKM pada siklus I sebanyak 5 siswa dengan presentase ketuntasan sebesar 35,7% mengalami penigkatan pada siklus II menjadi 13 siswa yang mendapat nilai lebih dari KKM dengan presentase ketuntasan 92,9. Karena presentase ketuntasan telah memenuhi indikator keberhasilan yaitu > 75%, maka peneliti dihentikan pada siklus II. Sedangkan untuk hasil observasi guru dilakukan pada setiap siklus dan pada observasi siswa dilaksanakan pada setiap kali tatap muka pembelajaran. Hasil dari observasi guru pada siklus 1 guru sudah mengajar dengan baik dengan hasil sebesar 98,75%, dengan kategori sangat baik. Sedangkan pada siklus II guru juga sudah mengajar dengan runtut dengan hasil sebesar 100%, dengan kategori sangat baik.

1.426 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 15 Tahun ke-5 2016 Sedangan untuk hasil observasi siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I, II dan III Siklus I Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Hasil Kategori Hasil Kategori Hasil 80,35 Baik 80,83 Baik 81,9 Kateg ori Sangat baik Tabel 4.Presentase Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I, II dan III Presentase Kategori 81% - 100% Sangat Baik 61% - 80% Baik 41% - 60% Cukup 21% - 40% Kurang 0% - 20% Sangat Kurang Tabel 5. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I, II dan III Siklus II Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Hasil Kategori Hasil Kategori Hasil Kategori 82,73 Sangat baik 83,57 Sangat baik 85,7 Sangat baik Tabel 6.Presentase Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I, II dan III Presentase Kategori 81% - 100% Sangat Baik 61% - 80% Baik 41% - 60% Cukup 21% - 40% Kurang 0% - 20% Sangat Kurang Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa di kelas V SD Negeri I Ngerangan Bayat Klaten masih rendah. Maka dari itu, peneliti dan guru memutuskan untuk memberikan tindakan dengan menerapkan metode Role Playing (bermain peran) untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa. Hasil penelitian pada tahap pra siklus menunjukkan bahwa rata- rata nilai hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa yaitu 42. Setelah diberi tindakan dengan menerapkan metode Role Playing (bermain peran) pada siklus I, rata-rata nilai hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa meningkat dari pra siklus ke siklus I menjadi 67 dengan persentase ketuntasan belajar 35,7% (5 siswa) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 9 siswa. Pada siklus II rata-rata nilai Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa meningkat menjadi 84 dengan persentase ketuntasan belajar 92,9%. (13 siswa) yang belum tuntas sebanyak 1 siswa. Penelitian ini di samping postes yang digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), maka dilakukan juga observasi terhadap guru dan siswa, hasil observasi kegiatan guru mengajar pada siklus I dan siklus II, dapat diketahui bahwa guru melaksanakan pembelajaran dengan runtut sesuai dengan indikator pengamatan yang telah dibuat. Aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus I dan II ini sudah sangat baik dengan perolehan skor sebesar 98,75% dan 100% dari 20 indikator pengamatan. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I dan II, menunjukkan bahwa

aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan. Presentase yang diperoleh dari siklus I adalah 81,9%. Sedangkan presentase yang diperoleh dari siklus II adalah 85,7% dari 15 indikator pengamatan. Hasil kegiatan postes dan observasi, tersebut menunjukkan bahwa metode Role Playing (bermain peran) dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa. Pembelajaran dengan menerapkan metode Role Playing (bermain peran) membuat siswa lebih mudah mengingat dan memahami, materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Hal ini sesuai dengan pernyataan Syaiful Bahri Djamarah (2013: 89) yang menyatakan bahwa dengan menerapkan metode Role Playing (bermain peran) dalam pembelajaran, siswa melatih dirinya untuk memahami, melatih dan mengingat isi bahan/materi yang guru sampaikan melalui penanyangan video dan gambar para tokoh pahlawan yang ada pada materi Peristiwa Sekitar Proklamasi. Maka dari itu, hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa menjadi lebih baik. Penerapan metode Role Playing (bermain peran) pada proses pembelajaran juga dapat memperbaiki kualitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di kelas V SD Negeri I Ngerangan Bayat Klaten. Pada kegiatan Role Playing (bermain peran), siswa dalam proses pembelajaran menjadi aktif dan siswa mempunyai rasa tanggung jawab terhadap peran yang dilakoni misalnya siswa berani tampil tanpa membawa naskah pada kegiatan Role Playing (bermain peran). Siswa juga aktif untuk berbicara didepan teman-teman dan guru. Pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Metode Role Playing... (anisa Mutmainah) 1.427 Sosial (IPS) dengan menerapkan metode Role Playing (bermain peran) dapat memupuk rasa tanggung jawab terhadap peran yang dilakoni dan aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Roestiyah (2011:93) yang menyatakan bahwa bermain peran dapat memupuk rasa tanggung jawab dan aktif dalam pembelajaran. Materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan menerapkan metode Role Playng (bermain peran) merangsang siswa untuk berpikir dan memecahkan masalah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Syaiful Bahri Djamarah (2013: 89) yang menyatakan bahwa dengan menerapkan metode Role Playing (bermain peran) dapat merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah. Penerapan mata Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan metode Role Playing (bermain peran) dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Abdul Majid (2013: 208) yang menyatakan bahwa bermain peran dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran. Penelitian pada siklus II dinyatakan berhasil karena sudah memenuhi kriteria keberhasilan yaitu nilai hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa, sebanyak 75% dari jumlah siswa kelas V SD Negeri I Ngerangan Bayat Klaten, telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70. Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan metode Role Playing (bermain peran) dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa kelas V di SD

1.428 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 15 Tahun ke-5 2016 Negeri I Ngerangan Bayat Klaten. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode Role Playing (bermain peran) pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan materi Peristiwa Sekitar Proklamasi, telah meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri I Ngerangan Bayat Klaten. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai rata-rata postes dan presentase ketuntasan belajar siswa dari pratindakan, postes akhir siklus I dan postes akhir siklus II. Nilai rata-rata siswa sebelum tindakan adalah 42, nilai rata-rata pada akhir siklus I adalah 67 dan nilai rata-rata pada akhir siklus II adalah 84. Pada kondisi awal, belum ada siswa yang mencapai KKM dengan presentase ketuntasan belajar 0%. Pada hasil tes akhir siklus I sebanyak 5 siswa atau 35,7% dan tes akhir siklus II yaitu 13 siswa atau 92,9%. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh untuk itu disarankan bagi guru sebaiknya lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran didalam kelas dan di luar kelas, dengan menerapkan metode Role Playing (bermain peran) pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) maka guru dapat memberikan kegiatan pembelajaran yang menarik sehingga dapat membantu siswa untuk aktif selama proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa. Bagi sekolah sebaiknya sekolah memberikan memfasilitasi sarana prasarana yang mendukung untuk menciptakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan inovatif serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Bagi siswa dengan adanya penerapan metode Role Playing (bermain peran) pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diharapkan siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran agar memperoleh prestasi yang baik. DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Arikunto, Suharsimi, dkk. (1988). Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara. Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta. Syaiful Bahri Djamarah. (2013). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta