Lembaga Kemasyarakatan
Latar Belakang Didalam masyarakat pasti ada norma yg mengatur hidup mereka guna mencapai ketertiban hidup Norma- norma tersebut berkelompok-kelompok pada berbagai kebutuhan pokok manusia. Contoh : Kebutuhan pendidikan, kebutuhan akan rasa keindahan,dll Kebutuhan-kebutuhan itu menjelma menjadi lembaga kemasyarakat berdasarkan bidangnya: Lembaga Pendidikan, lembaga kesenian,dll APA YANG DIMAKSUD DENGAN LEMBAGA KEMASAYARAKATAN ITU?
Lembaga kemasyarakatan merupakan himpunan daripada norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok didalam kehidupan masyarakat (Soerjono Soekanto) Pentingnya lembaga kemasyarakatan adalah agar ada keteraturan dan integrasi dalam pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat
Fungsi lembaga kemasyarakatan Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap didalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat yang terutama menyangkut kebutuhan-kebutuhan yang bersangkutan Menjaga kebutuhan dari masyarakat yang bersangkutan Sebagai sistem pengendalian (social control) Apabila hendak mempelajari kebudayaan maka harus teliti dengan lembaga kemasyarakatanya. KENAPA DEMIKIAN?
Ciri-ciri umum lembaga kemasyarakatan Terorganisir berdasarkan kebutuhan pokok (tujuan) Memiliki kelengkapan alat untuk mencapai tujuan (Aturan lembaga, pengurus lembaga, program kerja lembaga, dll) Dll
Norma-norma Masyarakat Supaya hubungan antara manusia di dalam suatu masyarakat terlaksana sebagaimana diharapkan, maka diciptakan norma- norma, yang mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda Untuk membedakan kekuatan mengikat norma-norma tersebut dikenal adanya empat pengertian : Cara (usage), menunjuk menunjuk pada suatu bentuk perbuatan perbuatan Kebiasaan (folksway) adalah perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama. Tata kelakukan (mores), merupakan kebiasaan yang dianggap sebagai cara berperilaku dan diterima norma-norma pengatur. Adat-istiadat (customs) adalah tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat. Bila adat-istiadat dilanggar, maka sanksinya berwujud suatu penderitaan bagi pelanggarnya.
Dalam rangka pembentukannya sebagai lembaga kemasyarakatan, normanorma tersebut mengalami beberapa proses, yaitu : Proses pelembagaan (institutionalization), yakni suatu proses yang dilewati oleh sesuatu norma kemasyarakatan yang baru untuk menjadi bagian dari salah satu lembaga kemasyarakatan. Maksudnya ialah, sampai norma-norma kemasyarakatan kemasyarakatan itu oleh masyarakat dikenal, diakui, dihargai dan kemudian ditaati dalam kehidupan sehari-harinya. Norma-norma yang Internalized, artinya bahwa proses norma-norma kemasyarakatan tidak hanya berhenti sampai pelembagaan saja. Akan tetapi mungkin norma-norma tersebut mendarah-daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat.
Tipe-tipe lembaga kemasyarakatan dapat diklasifikasikan dari pelbagai sudut. Menurut Gillin dan Gillin : a. Dari sudut perkembangannya : Crescive Institutions Lembaga Lembaga-lembaga lembaga yang secara tidak sengaja sengaja tumbuh dari adat- istiadat masyarakat. Contoh : hak milik, perkawinan, agama, dsb. Enacted Institution Dengan sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya lembaga utang-piutang, lembaga perdagangan, dan lembaga-lembaga pendidikan, yang kesemuanya berakar pada kebiasaan-kebiasaan masyarakat.
b. Dari sudut sistem nilai-nilai yang diterima masyarakat: Basic Institutions Lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Dalam masyarakat Indonesia, misalnya keluarga, sekolah-sekolah, segara, dsb. Subsidiary Institutions Dianggap Dianggap kurang penting penting. Misalnya Misalnya kegiatan kegiatan -kegiatan kegiatan untuk rekreasi.
c. Dari sudut penerimaan masyarakat: Approved-Socially Sanctioned Institutions Lembaga-lembaga yang diterima masyarakat, seperti sekolah, lembaga perdagangan, dsb. Unsanctioned Institutions Lembaga-lembaga yang ditolak masyarakat, walau masyarakat kadang-kadang tidak berhasil memberantasnya. Misalnya kelompok penjahat, pemeras, pencoleng, dsb.
d. Dari sudut penyebarannya : General Institutions Contoh : Agama merupakan suatu General Institutions, karena dikenal oleh hampir semua masyarakat dunia. Restricted Institutions Agama Islam, Katolik, Protestan, Budha, dan Hindu, merupakan Restricted Institutions, karena dianut oleh masyarakat tertentu di dunia ini.
e. Dari sudut fungsinya fungsinya : Operative Institutions Berfungsi sebagai lembaga yang menghimpun pola-pola atau tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan. Restricted Regulative Bertujuan untuk mengawasi adat-istiadat atau tata kelakukan yang tidak menjadi bagian mutlak lembaga itu sendiri.
Tipe-tipe lembaga kemasyarakatan Lembaga adat (kumpulan masyarakat adat) Lembaga pemerintahan (negara: eksekutif, yudikatif, legislatif,dll) Lembaga politik (Partai Politik) Lembaga privat (Perusahaan) Lembaga pendidikan (sekolah: SD,SMP,SMA,Perguruan Tinggi) Lembaga sosial (Ormas: NU dan Muhammadiyah,dll) Dll
Cara menganalisa/meneliti lembaga kemasyarakatan Analisa secara historis (bagaimana lembaga itu berdiri dan berkembang) Analisa komparatif (menelaah lembaga kemasyarakatan tertentu dalam berbagai masyarakat lainnya) Analisa secara fungsionil (menganalisa hubungan antara lembaga ) Ketiga cara analisa diatas saling melengkapi, atau dengan kata lain salah satu pendekatan dipakai sebagai alat pokok, yang lain sebagai alat tambahan
Conformity dan Devition Conformity, mentaati aturan dan nilai yang berkembang didalam masyarakat atau lembaga kemasyarakatan. Tradisi dan nilai sosial yg terlembaga sangat kuat dan dijunjung tinggi Devition, penyimpangan terhadap aturan dan nilai yang berlaku didalam masyarakat. Tradisi tidak lagi digunakan dalam pemenuhan kebutuhan hidup atau aspirasi (Robert K. Merton)