BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri secara kolaboratif dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. (Trianto 2011:30), berpendapat bahwa :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang dilakukan peneliti secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action

BAB III METODELOGI PENELITAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar berdasarkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik dan benar (Kunandar, 2011: 41). Adlan (2011: 4) menjelaskan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Oleh sebab

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Class Room Action Research).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dikembangkan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil. saling terkait dan berkesinambungan, yaitu :

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 2

Transkripsi:

27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sesuai dengan model Penelitian Tindakan Kelas, prosedur penelitian yang akan ditempuh melalui berbagai kegiatan yang saling terkait dan berkesinambungan, yaitu tahap perencanaan atau persiapan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. adalah Menurut Russeffendi (Natalia dan Dewi, 2008:4) penelitian tindakan kelas Suatu tindakan yang terarah, terencana, cermat, dan penuh perhatian yang dilakukan oleh praktisi pendidikan (guru) terhadap permasalahan yang ada dalam kelas yang bertujuan untuk memperbaiki pendidikan sebagai model mengajar, kurikulum dan sebagainya. Sedangkan menurut Ebbut (Wiraatmadja, 2008: 12) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah Kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dalam melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakantindakan dalam pembelajaran tersebut. Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Research adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri (dilakukan dalam pembelajaran biasa bukan kelas khusus). PTK dilakukan dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif. Tujuannya adalah untuk memperbaiki kinerja guru yang bersangkutan supaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Fokus PTK adalah pada siswa atau pada proses pembelajaran yang terjadi di kelas. Dalam penelitian ini guru berperan sebagai pengajar sekaligus mengambil data (Natalia dan Dewi, 2008: 5).

28 Melalui PTK guru dapat mengetahui masalah yang dihadapi siswa pada mata pelajaran tertentu dan guru langsung dapat melakukan tindakan-tindakan untuk memperbaiki atau meningkatkan proses pembelajaran yang kurang berhasil agar menjadi lebih baik dan efektif. Pada penelitian ini, desain PTK yang digunakan yaitu desain yang dikembangkan oleh Kemmis Dan Mc Taggart, yang biasa disebut dengan model spiral. Ciri khas dari PTK yaitu dengan adanya siklus-siklus. Dalam model spiral ini tiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu merencanakan (planning), melakukan tindakan (acting), mengamati (observing), dan merefleksikannya (reflecting). Alur penelitian yang akan dilaksanakan dalam PTK ini adalah dua siklus. Akan tetapi jika hasilnya belum memenuhi harapan maka akan dilanjutkan ke siklus berikutnya hingga tujuan yang diinginkan tercapai. Tahapan pada tiap siklusnya yang pertama adalah perencanaan, pada tahap perencanaan peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dan instrumen (LKS, lembar evaluasi siswa, lembar observasi guru dan siswa, dan catatan lapangan). Kedua, setelah rencana disusun secara matang barulah tindakan itu dilakukan. Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan direncanakan. Ketiga, bersamaan dengan dilaksanakannya pembelajaran, peneliti mengamati proses pelaksanaan pembelajaran itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya melalui lembar observasi. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan. Tahap ini dilakukan untuk mempertimbangkan hasil pembelajaran dan menentukan tindakan pada siklus selanjutnya. Jika hasil refleksi menunjukan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan yang telah dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang dari apa yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.

29 (http://ejurnalpendidikan.blogspot.com/2012/04/penelitian-tindakan-kelasmodel-kemmis.html) Gambar 3.1 Diagram Alur PTK Kemmis dan Taggart B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Bukanagara berlokasi di Jalan Bukanagara Nomor 5 Desa Pagerwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. 1. Waktu Penelitian Penelitian ini berlangsung selama empat bulan, dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2013.

30 C. Subyek Penelitian Subyek Penelitian Tindakan Kelas dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Bukanagara Lembang Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013. Jumlah siswa kelas V adalah 30 siswa, terdiri dari 12 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Konsep materi yang diajarkan peneliti adalah tentang jenis-jenis tanah. D. Prosedur Penelitian Prosedur awal penelitian dilakukan sebelum peneliti melakukan tindakan pertama. Langkah awal adalah membuat rencana kegiatan pembelajaran. Kedua, setelah rencana disusun secara matang barulah tindakan itu dilaksanakan. Ketiga, bersama dilaksanakannya tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkan melalui lembar observasi. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang sudah dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukkan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan yang telah dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan selanjutnya lebih baik dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa pun bisa meningkat. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal. Untuk lebih terperinci prosedur penelitian tindakan dalam setiap siklus adalah sebagai berikut: 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)

31 Tahap ini merupakan tahapan awal dalam melaksanakan penelitian. Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan serta merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan beserta instrument pengumpul data yang akan digunakan. Tahap perencanaan tindakan yang dilakukan pertama kali oleh peneliti adalah berdiskusi dengan guru kelas V mengenai hasil belajar siswa. Setelah itu didapatkan informasi bahwa hasil belajar siswamasih kurang. Berdasarkan masalah tersebut, peneliti merencanakan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Dalam tahap perencanaan ini kegiatan secara rinci meliputi: 1) Menyiapkan Instrumen Pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together. 2) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS). 3) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa, serta sikap siswa. 4) Menyusun dan menyiapkan tes formatif beserta kunci jawabannya. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) 1) Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan. Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan dengan berpedoman pada rencana tindakan. 2) Melakukan observasi selama pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan format observasi yang telah disiapkan. c. Tahap Pengamatan (Observing) Observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung dalam upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai observer adalah teman sejawat.

32 1) Observasi dilakukan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa serta sikap siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together. 2) Mengamati dan menuliskan apa yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung sebagai catatan lapangan yang berguna untuk refleksi. d. Tahap Refleksi (Reflecting) Data-data dari observasi dan evaluasi dikumpulkan, kemudian berdasarkan hasil ini peneliti melakukan refleksi diri tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti akan mengetahui kelebihan dan kekurangan dari skenario pembelajaran yang telah direncanakan dan dilaksanakan. Setelah mengetahui kekurangan dari skenario pembelajaran pada siklus ini, peneliti merencanakan perbaikan untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya, sampai peneliti menemukan hasil yang terbaik sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. 2. Siklus II a. Tahap Perencanaan Tindakan (Planning) 1) Menyiapkan Instrumen Pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dengan mengacu pada RPP siklus I. 2) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS). 3) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa, serta sikap siswa. 4) Menyusun dan menyiapkan tes formatif beserta kunci jawabannya.

33 b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) Melaksanakan pembelajaran sesuai rencana yang telah dibuat. Pelaksanaan ini merujuk kepada refleksi dari siklus I sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan. c. Tahap Pengamatan (Observing) Observasi dilakukan seperti di siklus I selama pembelajaran berlangsung dalam upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai observer adalah teman sejawat. 1) Observasi dilakukan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa serta sikap siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together. 2) Mengamati dan menuliskan apa yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung sebagai catatan lapangan yang berguna untuk refleksi. d. Tahap Refleksi Analisis dan refleksi seperti pada siklus I. Jika perolehan skor rata-rata dan persentase ketuntasan belajar belum mencapai seperti yang diharapkan, paling tidak hasil tindakan menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II, maka hal ini menunjukkan tindakan berhasil dan siklus dapat dihentikan. E. Instrumen Penelitian Instrumen diperlukan untuk memperoleh atau mengumpulkan data yang akurat. Instrumen penelitian menurut Arikunto (2002: 136) adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

34 Terdapat dua jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpul data. Instrumen pembelajaran merupakan perangkat yang mejadi penunjang dalam pelaksanaan pembelajaran, sedangkan instrumen pengumpul data adalah perangkat yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan. 1. Instrumen Pembelajaran Instrumen pembelajaran adalah instrumen yang dipakai selama pembelajaran berlangsung. Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS). a. Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) RPP adalah rancangan pembelajaran yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. RPP harus mengandung program yang terperinci sehingga tujuan yang diinginkan untuk menentukan keberhasilan kegiatan pembelajaran sudah terumuskan dengan jelas. Peneliti melakukan daur siklus dengan merencanakan dua siklus. Penyusunan RPP disesuaikan dengan model pembelajaran yang digunakan, yaitu model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together. b. Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS diberikan kepada masing-masing siswa. LKS dibuat berdasarkan indikator, standar kompetensi, dan kompetensi dasar pada mata pelajaran IPA SD kelas V Semester 2 pada materi Jenis-jenis Tanah. 2. Instrumen Pengumpulan Data Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data tentang pembelajaran IPA materi Jenis-jenis Tanah dengan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together. Untuk memperoleh data tersebut secara objektif, diperlukan instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik.

35 Instrumen penelitian yang akan digunakan untuk pengumpulan data yaitu sebagai berikut: a. Lembar Observasi Lembar observasi merupakan panduan bagi observer dalam mengadakan pengamatan terhadap jalannya kegiatan penelitian. Lembar observasi ini terdiri dari dua jenis, yaitu lembar observasi guru dan siswa. b. Lembar Pengamatan Sikap Lembar pengamatan sikap digunakan untuk mengetahui sikap siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together pada materi jenis-jenis tanah. c. Tes Instrumen ini digunakan untuk melihat hasil belajar siswa yaitu berupa tes tulis berbentuk uraian. Tes ini disusun berdasarkan indikator, standar kompetensi, dan kompetensi dasar pada mata pelajaran IPA SD kelas V Semester 2 pada materi Jenis-jenis Tanah. d. Catatan Lapangan Catatan lapangan digunakan peneliti dan observer untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama pembelajaran yang nantinya dapat dijadikan untuk bahan refleksi pada tindakan/siklus selanjutnya. F. Analisis dan Interpretasi Data Data diperoleh melalui instrumen yang telah digunakan dalam penelitian. Kemudian data tersebut diolah dan di analisis. Analisis data dalam PTK adalah suatu kegiatan mengolah data yang telah diperoleh dari kegiatan dan hasil pembelajaran untuk mengetahui keberhasilan tindakan pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif. 1. Analisis data kualitatif

36 Data kualitatif diperoleh dari data hasil observasi aktivitas guru dan siswa, sikap siswa, serta catatan lapangan. a. Data Hasil Observasi Guru dan Siswa Data hasil observasi guru dan siswa diperoleh dari lembar obsevasi dan dideskripsikan. Lembar observasi guru bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Sedangkan lembar observasi siswa bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran. b. Pengolahan Data Hasil Observasi Sikap Siswa Pengolahan data observasi menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif yang digambarkan dalam tabel dan uraian singkat. Data berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran tentang aktivitas kerja sama siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together. c. Catatan Lapangan Catatan lapangan yang dideskripsikan dalam bentuk paragraf. Catatan lapangan dikaii untuk mengetahui apa saja yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. 2. Analisis data kuantitatif Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes bentuk uraian. Data diolah dengan menggunakan statistika deskriptif. a. Penyekoran Hasil Tes Pengolahan data hasil belajar siswa dilakukan pada setiap siklus. Untuk mengolah data hasil tes individu menggunakan skala 10-100 dengan skor maksimum atau ideal 100. b. Menghitung Nilai Rata-rata Kelas

37 Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Nilai ratarata ini didapat dengan menggunakan rumus: X = Keterangan: x = nilai rata - rata Σx = jumlah semua nilai siswa = jumlah siswa Purwanto (dalam Iswanto, 2011: 32) c. Menghitung Persentase Ketuntasan Belajar Persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal menggunakan rumus: Σ x Keterangan: Σ = jumlah siswa yang mendapat nilai 65 n = banyak siswa 100% = bilangan tetap TB = ketuntasan belajar