BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 2012). Status kesehatan gigi dan mulut umumnya dinyatakan dalam prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk gigi tiruan cekat (fixed) atau gigi tiruan lepasan (removable). Salah

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN ANAK USIA 7 SAMPAI DENGAN 12 TAHUN TENTANG ORAL HYGIENE BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI SDN JALAN ANYAR KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak ahli mengatakan bahwa kesehatan rongga mulut merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi kesehatan keseluruhan dari tubuh. Pembangunan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi estetik yang menunjang kecantikan. Menjaga kebersihan gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. dibidang kesehatan gigi perlu mendapat perhatian (Depkes RI, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data WHO (World Health Organization) (2013), terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi dan radang gusi (gingivitis) merupakan penyakit gigi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang. masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mufidah (2012) umumnya permasalahan keseh atan pada

I. PENDAHULUAN. Gigi adalah alat pengunyah dan termasuk dalam sistem pencernaan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebanyak 129,98 juta jiwa merupakan penduduk dengan jenis kelamin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebersihan gigi dan mulut. Perilaku pencegahan terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. Kesehatan gigi dan

BAB V HASIL PENELITIAN. Selatan dengan luas wilayah kerja seluas 14,87 Km 2, terdiri dari 3 wilayah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Gigi dan mulut merupakan alat pencernaan mekanis manusia. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai tahapannya

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor penting dalam perkembangan normal anak. 1 Penyakit gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. keseluruhan (Lossu dkk.,2015). Dengan memiliki gigi dan mulut yang sehat,

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada

BAB I PENDAHULUAN. Mulut merupakan pintu gerbang utama di dalam sistem pencernaan. Makanan

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI ANAK SDN KLECO II KELAS V DAN VI KECAMATAN LAWEYAN SURAKARTA

KERANGKA ACUAN KEGIATAN SIKAT GIGI MASSAL

BAB 1 PENDAHULUAN. jika gigi mengalami sakit akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Kesehatan gigi

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. utama bila dibandingkan dengan penyakit umum lainnya. Penyakit gigi yang paling banyak

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. orangtua sangat menentukan dalam pertumbuhan dan perkembangan pada. (Notoatmodjo, 2003). Kesehatan gigi dan mulut pada anak apabila

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti berbicara, makan, dan bersosialisasi tidak akan terganggu karena terhindar dari rasa sakit,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum (Malik, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. program Oral Health 2010 yang telah disepakati oleh WHO (World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan salah satu permasalahan kesehatan gigi yang paling

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Berdasarkan hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. terencana melalui pendidikan. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan umum seseorang banyak dipengaruhi oleh kesehatan gigi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB VII PENUTUP. 1. Lebih dari separoh responden mengalami karies gigi di Sekolah Dasar Negeri

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan kesehatan anak, salah satunya disebabkan oleh rentannya

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49

INDEKS DEF-T PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK SEKOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN

Gambaran Status Karies Gigi Pada Mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Jakarta 1,2008

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes,

BAB I PENDAHULUAN. pada anak usia sekolah dasar (Soebroto, 2009). mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (karies gigi) dan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan yang semakin muncul di permukaan. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh Pemerintah (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 93). (Rahmawati dkk., 2011). Anak-anak yang berusia 6-12 tahun diseluruh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang ikut

Determinan Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar Di Pulau Nusa Penida, Klungkung, Bali

GAMBARAN TINGGINYA ANGKA KARIES GIGI PADA SD BINAAN PELAYANAN ASUHAN DI WILAYAH KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan mulut merupakan hal penting untuk kesehatan secara umum dan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kementerian Kesehatan Tahun 2010 prevalensi karies di Indonesia mencapai 60

BAB I PENDAHULUAN. (D = decayed (gigi yang karies), M = missing (gigi yang hilang), F = failed (gigi

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang hidup dengan perilaku dan lingkungan sehat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang berkaitan dengan bagian tubuh yang lain. Dampak sosial

Tujuan Umum. Tujuan Khusus

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah menyusun program perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk

KESEHATAN GIGI MASYARAKAT: Pelbagai Survei FKG UGM. Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat, FKG-UGM

BAB I PENDAHULUAN. menunjang upaya kesehatan yang optimal (Depkes RI, 2001). menunjang kesehatan tubuh seseorang (Riyanti, 2005).

BAB I. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi,

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebersihan mulut merupakan hal yang sangatlah penting. Beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. (pedesaan) dan masyarakat urban (perkotaan). Terdapat beberapa perbedaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kognitif, yang memerlukan kesehatan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan yang dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan meliputi upaya promotif berupa pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, upaya preventif berupa pencegahan penyakit, upaya kuratif berupa penyembuhan penyakit dan upaya rehabilitatif berupa pemulihan kesehatan. 1 Salah satu bidang yang sangat perlu diperhatikan dalam pembangunan kesehatan adalah kesehatan gigi dan mulut karena kesehatan gigi dan mulut sangat memengaruhi kualitas kehidupan (quality of life), termasuk fungsi bicara, pengunyahan, dan rasa percaya diri. 2 Data global menunjukkan bahwa penyakit gigi dan mulut menjadi masalah dunia yang dapat memengaruhi kesehatan secara umum dan kualitas hidup. Masalah kesehatan gigi dan mulut terbesar yang umum dihadapi adalah karies. Karies merupakan penyakit universal yang dapat terjadi pada semua usia, ras, sosial ekonomi serta jenis kelamin. National Institution of Health di Amerika Serikat, melaporkan bahwa karies gigi menjadi penyakit kronis yang paling sering diderita anak umur 5-17 tahun, kasusnya lima kali lebih banyak dibanding asma dan tujuh kali dibanding demam akibat alergi. 3,4 1

2 Derajat kesehatan individu ditentukan oleh perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik. 1 Menurut Blum (1974), perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang memengaruhi kesehatan individu, kelompok atau masyarakat. Notoadmodjo cit frankari menjelaskan bahwa salah satu penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. 5 Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut sehingga anak masih tergantung pada orang dewasa dalam hal menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Perilaku kesehatan menurut Skinner adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Notoadmodjo berpendapat bahwa perilaku kesehatan adalah perilaku atau usahausaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Tinggi atau rendahnya status kesehatan gigi dan mulut dipacu oleh kemampuan individu dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut agar individu tersebut dapat mencapai tingkat oral hygiene yang memadai. 5 Dalam berperilaku, pengetahuan merupakan hal dasar yang harus ada. Dengan adanya pengetahuan, maka individu dapat bersikap dan mewujudkannya dalam bentuk tindakan. Jika terdapat perubahan pada pengetahuan akan berdampak pada perubahan sikap dan tindakan seseorang. Kurangnya perhatian individu dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu faktor penting terjadinya karies. Karies gigi adalah penyakit

3 jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan yang dimulai dari permukaan gigi meluas ke arah pulpa, dapat terjadi pada setiap orang, pada suatu permukaan gigi dan dapat meluas ke bagian yang lebih dalam dari gigi. 6 Karies disebabkan oleh empat komponen yang saling berinteraksi dalam menyebabkan karies. Komponen pertama yaitu host adalah keadaan gigi dan saliva, merupakan tuan rumah untuk mikroorganisme yang ada dalam mulut. Komponen kedua adalah mikrorganisme yang ada dalam mulut, komponen ketiga adalah substrat (makanan). Komponen keempat adalah waktu. Keempat komponen ini sering digambarkan sebagai empat lingkaran yang memengaruhi karies gigi. 7,8 Status kesehatan gigi dan mulut dinyatakan dalam prevalensi karies gigi dan penyakit periodontal. Untuk menilai status kesehatan gigi dan mulut dalam hal ini karies gigi permanen digunakan nilai DMF-T (Decay Missing Filled Teeth). Nilai DMF-T adalah angka yang menunjukkan jumlah gigi dengan karies pada seseorang atau sekelompok orang. Angka D adalah gigi yang berlubang karena karies gigi, angka M adalah gigi yang dicabut karena karies gigi, angka F adalah gigi yang ditambal atau ditumpat karena karies dan dalam keadaan baik. Nilai DMF-T adalah penjumlahan D+M+F. Pengukuran pertama indeks DMF-T menurut WHO dilakukan pada anak usia 12 tahun, yang dinyatakan dengan target indeks DMF-T yaitu 3, yang berarti pada usia 12 tahun jumlah gigi yang berlubang (D), dicabut karena karies gigi (M), dan gigi dengan tumpatan yang baik (F), tidak lebih atau sama dengan 3 gigi per anak. 9,10 Berdasarkan data World Helath Organisation (WHO) tahun 2012, 60-90% anak-anak sekolah dan hampir 100% orang dewasa di dunia memiliki karies yang

4 sering menimbulkan rasa sakit serta dapat memengaruhi kualitas hidup. 3 Prevalensi karies akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Anak usia 6 tahun telah mengalami karies pada gigi tetapnya sebanyak 20%, meningkat 60% pada usia 8 tahun, 85% usia 10 tahun daan 90% pada usia 12 tahun. 11 Berdasarkan hasil Survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional Departemen Kesehatan RI tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi rata-rata 25,9% dari 250 juta jiwa mempunyai masalah dengan gigi dan mulut, dimana indeks DMF-T sebagai indikator status kesehatan gigi, yaitu sebesar 4,6. Ini menunjukkan banyaknya kerusakan gigi pada penduduk Indonesia yaitu 460 buah gigi per 100 orang atau 4-5 buah gigi per orang. 12,13 Indeks ini telah melebihi standar yang telah ditetapkan oleh WHO yaitu 3. Data Riskesdas tahun 2013 juga menunjukkan bahwa penduduk Indonesia kelompok usia 12 tahun memelihara kesehatan giginya dengan menyikat gigi setiap hari sebanyak 95,7 %. Namun, hanya 1,8 % yang menyikat gigi dengan benar. Untuk provinsi Sumatera Barat, dari 93,7 % penduduk berusia 10 tahun hanya 1,4 % yang menyikat gigi dengan benar. 12 Melalui pusat data informasi dan kesehatan kemenkes RI mengungkapkan bahwa pada tahun 2013 hanya 2,3 % penduduk umur 10 tahun ke atas menyikat gigi dengan benar (sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam). 13 Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Syukra Alhamda juga menunjukkan bahwa prevalensi karies pada murid kelompok usia 12 tahun di SDN kota Bukittinggi masih tinggi yaitu sebesar 55,68 dengan persentase yang menderita karies pada murid perempuan lebih tinggi (28,97%) daripada laki-laki (26,70%). 14

5 Untuk wilayah provinsi Sumatera Barat, prevalensi masyarakat yang bermasalah dengan gigi dan mulut adalah 22,2%. Namun, tidak semuanya yang melakukan perawatan terhadap gigi tersebut, yakni hanya 35, %. Selain itu, indeks DMF-T provinsi Sumatera Barat berada di atas rata-rata nasional, yaitu 4,7 dan ini termasuk kategori tinggi. 12 Ini membuktikan kurangnya kesadaran masyarakat dalam memelihara kesehatan giginya. Profil kesehatan kota Padang tahun 2014 menunjukkan bahwa 20.777 murid dari 99.876 murid SD/MI yang dilakukan pemeriksaan, sebanyak 7.095 murid memerlukan perawatan gigi dan hanya 1.764 murid yang mendapatkan perawatan gigi. Dari data didapatkan bahwa wilayah kerja Puskesmas Andalas memiliki cakupan pelayanan kesehatan gigi dan mulut tertinggi di Kota Padang dibandingkan dengan wilayah kerja puskesmas lainnya. 15 Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya dilakukan sejak usia dini. Usia sekolah adalah usia yang sangat ideal untuk melatih kemampuan motorik anak. 16 WHO merekomendasikan kelompok usia 12 tahun untuk diperiksa karena umumnya anak-anak meninggalkan bangku sekolah pada usia ini dan usia 12 tahun merupakan kelompok yang mudah dijangkau melalui sistem UKGS. WHO juga menetapkan usia 12 tahun sebagai objek penelitian epidemiologi yang dilakukan di seluruh dunia. Selain itu, pada usia tersebut anak dapat lebih mudah diajak komunikasi. 17 Semua gigi permanen diperkirakan sudah erupsi pada kelompok usia ini, kecuali molar tiga. Berdasarkan ini, usia 12 tahun ditetapkan sebagai usia pemantauan global (global monitoring age) untuk karies. 18

6 Salah satu upaya kesehatan gigi yang dilakukan organisasi dunia FDI World Dental Federation adalah melalui peringatan hari kesehatan gigi dan mulut sedunia yang dilaksanakan dalam upaya menunjang peningkatan kesehatan gigi dan mulut masyarakat dalam tingkat global. 19 Pemerintah Indonesia dan pihak swasta telah melakukan upaya untuk menanggulangi prevalensi karies gigi yang masih tinggi di Indonesia. Pemerintah Indonesia telah bekerja sama dengan pihak swasta dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dalam program gerakan pemeriksaan gigi gratis dan edukasi tentang kebersihan gigi kepada anak-anak dan orang tua yang diselenggarakan pada Bulan Kesehatan Gigi Nasional. 20 Selain memberikan pelayanan kesehatan gigi gratis bagi masyarakat, PDGI melalui BKGN juga melakukan edukasi gigi dan mulut serta pelayanan gratis untuk anakanak serta memberikan edukasi diberikan kepada siswa SD dan dokter gigi kecil. Selain itu, program upaya kesehatan gigi sekolah (UKGS) juga merupakan salah satu kegiatan promotif dan preventif dari puskesmas untuk kesehatan gigi. 17,21 Dengan demikian, organisasi dunia, pemerintah Indonesia, PDGI, dan pihak swasta telah memiliki program dalam menanggulangi prevalensi karies gigi yang tinggi di dunia dan Indonesia. Dengan melihat data-data yang ada mengenai tingginya kejadian karies gigi khususnya pada kelompok usia 12 tahun, dikarenakan kurangnya kesadaran akan kesehatan gigi terutama pada anak sekolah sehingga mengakibatkan proses belajar menjadi terganggu. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Hubungan antara tindakan menjaga kebersihan rongga mulut dengan

7 indeks DMF-T pada kelompok usia 12 tahun di SD negeri 22 Andalas Barat Padang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara tindakan menjaga kebersihan rongga mulut dengan indeks DMF-T pada kelompok usia 12 tahun di SD negeri 22 Andalas Barat Padang. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tindakan menjaga kebersihan rongga mulut dengan indeks DMF-T pada kelompok usia 12 tahun di SD negeri 22 Andalas Barat Padang. 1.3.2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran tindakan menjaga kebersihan rongga mulut pada kelompok usia 12 tahun di SD negeri 22 Andalas Barat Padang. b. Untuk mengetahui indeks DMF-T pada kelompok usia 12 tahun di SD negeri 22 Andalas Barat Padang. c. Untuk mengetahui hubungan antara tindakan menjaga kebersihan rongga mulut dengan indeks DMF-T pada kelompok usia 12 tahun di SD negeri 22 Andalas Barat Padang.

8 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapakan mampu memberikan manfaat bagi : 1.4.1 Instansi Pemerintah Menjadi bahan masukan bagi pemerintah dalam pelaksanaan program kesehatan gigi dan mulut seperti Usaha Kesehatan Gigi Sekolah. 1.4.2 Pihak Sekolah Menjadi bahan masukan bagi pihak sekolah agar dapat melakukan upaya penyuluhan tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi, khususnya untuk mencegah terjadinya karies. 1.4.3 Responden ( Siswa SD) Sebagai bahan informasi bagi siswa SD tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi, khususnya untuk mencegah terjadinya karies. 1.4.4 Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti dan mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara tindakan menjaga kebersihan rongga mulut dengan indeks DMF-T pada kelompok usia 12 tahun di SD negeri 22 Andalas Barat Padang. 1.4.5 Peneliti lain Sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya mengenai hubungan antara tindakan menjaga kebersihan rongga mulut dengan indeks DMF-T pada kelompok usia 12 tahun di SD negeri 22 Andalas Barat Padang.

9 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada hubungan antara tindakan menjaga kebersihan rongga mulut dengan indeks DMF-T pada kelompok usia 12 tahun di SD negeri 22 Andalas Barat Padang.