BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aset yang paling mahal dibanyak perusahaan. Semua organisasi memiliki beberapa jenis sistem perencanaan dan pengendalian persediaan. Render dan Heizer (2001:314) a. Fungsi Persediaan Perusahaan yang melaksanakan suatu proses produksi maka akan merencanakan untuk persediaan bahan baku pada perusa haan. Agar proses operasi dalam organisasi berjalan seefisien mungkin maka perlu ditingkatkan dengan adanya persediaan menurut fungsinya. Ada beberapa fungsi menurut Render dan Heizer (2001:314) Yaitu : 1) Untuk memberikan suatu stok barang-barang agar dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan timbul dari konsumen. 2) Untuk memasangkan produksi dan distribusi. 3) Untuk menghindari dari kekurangan stock yang dapat terjadi karena cuaca, kekurangan pasokan, masalah mutu, atau pengiriman yang tidak tepat. 4) Untuk melakukan hedging terhadap inflasi dan perubahan harga. 5) Untuk menjaga agar operasi dapat berjalan dengan baik dengan menggunakan barang dalam proses dalam persediaan. b. Jenis Persediaan 10
Setiap jenis persediaan memiliki karakteristik dan cara pengelolaan yang berbeda. Render dan Heizer (2001:315) membagi persediaan menjadi beberapa jenis yaitu : 1) Persedian bahan mentah Persediaan bahan mentah adalah bahan yang telah dibeli namun belum diproses 2) Persediaan barang dalam proses Adalah komponen yang telah mengalami beberapa perubahan tetapi belum selesai. 3) MRO (perlengkapan pemeliharaan atau perbaikan atau operasi) MRO ada karena waktu dan kebutuhan untuk pemeliharaan dan perbaikan dari beberapa peralatan tidak dapat diketahui. 4) Persediaan barang jadi Yaitu produk yang telah selesai dan menunggu peniriman. Barang jadi dimasukkan ke persediaan karena permintaan pelanggan untuk jangka waktu tertentu tidak diketahui. c. Jenis jenis biaya persediaan Pada perusahaan pasti memiliki biaya biaya yang harus dikeluarkan untuk menjaga persediaan yang dimiliki perusahaan agar persediaan tetap dalam kondisi yang baik. Unsur unsur biaya yang terdapat dalam rangka persediaan menurut Purnomo (2005:98) 1) Biaya pembelian 11
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang persediaan secara individu. 2) Biaya pengadaan Biaya pengadaan dibedakan menjadi dua jenis yaitu biaya pemesanan (ordering cost) dan biaya persiapan (setup cost) 3) Biaya penyimpanan Adalah biaya yang berkaitan dengan penyimpanan satuan barang dalam persediaaan untuk satu periode tertentu. B. Perencanaan dan Pengawasan Produksi 1. Pengertian Perencanaan dan Pengawasan Produksi a. Perencanaan dan Pengawasan Produksi menurut Assauri (2004) Perencanaan dan Pengawasan Produksi (Production Planning and Contro atau PPC) sebagai penentuan dan penetapan kegiatan - kegiatan produksi yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dan pengawasan kegiatan pelaksanaan dari proses dan hasil produksi, agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Sedangkan perencanaan produksi adalah perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya mengenai orangorang, bahan-bahan, mesin-mesin, dan peralatan lain seperti modal yang diperlukan untuk memproduksi barang-barang pada suatu periode tertentu dimasa depan sesuai dengan yang diperkirakan atau diramalkan. b. Perencanaan produksi 12
Merupakan penentuan atau penetapan tujuan tujuan organisasi penentuan startegi, kebijakan proyek, program prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Handoko(2003:23) Sifat sifat perencanaan produksi menurut Nasution (2003:15) 1) Berjangka waktu Proses produksi memerlukan keterlibatan bermacam macam tingkat ketrampilan tenaga kerja, peralatan, modal, dan informasi yang biasanya dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu sangat lama. 2) Berjenjang Perencanaan produksi akan bertingkat dari perencanaan produk level tinggi sampai perencanaan produk level yang lebih rendah. 3) Terpadu Perencanaan produksi akan melibatkan banyak faktor, seperti bahan baku, tenaga kerja, dan waktu. Semua faktor tersebut harus sesuai dengan kebutuhan yang terencana dalam pencapaian target produksi tertentu yang didasarkan atas perkiraan. 4) Berkelanjutan Perencanaan produksi disusun untuk suatu periode tertentu yang merupakan masa perlakuan rencana tersebut. Setelah habis masa berlakunya, maka harus dibuat rencana baru untuk periode berikutnya. 5) Terukuran 13
Selama pelaksanaan produksi, realisasi dan rencana produksi akan selalu dimonitor untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan dari rencana yang ditetapkan. 6) Realistik Rencana produksi yang dibuat harus sesuai dengan kondisi yang ada dalam perusahaan sehingga target yang ditetapkan merupakan nilai yang realistik untuk dapat dicapai dengan kondisi yang dimiliki perusahaan pada saat rencana tersebut dibuat. c. Pengawasan Pengawasan adalah suatu usaha sistematis untuk menetapkan standarisasi pelaksanaan dalam tujuan-tujuan perencanaan system informasi, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Handoko (2003) C. Material Requirement Planning (MRP) 3. Pengertian MRP (Material Requirement Planning) Material Requirement Planning (MRP) ialah sebuah teknik permintaan terikat yang menggunakan daftar kebutuhan bahan, persediaan, penerimaan yang diperkirakan dan jadwal produksi induk untuk menentukan kebutuhan material. Render dan Haizer (2005:160) a. Manfaat MRP Menurut Render dan Haizer (2005:160) ada empat manfaat MRP yaitu 1) Respons yang lebih baik bagi pesanan pelanggan sebagai hasil dari jadwal yang terus menerus diperbaiki. 2) Respons yang lebih cepat terhadap perubahan pasar. 14
3) Pemanfaatan fasilitas dan tenaga kerja yang terus ditingkatkan. 4) Persediaan yang berkurang. Respons yang lebih baik terhadap pesanan pelanggan dan pasar memenangkan pesanan dan pangsa pasar. b. Tujuan MRP menurut purnomo (2005:108) 1) Meminimalisir biaya 2) Menurangi resiko keterlambatan produksi atau pengiriman 3) Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan 4) Menetukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanaakn. c. Input sistem MRP Ada tiga input yang dibutuhkan oleh sistem MRP menurut baroto (2002:143) 1) Jadwal induk produksi Dibuat berdasarkan permintaan yang diperoleh dari daftar pesanan terhadap semua produk jadi yang dibuat. 2) Catatan keadaan persediaan Menggambarkan status semua item yang ada dalam persediaan. 3) Struktur produk Berisi informasi tentang hubungan antara komponen komponen dalam suatu perakitan. d. Tahapan dalam proses penerapan MRP menurut baroto (2008:149) 15
1) Netting adalah proses perhitungan untuk menetapkan jumlah kebutuhan bersih yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan kebutuhan bersih. 2) Lotting adalah suatu proses untuk menentukan besarnya jumlah pesanan optimal untuk setiap item secara individual didasarkan kepada hasil perhitungan kebutuhan bersih yang telah dilakukan. 3) Offseting adalah bertujuan untuk menetukan saat yang tepat untuk melakukan rencana pemesanan dalam rangka memenuhi kebutuhan bersih. 4) Explosing adalah proses penghitungan kebutuhan kotor untuk tingkat komponen yang lebih bawah. e. Output MRP 1) Memberikan tentang catatan pesanan penjadwalan yang harus dilakukan baik dari pabrik sendiri maupun dari suplier 2) Memberikan indikasi untuk penjadwalan ulang 3) Memberikan indikasi untuk pembatalan atas pesanan 4) Memberikan indikasi untuk keadaan persediaan. 16