Syarat Penentuan Lokasi TPA Sampah 1. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-3241-1994, membagi kriteria pemilhan loasi TPA sampah menjadi tiga, yaitu: a. Kelayakan regional Kriteria yang digunakan untuk menentukan zone layak atau zone tidak layak dengan ketentuan berikut: 1. Kondisi geologi 2. Kemiringan lereng 3. Jarak terhadap badan air 4. Jarak terhadap terhadap lapangan terbang 5. Kawasan lindung atau cagar alam 6. Kawasan budidaya pertanian dan atau perkebunan 7. Batas administrasi b. Kelayakan penyisih Kriteria yang digunakan untuk memilih lokasi terbaik dari hasil kelayakan regional dengan ketentuan berikut: 1. Luas lahan 2. Ketersediaan zone penyangga kebisingan dan bau 3. Permeabilitas tanah 4. Kedalaman muka air tanah 5. Intensitas hujan 6. Bahaya banjir 7. Jalur dan lama pengangkutan sampah c. Kelayakan rekomendasi Kriteria yang digunakan oleh pengambil keputusan atau lembaga yangberwenang untuk menyetujui dan menetapkan lokasi terpilih sesuai dengan kebijakan lembaga berwenang setempat dan dengan ketentuan yang berlaku.
2. Menurut Yogyakarta Urban Development Project (YUDP) 1992, dalam laporan penelitiaannya tentang Studi Pemilihan Lokasi TPA Sampah di Propinsi DIY membagi persyaratan menjadi 3 (tiga) Kriteria yaitu Ketentuan umum Pemilihan lokasi TPA sampah harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: TPA sampah tidak boleh berlokasi di danau, sungai, dan laut. Penentuan lokasi TPA disusun berdasarkan 3 tahapan yaitu : 1. Tahap regional yang merupakan tahapan untuk menghasilkan peta yang berisi daerah atau tempat dalam wilayah tersebut yang terbagi menjadi beberapa zona kelayakan, 2. Tahap penyisih yang merupakan tahapan untuk menghasilkan satu atau dua lokasi terbaik diantara beberapa lokasi yang dipilih dari zona-zona kelayakan pada tahap regional, 3. Tahap penetapan yang merupakan tahap penentuan lokasi terpilih oleh instansi yang berwenang. Jika dalam suatu wilayah belum bisa memenuhi tahap regional, pemilihan lokasi TPA sampah ditentukan berdasarkan skema pemilihan lokasi TPA sampah. Kriteria Kriteria pemilihan lokasi TPA sampah dibagi menjadi tiga bagian: Kriteria regional, yaitu kriteria yang digunakan untuk menentukan zona layak atau tidak layak sebagai berikut: 1. Kondisi geologi 2. tidak berlokasi di zona holocene fault; 3. tidak boleh di zona bahaya geologi. 4. Kondisi hidrogeologi 5. tidak boleh mempunyai muka air tanah kurang dari 3 meter; 6. tidak boleh kelulusan tanah lebih besar dari 10-6 cm/det; 7. jarak terhadap sumber air minum harus lebih besar dari 100 meter di hilir aliran; 8. dalam hal tidak ada zona yang memenuhi kriteria-kriteria tersebut diatas, maka harus diadakan masukan teknologi; 9. kemiringan zona harus kurang dari 20%;
10. jarak dari lapangan terbang harus lebih besar dari 3.000 meter untuk penerbangan turbojet dan harus lebih besar dari 1.500 meter untuk jenis lain; 11. tidak boleh pada daerah lindung /cagar alam dan daerah banjir dengan periode ulang 25 tahun. Kriteria penyisih, yaitu kriteria yang digunakan untuk memilih lokasi terbaik yaitu terdiri dari kriteria regional ditambah dengan kriteria berikut: 1. Iklim: hujan intensitas hujan makin kecil dinilai makin baik; 2. angin: arah angin dominan tidak menuju ke pemukiman dinilai makin baik. 3. Utilitas: tersedia lebih lengkap dinilai lebih 4. Lingkungan biologis: habitat: kurang bervariasi dinilai makin baik; daya dukung: kurang menunjang kehidupan flora dan fauna, dinilai makin baik. 5. Kondisi tanah: produktivitas tanah: tidak produktif dinilai lebih tinggi; kapasitas dan umur: dapat menampung lahan lebih banyak dan lebih lama dinilai lebih baik; ketersediaan tanah penutup: mempunyai tanah penutup yang cukup dinilai lebih baik; 6. status tanah: makin bervariasi dinilai tidak baik. 7. Demografi: kepadatan penduduk lebih rendah dinilai makin 8. Batas administrasi: dalam batas administrasi dinilai makin 9. Kebisingan: semakin banyak zona penyangga dinilai semakin 10. Bau: semakin banyak zona penyangga dinilai semakin 11. Estetika: semakin tidak terlihat dari luar dinilai makin 12. Ekonomi: semakin kecil biaya satuan pengelolaan sampah (per m/ton) dinilai semakin baik. Kriteria penetapan, yaitu kriteria yang digunakan oleh instansi yang berwenang untuk menyetujui dan menetapkan lokasi terpilih sesuai dengan kebijaksanaan instansi yang berwenang setempat dan ketentuan yang berlaku.
3. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1994 dan Surat Keputusan Kepala Bapedal No Kep. 04/Bapedal/09/1995, yang mengatur tentang pengelolaan sampah atau limbah menentukan persyaratan dalam penentuan lokasi TPA sampah, yaitu: 1. Daerah bebas banjir 100 tahunan 2. Daerah dengan batuan dasar berupa batuan sedimen berbutir sangat halus, batuan beku, batuan malihan yang bersifat kedap air (permeabelitas < 10-7 cm/det), tidak berongga, tidak bercelah dan tidak mempunyai kekar yang intensif. 3. Bukan merupakan daerah resapan bagi air tanah, tidak tertekan atau dapat dikatakan daerah yang mempunyai potensi air tanah rendah. 4. Di hindari lokasi yang dibawahnya terdapat lapisan membawa air tanah 5. Lokasi penimbunan bukan tempat daerah genangan air dan berjarak minimum 500 meter dari aliran sungai permanen, danau, atau waduk. 6. Merupakan daerah yang secara geologi dinyatakan stabil, bebas dari bencana alam, seperti longsor lahan, bahaya gunung berapi, gempa bumi dan sesar aktif. 4. Menurut Bagchi (1982) Bagchi (1982) mengatakan bahwa dalam menempatkan lokasi pembuangan sampah harus memeperhatikan jarak terhadap danan/kolam atau tubuh air lainnya, sungai, lahan basah, banjir, jalan, sumber air, dan air port (lapangan terbang). Jarak tersebut dimaksudkan untuk mengutangi dampak yang ditimbulkan oleh keberandaan sampah itu sendiri. 1. Danau/kolam/tubuh air lainnya: berada 300 meter lebih dari tubuh air (danau/kolam), dimaksudkan agar air lindian sampah tidak masuk dan mencemari tubuh air. 2. Sungai: berjarak 90 meter atau lebih dari sungai (untuk non meandering) 3. Dataran Banjir: berada pada daerah yang tidak pernah dilanda banjir, atau kurang-kurangnya 100 tahun terakhir, juga tidak ditempatkan pada dataran banjir sungai utama. 4. Jalan/jalur transportasi lainnya: berjarak 300 meter dari jalan utama, diharapkan lokasi penimbunan tidak terlihat dari jalan.
5. Lahan basah: tidak berada pada lahan basah. 6. Airport: berjarak 3000 meter dari airport, untuk menghindari adanya bahaya burung, karenan tempat pembuangan sampah biasanya menjadi daya tarik tersendiri bagi burung. 7. Sumber Air: berjarak 300 meter atau lebih dari sumber air yang biasanya digunakan untuk keperluan sehari-hari. 5. Menurut Howard dan Remson (1978) Howard dan Remson (1978) mengatakan, bahwa dalam proses pemilihan lokasi pembuangan sampah (khususnya Metode Sanitay Landfill), dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan oleh keberadaan lokasi tersebut harus diminimalkan. Adapun proses pemilihan lokasi TPA sampah perlu mempertimbangkan tiga hal berikut, yaitu: 1. Pertimbangan operasional, secara operasional TPA sampah memerlukan lahan yang cukup untuk menampung segala jenis sampah dan zonasi ketersediaan lahan harus memperhatikan rencana regional serta aspek aksesibilitas (keterjangkauan); 2. Pertimbangan ekologi, yang perlu diperhatikan adalah keberlanjutan lokasi TPA setelah tidak digunakan lagi; 3. Pertimbangan topografi, geologi dan hidrologi, lebih mengarah pada aspek persyaratan fisik lahan, misalnya: berdasarkan relief atao topografi dapat dipilih lokasi-lokasi yang bebas dari bahaya banjir ataupun erosi dan berdasarkan aspek hidrologi, lokasi TPA harus berada diwilayah dengan muka air tanah yang tidak dalam, sehingga lindi sampa tidak mencemari air tanah.