MESIN BUBUT CNC ET 242. A. BAGIAN BAGIAN UTAMA DAN KONTROL MESIN ET bagian utama

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL PRAKTIKUM PROSES DAN SISTEM PRODUKSI. CNC- Computer Numerical Control Oleh : Arief Darmawan

Prinsip Kerja dan Pengoperasian

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN MILLING CNC (EMCO CNC VMC- 100/200) Oleh: Dr. Dwi Rahdyanta FT-UNY

Secara garis besar mesin Milling CNC dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu :

KEGIATAN BELAJAR : Membuat Program di Mesin Bubut CNC

BAHASA, METODE DAN STRUKTUR PROGRAM CNC (Aplikasi untuk Mesin Bubut CNC)

Materi 4. Menulis Program di Mesin Bubut CNC (membuka, menulis, dan mengedit program CNC)

Materi 3 Seting Benda Kerja, Pahat, dan Zero Offset Mesin Bubut CNC Tujuan :

PERBEDAAN WAKTU PENGERJAAN PADA PEMOGRAMAN INCREMENTALDAN ABSOLUTE PADA MESIN CNC MILLING TU 3A. Aep Surahto 1)

MATERI KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

MATERI PPM PRINSIP PEMBUATAN PROGRAM CNC (Metode, Struktur, dan Eksekusi Program)

Memprogram Mesin CNC (Dasar)

Dasar Pemrograman Mesin Bubut CNC Type GSK 928 TE

MODUL MESIN CNC-3. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

Materi 2. Menghidupkan Mesin Bubut CNC dengan Sistem Kontrol Sinumerik 802 S/C base line

PEMROGRAMAN CNC. Program adalah sejumlah perintah dalam bentuk kode yang dipakai untuk mengendalikan mesin.

1. Langkah-langkah untuk menghidupkan mesin CNC, adalah? a. Tekan tombol R b. Tekan tombol U c. Tekan tombol I d. Tekan tombol JOG e.

MATERI PPM PRINSIP-PRINSIP PEMBUATAN PROGRAM PADA MESIN MILLING CNC Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

Materi 3. Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC

BAB 12 MEMAHAMI MESIN CNC DASAR

MODUL 3 PRAKTEK PEMBUATAN PROGRAM UNTUK MESIN FRAIS CNC TU-3A

SETTING TITIK-TITIK REFERENSI PADA MESIN CNC ET-242 (Titik Nol Benda, dan Titik Nol Pahat)

MODUL PRAKTIKUM NC/CNC SEMESTER GANJIL 2017/2018

MODUL CNC MILLING DENGAN SWANSOFT CNC SIMULATOR

MATERI PPM PRINSIP KERJA DAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN BUBUT CNC TU-2A Oleh: Dr. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

MODUL 3 PRAKTEK PEMBUATAN PROGRAM UNTUK MESIN BUBUT CNC TU-2A

MODUL 3 PRAKTEK PEMBUATAN PROGRAM UNTUK MESIN BUBUT CNC TU-2A

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

Materi 4. Menulis Program CNC di Mesin Frais CNC (membuka, menulis, dan mengedit program CNC)

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM

BAB lll PROSES PEMBUATAN BOSS FRONT FOOT REST. Pada bab ini penulis menjelaskan tentang langkah kerja pembuatan benda

Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN CNC TU-3A

SOAL LATIHAN 3 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

TUTORIAL DESAIN DRILL BERTINGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE MASTERCAM X5 & SWANSOFT CNC SIMULATOR

Materi 2. Menghidupkan Mesin Frais CNC dengan Sistem Kontrol Sinumerik 802 S/C base line

MATERI PPM PENGOPERASIAN MESIN CNC ET-242 (Sistem Persumbuan dan Tombol pengendali Mesin) Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

BAB I. Pengenalan Perangkat Lunak CAD/CAM dan Mastercam versi 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MATERI PPM APLIKASI FUNGSI G02 DAN G03 MESIN BUBUT CNC Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

Mesin Milling CNC 8.1. Proses Pemotongan pada Mesin Milling

MENGOPERASIKAN MESIN CNC (DASAR)

Mesin frais CNC TU-3A

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

MATERI PPM PEMROGRAMAN CNC Mesin Bubut TU-2A Threading & Grooving (Fungsi G78, dan G86)

MODUL PRAKTIKUM NC/CNC SEMESTER GANJIL JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MODUL CNC-2. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY. KEGIATAN BELAJAR : Menghidupkan Mesin Bubut CNC

SOAL LATIHAN 4 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

Modul Teknik Pemesinan Bubut CNC

MESIN BOR. Gambar Chamfer

Tutorial Pengoperasian dan Pemrograman Mesin Bubut CNC GSK 928 TE

Materi 4. Menulis Program di Mesin Bubut CNC (membuka, menulis, dan mengedit program CNC)

Berita Teknologi Bahan & Barang Teknik ISSN : Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Departemen Perindustrian RI No. 22/2008 Hal.

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

Panduan Instalasi Program (Setup) Mesin CNC Virtual/Simulator

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

BAB II LANDASAN TEORI

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

Materi 1. Mengenal Bagian-bagian Utama Mesin Bubut CNC, Panel Kontrol Sinumerik 802 S/C base line, dan tata nama sumbu koordinat

Materi 5. Mengoperasikan mesin frais CNC untuk membuat benda kerja

PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur)

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK PEMESINAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN MENGESET MESIN DAN PROGRAM MESIN NC/CNC (DASAR)

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

MATERI KULIAH CNC Instruksi pengoperasian Mesin Frais CNC

MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGEBOR DAN MELUASKAN) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

Materi 5. Mengoperasikan mesin bubut CNC untuk membuat benda kerja

MATERI KULIAH CAD-CAM PENGOPERASIAN CAD-CAM TURNING ( Fungsi G01, G84, G02 & G03 dan Proses Finishing)

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOBSHEET CNC DASAR. No. JST/MES/MES322/ 07 Revisi : 02 Tgl : 16 Agustus

SISTEM OPERASI DAN PEMROGRAMAN SINUMERIK 802 C BASE LINE CNC MILLING

Modul Teknik Pemesinan Frais CNC

BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR

c. besar c. besar Figure 1

PEMROGRAMAN CNC TU-2A Penggantian Alat Potong (M06) Oleh: Dr. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

SOAL LATIHAN 6 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

BAB VI Mesin Shaping I

BUBUT CNC. Tol. Jumlah Bahan No Dokumen JST/MES/MES322/01 ± 0,05 1 Al = 28x120 Edisi 02 Berlaku Efektif 02 KONTUR LURUS. Skala 1.5 : 1 Digambar oleh

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT KOMPLEKS Ulir, Tirus, Eksentrik dan Benda Panjang

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

CREATED BY: Fajri Ramadhan,Wanda Saputra dan Syahrul Rahmad

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA. Tempat Melakukan Pengujian : Peralatan Yang Dibutuhkan :

MODUL BUBUT CNC. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

MODUL CNC- 5. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY. KEGIATAN BELAJAR : Mengoperasikan Mesin Bubut CNC

SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN MENGESET MESIN DAN MENGEDIT PROGRAM MESIN CNC

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

Materi PPM PEMROGRAMAN CNC Mesin Bubut TU-2A Siklus Drilling (Fungsi G73, G81, G82. G83 dan G85)

MATERI PPM PEMROGRAMAN MESIN CNC INTERPOLASI MELINGKAR (FUNGSI G02)

BAB 3 PROSES FRAIS (MILLING)

BUKU 3 PROSES FRAIS (MILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

Transkripsi:

MESIN BUBUT CNC ET 242 Perkembangan teknologi manifaktur dan disain makin pesat bagai anak panah lepas dari busur, macam macam mesin perkakas telah dilahirkan untuk memenuhi kebutuhan industri yang semuanya serba program yang biasa disebut mesin CNC. Mesin CNC merupakan solusi tepat dizaman ini karena terbukti lebih akurat dan lebih cepat dan tepat dalam membuat produk produk bagian mesin /sperpart, namun demikian sekolahan SMK N 2 Depok tidat boleh tertinggal /terlidas oleh kemajuan industry pemesinan dan tetap berusaha mengejar ketinggalanya, memberikan bembelajaran mesin CNC production unit Banyak macam mesin CNC untuk jenis mesin bubut : PU 2A, ET 242, ET 120 (produk emco) dan untuk jenis mesin frais PU 3A, VMC 100, VMC 200 Mesin CNC ET 242 adalah mesin buatan EMCO, termasuk jenis mesin bubut CNC) yang memiliki dua sumbu, yaitu sumbu X,adalah diameter dan sumbu horizontal Z Prinsip kerjanya dalam melakukan proses penyayatan, yaitu benda berputar pada spindel dan pahat bergerak pada arah sumbu X Z dan dikendalikan oleh program A. BAGIAN BAGIAN UTAMA DAN KONTROL MESIN ET 242 1. bagian utama 1) Body mesin 2) Bagian mekanik 3) Elektrik 4) Penumatik 5) hidrolik 2. Bagian Pengendali /Kontrol control mesin ET 242 menggunakan TM 02 hampir sama dengan PU 2A atau ET 120 Bagian Pengendali/ Kontrol Mesin ET 242 a. layar monitor : untuk membaca/melihat tampilan b. Baris symbol: tayangan tombol aktif c. Baris layer penayangan fungsi tombol lunak aktif. d. Tombol lunak e. Tombol pengatur presentase turun naik kecepatan putaran spindel 1

f. Man jog dan tombol pergerakan eretan yang berfungsi untuk: 1) Menggerakkan eretan secara manual 2) Perubahan nilai incremental nilai penggeseran titik nol (PSO) dan off-set alat potong (TO) dalam menu edit. g. Tombol untuk menghidupkan dan mematikan putaran spindel dalam mode MANUAL h. Tombol penggagalan "RESET": Tombol ini berfungsi untuk menggagalkan 1) Operasi pemesinan 2) Penghapusan alarm 3) Penghapusan program dari monitor. i. Tombol darurat EMERGENCY: tombol ini berfungsi untuk menggagalkan operasi permesinan dalam keadaan darurat. j. Tombol CYCLE START: Tombol ini berfungsi untuk mengaktifkan hal hal berikut: 1) Operasi pemesinan CNC baik untuk operasi tunggal, dryrun, maupun operasi pemesinan yang sebenarnya dalam menu otomatis; 2) Titik referensi mesin pada operasi manual 3) Operasi uji data alat potong dan PSO dalam menu EXECUTION k. Tombol tahan sementara:feedhold tombol ini berfungsi untuk menyela operasi pemesinan apabila terjadi kesalahan dalam data geometris. Untuk mengaktifkan kembali operasi pemesinan, tombol ini harus ditekan kembali (berlaku dalam mode otomatis dan eksekusi) l. Knop pengatur kecepatan pemakanan terprogram dalam presentase (0% sampai dengan 120%) 2

m. Tombol penggantian alat potong: apabila tombol ini ditekan bersama sama dengan tombol Man Jog, rumah piringan alat potong akan berputar satu posisi dalam mode manual. n. Tombol motor bantu (AUX ON dan AUX OFF), tombol ini berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan motor, seperti motor utama, motor penggerak eretan, pompa cairan pendingin, dan pompa oli. o. Tombol pelumas: berfungsi mengaktifkan motor pompa oli apabila dikehendaki untuk aktif kembali. p. Tombol lintasan tunggal: apabila tombol ini diaktifkan program akan dilaksanakan sekali saja. q. Papan tombol fungsi: Tombol tombol pada papan itu berfungsi: 1) Memasukkan program per alamat Enter 2) Memasukkan program per blok Store next 3) Memundurkan program per blok Previous 4) Menghapus data per masukan Clear entry 5) Menghapus data per alamat Clear word 6) Menghapus data per keseluruhan Clear program 7) Menghapus data per blok Clear blok 8) Mengaktifkan fungsi bagian atas tombol Shift r. Papan tombol alamat: tombol tombol pada papan tombol alamat ini berfungsi untuk memasukkan data program. s. Papan tombol mode: papan tombol mode ini terdiri dari tombol tombol: 1) Otomatis 2) Edit 3) Eksekusi dan 4) Manual 3

t. Disket atau kaset port; perangkat ini berfungsi untuk menyimpan data program, offset alat potong, data PSO, dan data MSD. u. Saklar utama Untuk menghidupkan /memberi arus computer CNC Pengertian huruf pada keybord N EXC AUTOM Alamat N: Untuk nomor blok R Alamat R: Alamat mode MON untuk parameter R O EXC AUTOM Alamat O: 1. Untuk nomor program 2. Kapasitas memori untuk penyimpanan / /- SKIP: Penandaan blok lompatan, misal: N100/G01 G EXC AUTOM Alamat G: Fungsi G F EXC MAN Alamat F: Pemakanan PSO PSO: Pergeseran posisi offset. Masuk ke daftar PSO D EXC Alamat D: 1. Parameter dalam program siklus 2. Parameter untuk MON M EXC Alamat M: Fungsi M S EXC MAN Alamat S: Fungsi kecepatan Spindel utama P AUTOM EXC I J K Alamat P: Parameter pada fungsi siklus Alamat I, J, dan K Parameter pusat lingkaran L AUTOM To MAN Alamat L: 1. Lompatan untuk G25/-G27 (); OTOMATIS 2. Parameter pada mode MON 3. Memanggil alamat untuk program tersimpan Data alat potong: Memasuki data daftar alat potong (). Pengambilan langsung data alat potong (MAN) U V W EXC Alamat U, V, dan W Alamat data lintasan inkremental 4

3. PSO (Penggeseran Posisi Offset) a. Titik Referensi Mesin (REFERENCE POINT) R Referensi adalah sinkronisasi sistem pengukuran dari suatu mesin yang beracuan pada titik nol mesi ke titik nol spindel alat potong sebagai contoh: b. Titik Nol Mesin (ZERO POINT) M Titik nol mesin adalah titik awal system koordinat mesin. Titik nol mesin CNC EMCOTRONIK ditempatkan pada ujung spindel tanpa chuck Titik awal koordinat mesin ini dapat digeser dengan kode G54, G55, G57, G58, dan G59. c. Titik Nol Pemegang Alat Potong (N) Titik nol alat potong adalah patokan pengukuran panjang alat potong yang digunakan. Posisi titik N ini ditempatkan pada senter sisi luar pemegang pahat d. Titik nol ujung chuck Titik nol ujung chuck adalah titik yang digunakan sebagai referensi yang lebih valid dan dapat diukur secara pasti oleh sebab itu ditempatkan pada ujung rahang chuck Sedangkan koordinat titik nol ujung chuck disimpan dalam data PSO dan setiap saat dapat dipanggil dengan G54 G55 G57 G58 G59 e. Titik Nol Benda Kerja (W) Titik nol benda kerja adalah titik awal geometri benda kerja yang ditetapkan oleh pemrogram. Titik nol benda kerja ini diaktifkan melalui program dengan kode kode G57, G58, dan G59. 5

4 Prosedur Mengaktifkan Mesin Untuk mengaktifkan mesin ET 242 lakukanlah langkah langkah berikut a. Yakinkan listrik tersedia b. Hidupkan stabilisator yang terhubung ke control mesin c. Hidupkan mesin melalui sakelar utama yangletaknya disebelah kanan mesin diputar 90 o searah jarum jam d. Hilangkan alarm yang tertayang pada monitor dengan menekan tombol CE e. Buka pintu, kemudian tutup untuk mengaktifkan sakelar pembatas pintu mesin. f. Aktifkan motor bantu melalui penekanan tombol g. Aktifkan referensi mesin. tergantung kepada mesin, pengaktifan referensi mesin dapat AUX ON dilakukan dengan dua kemungkinan yakni: 1) Langsung menekan tombol CYCLE START. dan atau 2) Mengaktifkan tombol lunak REFERENSI, kemudian menekan tombol START CYCLE Kemudian putar feedret maka meja dan alat potong akan bergerak ke titik referensi yang jaraknya tertanyang pada monitor mesin( setiap mesin berbeda beda tergantung pabrik pembuatnya. Mesin siap digunakan apabila telah muncul koordinat sumbu mesin arah X242.495dan Z 404.490 yaitu jarak sumbu X dan Z yang diukur dari titik nol mesin ke titik nol alat potong.. 5 Cara memilih alat potong /memutar tooltaret a. Yakinkan kita bekerja pada mode MANUAL b. Putar piringan alat potong dengan menekan tombol c. Pemilihan pahat selesai apabila alat potong yang dikehendaki pada posisi yang benar CLOCK WISE 6 Cara memutar spidel mesin a. Yakinkan kita bekerja pada mode MANUAL b. Masukkan putaran spindel yang diinginkan (misal kita menginginkan putaran spidel mesin 1000 rpm) maka tekan S 1000 ENTER c. Tekan tombol ON untuk putaran searah jarum jam,untuk putaran spindel berlawanan arah jarum jam SHIFT ON 6

d. Untuk mempercepat atau memperlambat yang sifatnya sementara tekan prosentase kecepatan,bila ingin putaran tetap misal menjadi 1500 rpm langsung masukkan S 1500 ENTER tanpa mematikan putaran sepindel. e. Untuk mematikan putaran spindel tekan tombol OFF (tombol warna merah). 7 Cara mengerakkan pahat arah X dan Z a. Yakinkan kita bekerja pada mode MANUAL b. Masukkankecepatan F 150 ENTER gerakkan kemudian tekan tombol MAN JOG bersama dengan tombol arah X, Z baik arah negatif maupun arah positif,jangan lupa beri prosentase kecepatan dengan memutar putar feedrednya. sebagai pedoman arah gerakkan adalah pemegang pahat (tool turret) 8 Memeriksa dan menguji pompa pelumas Tekan tombol yang bergambar tempat minyak pelumas maka pompa akan memompakan minyak pelumas keseluruh bagian yang memerlukan hal ini berlangsung beberapa detik saja dan akan OFF sendiri 9 Mengaktifkan pompa pendingin Untuk mengaktipkan pompa pendingin dilakukan dengan menekan tombol bergambar pompa pendingin dan untuk mematikan tekan kembali 10 Prosedur pemasangan alat potong a. Yakinkan pahat yang akan kita ganti berada di depan kita sehingga baut kunci L mudah dikendorkan b. kendorkan baut L ukuran 6mm, maka rumah pahat dapat dilepas untuk diganti atau dilepas untuk tidak dipakai c. Apa bila rumah pahat tidak dipakai harus ditutup agar tidak kemasukkan air pendingin 7

B. OFFSET ALAT POTONG Data panjang alat potong dapat diukur dan disimpan langsung ke dalam daftar TO secara akurat dengan metode yang tepat. Data panjang alat potong yang akan digunakan, diperoleh melalui pengukuran panjang alat potong yang diukur dari ujung alat potong yang bersangkutan terhadap titik referensi baik pada sumbu X atau Z, pengukuran jarak (tinggi) dari titik nol alat potong( ujung alat potong) ke titik referensi alat potong dapat dilakukan dengan menggunakan teropong atau sistem sentuh. Pemrograman alat potong dengan T AA BB AA = berarti nomor alat potong pada tool turret BB berarti nomor koreksi alat potong yang ditulis pada memori data alat potong Adapun data alat potong yang harus diisikan dalam memori mesin adalah : a. Panjang alat potong arah sumbu X b. Panjang alat potong arah sumbu Z c. Radius ujung alat potong R d. Kode posisi alat potong L 1. Setting Tools (Data Titik Nol Alat Potong) a. Prosedur penyentuhan /sayat alat potong 1) Pasang benda kerja yang berdiameter Ø30 dan panjang dari mulut chack 40mm. 2) Yakinkan pisau yang kita ukur aktif misalnya T 02 ( pahat rata ) 3) Tekan RES agar kompensasi pisau tak berpengaruh sehingga harga X dan Z yang ditunjukkan monitor adalah jarak titik nol mesin ke titik nol alat potong baik arah sumbu X maupun Z 4) Putar spindel berlawanan arah jarum jam M04 dengan kecepatan 1000 rpm 5) Sentuhkan pahat pada diameter 30mm kemudian catat harga X yang ditunjukkan monitor ( misal X 100 mm) berarti data panjang alat potong X = 100mm 30mm = 70mm : 2 = 35mm yang penulisannya pada data tool Z-35. 00 mm 6) Sentuhkan pada permukaan silinder (face ) kemudian catat harga Z yang ditunjukkan monitor (misalnya 120.00 mm) matikan spindelnya dengan menekan OFF. tombol warna merah. berarti data 8

panjang alat potong Z = 120mm 40mm -60mm (tebal chuch ujung penjepit)= 20 mm yang penulisannya pada data tool Z-20.00 7) Masukkan data tsb pada tool data dengan kompensasi no 2 sebagai berikut a) Masuk pada menu b) Tekan SHIFT TO pilih nomer kompensasi 2 yaitu menekan angka 2 ENTER maka krusor langsung menuju X,kemudian hapus dengan CW bila muncul alarm tekan RES kemudian masukkan -35.00 ENTER kemudian krusor meloncat pada kolom Z hapus data dengan CW masukkan data Z -20.00 ENTER kemudian masukkan radius ujung runcing alat potong ENTER kemudian krusor bergeser ke kolom L (kode posisi) masukkan 3 ENTER c) Untuk keluar tekan RES Nilai data panjang alat potong T 02 tersimpan pada nomor koreksi alat potong T 02 Catatan: Sesuai dengan contoh diatas, dimana alat potong ditempatkan dan dijepit pada posisi 2, sedangkan nomor data panjang koreksinya disimpan pada 02 maka dalam program (pemrograman) alamat Tool dipanggil dengan T0202. Apabila alat potong yang akan digunakan tersebut dijepit pada posisi 9, sementara data koreksi panjangnya disimpan pada nomor koreksi 10, maka alamat T dipanggil dengan T0910, dan apabila alat potong ditempatkan dan dijepit pada posisi 7 dan data koreksi panjangnya disimpan pada nomor koreksi 10 maka alamat T dipanggil dengan T0710 b. Prosedur pengukuran alat potong menggunakan teropong sebagai berikut: 1) Pasang teropong pengukur dan perlengkapan seting tool yang terpasang pada nomor tool (misal 8) 2) Gerakkan pahat sehingga perlengkapan setting terlihat pas ditengah tengah teropong kemudian tekan SHIFT T00 ENTER 9

3) kemudian jauhkan pahat ke posisi aman putar dan pilih nomor pahat yang akan diukur (misal T03) dengan 4) Gerakkan pahat sehingga terlihat pas ditengah tengah teropong kemudian tekan SHIFT T03 ENTER Secara automatis data T 03 03 masuk memori 5) Untuk pahat lain dilakukan urutan yang sama N 3 dan N4 c. Pembetulan (Koreksi) Data Panjang Alat Potong Dalam implementasi data panjang alat potong yang tersimpan dalam daftar TO pada proses pemesinan bisa tidak tepat. ketidak tepatan ini dapat diakibatkan antara lain: 1) Kesalahan baca atau paralaks, dan 2) Kesalahan (kerusakan) alat pemeriksa atau alat ukur itu sendiri Ada tiga kemungkinan yang terjadi : 1) Data yang dimasukkan lebih pendek dari panjang sebenarnya,berarti dalamnya pemakanan lebih dalam 2) Data yang dimadukkan tepat dari panjang sebenarnya berarti dalamnya pemakanan sesuai 3) Data yang dimasukkan lebih panjang dari panjang sebenarnya,berarti dalamnya pemakanan lebih tipis Untuk mengetahui data alat potong benar, dilakukan dengan menyayatkan pisau tipis kemudian matikan putaran spindel dan biarkan pahat tetap menyentuh permukaan bendakerja kemudian tekan EXECUTIO N. ketik G 55 ENTER. T0303 ENTER kemudian tekan CYCLE START apabila sumbu X pada monitor 30 mm berarti entre data alat potong benar, tetapi kalau menunjukkan 29,5mm berarti data yang dimasukkan terlalu pendek harus dikurangi 0,5 : 2 menjadi -34.75 sebaliknya monitor menunjuk30,5 mm,maka data harus ditambah 0,5 :2 m menjadi -35.25 Masukkan data tsb dengan menekan SHIFT TO 3 ENTER ubah data dengan menekan tombol arah X atau Z bila muncul alarm tekan RES atau hapus langsung hapus data dengan menekan CW kemudian tulis data yang benar diakhiri ENTER Contoh: Penekanan tombol X satu kali, data pada alamat kursor berada akan bertambah atau berkurang 0,1mm, tergantung dari tanda arah sumbu yang ditekan (+atau -) 10

Penekanan tombol Z satu kali, data pada alamat kursor berada akan bertambah atau berkurang 0,001mm, tergantung dari tanda arah sumbu yang ditekan (+ atau -) 2. Offset Pergeseran Posisi System koordinat dapat digeser (dialihkan) dari titik nol mesin ke suatu titik lain yang dikehendaki oleh pemrogram yang disebut dengan Penggeseran Posisi Offset (PSO). Data penggeseran yang merupakan koordinat(x,z) baru disimpan di dalam daftar PSO.Ada lima kemungkinan, yakni dengan G54, G55, G57, G58, dan G59. Kelima fungsi G pengamatan data PSO ini dibagi dalam 2 kelompok utama (lihat struktur pengelompokan kode kode G), dimana masing masing kelompok dapat dibatalkan dengan G53 dan G56 Kelompok 3 Kelompok 5 G53 G54 G55 G56 G57 G58 G59 Membatalkan G54 dan G55 Mengaktifkan penggeseran posisi 1 Mengaktifkan penggeseran posisi 2 Membatalkan G57, G58 dan G59 Mengaktifkan penggeseran posisi 3 Mengaktifkan penggeseran posisi 4 Mengaktifkan penggeseran posisi 5 Penggeseran Posisi dengan G54 a. 40 mm adalah jarak penempatan benda kerja yang diukur dari titik nol mesin (M) ke titik nol benda kerja (W) arah sumbu +X b. Pemindahan titik nol dapat dilakukan dengan G 92 yang jaraknya 110mm dari titik nol mesin dan akan dibatalkan dengan G 56 penggeseran tersebut diatas dapat dipanggil dengan N G92 X 0 Z 110. c. Penggeseran juga dapat menggunakan kelompok utama dan kelompok tambahan (lihat ilustrasi gambar disamping) dapat dipanggil : N.. G54 G92 X0 Z 85mm dan akan dibatalkandengan G 53 dan G56 11

1. Setting PSO Setting PSO untuk jenis mesin bubut yang diubah /dipindahkan titik yang berada pada sumbu mesin jadi nilai X tidak diubah tetap nol, yang diubah adalah nilai Z 1) Yakinkan kita bekerja pada mode MANUAL dan posisi feedred 100% 2) Posisikan toolturet yang kosong kemudian tanpa putaran spindel dekatkan pada mulut chuck 3) Ukur dan catat jarak terdekat mulut ragum dengan sisi toolturet terluar (misalkan 50.) dan pada saat itu monitor menunjukkan Z 230.maka titik nol mesin harus dipindahkan 230-50 = 180.gar posisikya dimulut chuck 4) Cara memasukkan data PSO pada mesin CNC a) Pindahkan kemenu b) Masuk ke PSO dengan menekan c) Untuk mengisi G55 pilih angka 2 SHIFT ENTER PSO krusor meloncat ke posisi X karena harga X harus nol maka tekan CW ENTER kemudian krusor meloncat Z d) Isikan nilai perpindahan yaitu 180 dengan menekan 180 ENTER untuk menghapus data yang tak dipakai bila muncul Alarm tekan RES kemudian hapus data dengan CW data baru masukkan kemudian ENTER 5) untuk keluar tekan RES C. DASAR PEMROGRAMAN MESIN CNC ET 242 1. Sistem Persumbuan Mesin Bubut Cnc Minimal ada dua sumbu pada mesin bubut CNC ET 242 a. Sumbu horisontal yang diberi notasi Z gerakan nya kekanan dan kekiri. kekanan arah positif dan kekiri negatif b. Sumbu melintang yang diberi notasi X arah gerakkannya kemuka dan kebelakang. Kemuka menjauhi kita arah negatif dan kebelakang mendekati kita arah positif 2. SIstem Ukuran Sistem ukuran yang disediakan pada mesin CNC ET 242 ada dua yaitu sistem inkrimental dan sistem absolut. Kedua sistem ini diharapkan saling mendukung dan melengkapi untuk mempermudah programer dan operator Dengan adanya sistem referensi berarti kecenderungan program dibuat/ditampilkan dalam harga absolut dengan notasi X,Z sedangkan untuk harga inkrimentak dengan 12

notasi U, W dan selanjutnya penulis cenderung menggunakan sistem absolut karena ternyata lebih mudah a. System pemrograman incremental System pemrograman incremental adalah salah satu sistem pemrograman, dimana titik nol pengukuran lebih dari satu. Dengan kata lain bahwa titik akhir lintasan (pengukuran) pertama adalah titik awal (nol) lintasan (pengukuran) berikutnya. Koordinat lintasan inkremental: Koordinat titik awal = 0,0 System Inkrimental gerakkan U W 0 1-3 0 1 2 0-2.5 2 3 1 0 3 4 0-1 4 5 2-2 b. Sistem pemrograman absolute Sistem pemrograman absolute adalah salah satu sistem pemrograman, dimana dasar lintasan (pengukuran) data geometris selalu didasarkan atas satu titik awal (titik nol). Koordinat lintasan absolute: Koordinat titik awal = 0,0 Sistem Absolut gerakkan X Z 0 1-3 0 1 2-3 -2.5 2 3 2-2.5 3 4-2 -4 4 5 0-6 Catatan: Alamat persumbuan X, Z untuk absolut, dan U, W untuk inkremental. Nomer program ini dikelompokkan dalam 3 bagian utama, yakni: a. Nomor Program Utama Program utama ini diberi nomor mulai dari O0000 s.d O0079 dan O0256 s.d O6900 b. Nomor Sub-program Sub-program ini diberi nomor mulai dari O0080 s.d O0256. c. Nomor Program Poligon Program poligon diberi nomor Sistem pemrograman campuran 13

3. Program CNC Program CNC merupakan kumpulan blok blok informasi dan perintah yang tersusun secara sistematis yang diperlukan untuk proses pembuatan pembuatan bendakerja. Informasi dan perintah ditampilkan berupa angka dan huruf yang dikenal oleh mesin CNC. Setiap program CNC secara otomati tersimpan didalam memori mesin dengan nomer program O00 sampai O 6900 Mulai dari O7000 s.d O9999. 4. Informasi dan perintah program Isi program ini adalah sekumpulan blok data yang terdiri dari sejumlah informasi dan perintah yang berbentuk angka dan hurufsebagai berikut O Untuk nomer program N untuk data nomor blok, misal: N0000. G untuk fungsi kerja dengan kombinasi angka, misal: G02. M untuk kata fungsi bantu. Misal: M03 X untuk data geometris arah lintasan absolute pada sumbu X Z untuk data geometris arah lintasan absolute pada sumbu Z F untuk data kecepatan pemakanan. S untuk data kecepatan putar spindel. T untuk data posisi dan data kompensasi panjang alat potong. I untuk parameter radius arah sumbu X. K untuk parameter radius arah sumbu Z 5. Akhir program Yang dimaksud dengan akhir program adalah penutup program yang terdiri dari dua macam, yakni: a. Penutup program dengan M30. Dan b. Penutup sub-program dengan M17 PENJELASAN PERINTAH DALAM PEMROGRAMAN G00 GERAKAN CEPAT N. G00 X U ±43 Z W ±43 G00 N X Z adalah gerak lurus cepat tanpa penyayatan adalah nomor blok ordinat titik tujuan arah sumbu X (inkrimental W) ordinat titik tujuan arah sumbu Z( inkrimental W) Pemrogramannya : N.G00 X Z absolut N..G00 U W inkrimental 14

Pemrograman absolut PEMROGRAMAN ABSULOT N 100.. N110 G00 X40.000 Z 2.000 N120. PEMROGRAMAN INKRIMENTAL N 100. N 110 G00 U -6.000 W-9.000 N120 G 01 GERAKKAN INTERPOLASI LURUS N4 G01 X U ± 43 Z W ±43 F4 alamat Satuan Penjelasan keterangan N Nomor blok G01 mm Gerakkan inter polasi lurus X, U mm koordinat titik tujuan x,z Z,W Absolute U, W inkrimental F mm/menit μm/put Kecepatan penyayatan G01 adalah gerakkan lurus maka asutan harus diprogram dalam (mm/menit) (G94) atau (μm/put) (G95 ) Lihat gambar disamping : N G00 X1 (-U1) N G01 -Z1 (-W1) F.. N. X2 (+U2) -Z2 (-W2) F. N.G00 X0(+U3) +Z0 (+W3) Prog absolute Prog inkrimental N100.. N100. N110 G00 X42 Z2 N110 G00 N120 X36 N120 U -3. N130 G01 Z-60 N130 G01 Z-62 F 15

N140 G01 X40 Z-62 F.. N140 G01 U2. W-2 F.. N150 G00 X 42 Z2 N150 G00 U 1 W 64 N160. N160. G02/G03 GERAKKAN RADIUS G02 GERAKKAN MELINGKAR ARAH JARUM JAM G03 GERAKKAN MELINGKAR BERLAWANAN ARAH JARUM JAM N4 G02 G03 X U ±43 Z ±43 W I ±43 J ±43 F4 alamat satuan Penjelasan keterangan N Nomor blok G02 mm Gerakkan inter polasi melingkar searahjarum jam G03 interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam X, U mm Koordinat titik tujuan x,z Absolute U, Z,W W inkrimental I,K mm Koordinat titik awal melingkar terhadap titik pusat lingkaran F mm/menit μm/put Kecepatan penyayatan 1. Degan pengendali ini dapat digunakan untuk membuat radius dalam ketiga bidang 2. Pemrograman didasarkan pada titik pusat 3. Busur yang dibuat mencapai 180 dalam satu blok N G02 X 8. Y 8. I 5 J 0 N G02 U 5. V 5 I 5 J 0 Gerakkan dari Po menuju P1 Gerakkan dari Po menuju P1 contoh 16

Program absolute N. G01 X28. Z0 F. N..G01 X28. Z-40. F N..G03 X40. Z-46. I 0 K-6. F N..G01 X20 Z0 F. N..G01 X20 Z-30. N..G02 X40. Z-40 I 10. K00.F program inkrimental N. G01.. F. N..G01.. F. N..G01 U 0. W-40. F N..G01 U 0 W -30.F N..G03 U6.. W-6. I 0 K-6. F N..G02 U 10. W-10 I 10. K00.F PERINTAH TINGGAL DIAM ( G04 D4 dalam 1/10 detik N10 G04 D4 20 M03 N20 G00 X50 Y 50. Artinya spindel diputar setelah 2 detik,kemudian ke blok 20 G 25 PEMANGILAN SUB PROGRAM DAN M17 SUB PROGRAM BERAKHIR 1. Sub program dipanggil dengan sub program atau program utama. 2. Sub program memiliki struktur yang sama seperti program utama 3. Nomer sub program O 80 sampai O 99 4. Sub program diakhiri dengan M17 5. Sub program dipanggil dengan G 25 N G 25 L a b.. a = Nomer sub program b. = pengulangan berapa kali Program pokok nomer O 10 sub program nomer O81 dipanggil 4 kali jalan 17

program pokok nomer O 10 sub program pertama nomer O 80 sub program kedua nomer O 95 sub program ketiga nomer O 81 G27 PERINTAH MELOMPAT TANPA SARAT N.. G27 L.4. L 4 alamat blok yang dituju G42 KOMPENSASI RADIUS SEBELAH KANAN G41 KOMPENSASI RADIUS SEBELAH KIRI G40 PEMBATALAN KOMPENSASI RADIUS G42 G41 1. Kompensasi radius pisau tak boleh diaktifkan atau dibatalkan dalam blok G02/G03 akan dapat alarm 520 2. Dalam blok G01/G00 harus diprogram perubahan X atau Z bila tak terpenuhi akan muncul alarm 520 3. Pada pengaktifan atau pembatalan tidak diperlukan gerakan hanya perubahan harga pada bidang interpolasi 18

4. Selama G41/G42 aktif tidak diperbolehkan ganti alat potong akan muncul alarm 360 5. Perubahan langsung dari G41 ke G42 atau sebaliknya menimbulkan alarm 530 6. Lebih dari 5 blok kosong tanpa perintah X, Z atau muncul alarm 500 7. Minimal diperlukan 2 blok untuk memprogram perubahan X Z jika tidak muncul alarm 510 G84 SIKLUS PEMBUBUTAN MEMANJANG N.. G84 X ± 43 U Z ± 43 W Po ± 43 P1 Do D2 ±5 D3 5 F4 Pemrograman: N Nomor blok G84 siklus pembubutan meman jang X,U Harga koordinat sudut kontur K absolute dan Z,W inkrimental Po P2 D0 D2 D3 F ukuran tirus sumbu X(U) ukuran tirus sumbu Z(W) kelebihan ukuran sumbu X kelebihan ukuran sumbu Z dalamnya setiap penyayatan asutan 19

contoh : absolut N..G00 X40. Z2. N..G84 X26 Z -40 D3 2000 F200 Contoh : Inkrimental N..G00 N.. G84 U -7. W -42. D3 2000 F200 contoh :absolute N..G00 X 42. Z 2. N.. G84 X 24. Z-40. Po -4.199 D3 2000 F 200 contoh : inkrimental N..G00.. N..G84 U-9. W -42. P0-4.199 D3 2000 F 100 contoh: absolute N..G00 X42 Z 2. N.. 84 X 24. Z -40. P0-4.199 P2-11.111 D0 500 D2 400 D3 2000 F 200 Contoh : inkrimental N.. G00.. N..G84 U -9. W -42. P0-4.199 P2-11.111 D0 500 D2 400 D3 2000 F 200 Apabila koordinat Z(W) diprogram sebelum X(U) computer akan melaksanakan pembubutan melintang 20

G85 SIKLUS PEMBUATAN ULIR N G85 X U ±43 Z W ±43 P2± 5 D3 5 D4 2 D5 2 D6 5 D7 1 F 4 pemrograman: N nomor blok G85 siklus penguliran X,U koordinat titik ulir K atau N absolut dan inkrimental Z,w P2 jalan keluar penguliran D3 lihat tabel D4 jumlah pemotongan kosong D5 sudut ulir D6 dalamnya ulir D7 lihat tabel F kisar ulir Tabel D7 dan D 3 : Jika D7 diprogram 0, 1, 2, 3 maka D3 mewakili dalamnya pemotongan Jika D7 diprogram 4, 5, 6, 7 maka D3 mewakili jumlah pemotongan pemotongan Contoh 1 : ulir M30x2mm Siklus penguliran memanjang dengan pemrograman diameter dalam K,penyelaman D3,dalamnya ulir D6, dan kisar ulir F absolut N. G00 X 31. Z 2. N G85 X 27.546 Z -42. D3 600 D6 1227 F2000 D4 3 D5 60 21

Inkrimental N.. G00 N G85 U -1.727 W -44. D3 600 D6 1227 F 2000 CONTOH 2 : ulir M30x2mm Siklus penguliran memanjang dengan pemrograman diameter dalam K,jalan keluar miring P2,penyelaman D3,dalamnya ulir D6, dan kisar ulir F Absolute N. G00 X 31. Z 2. N G85 X 27.546 Z -40. P2-2. D3 600 D6 1227 F2000 D4 3 D5 60 Inkrimental N.. G00 N G85 U -1.727 W -42. P2 2. D3 600 3 D5 60 D6 1227 F 2000 D4 CONTOH 3 : ulir M30x2mm Siklus penguliran memanjang dengan pemrograman diameter nominal N jalan keluar miring P2,penyelaman D3,dalamnya ulir D6, dan kisar ulir F Absolute N. G00 X 31. Z 2. N G85 X 30. Z -40. P2-2. D3 6 D4 3 D5 60 D6 1227 D6 1227 F2000 Inkrimental N.. G00 N G85 U - D3 6 0.5 W -42. P2 2 D3 6 D4 3 D5 60 D6 1227 F 2000 G86 SIKLUS PENGALURAN (SISI MEMANJANG) X Z N G86 ±43 ±43 D3 5 D4 5 D5 5 F 4 U W pemrograman: N nomor blok G86 siklus pengaluran X,U koordinat titik ulir K atau N absolut dan inkrimental Z,w D3 lihat tabel D4 waktu tinggal diam D5 lebar pahat F kisar ulir 22

Contoh 1 Siklus pengaluran sisi memanjang tanpa pembagian pemotongan lebar pahat D5 harus diprogram absolut N. G00 X 42. Z -27. N G86 X 30. Z -27. D5 3000 F100 Inkrimental N.. G00 N G86 U -6. W -3. D5 3000 F100 Contoh 2 Siklus pengaluran sisi memanjang tanpa pembagian pemotongan lebar pahat D5 harus diprogram absolut N. G00 X 42. Z -24. N G86 X 26. Z -32. D3 1500 D5 3000 F100 Inkrimental N.. G00 N G86 U -8. W -8. D3 1500 D5 3000 F100 G87 SIKLUS PENGEBORAN DENGAN PEMUTUS TATAL N G87 Z W ±43 D3 5 D4 5 D5 5 D6 5 F 4 pemrograman: N nomor blok G87 siklus pengeboran dengan pemutus tatal Z,w koordinat titik tujuan Z absolut dan inkrimental D3 dalamnya pemboran pemotongan pertama D4 waktu tinggal diam pada titik tujuan D5 prosentase pengurangan dalamnya pemotongan D6 dalamnya pengeboran minimal F kisar ulir 23

G88 SIKLUS PENGEBORAN DENGAN PENARIKAN N G88 Z W ±43 D3 5 D4 5 D5 5 D6 5 F 4 pemrograman: N nomor blok G88 siklus pengeboran dengan penarikan Z,w koordinat titik tujuan Z absolut dan inkrimental D3 dalamnya pemboran pemotongan pertama D4 waktu tinggal diam pada titik tujuan D5 prosentase pengurangan dalamnya pemotongan D6 dalamnya pengeboran minimal F kisar ulir Contoh 1 Siklus pengeboran sekali jalan absolut N. G00 X0. Z 3. N G87 Z -26. F100 Inkrimental N.. G00 N G87 W -29. F100 D3,D4,D5,D6 tidak diprogram Contoh 2 Siklus pengeboran dengan D 3 tanpa D5 atau D6 absolut N. G00 X0. Z 3. N G87 Z -26.D3 6000 F100 Inkrimental N.. G00 N G87 W -29. D3 6000 F100 D. TING MENU siswa dapat memanggil,menulis,menhapus memuat menyimpan program antara lain yang dapat dilakukan melakukan : Menghapus tayangan monitor tekan RES MELIHAT NOMER PROGRAM YANG TERSIMPAN PADA COMPUTER SHIFT L ENTER MEMANGGIL NOMER PROGRAM YANG TERSIMPAN (MISAL NOMER 20) SHIFT O 20 ENTER 24

MENGHAPUS PROGRAM (MISAL NOMER 22) SHIFT O 22 ENTER SHIFT C.Pr MEMASUKKAN NOMER PROGRAM (MISAL 10) SHIFT O 10 ENTER ENTER STORE NEXT ENTER MENGGANTI NOMER PROGRAM (MISAL N0MER 10 DIGANTI 18 ) SHIFT O 10 CE 3X SHIFT O 18 ENTER nomer program diatas langsung ganti MEMANGGIL NOMER BLOK (MISAL NOMER BLOK 240 ) N 240 ENTER maka posisi Krusor pada N240 MENGGANTI NOMER BLOK (MISAL NOMER BLOK 300 DIGANTI 320) N 300 CE 4X setelah semua dijit nomer terhapus masukkan N 320 ENTER MENYISIPKAN NOMER BLOK( MISAL NOMER 291 ) N 291 ENTER setelah ada informasi New tekan ENTER E. AUTOMATIS CNC Untuk melihat kebenaran user dapat menggunakan 2 cara 1. Uji program (misalnya program nomer O 12) a. Buka program O12 b. Memasukkan N 1000 ENTER maka krusor akan menuju nomer yang paling ahkir setelah M30 c. Tekan CYCLESTART uji program selesai apabila krusor berada pada M30 Uji coba program sistim ini hanya mengetahui bahwa program bisa dibaca dan dilaksanakan oleh computer,belum bisa mendeteksi kebenaran gerakkan dari pisau frais (misal G02/03,pengaruh G41/42 dll) 2. Uji jalan program (penjajagan) Pada uji jalan ini dapat dilakukan blok perblok(single) atau keseluruhan yang harus melepas benda kerja dari chuck, Untuk pisau bergerak dengan kecepatan G00 dan tanpa putaran spindle oleh karena itu konsentrasi dan hati hati sangat diperlukan, untuk mengatur kecepatan memutar feedret kearah 0 dan bila menghentikan 25

gerakan tekan tombol FEEDHOLD untuk menggagalkan tekan tombol RES uji jalan dilaksanakan dengan urutan sebagai berikut : a. Pada menu panggil nomer program yang akan diuji b. Lepas benda kerja dari chuck c. Pindah kemenu AUTOMATIK tekan RES untuk memastikan krusor berada di N00 d. Putar feedret kearah Nol e. Tekan CYCLESTAR kemudian feedret diputrar pelan pelan untuk memastikan aman f. Amati gerakkan setiap blok bila ada yang salah tekan RES atau FEEDHOLD Untuk menggagalkan proses atau menhentikan proses g. Proses uji program selesai apabila krusor mencapai N00 kembali 3. Pelaksanaan program secarta outomatis Pelaksanaan program secara outomatis dapat dilaksanakan setelah setelah uji program dan uji jalan hasilnya sesuai dengan program dengan urutan sebagai berikut : a. Tekan,panggil nomor program yang akan digunakan b. Yakinkan feedret pada posisi F =0 c. Tekan CYCLESTAR putar feedret pelan pelan sampai yakin aman d. Amati gerakkan setiap blok bila ada yang salah tekan RES atau FEEDHOLD atau Untuk menggagalkan proses atau menhentikan proses e. Proses uji program selesai apabila krusor mencapai N00 kembali f. Apabila sedah selesai benda kerja kita lepas kemudian kita amati apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum,kalau belum kita cari dimana letak kesalahannya dan menentukan bagaimana solusi berbaikkannya 26

F PENUTUP Buku ini betul betul sangat singkat merupakan pengantar tingkat basic sehingga kalau ingin lebih mendalam silahkan bukan referensinya harapan penulis buku ini dapat membatu peserta didik dalam belajar CNC dan mohon maaf bila masih banyak kekurangannya 27

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1988, Petunjuk Pemrograman - Pelayanan EMCO PU 3A,EMCO MAIER & CO, Hallein, Austria Anonim, Teacher `s Handbook EMCO VMC 200, EMCO MAIER & CO, Hallein, Austria Anonim, 1995, Mesin Frais CNC Lanjut, DepDikNas, Jakarta 28