BAB V KAJIAN PUSTAKA. Pekalongan ini adalah arsitektur humanis. Latar belakang penekanan/

dokumen-dokumen yang mirip
HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain menjadi sebuah konsep untuk merancang dan membuat

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN. 5.1 Konsep Desain

BAB II. LATAR BELAKANG DAN STUDI PUSTAKA RUMAH SAKIT JIWA Potensi pemeliharaan kesehatan mental g

Bab IV. Konsep Perancangan

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

b e r n u a n s a h i jau

BAB V KAJIAN TEORI. Menurut Frick (1997), Ekologi dapat didefinisikan sebagai Ilmu yang. mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

Penanganan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) pada Korban Bencana Lumpur Sidoarjo dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB III TINJAUAN TEMA

BAB V KAJIAN TEORI Kajian Teori Penekanan Desain. Arsitektur Tropis. Arsitektur tropis dipilih sebagai tema desain pada pondok retret di

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


arsitektur fakultas teknik sipil dan perencanaan

03 PEMBAHASAN PERSOALAN DESAIN

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

Architecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

mempunyai sirkulasi penghuninya yang berputar-putar dan penghuni bangunan mempunyai arahan secara visual dalam perjalanannya dalam mencapai unit-unit

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

Setiap orang pasti mempunyai gagasan

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, masyarakat

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III ELABORASI TEMA. Tema yang diambil dalam proyek ini adalah Arsitektur Komunitas Religius.

GEOMETRIS, KANTILEVER LEBAR.

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Arsitektur Ramah Lingkungan (Green Architecture) Pendekatan Green Architecture

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Khusus Kanker di Jakarta 1

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

PENGEMBANGAN RS HARUM

Pengembangan RS Harum

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP. Gambar 5.1 Konsep. Sumber: Analisa Penulis, 2014

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. R. Arry Swaradhigraha, 2015 MUSEUM SEJARAH PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA DI BANDUNG

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Angka Beban Tanggungan Menurut Kelompok Usia

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Modern Understated HOME IDEAS SHOPPING FOOD TRAVEL 56 PAGES SLEEK AND COSY INTERIOR INSPIRATIONS FEBRUARI

Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Penanganan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) pada Korban Bencana Lumpur Sidoarjo dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kesehatan Di Rumah Sakit

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

JURNAL UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN HOTEL RESORT DI WISATA PANTAI ALAM INDAH. Disusun Oleh :

BAB V KONSEP PERANCANGAN

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BABV LAPORAN PERANCANGAN. D C o H, B. Gb.79 Zoning Site plan. Ruang tapak mempertahankan bentuk kontur yang dipadukan dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015

Transkripsi:

BAB V KAJIAN PUSTAKA 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain Arsitektur Humanis Tema desain pada proyek Rumah Sakit Jiwa di Kabupaten Pekalongan ini adalah arsitektur humanis. Latar belakang penekanan/ tema desain tersebut adalah : Bagan 21. Kerangka Pemikiran Tema Desain Sumber : Analisis Pribadi, 2017 Kata arsitektur humanis ini ditemukan dari bagaimana sebuah Rumah Sakit Jiwa mampu menjalankan fungsi sebagai sarana pelayanan dan perawatan kesehatan kejiwaan masyarakat dengan layak. Dengan penekanan kepada pasien serta seluruh pengguna bangunan, kemudian 173

muncul pemikiran akan kebutuhan arsitektural yang mampu memenuhi tuntutan fungsi, kenyamanan, dan efektifitas sirkulasi di dalam bangunan. 5.1.1. Interpretasi dan Elaborasi Tema Desain Pengertian Humanisme dalam Arsitektur Istilah Humanisme berkaitan dengan kata Latin humus yang berarti tanah atau bumi. Dari kata ini muncul istilah homo yang berarti manusia (makhluk Tuhan) dan humanus yang lebih menunjukkan sifat membumi dan manusiawi. Humanisme menganggap individu rasional sebagai nilai paling tinggi dan menganggap individu sebagai sumber nilai terakhir (Bagus, 1996:295). Pengertian ini ini membawa dampak yang kuat pada kebebasan manusia sebagai individu Menurut Rachmawati (2009; 77) menyebutkan kaitan antara manusia degan arsitektur adalah sebagai berikut: - Dalam hal pemenuhan kebutuhan (needs) - Dalam hal pemenuhan kebutuhan manusia sebagai komunitas (society) - Dalam hal pemenuhan kebutuhan dalam konteks berkemanusiaan. - Dalam hal perubahan peran, dan arsitek sebagai pelindung/penjaga alam mampu menciptakan kualitas hidup yang berkesinambungan. 174

Posisi penting manusia juga dikemukakan oleh Krippendorf (2006;3) yang menyebutkan bahwa dasar sebuah desain adalah manusia dalam konteks semantik. Humanisme dicapai dengan adanya kenyamanan psikologis dan visual dari bangunan, sehingga pasien memperoleh rasa aman dan nyaman tanpa terasa seperti di dalam Rumah Sakit Jiwa, melainkan seperti hunian pada umumnya. Dengan demikian, suasana rumah sakit jiwa yang selama ini memiliki kesan negatif dapat terkubur.. 5.1.2. Studi Preseden Helsingor Psychiatric Hospital, Denmark Gambar 77. Eksterior Helsingor Psychiatric Hospital Sumber: www.gaiacambiaggi.net Lokasi Arsitek Project Leader Tipe Bangunan : Denmark : Julien de Smedt : Leif Andersen : sektor kesehatan Luas Lahan : 10.000 m 2 175

Luas Bangunan : 5100 m 2 Konstruksi atap : atap datar/ dak beton Struktur pendukung : beton bertulang - Konsep Pada konsep untuk Helsingor Psychiatric ini menghindari adanya stereotip klinis (seperti lorong rumah sakit tradisional tanpa jendela ataupun ruangan di kedua sisi). Kontradiksi menjadi awal perancangan; Central vs Decentral, Freedom vs Control, Open vs Closed. Kontekstual menyamarkan dasar Ellsinore Psychiatric Clinic atas 2 tingkat yang berbeda membuat bangunan tersebut tumbuh menjadi pemandangan hijau dan berbukit. Setengah tersembunyi di alam klinik sehingga menghindari merusak pemandangan dari rumah sakit somatik yang ada dan pada saat yang sama menyediakan para penggunanya dengan banyak pengalaman dari danau dan hutan. - Material Penggunaan material yang mudah dalam perawatan seperti: bahan artificial yang mudah dibersihkan, penutup lantai linoleum, atau langit langit yang terbuat dari gypsum. Dan semua bahan memiliki permukaan alami mereka seperti dinding dari bahan kaca, kayu, dan beton. - Desentralisasi - terpusat 176

Konsep ini memiliki tujuan agar sebuah RSJ diselenggarakan untuk memberikan kondisi terbaik, selain itu efektif dan rasional meminimalkan jarak berjalan kaki, dan pada saat yang sama memberikan masing-masing bagian dengan maksimal. Semua bagian bangunan menyatu pada titik tengah. - Freedom vs Control Adanya ruang perawatan diarahkan pada view danau maupun bukit untuk mewujudkan kehidupan yang intim (intimate living) dengan ketenangan bagi pasien namun tetap dalam pengawasan oleh tenaga medis dan perawat. 5.1.3. Kemungkinan Implementasi Teori Penekanan Desain Berdasarkan kajian arsitektur humanis, maka hal hal yang dapat diterapkan pada bangunan Rumah Sakit Jiwa ini antara lain : a. Material Penggunaan material dioptimalkan dengan warna permukaan alami maupun warna terang, serta dinding yang terbuat dari kaca, kayu, dan beton. Adanya material dinding kaca bermanfaat untuk memudahkan perawat mengawasi pasien, begitupun pasien mudah menjangkau perawat jaga. b. Konsep Kontradiksi Adanya dasar konsep kontradiksi pada awal perancangan menjadikan pelayanan serta kinerja bangunan menjadi maksimal bagi keseluruhan pengguna. Penerapan konsep ini 177

diutamakan bagi area perawatan dan kegiatan pasien gangguan jiwa sebagai pelaku utama, adanya kebebasan namun terkendali serta adanya keterbukaan namun tetap memiliki privasi. Konsep ini dapat diterapkan bagi perancangan proyek RSJ, terutama bagi penataan pola ruang dan sirkulasi. 5.2. Kajian Teori Permasalahan Dominan/ Fokus Kajian Aspek Spasial/ Ruang dan Visual pada Area Rawat Inap Pasien 5.2.1. Interpretasi dan Elaborasi Permasalahan Dominan Permasalahan domian pada proyek Rumah Sakit Jiwa di Kabupaten Pekalongan ini adalah bagaimana mendesain area perawatan rehabilitasi yang aman dan layak dengan mempertimbangkan aspek spasial dan visual, sehingga tercapai desain bangunan yang efektif dalam pelayanan serta humanis bagi pasien. a. Aspek spasial/ Keruangan Mengarah pada penjelasan bagaimana spasial/ keruangan mampu memenuhi kebutuhan sirkulasi secara efektif bagi pelayanan kesehatan Rumah Sakit Jiwa dalam waktu yang bersamaan (efektifitas) serta keruangan yang mampu memenuhi kebutuhan akan keamanan fisik dan psikologis pasien. 178

Ruang sebagai kebutuhan manusia, selain dilihat sebagai kebutuhan fisik, kebutuhan ruang juga dapat dilihat sebagai kebutuhan psikologis. Biasanya terdapat empat dimensi psikologis: kepemilikan ruang, personalisasi ruang, tingkat privasi ruang, dan kontrol atas ruang. Dalam hal ini, kebutuhan empat dimensi tersebut harus tetap dapat terpenuhi bagi pasien penderita gangguan jiwa, karena pada dasarnya mereka sama dengan manusia lainnya (setara) yang tetap membutuhkan kelayakan dan kenyamanan psikologis di dalam ruang. Adanya ruang perawatan tidak menimbulkan kesan terpenjara serta kontrol berlebih tanpa adanya kebebasan. Sedangkan penataan spasial berupa organisasi ruang yang dapat digunakan dalam penataan ruang Rawat Inap Pasien, secara garis besar terbagi atas 5 macam organisasi ruang. Namun untuk penataan ruang Rawat Inap pasien ditentukan beberapa organisasi ruang radial yang merupakan kombinasi antara organisasi ruang terpusat dan linier. 1. Organisasi Ruang Terpusat Memiliki ruang pusat yang dominan dimana titik pusat biasanya merupakan pusat aktifitas serta kegiatannya terfokus ke dalam. Bersifat intrivert yang memiliki sifat sangat ke dalam. 179

Gambar 78. Organisasi Ruang Terpusat Sumber: Dokumen Pribadi, 2017 2. Organisasi Ruang Linier Membentuk sederetan ruang yang secara umum memiliki hubungan dan tingkatan (fungsi/ ukuran/ bentuk) yang sama. Selain itu sederetan ruang ini dapat berupa deretan ruang yang berhubung satu dengan yang laun namun memiliki tingkatan berbeda. Gambar 79. Organisasi Ruang Linier Sumber: Dokumen Pribadi, 2017 3. Organisasi Ruang Radial 180

Kombinasi organisasi terpusat dan linier. Organisasi linier merupakan deretan ruang yang tersusun memanjang sebagai lengan dengan organisasi terpusat sebagai intinya. Bersifat ekstrovert dengan lengan linear yang mengarah keluar. Gambar 80. Organisasi Ruang Radial Sumber: Dokumen Pribadi, 2017 Dengan organisasi ruang radial ini, titik pusat dari area rawat inap pasien adalah pada nurse station dimana merupakan kontrol utama bagi pasien, sedangkan linier pada penataan ruang rawat inap yang memiliki kesamaan fungsi dan ukuran pada masing masing kelas/ tipe kamarnya. b. Aspek Visual Mengarah pada physicology control dengan menggunakan desain arsitektur di sekelilingnya sebagai media yang cerdas untuk pembentukan perilaku pasien. - Warna 181

Adanya warna memberi sugesti dan suasana ruang. Tiap warna memiliki efek psikologis masing masing yang berhubungan langsung dengan emosi manusia. Misalnya, wrna merah selalu dirasakan memberi efek panas dibandingkan dengan warna hijau. Warna tidak hanya menimbulkan suasana panas atau dingin, melainkan juga membuat seolah olah lebih luas, lebih sempit, ataupun lebih berantakan. Pengguna biasanya tidak menyadari efek psikologis dari arsitektur di sekelilingnya, sehingga untuk alasan inilah hal ini berhasil membentuk perilaku pengguna. Penderita gangguan jiwa tidak dapat merasakan kesan warna yang ditimbulkan, tetapi bekas penderita gangguan jiwa/ pasien yang dalam masa pemulihan dan telah kembali ke alam kesadarannya mampu merasakan kesan warna yang ditimbulkan. Merah Biru Biru langit Sangat menarik perhatian dan mampu menstimulir otak, memiliki kualitas agresif dan sering kali diasosiasikan dengan kegembiraan. Memberikan reaksi perlawanan atas pengalaman yang tidak menyenangkan. Mengesankan sesuatu yang sejuk dan dingin. 182

Hijau Berkualitas sejuk dan mengurangi rasa sakit. Kuning Membiaskan sinar seperti sinar matahari dan memacu semangat. Coklat Sangat berkesan santai, rileks, dan hangat Putih Menyenangkan, berkesan bersih, formil, dan tenang. Tabel 43. Pengaruh Warna Bagi Psikologi Manusia Sumber: Indriani, Tjoeng. 2013 - Green Area Visual tidak hanya berdasarkan warna, melainkan view yang juga dibutuhkan bagi pasien untuk proses pemulihan dengan menekankan pada natural healing. Adanya green area juga berpengaruh karena memiliki warna hijau yang memberi efek sejuk dan dapat memberikan efek psikologis untuk mengurangi rasa sakit. Selain itu adanya green area menjadikan area RSJ menjadi lingkungan yang sehat, sejuk, dan memberikan ketenangan pasien. 183

5.2.2. Studi Preseden Ostra sjukhuset psychiatric department, Sweden Gambar 81. Eksterior dan Interior Ostra sjukhuset psychiatric department Sumber: architizer.com Lokasi Tipe Bangunan : Sweden : sektor kesehatan Luas Lahan : 16.600 m 2 Luas Bangunan : 18.800 m 2 Tujuan dari perancangan bangunan ini dengan mendekatkan pada lingkungan. Keseluruhan lingkungan harus berkontribusi untuk membangun rasa realitas pasien. Gambar 82. Denah bangsal dan sirkulasi Ostra sjukhuset Sumber: SINTEF health research 184

Perancangan keruangan ini memiliki bangsal dengan adanya penghubung, jantung (berupa area hijau di dalam bangunan) pada tiap blok, dan kelompok hunian/ ruang perawatan. Keefektifan dalam pelayanan dan sirkulasi pada bangunan dengan disertai beberapa hal berikut : - Tidak ada koridor yang panjang - Jarak penglihatan baik, untuk kemudahan mengontrol - Adanya view ke luar dari dalam bangunan serta halaman. - Keleluasaan pergerakan dan pandangan. Ruang pasien dirancang dengan desain hunian (non hospital feel) dari segi ukuran ruang yang luas, variasi instrumen/ perkakas, pencahayaan yang baik di dalam ruang, serta view kepada alam sekitar, dengan demikian akan timbul kenyamanan baik secara fisik maupun psikologis bagi pasien.. Gambar 83. Jantung (the heart) dan ruang inap pasien Sumber: SINTEF health research 185

5.2.3. Kemungkinan Implementasi Teori Permasalahan Dominan Mendesain dengan mengoptimalkan potensi alam dan view sebagai salah satu penunjang natural healing. Memberikan area hijau tidak hanya di luar melainkan juga di dalam bangunan. Memilih material dengan dominasi warna terang dan warna alami material (kayu) yang mampu memberi kesan nyaman dan hangat, serta terasa menyatu dengan alam. Memberikan desain kamar inap pasien dengan layak dan harmonis agar tidak menimbulkan kesan terpenjara, terutama pada pasien gangguan jiwa yang telah pada fase mandiri. Membatasi antara ruang publik dengan ruang perawatan untuk menjaga kenyamanan serta privasi pasien gangguan jiwa. Penataan bentuk denah ataupun keruangan dengan memberikan the heart pada titik titik pusat bangunan. 186