1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Kebutuhan konsumsi daging ayam akan selalu meningkat dikarenakan beberapa faktor yaitu, harga daging yang terjangkau, memiliki kualitas gizi yang yang baik, mudah diolah menjadi berbagai jenis, bertambahnya jumlah penduduk, kenaikan tingkat pendapatan masyarakat, perbaikan tingkat pendidikan, dan kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi. Berdasarkan data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), mengenai konsumsi rata-rata daging ayam per kapita di Indonesia tahun 2009-2013 mencapai 3.076 pada tahun 2009, 3.546 pada tahun 2010, 3.650 pada tahun 2011, 3.494 pada tahun 2012, dan 3.650 pada tahun 2013 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4.60 %. Seiring dengan meningkatnya konsumsi daging ayam di masyarakat, maka mendorong adanya pertumbuhan usaha disektor hilir (pengolahan) yaitu usaha pemotongan ayam, sehingga usaha ini sangat baik untuk dikembangkan sebagai peluang bisnis yang menjanjikan. Usaha pemotongan ayam memiliki peran diantaranya penyedia protein hewani untuk masyarakat, membantu menstabilkan harga ayam di pasar, memberikan jaminan kebersihan produk ayam, dan membuka peluang kesempatan kerja. Salah satu tempat usaha pemotongan ayam yang telah
2 menjalankan usahanya selama puluhan tahun ini terletak di Rumah Pemotongan Hewan Unggas (RPHU) Rawa Kepiting yang bernama PD. Sehati PS. RPHU Rawa Kepiting merupakan fasilitas rumah potong yang berlokasi di Jakarta Timur dan ditunjuk oleh Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan Provinsi DKI Jakarta untuk memenuhi permintaan daging ayam masyarakat. Berdasarkan lampiran data RPHU Rawa Kepiting, unit usaha pemotongan ayam yang ada mampu memotong ayam sebanyak 100-3000 ekor/hari yang dijadikan berupa karkas ayam yang utuh atau potongan (parting). PD. Sehati PS sebagai suatu unit usaha komersil, perusahaan ini memerlukan sejumlah sumberdaya yang dikelola secara efektif dan efisien. Sumberdaya yang dimaksud adalah bangunan, peralatan produksi, bahan baku, dan tenaga kerja. Apabila usaha pemotongan ayam ini berorientasi pada bisnis, maka akan menekankan penggunaan sumberdaya seoptimal mungkin, dalam penelitian ini sumberdaya yang dimaksud adalah jumlah tenaga kerja. Unit usaha pemotongan ayam dalam pemrosesan ayam hidup menjadi karkas yang siap menjadi bahan konsumsi membutuhkan waktu yang berbedabeda disetiap tahapannya, tergantung dari banyaknya jumlah tenaga kerja dan fasilitas yang dimiliki. Perbedaan jumlah tenaga kerja akan berdampak pada biaya yang dikeluarkan. Selain perbedaan biaya yang dikeluarkan, lamanya waktu untuk proses pemotongan ayam juga akan berbeda. Sehingga, tenaga kerja yang diambil harus benar-benar dibutuhkan agar daging ayam dapat sampai kepada konsumen tepat waktu. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan
3 penelitian mengenai produktivitas kerja dan optimalisasi penggunaan tenaga kerja pada unit usaha pemotongan unggas di RPHU Rawa Kepiting, Jakarta Timur. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat produktivitas tenaga kerja pada proses produksi pemotongan ayam di RPHU Rawa Kepiting Jakarta Timur. 2. Berapa jumlah penggunaan tenaga kerja yang optimal pada usaha pemotongan ayam di RPHU Rawa KepitingJakarta Timur. 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat penggunaan tenaga kerja pada proses pemotongan ayam berdasarkan analisis optimalisasi, secara spesifik bertujuan: 1. Mengetahui tingkat produktivitas tenaga kerja pada proses produksi pemotongan ayam di RPHU Rawa KepitingJakarta Timur. 2. Mengetahui jumlah penggunaan tenaga kerja yang optimal pada usaha pemotongan ayam di RPHU Rawa KepitingJakarta Timur.
4 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penilitian ini diharapkan menjadi sumber informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang memerlukan serta berkepentingan dengan masalah produktivitas dan optimalisasi tenaga kerja pada usaha pemotongan ayam di RPHU. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai masukan kepada pelaku usaha dalam memperbaiki kinerja usaha pemotongan ayam. 1.5 Kerangka Pemikiran Usaha pemotongan ayam yang berada di RPHU Rawa Kepiting dapat berjalan dengan adanya sumberdaya atau sarana input produksi (ayam, tenaga kerja, dan peralatan produksi) yang digunakan, aktivitas perusahaan adalah menghasilkan output berupa daging ayam untuk dikonsumsi masyarakat. Menurut Murtidjo (2003), proses pemotongan ayam dilakukan pada suatu bangunan yang terbagi menjadi tiga ruangan/kompartemen. Setiap ruangan/kompartemen dipisahkan agar mengurangi kontaminasi selama proses pemotongan ayam. Tempat pemotongan terdiri dari tiga kompartemen, yaitu kompartemen-1 (area sangat kotor), kompartemen-2 (area kotor), dan kompartemen-3 (area bersih) dengan tahapan-tahapan yang berbeda. Masing-masing kompartemen membutuhkan tenaga kerja dengan jumlah dan klasifikasi kemampuan yang berbeda, karena disesuaikan dengan kebutuhan terhadap proses yang dilakukannya.
Tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses pemotongan ayam terbagi menjadi tiga klasifikasi berdasarkan kemampuan yang dimilikinya, yaitu tenaga kerja ahli (terdidik), tenaga kerja terampil (terlatih), dan tenaga kerja kasar (tidak terdidik dan tidak terlatih). Berdasarkan klasifikasi tersebut, setiap tenaga kerja akan melakukan pekerjaannya dan akan menerima upah yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Selama melakukan proses pemotongan ayam tentunya membutuhkan waktu yang berbeda-beda disetiap tempat, tergantung dari banyaknya jumlah tenaga kerja dan fasilitas yang dimiliki RPHU. Oleh karena itu, diperlukan perhitungan produktivitas waktu dan tenaga kerja yang merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumberdaya (input) yang terdiri dari sumber daya manusia (tenaga kerja) dan waktu proses pemotongan. Produktivitas menunjukan rasio antara output dengan input sehingga dalam matematis nilai produktivitas dapat dituliskan dalam bentuk persamaan berikut ini: Y Q X Dimana Q adalah nilai produktivitas, Y adalah keluaran (output) dari suatu proses produksi, dan X adalah masukan (input) yang digunakan di dalam proses produksi tersebut (Sinungan, 2003). Tahap selanjutnya adalah analisis usaha dengan menggunakan linear programming (LP) yang bertujuan untuk memecahkan masalah minimalisasi biaya produksi atau maksimalisasi keuntungan dalam situasi produksi tertentu 5
6 (Miller, 1982). LP merupakan metode perhitungan untuk perencanaan terbaik di antara kemungkinan-kemungkinan tindakan yang dapat dilakukan. Menurut Soekartawi (1992), Pernyataan di atas dapat dituliskan secara sederhana dengan persamaan matematis sebagai berikut: Meminimumkan: a. Fungsi tujuan: Z = c 1 x 1 + c 2 x 2 +... + c n x n b. Fungsi kendala: a 11 x 11 + a 21 x 21 +... + a n1 x n1 b 1 a 12 x 12 + a 22 x 22 +... + a n2 x n2 b 2..... a 1m x 1m + a 2m x 2m +... + a nm x nm b m c. Asumsi: x 1, x 2,..., x n 0 Berdasarkan rumusan pernyataan tersebut di atas, maka terdapat tiga hal prinsip yang harus dirumuskan dalam LP, yaitu: 1) Bahwa dalam LP harus ada fungsi tujuan (yang dinyatakan dengan persamaan garis lurus fungsi Z atau f(z)) yaitu sesuatu yang dimaksimumkan atau diminimumkan; c adalah cost coefficient dan x adalah aktivitas. 2) Bahwa dalam LP harus ada kendala yang dinyatakan dengan persamaan garis lurus; dimana a = koefisien input-output dan b = jumlah sumberdaya yang tersedia.
7 3) Bahwa semua nilai x adalah positif atau sama dengan nol. Atau dengan kata lain, tidak boleh ada nilai x yang negatif. Dengan demikian, maka besarnya nilai koefisien input-output tidak boleh negatif. Berdasarakan seluruh uraian di atas maka secara lebih spesifik, alur kerangka pemikiran penelitian disajikan pada Gambar 2. Usaha Pemotongan Ayam Proses Pemotongan Kompartemen-1 Kompartemen-2 Input (X) 1. Peralatan 2. Tenaga kerja 3. Bahan baku Kompartemen-3 Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dan klasifikasinya (ahli, terampil, dan kasar) Output (Y) 1. Karkas Produktivitas Tenaga kerja Rasio (Output/Input) Optimalisasi TK Linear Programming Gambar 1. Ilustrasi Kerangka Pemikiran
8 1.6 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan selama sepuluh hari pada tanggal 9 Juli sampai 19 Juli 2015. Lokasi penelitian di RPHU Rawa Kepiting, Jalan Rawa Kepiting Kelurahan Jatinegara Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.