BAB 1 PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM ASPAL MODUL J-08 ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR

A. Tujuan Percobaan Menentukan pembagian butir (gradasi) agregat dan modulus. kehalusan. Data distribusi butiran pada agregat serta modulus kehalusan

1. SNI Metoda Uji Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi LA. 2. ASTM C Resistance & Degradasi Small-Size Coarse Aggregate.

LABORATORIUM BETON PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA JL. KAPTEN MUKHTAR BASRI NO.

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Struktrur Dan Bahan Kontruksi

BAB IV METODE ANALISIS

Tujuan: mendapatkan campuran agregat halus dan kasar yang optimal, sehingga menghasilkan beton yang murah dan workable Syaratnya:

PENELITIAN LABORATORIUM KINERJA BETON BERSERAT KARET PASCA KEBAKARAN

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

METODE PENGUJIAN JUMLAH BAHAN DALAM AGREGAT YANG LOLOS SARINGAN NO. 200 (0,075 MM)

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA AYAKAN PASIR (ASTM C a)

Lampiran A Berat Jenis Pasir. Berat pasir kondisi SSD = B = 500 gram. Berat piknometer + Contoh + Air = C = 974 gram

METODE PENGUJIAN PARTIKEL RINGAN DALAM AGREGAT

BAB IV PEMERIKSAAN BAHAN LOLOS SARINGAN NO.200

PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

MODUL PRAKTIKUM MATERIAL KONSTRUKSI

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN AWAL ( VICAT TEST

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB IV METODE PENELITIAN

Berat Tertahan (gram)

BAB IV ANALISIS DATA LABORATORIUM DAN DATA HASIL PENGUJIAN

Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir)

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN Pemeriksaan J 10 UJI BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT ( PB ) ( AASHTO T ) ( ASTM D )

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran. Universitas Sumatera Utara

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT KASAR MENGGUNAKAN PECAHAN KERAMIK PADA BETON

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERSENTASE BATU PECAH TERHADAP HARGA SATUAN CAMPURAN BETON DAN WORKABILITAS (STUDI LABORATORIUM) ABSTRAK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan. pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

BAB III METODOLOGI 3.1 Umum 3.2 Tahapan Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BERAT ISI AGREGAT HALUS UNTUK MATERIAL BETON

METODE PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT HALUS

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

METODE PENGUJIAN SIFAT KEKEKALAN BENTUK AGREGAT TERHADAP LARUTAN NATRIUM SULFAT DAN MAGNESIUM SULFAT

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

: Pengujian Bahan Perekat Hidrolis. Materi : Uji Berat Jenis SSD dan Penyerapan Air Agregat Halus dan Kasar REFERENSI

1.2. Tujuan Penelitian 4

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH PERSENTASE BAHAN RETARDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PENGERASAN CAMPURAN BETON

BAB V HASIL PEMBAHASAN

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN MEMANFAATKAN BATU API DARI DAERAH MASOHI-MALUKU TENGAH SEBAGAI CAMPURAN BETON

METODE PENGUJIAN GUMPALAN LEMPUNG DAN BUTIR-BUTIR MUDAH PECAH DALAM AGREGAT

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun

BERAT ISI AGREGAT HALUS UNTUK MATERIAL BETON

BAB I PENDAHULUAN LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI

KAJIAN KARAKTERISTIK MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN TAILING DAN ADDITIVE SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

Pengujian Berat Jenis Tanah

PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

Transkripsi:

BAB 1 PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR 1.1 Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud Menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan. 1.1.2 Tujuan Memperoleh distribusi besaran atau jumlah persentase butiran baik agregat halus maupun kasar. 1.2 Ruang Lingkup Pengujian ini mencakup jumlah dan jenis-jenis agregat baik agregat halus maupun agregat kasar. Hasil pengujian analisis saringan agregat halus dan kasar dapat digunakan antara lain : 1) Penyelidikan quarry agregat; 2) Perencanaan campuran dan pengendalian beton. 1.3 Pengertian Analisis saringan agregat merupakan analisa yang bertujuan menentuan pembagian gradasi atau ukuran distribusi butir agregat dalam campuran beton. Analisis ini dilakukan terhadap agregat halus dan agregat kasar yang akan dipakai untuk campuran beton. Dalam melakukan prosedur ini, diperlukan beberapa ukuran saringan yang memenuhi standar tertentu. Tujuan memakai saringan dengan berbagai ukuran adalah untuk mengidentifikasi ukuran agregat yang dipakai untuk campuran beton. Untuk melakukan pengujian ini harus mengikuti standar yang telah ditentukan yakni mengikuti SNI mengenai analisis saringan agregat. Untuk mendapatkan hasil pencampuran beton dengan jumlah kemampatan yang tinggi maka diperlukan agregat dengan ukuran yang berbeda-beda oleh sebab itu harus dilakukan pengujian terhadap gradasi atau pengujian analisis saringan untuk menguraikan ukuran-ukuran agregat dalam saringan atau ayakan. Batasan ukuran butiran antara agregat halus dan agregat kasar menurut British Standart adalah 4.75 mm, dimana agregat halus dibagi menjadi 4 kelompok : 1

1) Gradasi I : Pasir kasar 2) Gradasi II : Pasir agak kasar 3) Gradasi III : Pasir halus 4) Gradasi IV : Pasir agak halus 1.4 Peralatan dan Bahan 1.4.1 Peralatan 1) Timbangan berkapasitas 20 kg dan berkapasitas 5 kg (digital) dengan ketelitian 0,1% dari berat sampel; 2) Satu set saringan; Tabel 1.1 Jenis saringan Ukuran Saringan Nomor Saringan (mm) 3.5" 88.9 3" 76.2 2.5'' 63.5 2'' 50.8 1.5'' 38.1 1'' 25.4 3/4'' 19.05 1/2'' 12.7 3/8'' 9.6 #4 4.75 #8 2.38 #16 1.2 #30 0.425 #50 0.3 #100 0.15 #200 0.075 Pan (Standar ASTM) - 1. Oven (110 ± 5º C); 2. Sieve shaker; 3. Sendok pasir. 1.4.2 Bahan Berat minimum benda uji tergantung pada ukuran maksimum agregat dengan ketentuan sebagai berikut: Tabel 1.2 Berat Benda Uji Minimum Agregat Halus Ukuran Maksimum Agregat Halus Berat Benda Uji No. Saringan Ukuran Saringan (mm) (gr) No. 4 4.75 500 No. 8 2.38 100 2

Tabel 1.3 Berat Benda Uji Minimum Agregat Kasar Ukuran Maksimum Agregat Kasar Berat Benda Uji No. Saringan Ukuran Saringan (mm) (kg) 3.5" 88.9 35 3" 76.2 30 2.5'' 63.5 25 2'' 50.8 20 1.5'' 38.1 15 1'' 25.4 10 3/4'' 19.05 5 1/2'' 12.7 2.5 3/8'' 9.6 1 1.5 Persiapan Praktikum 1) Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu (110 ± 5º C) selama ± 24 jam atau hingga mencapai berat tetap; 2) Berat benda uji dalam keadaan kering oven sesuai dengan tabel 1.2 (untuk agregat halus) dan tabel 1.3 (untuk agregat kasar) 1.6 Prosedur Praktikum 1) Benda uji diayak dengan susunan saringan paling besar ditempatkan di bagian paling atas selama 15 menit; Gambar 1.1 Alat Uji Saringan Agregat 2) Masing-masing ayakan dibersihkan, dimulai dari ayakan yang teratas dengan kuat; 3

Gambar 1.2 Pengayakan Agregat 3) Berat agregat yang tertahan di atas masing masing ayakan ditimbang. Gambar 1.3 Penimbangan Agregat Tertahan 1.7 Perhitungan 4

Persentase benda uji = A B x 100%....(1-1) Keterangan: A = Berat benda uji yang tertahan diatas saringan. B = Berat benda uji total. 1.8 Pengolahan Data Tabel 1.4 Data Agregat Kasar Ukuran Kumulatif Berat No Berat Saringan Tertahan Saringan Tertahan % Tertahan % Lolos (mm) Gram Gram 3.5" 88.9 0 0 0 100 3" 76.2 0 0 0 100 2.5'' 63.5 0 0 0 100 2'' 50.8 0 0 0 100 1.5'' 38.1 0 0 0 100 1'' 25.4 0 0 0 100 3/4'' 19.05 2920 2920 19.4667 80.5333 1/2'' 12.7 7934 10854 72.3600 27.6400 3/8'' 9.6 2916 13770 91.8000 8.2000 99.613333 #4 4.75 1172 14942 3 0.386667 #8 2.38 13 0 0 0 #16 1.2 4 0 0 0 #30 0.425 4 0 0 0 #50 0.3 3 0 0 0 #100 0.15 9 0 0 0 #200 0.075 9 0 0 0 Pan 8 0 0 0 Total 14992 Tabel 1.5 Data Agregat Halus No saringan Kumulatif Ukuran Berat Tertahan Berat Tertahan % Saringan % Lolo (mm) Gram Gram Tertahan s 1/2'' 12.7 0 0 0 100 3/8'' 9.6 0 0 0 100 #4 4.75 0 0 0 100 #8 2.38 34 34 6.8 93 #16 1.2 68 102 20 80 5

#30 0.425 120 222 44.4 56 #50 0.3 175 397 79.4 21 #100 0.15 82 479 95.8 4 #200 0.075 18 497 99.4 1 Pan 0 3 500 100 0 Total 500 1.9 Analisis Pengujian analisis saringan agregat halus dan kasar dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Kristen Krida Wacana pada tanggal 19 September 2015 dengan tujuan untuk memperoleh distribusi besaran atau jumlah persentase butiran baik agregat halus maupun kasar. Persiapan untuk melakukan pengujian ini adalah dengan menyiapkan agregat halus dan agregat kasar sebanyak 20 kg dan 5 kg untuk masing-masing agregat, dan juga saringan satu set dengan berbagai macam ukuran yang telah tersusun sesuai dengan urutan saringan yang telah ditentukan yakni saringan nomor 3.5 hingga saringan 200 agregat kasar dan saringan nomor ½ hingga saringan nomor 200 untuk agregat halus, disusun dari saringan dengan paling besar hingga saringan paling kecil secara berurutan. Lalu setelah semua alat dan bahan selesai dipersiapkan, dilakukan penyaringan untuk agregat kasar dengan menuangkan kedalan saringan yang sudah disusun sesuai prosedur, dan kemudian di saring dengan menggunakan shaker selama kurang lebih 20 menit. Prosedur yang sama dilakukan terhadap agregat halus yang telah dipersiapkan. Setelah selesai di saring maka dilakukan penimbangan agregat yang tertahan disetiap saringan Setelah dilakukan penimbangan terhadap agregat yang tertahan pada setiap saringan, maka data yang didapat diolah dengan menghitung presentase agregat yang tertahan pada saringan tertentu terhadap keseluruhan berat agregat total yang disaring. Dari hasil pengolahan data yang didapat, dapat dilihat bahwa untuk agregat kasar mampu lolos dari saringan nomor 3.5 hingga saringan nomor 1. Lalu tertahan disaringan nomor 3/4, 1/2, 3/8, dan #4. Untuk agregat halus, mampu lolos dari saringan nomor 1/2, 3/8, dan #4, lalu tertahan disaringan nomor #8, #16, #30, #50, #100, #200. Presentasi agregat kasar tertinggi yang tertahan ada pada saringan nomor 1/2, ukuran 12.7 mm, dengan berat 7934 gram, sedangkan untuk agregat halus ada pada saringan 6

nomor #50, ukuran 0.3 mm, dengan berat 175 gram. Untuk pengujian kali ini terjadi beberapa kesalahan yang dilakukan oleh para praktikan. 1.10 Kesimpulan Untuk pengujian saringan agregat halus dan kasar yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa untuk agregat halus yang telah diuji memiliki ukuran antara 2.38 mm hingga 0.075 mm, sedangkan untuk agregat kasar yang telah diuji memiliki ukuran antara 19.05 mm hingga 4.75 mm sesuai dengan standar yang telah ditentukan. 7