KUALITAS PAPAN KOMPOSIT BERLAPIS FINIR DARI SABUT KELAPA DAN PLASTIK POLIETILENA DAUR ULANG: VARIASI UKURAN PARTIKEL SABUT KELAPA

dokumen-dokumen yang mirip
KUALITAS PAPAN KOMPOSIT YANG TERBUAT DARI LIMBAH KAYU SENGON DAN KARTON DAUR ULANG

SIFAT FISIK DAN MEKANIK PAPAN KOMPOSIT DARI BATANG SINGKONG DAN LIMBAH PLASTIK BERDASARKAN PELAPISAN DAN KOMPOSISI BAHAN BAKU

KUALITAS PAPAN KOMPOSIT DARI SABUT KELAPA DAN LIMBAH PLASTIK BERLAPIS BAMBU DENGAN VARIASI KERAPATAN DAN LAMA PERENDAMAN

PEMANFAATAN SERAT SABUT KELAPA DAN PLASTIK DAUR ULANG UNTUK PAPAN KOMPOSIT BERLAPIS ANYAMAN BAMBU DINA SETYAWATI

Mahasiswa Pascasarjana Sekolah Pascasarjana IPB, Staf Pengajar Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, Pontianak. 2

SIFAT FISIS MEKANIS PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH KAYU GERGAJIAN BERDASARKAN UKURAN PARTIKEL

Universitas Sumatera Utara

17 J. Tek. Ind. Pert. Vol. 19(1), 16-20

KUALITAS PAPAN KOMPOSIT SERAT KULIT BATANG SAGU DAN PLASTIK POLIPROPILENA (PP) BERLAPIS FINIR DAN BAMBU

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Oktober Pembuatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KARAKTERISTIK FISIS DAN MEKANIS PAPAN PARTIKEL BAMBU BETUNG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KOMPOSISI FACE-CORE TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIS ORIENTED STRAND BOARD DARI BAMBU DAN ECENG GONDOK

PENGEMBANGAN PAPAN KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN DARI BAMBU, FINIR DAN LOG CORE KAYU KARET (Hevea brasiliensis (Willd.Ex A.Juss.) Mull. Arg.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara penghasil ubi kayu terbesar ketiga didunia

Lampiran 1. Perhitungan bahan baku papan partikel variasi pelapis bilik bambu pada kombinasi pasahan batang kelapa sawit dan kayu mahoni

PENGARUH RASIO SEMEN DAN PARTIKEL TERHADAP KUALITAS PAPAN SEMEN DARI LIMBAH PARTIKEL INDUSTRI PENSIL

VARIASI KADAR PEREKAT PHENOL FORMALDEHIDA TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN PARTIKEL KELAPA SAWIT DAN SERUTAN MERANTI

4 PENGARUH KADAR AIR PARTIKEL DAN KADAR PARAFIN TERHADAP KUALITAS PAPAN KOMPOSIT

Luthfi Hakim 1 dan Fauzi Febrianto 2. Abstract

KUALITAS FIBER PLASTIC COMPOSITE DARI KERTAS KARDUS DENGAN MATRIKS POLIETILENA (PE)

TINJAUAN PUSTAKA. perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar, plafon, dan

KARAKTERISTIK PAPAN SEMEN DARI LIMBAH KERTAS KARDUS DENGAN PENAMBAHAN KATALIS NATRIUM SILIKAT

KARAKTERISTIK PAPAN SEMEN DARI LIMBAH KERTAS KARDUS DENGAN PENAMBAHAN KATALIS KALSIUM KLORIDA

KUALITAS PAPAN SERAT BERKERAPATAN SEDANG DARI AKASIA DAN ISOSIANAT

PAPAN SEMEN-GYPSUM DARI CORE-KENAF (Hibiscus cannabinus L.) MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGERASAN AUTOCLAVE

PENGARUH PANJANG PARTIKEL TERHADAP KUALITAS ORIENTED PARTICLE BOARD DARI BAMBU TALI (Gigantochloa apus J.A & J.H. Schult.

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan Bahan Test Specification SNI

SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAPAN SEMEN DARI LIMBAH INDUSTRI PENSIL DENGAN BERBAGAI RASIO BAHAN BAKU DAN TARGET KERAPATAN

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK PAPAN COM-PLY DARI CAMPURAN KAYU SAWIT DAN KORAN BEKAS. Oleh/By :

PEMBUATAN PAPAN PARTIKEL BERBAHAN DASAR SABUT KELAPA (Cocos nucifera L.) SKRIPSI

SIFAT FISIS-MEKANIS PAPAN PARTIKEL DARI KOMBINASI LIMBAH SHAVING KULIT SAMAK DAN SERAT KELAPA SAWIT DENGAN PERLAKUAN TEKANAN BERBEDA

Fiber-Plastic Composite

Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Nangka sebagai Bahan Baku Alternatif dalam Pembuatan Papan Partikel untuk Mengurangi Penggunaan Kayu dari Hutan Alam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK PAPAN SEMEN DARI LIMBAH KARDUS DENGAN PENAMBAHAN KATALIS ALUMUNIUM SULFAT SKRIPSI

PENGARUH BESARAN KEMPA TERHADAP SIFAT PAPAN PARTIKEL SERUTAN KAYU. (The Effect of Pressing Rate on Wood Shaving Particleboard Properties)

PENGARUH KOMPOSISI PEREKAT UREA FORMALDEHIDA DAN BAHAN PENGISI STYROFOAM TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT SKRIPSI

KETAHANAN FIBER-PLASTIC

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 3 (2015), Hal ISSN :

SIFAT FISIK MEKANIK PAPAN PARTIKEL JERAMI PADI Mechanical and physical properties of particleboard rice straw

PENGARUH PERENDAMAN PANAS DAN DINGIN SABUT KELAPA TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL YANG DIHASILKANNYA SISKA AMELIA

KARAKTERISTIK KOMPOSIT TANPA PEREKAT (BINDERLESS COMPOSITE) DARI LIMBAH PENGOLAHAN KAYU

Karakteristik Papan Partikel dari Pelepah Salak Pondoh (Salacca sp) dengan Penambahan Asam Sitrat

III. METODOLOGI. 3.3 Pembuatan Contoh Uji

LIMBAH PLASTIK POLIPROPILENA BERBAGAI VARIASI RASIO DAN PENAMBAHAN MALEIC ANHYDRID

6 PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGEMPAAN TERHADAP KUALITAS PAPAN KOMPOSIT

BAB III METODE PENELITIAN

CANGKANG BUAH KARET DENGAN PEREKAT LIMBAH PLASTIK POLIPROPILENA SEBAGAI ALTERNATIF PAPAN PARTIKEL. Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN LIMBAH ROTAN DAN PENYULINGAN KULIT KAYU GEMOR (Alseodaphne spp)

PEMBUATAN PAPAN PARTIKEL MENGGUNAKAN PEREKAT POLIVINIL ACETAT (PVAc) DENGAN BAHAN PENGAWET BORAKS DAN IMPRALIT COPPER KHROM BORON (CKB)

VARIASI SUHU DAN WAKTU PENGEMPAAN TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT DENGAN PEREKAT PHENOL FORMALDEHIDA

III. BAHAN DAN METODE

PAPAN KOMPOSIT DARI LIMBAH INDUSTRI DENGAN PEREKAT CAMPURAN PLASTIK POLYPROPYLENE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 8 Histogram kerapatan papan.

(Penulis Korespondensi: 2 Dosen Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH SUHU PEREBUSAN PARTIKEL JERAMI (STRAW) TERHADAP SIFAT-SIFAT PAPAN PARTIKEL RINO FARDIANTO

OPTIMASI PEMBUATAN PAPAN KOMPOSIT BERBAHAN BAKU LIMBAH KAYU DAN BAMBU OPTIMIZING OF COMPOSITE BOARD PRODUCTION MADE FROM WOOD WASTE AND BAMBOO

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT IJUK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIK PAPAN SEMEN-GIPSUM

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Medan (Penulis Korespondensi : 2 Staf Pengajar Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

SIFAT FISIK DAN MEKANIK PAPAN PARTIKELDARI KAYU SENGON (PARASERIANTHES FALCATARIA. L) DAN SERBUK SABUT KELAPA (COCOS NUCIFERA.L)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia dari tahun seluas 8,91 juta

Ira Lestari Simbolon 1, Tito Sucipto 2, Rudi Hartono 2 1 Alumni Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Jl.

KUALITAS PAPAN SEMEN DARI LIMBAH INDUSTRI PENSIL DENGAN BERBAGAI KOMPOSISI BAHAN BAKU DAN KONSENTRASI CaCl 2

KUALITAS PAPAN PARTIKEL DARI KOMPOSISI PARTIKEL BATANG KELAPA SAWIT DAN MAHONI DENGAN BERBAGAI VARIASI KADAR PEREKAT PHENOL FORMALDEHIDA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Bahan

SIFAT FISIS DAN MEKANIS LAMINASI BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper BACKER EX. HEYNE) PADA BERBAGAI JUMLAH LAPISAN DAN POSISI PENGUJIAN

KUALITAS PAPAN PARTIKEL BEREMISI FORMALDEHIDA RENDAH DARI LIMBAH INTI KENAF (Hibiscus cannabinus L.) DESY NATALIA KOROH

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERENDAMAN SERUTAN KAYU DURIAN (Durio zibethinus) DALAM LARUTAN ASAM ASETAT DAN ACETIC ANHYDRIDE TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT PINANG (Areca catechu L. Fiber) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISIS BAHAN CAMPURAN SEMEN GIPSUM

PENGARUH KADAR PEREKAT TERHADAP SIFAT PAPAN PARTIKEL BAMBU ( Effect of resin portion on bamboo particleboard properties )

SIFAT SIFAT DASAR PAPAN COMPLY YANG MENGGUNAKAN PEREKAT POLIURETAN DAN MELAMINE FORMALDEHIDA TRY ANGGRAHINI KARANGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN PELEPAH KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU PAPAN PARTIKEL

KARAKTERISTIK PAPAN PARTIKEL DARI BATANG PANDAN MENGKUANG (Pandanus atrocarpus Griff) BERDASARKAN UKURAN PARTIKEL DAN KONSENTRASI UREAFORMALDEHIDA

Studi Awal Pembuatan Komposit Papan Serat Berbahan Dasar Ampas Sagu

Keywords: Laminated bamboo, wood layer, physical and mechanical properties.

Suherti, Farah Diba, Nurhaida Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jln Imam Bonjol Pontianak

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Pengaruh Jumlah Perekat Asam Sitrat terhadap Sifat Fisika Mekanika Papan Komposit dari Serat Kenaf (Hibiscus cannabinus L.)

PAPAN PARTIKEL TANPA PEREKAT DARI BAMBU ANDONG DAN KAYU SENGON MENGGUNAKAN PERLAKUAN OKSIDASI SUHASMAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Transkripsi:

5 KUALITAS PAPAN KOMPOSIT BERLAPIS FINIR DARI SABUT KELAPA DAN PLASTIK POLIETILENA DAUR ULANG: VARIASI UKURAN PARTIKEL SABUT KELAPA The Quality of Veneered Composite Board Made of Coir and Recycled Polyethylene: Variation of coir size particle Dina Setyawati, Yusuf Sudo Hadi, Muh. Yusram Massijaya, dan Naresworo Nugroho ABSTRACT Agricultural fibers are currently used as a substituted resource to wood-based products. One of agricultural fibers that has been developed and become a resource for panel products is coir (coconut fiber). The purpose of this study is to evaluate the quality of veneered composite board made of coir and recycled polyethylene (RPE). The target density of board samples was.7 g/cm 3. The board construction type is core type composite board (three layers). Veneers from Meranti (Shorea sp.) were used as face and back layers and coir was in the core layer. RPE composition was 5% based on coir particle and veneers oven dry weights. Recycled plastics were placed in three layers, 3% on the face and back layers, and 7% in the core layer. The coir sizes were under 1 cm, 1 cm, 5 cm, 1 cm, and 1 cm up (along coir size). The composite board samples were tested by JIS A 59 199. Each parameter was measured in three replications. The research results obtained are as follows : (1) Veneered composite boards made of coir and RPE fulfill the JIS A 59 standard in term of density, thickness swelling after 2 and 2 hours of water immersions, modulus of elasticity, modulus of rupture and internal bond, and (2) The coir size did not significantly affect the properties of composite board. Keywords: veneered composite board, coir size, recycled polyethylene PENDAHULUAN Kebutuhan kayu untuk bahan baku bangunan (konstruksi) maupun untuk perabot rumah tangga terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Di sisi lain luas dan potensi hutan yang terus menurun menyebabkan terjadinya defisit kebutuhan kayu yang jumlahnya diperkirakan mencapai 7 juta m 3 per tahun (Walhi, 2). Seiring timbulnya berbagai isu lingkungan serta tuntutan konsumen akan produk yang berkualitas, maka pemanfaatan bahan-bahan non kayu berbasis limbah, seperti sabut kelapa dan plastik daur ulang sebagai bahan baku papan komposit, dapat menjadi salah satu alternatif untuk mensubstitusi kebutuhan akan kayu sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Potensi sabut kelapa dan plastik daur ulang di Indonesia cukup besar. Sebagai negara dengan luas perkebunan kelapa terluas di dunia, diperkirakan jumlah sabut kelapa yang dihasilkan Indonesia mencapai 1 juta ton/ tahun (FAO,1999). Pada saat ini hanya sebagian kecil sabut kelapa yang dimanfaatkan, antara lain sebagai pengisi jok mobil, kasur maupun keset. Sebagian besar sabut kelapa tersebut dibuang dan menjadi limbah. Demikian halnya plastik, dengan semakin tingginya penggunaan plastik di Indonesia, jumlah limbah plastikpun semakin meningkat. Plastik sebagai limbah akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan karena bahan tersebut sangat sulit terdekomposisi sehingga akan terus menumpuk di permukaan bumi. Namun plastik dapat didaur ulang sehingga dimungkinkan penggunaannya menjadi produk lain yang lebih bermanfaat. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa plastik daur ulang dapat digunakan sebagai matriks maupun pengganti perekat dalam pembuatan papan komposit (Mulyadi, 21; Guo et al., 2; Setyawati dan Massijaya, 25; dan Febrianto et al., 2). Dari hasil penelitian Setyawati dan Massijaya (25) diketahui bahwa papan komposit dari sabut kelapa dan plastik polipropilena daur ulang memiliki stabilitas dimensi yang tinggi, namun keteguhan lenturnya masih rendah. Dengan demikian, kualitas papan komposit tersebut perlu ditingkatkan. Salah satu

Density (g/cm 3 ) cara untuk meningkatkan kualitas papan komposit adalah dengan penambahan bahan pelapis, misalnya finir, pada kedua permukaaan papan komposit (Massijaya, 21; Suhasman et al., 25 dan Nuryawan dan Massijaya, 25). Selain itu kualitas papan komposit juga dipengaruhi oleh jenis bahan baku, perekat, kondisi pengempaan, maupun ukuran partikel yang digunakan. Karena itu dalam penelitian ini papan komposit dari sabut kelapa dan plastik polietilena (PE) daur ulang dibuat menyerupai com-ply, dan diuji kualitasnya pada berbagai ukuran sabut kelapa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisis dan mekanis papan komposit berlapis finir dari sabut kelapa dan plastik polietilena daur ulang pada berbagai ukuran sabut kelapa, sehingga dapat ditentukan ukuran sabut kelapa yang paling optimum untuk pembuatan papan komposit. Di masa mendatang, penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif substitusi kayu yang berkualitas dan dalam rangka efisiensi penggunaan kayu dan pengendalian limbah plastik. BAHAN DAN METODE Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serat sabut kelapa, yaitu sabut kelapa yang telah dibersihkan dari gabusnya. Serat sabut kelapa tersebut kemudian dipotong-potong menjadi partikel dengan ukuran bervariasi : lebih pendek dari 1 cm, 1 cm, 5 cm, 1 cm, dan lebih panjang dari 1 cm (sepanjang sabut kelapa utuh). Partikel tersebut kemudian dikeringkan hingga mencapai kadar air 2 %. Sebagai bahan pelapis digunakan finir Meranti (Shorea sp.). Plastik PE daur ulang berbentuk pellet digunakan sebagai perekat dengan kadar 5% dari berat papan komposit. Partikel sabut kelapa dan pellet PE daur ulang dicampur secara manual di dalam bak plastik. Setelah itu dimasukkan ke dalam pencetak lembaran untuk membentuk lembaran contoh uji dengan ukuran 3 cm x 3 cm x 1 cm. Kerapatan sasaran papan komposit yang dibuat adalah,7 g/cm 3. Pada saat pembentukan lembaran, bahan pelapis ditempatkan pada permukaan atas dan bawah lembaran. Distribusi PE daur ulang dibagi atas tiga lapisan. Lapisan atas sebanyak 15 %, bagian tengah 7% dan bagian bawah 15% dari berat pellet. Pengempaan panas dilakukan pada suhu 1 C selama 2 menit dengan tekanan 25 kgf/cm 2. Untuk menyeragamkan kadar air lembaran papan komposit dan melepaskan tegangan sisa yang terdapat dalam lembaran sebagai akibat pengempaan panas, maka dilakukan pengkondisian selama 2 minggu. Kualitas papan komposit yang diuji meliputi sifat fisis dan mekanis, yaitu: kerapatan, kadar air, daya serap air, pengembangan tebal, modulus elastisitas (MOE), modulus patah (MOR), dan keteguhan rekat (IB). Pengujian dilakukan berdasarkan standar JIS A 59 (199). Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga kali ulangan. Sifat Fisis Kerapatan HASIL DAN PEMBAHASAN Kerapatan papan komposit merupakan salah satu sifat fisis yang sangat berpengaruh terhadap kualitas papan komposit. Karena itu kerapatan papan komposit diupayakan seseragam mungkin, sehingga perbedaan sifatsifat papan komposit yang dianalisis sedapat mungkin tidak disebabkan oleh perbedaan kerapatan. Nilai kerapatan papan komposit pada penelitian ini disajikan pada Gambar 1. 1.....2..7..7.71.71 JIS A 59 Figure 1. Composite Board Density at Different s

Water Absorption (%) Moisture Content (%) 7 1 12 1 2 5.19.1 3. 3.7 3.2 JIS A 59 Figure 2.. Moisture Content of the Composite Board at Different Hasil pengujian kerapatan papan komposit pada penelitian ini relatif seragam dengan kisaran antara,7 sampai,71 g/cm 3. JIS 59-199 menetapkan kerapatan papan komposit sebesar, sampai,9 g/cm 3. Dengan demikian nilai kerapatan papan komposit pada penelitian ini seluruhnya memenuhi standar tersebut. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa ukuran sabut kelapa tidak berpengaruh nyata terhadap kerapatan. Hal ini disebabkan karena kerapatan papan komposit terutama ditentukan oleh kerapatan bahan bakunya. Dalam penelitian ini jenis dan komposisi bahan baku yang digunakan sama, sehingga nilai kerapatan yang dihasilkan tidak jauh berbeda. Kadar Air Kadar air merupakan sifat papan komposit yang mencerminkan kandungan air papan komposit dalam keadaan kesetimbangan dengan lingkungan sekitarnya. Hasil pengujian kadar air papan komposit pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2. Nilai kadar air papan komposit berkisar antara 3,2% sampai 5,19%. Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa nilai kadar air cenderung menurun dengan makin panjangnya ukuran sabut kelapa. Hal ini disebabkan karena semakin kecil ukuran partikel sabut kelapa, maka luas permukaan partikel sabut kelapa menjadi semakin besar pada volume yang sama. Dengan demikian semakin banyak uap air yang dapat diserap dari lingkungannya. Akan tetapi, dari hasil sidik ragam diketahui bahwa ukuran sabut kelapa tidak berpengaruh terhadap kadar air papan komposit. Papan komposit pada penelitian ini mempunyai kadar air yang lebih rendah dari nilai yang dipersyaratkan JIS A 59 (199), yaitu 5 13%. Hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan penelitian Mulyadi (21) dan Setyawati dan Massijaya (25) yang membuat papan komposit dengan menggunakan plastik polipropilena (PP) daur ulang. Rendahnya kadar air pada papan komposit tersebut disebabkan plastik daur ulang yang digunakan sebagai perekat bersifat hidrofobik, sehingga papan komposit tidak mudah menyerap uap air dari lingkungan. Daya Serap Air Nilai rata-rata daya serap air papan komposit yang direndam selama 2 jam dan 2 jam disajikan pada Gambar 3. 2 1 12 12,33 13,2 1, 11,9 1,59 5,99,,,9,31 2 Hour 2 Hour Figure 3. Water Absorption of the Composite Board after 2 and 2 Hour Water Immersion at Different

Thickness Swelling (%) Daya serap air papan komposit pada penelitian ini bertambah seiring dengan pertambahan waktu perendaman papan. Nilai ratarata daya serap air papan komposit yang direndam selama 2 jam berkisar antara,31 sampai,%. Adapun daya serap air pada papan komposit yang direndam selama 2 jam berkisar antara 1,59% sampai 13,2%. Semakin lama waktu perendaman, semakin banyak air yang dapat diserap oleh papan komposit. Hal ini disebabkan terjadinya kerusakan ikatan rekat yang terbentuk selama proses pengempaan. Kerusakan ikatan rekat tersebut dapat terjadi akibat dari perlemahan ikatan karena pengaruh air maupun sebagai akibat dari pengembangan partikel sabut kelapa yang telah menyerap air. Namun bila dibandingkan dengan nilai daya serap air comply yang dibuat dengan perekat fenol formaldehida (1,22%) dan melamin formaldehida (3,7%) pada penelitian Nuryawan dan Massijaya (25), maka daya serap air papan komposit pada penelitian ini jauh lebih kecil. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, hal ini disebabkan oleh sifat plastik yang hidrofobik, sehingga walaupun air masih dapat masuk melalui pori-pori papan komposit, namun jumlahnya tidak terlalu besar. Walaupun terdapat variasi nilai daya serap air pada papan komposit yang dihasilkan, namun hasil sidik ragam menunjukkan bahwa ukuran sabut kelapa tidak berpengaruh nyata terhadap daya serap air papan komposit setelah direndam selama 2 jam dan 2 jam. Pengembangan Tebal Nilai rata-rata pengembangan tebal papan komposit setelah direndam selama 2 jam dan 2 jam dalam air pada suhu kamar disajikan pada Gambar. Pengembangan tebal papan komposit setelah direndam selama 2 jam bervariasi antara,31 % sampai,9%, dan setelah direndam selama 2 jam bervariasi antara,7% sampai 1,2%. Semua nilai pengembangan tebal papan komposit pada penelitian ini memenuhi standar JIS A 59 (199) yang mensyaratkan pengembangan tebal selama 2 jam maksimum 12%. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa ukuran sabut kelapa tidak berpengaruh nyata terhadap pengembangan tebal papan komposit yang direndam selama 2 jam dan 2 jam. Bila dibandingkan dengan papan komposit pada penelitian Setyawati dan Massijaya (25), yang menggunakan sabut kelapa berukuran 5 cm tanpa penambahan pelapis dengan nilai pengembangan tebal,7% (2 jam) dan,7% (2 jam), maka papan komposit pada penelitian ini memiliki pengembangan tebal yang lebih besar setelah direndam selama 2 jam. Hal ini disebabkan finir yang digunakan sebagai pelapis pada permukaan papan komposit lebih mudah menyerap air, sehingga berpengaruh terhadap pengembangan tebal papan. Namun dari Gambar 3 dan dapat dilihat bahwa pengembangan tebal papan komposit pada penelitian ini tidak berbanding lurus terhadap penyerapan airnya. Hal ini disebabkan pada papan komposit ini terdapatnya rongga-rongga kosong yang memungkinkan air masuk pada saat perendaman, tetapi partikel sabut kelapa tidak seluruhnya mengembang karena tertutup oleh plastik yang hidrofobik. 12 1 2 1.32.51.31.7.33.5.31.79.97.33 2 Hour 2 Hour JIS A 59 Figure. Thickness Swelling of the Composite Board after 2 and 2 Hour Water Immersion at Different s

MOE (1 kg/cm 2 ) 9 7.. 5.. 3. 2. 1.. 5.5 5.5.7.79 5.15 Figure 5. MOE of the Composite Board at Different s Sifat pengembangan tebal merupakan salah satu sifat fisis yang menunjukkan stabilitas dimensi papan komposit. Bila pengembangan tebal rendah, berarti stabilitas dimensinya tinggi. Tingginya stabilitas dimensi papan komposit yang dibuat dengan perekat plastik disebabkan sifat plastik yang hidrofobik. Dengan demikian papan komposit yang dihasilkan cenderung memiliki sifat hidrofobik juga, sehingga lebih tahan terhadap air. Sifat Mekanis Modulus Lentur (Modulus of Elasticity (MOE)) Modulus elastisitas papan komposit yang dihasilkan berkisar antara,79 x 1 kg/cm 2 hingga,7 x 1 kg/cm 2. Nilai rata-rata modulus elastisitas papan komposit disajikan pada Gambar 5. Nilai modulus elastisitas papan komposit cenderung meningkat sampai ukuran sabut kelapa 1 cm, namun setelah itu nilainya menurun. Pada umumnya semakin panjang atau besar ukuran partikel yang digunakan, keteguhan lentur papan komposit juga akan semakin tinggi. Hal ini disebabkan luas bidang rekat partikel menjadi lebih kecil sehingga perekat dapat bekerja secara optimal. Selain itu partikel sabut kelapa yang lebih panjang memilkii slenderness ratio yang cukup besar, sehingga kemungkinan terjadi ikatan yang saling menjalin antara partikel-partikel sabut kelapa tersebut. Dengan demikian kontak antar partikel juga lebih rapat, sehingga kekuatan papan komposit juga lebih tinggi. Pada penelitian ini menurunnya modulus elastisitas papan komposit yang dibuat dengan menggunakan sabut kelapa utuh (panjang 15 sampa1 2 cm) kemungkinan disebabkan oleh penyebaran plastik PE daur ulang yang kurang sempurna. Hal ini disebabkan sabut kelapa dengan ukuran yang terlalu panjang memilki bulk density yang lebih besar, sementara perekat yang digunakan berupa pelet, sehingga dengan proses pembuatan secara manual kondisi pencampuran yang sempurna lebih sukar dilakukan. Ini berbeda apabila perekat yang digunakan berbentuk cairan, karena perekat dapat lebih mudah diaplikasikan. Salah satu alternatif yang dapat ditempuh untuk mengatasi hal ini adalah dengan menggunakan plastik daur ulang berbentuk serbuk, sehingga plastik dapat tercampur lebih merata. Walaupun nilai modulus elastisitas papan komposit yang dihasilkan bervariasi pada berbagai ukuran sabut kelapa, namun hasil sidik ragam menunjukkan bahwa ukuran partikel sabut kelapa tidak berpengaruh nyata terhadap modulus elastisitas. Berdasarkan standar JIS A 59, nilai MOE papan berlapis finir pada sejajar arah panjang papan minimal adalah,59 x 1 kgf/cm 2, dengan demikian pada penelitian ini semua papan komposit yang dihasilkan dapat memenuhi standar tersebut. Bila dibandingkan dengan papan komposit dari sabut kelapa dan plastik daur ulang tanpa penambahan finir yang diperoleh pada penelitian Setyawati dan Massijaya (25), maka peningkatan modulus lentur papan komposit pada penelitian ini mencapai 5,3 kali. Selain itu dengan adanya bahan pelapis penampilan papan komposit yang dihasilkan juga menjadi lebih menarik. Keteguhan Patah (Modulus of Rupture (MOR)) Nilai rata-rata keteguhan patah papan komposit berkisar antara 22 kg/cm 2 hingga 93 kg/cm 2, disajikan pada Gambar. Modulus patah papan komposit cenderung makin tinggi dengan makin panjangnya ukuran sabut kelapa, sebagaimana yang terjadi pada modulus elastisitas. Namun, dari hasil sidik ragam diketahui bahwa ukuran sabut kelapa tidak

Internal Bond (kg/cm 2 ) MOR (kg/cm 2 ) 1 5 3 2 1 5 79 72 93 22 JIS A 59 Figure. MOR of the Composite Board at Different s berpengaruh nyata terhadap keteguhan patah papan komposit. Berdasarkan standar JIS A 59, nilai MOR pada searah panjang papan untuk tipe papan berlapis finir minimal 3 kgf/cm 2, dengan demikian semua nilai modulus patah papan komposit pada penelitian ini telah memenuhi standar tersebut. Keteguhan Tarik Tegak Lurus Permukaan (Internal Bond) Nilai rata-rata keteguhan tarik tegak lurus permukaan papan komposit berkisar antara,71 kg/cm 2 hingga 7,77 kg/cm 2 disajikan pada Gambar 7. Keteguhan tarik tegak lurus permukaan papan komposit cenderung meningkat dengan makin panjangnya ukuran sabut kelapa, sampai batas 1 cm. Pola tersebut sama seperti yang terjadi pada modulus elastisitas dan keteguhan patah. Namun, dari hasil sidik ragam diketahui bahwa ukuran sabut kelapa tidak berpengaruh nyata terhadap keteguhan rekat papan komposit. Berdasarkan standar JIS A 59, nilai keteguhan rekat pada searah panjang papan untuk tipe papan berlapis finir minimal 3,1 kg/cm 2, dengan demikian semua nilai keteguhan tarik tegak lurus permukaan papan komposit pada penelitian ini telah memenuhi standar tersebut. KESIMPULAN Papan komposit berlapis finir dari sabut kelapa dan plastik polietilena daur ulang pada penelitian ini belum memenuhi semua kriteria yang ditetapkan dalam standar JIS A 59 (199). Akan tetapi sifat fisis papan komposit seperti kerapatan dan pengembangan tebal, serta sifat mekanis yang meliputi modulus elastisitas, keteguhan patah, dan kekuatan tarik tegak lurus permukaan telah memenuhi standar tersebut. Secara umum perbedaan ukuran partikel sabut kelapa pada penelitian ini tidak berpengaruh nyata terhadap kualitas papan komposit. Dengan demikian dalam pembuatan papan komposit selanjutnya, penggunaan ukuran sabut kelapa lebih difokuskan pada segi efisiensi dan kemudahan dalam pengerjaannya. Berdasarkan hal tersebut serta sifat-sifat papan komposit yang dihasilkan pada penelitian ini, maka penggunaan sabut kelapa dengan panjang 5 cm adalah yang paling optimum. 1 2. 7.5 7.77.71 5.1 JIS A 59 Figure 7. Internal Bonding of the Composite Board at Different s

11 DAFTAR PUSTAKA FAO. 1999. Improvement in Drying, Softening, Bleaching, Dyeing Coir Fibre/Yarn and in Printing Coir Floor Coverings. www.fao.org/documents/show_cdr.asp?url_file =/DOCREP/5/Y312E/y312e3.htm ( Maret 2) Febrianto F., D Setyawati, M Karina, E S Bakar, and Y S Hadi. 2. Influence of wood flour and modifier content on the physical and mechanical properties of woodflour-recyle polypropylene composites. Journal of Biological Sciences (2): 337-33 Guo W., T Okammoto, M Takatani, W Zheng. 2. Evironmental friendly wood/polylactic acid composites. In : Proceeding of The 7 th Pacific Rim Bio-Based Composites Symposium Vol.II. Nanjing October 31 November 2 2. p 2-257 [JSA] Japanese Standards Association. 199. Particleboards. Japenese Industrial Standar (JIS) 59-199. Japan. Mulyadi. 21. Sifat-sifat Papan Partikel dari Limbah Kayu dan Plastik. [Skripsi] Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fak. Kehutanan IPB. Massijaya. 21. Pengembangan Papan Komposit Dari Limbah Kayu dan Plastik. Bogor : Laporan Penelitian Hibah Bersaing VII Perguruan Tinggi, Fakultas Kehutanan IPB. Nuryawan, A. and M Y Massijaya. 25. Development of Exterior Composite Plywood (Com-ply) Product Made of Meranti Veneer and Ekaliptus (Eucalyptus deglupta Blume) Thinning Volume. Peronema Forestry Science Journal 1 (2): 5-5 Setyawati, D. dan M Y Massijaya. 25. Pengembangan Papan Komposit Berkualitas Tinggi dari Sabut Kelapa dan Plastik Polipropilena Daur Ulang (I) : Suhu dan Waktu Kempa Panas. Makalah dipresentasikan pada seminar MAPEKI VIII, Tenggarong 3 5 September 25 Suhasman, M. Y. Massijaya, Y.S. Hadi. 25. The effect of face and back layer types on composite board quality. Proceedings of the th International Wood Science Symposium LIPI-JSPS Core University Program in the Field of Wood Science. Bali August 29-31, 25. Pp. 21-27. Walhi. 2. Hutan Hancur, Moratorium Manjur. http://www.walhi.or.id (1 Desember 25) Diterima : 15 Mei 2 Dina Setyawati Mahasiswa Program Doktor, PS Ilmu Pengetahuan Kehutanan Sekolah Pasca Sarjana IPB (Staf Pengajar Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, Pontianak) Yusuf Sudo Hadi dan Muh. Yusram Massijaya Lab. Bio Komposit, Departemen Hasil HUtan Fakultas Kehutanan IPB, Kampus Darmaga Bogor Naresworo Nugroho Lab. Keteknikan Kayu, Departemen Hasil HUtan Fakultas Kehutanan IPB, Kampus Darmaga Bogor