BAB I PENDAHULUAN. makmur dibutuhkan pengaturan lebih lanjut bagi proses perencanaan

dokumen-dokumen yang mirip
KINERJA LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN DALAM PENGGUNAAN DANA HIBAH. ( Studi Penelitian Penggunaan Dana Hibah Di Kelurahan Gadang

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

METODE KAJIAN. Tabel 1. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kajian Pengembangan Masyarakat di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terhadap kekuatan kekuatan penekan di segala bidang dan sektor kehidupan.

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PERAN PEMERINTAH DESA TERHADAP PENINGKATAN INSFRATRUKTUR DESA DI DESA SUNGAI GEDANG KECAMATAN SINGKUT KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN 2016.

BAB III METODE PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KOTA PALOPO NOMOR : 04 TAHUN 2006 T E N T A N G

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengkaji kondisi ril objek penelitian berdasarkan data-data otentik yang

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Format baru penyelenggaraan pemerintahan telah digulirkan pada tanggal

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2008

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

KEPPRES 49/2001, PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DESA ATAU SEBUTAN LAIN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup masyarakat yang dilaksanakan secara berencana dan. menyeluruh yang meliputi semua segi kehidupan.

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 2005 T E N T A N G LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

31 kegiatan yang menyebabkan kerusakan di hulu DAS dan juga melihat bagaimana pemangku kepentingan tersebut melakukan upaya penyelamatan hulu DAS Cita

BAB III METODE PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi pelaksanaan pada Tahun yang menggunakan pendekatan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan tergolong sebagai penelitian lapangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA HIBAH, BELANJA BANTUAN SOSIAL DAN BELANJA TIDAK TERDUGA

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memaparkan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerataan pembangunan di masyarakat, pemerintah telah menetapkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dicapai dalam penelitian ini adalah penulis dapat mengetahui gambaran secara

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2001 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DESA ATAU SEBUTAN LAIN

PERAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DALAM PENGELOLAAN DANA HIBAH

BAB 3 METODE PENELITIAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. situasi kondisi yang tengah berlangsung sekarang ini, tujuannya mencoba

PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014)

METODE PENELITIAN. penegasan identitas diri di kalangan siswa SMA dilakukan di Daerah Istimewa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian kualitatif adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data; (D) Instrumen Penelitian; (E) Data dan Sumber Data; (F) Teknik Analisis Data;

Tugas Pokok LPMD Tugas pokok Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) adalah sebagai mitra kerja Pemerintah Desa dalam:

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif.

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG KELURAHAN

TATA KELOLA PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DESA MENURUT PP NO 72 TAHUN 2005 (STUDI KASUS DI DESA TARUBASAN KECAMATAN KARANGANOM KABUPATEN KLATEN)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA PALU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALU,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini tergolong ke dalam penelitian deskriptif. Pengertian

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

BAB III METODE PENELITIAN

konstruktifis (seperti makna jamak) dari pengalaman individual, makna

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data dan informasi yang objektif dibutuhkan data-data dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jalan Padang Kandang-Limpato Kelurahan Padang Bintungan Kecamatan Nan

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 1 Untuk mendapatkan data dan. menggunakan metode penelitian hukum sebagai berikut:

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya terarah dan terpadu serta berkesinambungan untuk meningkatkan pencapaian masyarakat adil dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tertuang dalam Undang- Undang Dasar 1945. Maka untuk mewujudkan pembangunan yang adil dan makmur dibutuhkan pengaturan lebih lanjut bagi proses perencanaan pembangunan, untuk itu disusunlah Undang-Undang yang mengatur sistem perencanaan pembangunan, Undang-Undang tersebut kemudian dikenal sebagai Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 ditetapkan bahwa sistem perencanaan pembangunan adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara pemerintahan baik pusat maupun daerah dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Secara politis partisipasi masyarakat dalam pembangunan juga dapat memperkuat proses demokratisasi, karena dengan partisipasi masyarakat berarti memberi kesempatan yang nyata kepada mereka untuk mempengaruhi perubahan keputusan tentang masalah kehidupan yang mereka hadapi sehari-hari dan mempersempit jurang pemisah antara pemerintah dan rakyat. 1

Partisipasi juga memperluas pendidikan politik bagi masyarakat sebagai landasan bagi pendidikan demokrasi, sehingga masyarakat menjadi terlatih dalam menangani masalah-masalah publik dan masyarakat lebih peka dan sensitif dalam menyusun prioritas-prioritas kebutuhan dan kepentingan yang berbeda. Dengan adanya partisipasi masyarakat dalam menangani urusan-urusan publik akan memperkuat solidaritas komunitas masyarakat. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 proses perencanaan pembangunan mencakup pendekatan politik, dimana pendekatan politik memandang bahwa pemilihan kepala daerah adalah proses penyusunan rencana pembangunan yang akan dilaksanakan, dan karena rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan masing-masing calon kepala daerah 1. Kompleksnya pembangunan kelurahan menuntut keunggulan dari pemerintah untuk selalu dan memberikan hasil yang bermanfaat bagi masyarakat di kelurahan. Dalam usaha ini, pemerintah telah mengeluar kebijakan-kebijakan berupa belanja langsung kepada masyarakat dalam bidang kesehatan, pendidikan, olahraga serta pemberdayaan masyarakat dan ekonomi, yang merupakan pedoman pemerintah dalam melaksanakan tugas pembangunan. Maka pada periode 2009 2014 komitmen Walikota Malang dalam mensejahterahkan masyarakat Malang telah diwujudkan dengan menyalurkan dana hibah (block grant) melalui Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) sebesar Rp. 500 juta untuk masing-masing kelurahan. 1 Rudianto, 2011,Telaah Kritis Perencanaan Pembangunan Nasional dan Regional Berwawasan Pesisir dan Kelautan.Malang:Cakrawala Media Pulisher 2

Pada tahun 2009 2011 dana tersebut 100% telah disalurkan dengan total nilai mencapai Rp. 28,5 Milyar. Sebagai konsekwensinya dengan berpedoman pada Peraturan Walikota Malang Nomor 13 Tahun 2009 tentang Pedoman Penggunaan Dana Hibah kepada Masyarakat Kelurahan melalui Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) dan pada Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) antara Pemerintah Kota Malang dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) pada pasal 5 ayat 2 menyatakan bahwa pihak kedua Lembaga Pemberdayaan Masyakat Kelurahan (LPMK) wajib membuat laporan realisasi penggunaan dana hibah paling lambat 1 (satu) bulan setelah pencairan, maka laporan penggunaan dana (SPJ) dana hibah tahap 2 (dua) atau secara keseluruhan harus sudah disampaikan paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah dana dicairkan ke rekening Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) 2. Dana hibah APBD bagi kelurahan di Kota Malang semula hanya Rp. 50 juta, kemudian bertambah menjadi Rp. 75 juta dan Rp. 100 juta pada tahun 2009. Pada tahun 2010 2011 naik drastis menjadi Rp. 500 juta per kelurahan, bahkan 2011 seharusnya sudah naik menjadi Rp. 750 juta, namun karena kinerja LPMK belum maksimal, maka penambahan dananya diurungkan 3. Selama ini setiap 57 kelurahan di Kota Malang menerima dana hibah Rp. 500 juta. Dana itu diberikan dalam dua tahap, setiap tahap dikucurkan Rp. 250 juta. Hingga bulan Agustus 2010 baru 40 dari 57 kelurahan atau sekitar 70 persen di Kota Malang yang sudah mencairkan dana hibah. 2 Peraturan walikota malang nomor 13 tahun 2009 tentang pedoman penggunaan dana hibah kepada masyarakat kelurahan melalui LPMK dan pada naskah perjanjian hibah daerah (NPHD) antara pemkot malang dengan LPMK 3 http://www.antarajatim.com/lihat/berita/74282/konsep-dana-hibah-kota-malang-diubahproposional 3

Dana hibah sangat bermanfaat bagi masyarakat apabila penggunaannya disesuaikan kebutuhan kelurahan. Tujuan diberikan dana hibah untuk menjadikan masyarakat mandiri dalam pembangunan di setiap rukun warga. Karena pembangunan ditentukan sendiri, dilaksanakan sendiri dan dibiayai sendiri 4. Untuk mencairkan dana hibah tahun 2012, kinerja Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) yang ada di 57 kelurahan di Kota Malang akan menjadi bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kota Malang. Dana hibah yang diterima masing-masing Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) nantinya tidak lagi sama Rp 500 Juta, tergantung kinerja masing-masing Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK). Yang memiliki kinerja baik bisa mendapatkan dana hibah yang lebih besar dari sebelumnya yaitu pada tahun 2010. Kenaikan dana hibah yang diterimanya bisa naik hingga 100% atau mencapai Rp. 1 milyar. Besaran dana hibah ini akan menggunakan sistem proporsional. Dengan menggunakan sistem proporsional yang diterapkan BKBPM akan memilki rasa keadilan antar Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK), sehingga nantinya akan terlihat Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) yang berprestasi dan yang tidak 5. Walikota Malang, Drs.Peni Suparto M.AP., menyatakan kekecewaannya terhadap kinerja Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) sebagai lembaga yang diberi tanggung jawab mengelola dana hibah APBD daerah. Dana hibah kelurahan dari APBD Kota Malang dari tahun ke tahun akan ditingkatkan sesuai kebutuhan, dengan catatan pertanggungjawaban dan penyerapannya sesuai 4 http://nasional.kompas.com/read/2010/09/02/1650341/ 5 http://mediacenter.malangkota.go.id/?p=4115 4

dengan target waktu yang ditentukan. Namun, fakta di lapangan ternyata masih ada beberapa Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) yang belum mampu memenuhi persyaratan tersebut, karena masih adanya Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) yang belum mampu menyerap anggaran 100% 6. Berdasarkan uraian di atas, pada dasarnya persepsi tentang kinerja Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) merupakan masalah penting yang perlu dilihat lebih lanjut dalam rangka mewujudkan kinerja Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) yang lebih baik. Oleh karena itu maka peneliti mengambil judul tentang Kinerja Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) dalam Penggunaan Dana Hibah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) dalam Penggunaan dana hibah di Kelurahan Gadang? 2. Faktor-faktor apa saja yang dapat mendukung dan menghambat Kinerja Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Keluruhan (LPMK) di Kelurahan Gadang? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 6 http://www.harianbhirawa.co.id/arsip/26039-walikota-malang-kecewa-kinerja-lpmk 5

1. Untuk mengetahui sejauh kinerja Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) di Kelurahan Gadang. 2. Untuk mengidentifikasi faktor yang mendukung dan menghambat kinerja Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) di Kelurahan Gadang. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu: 1. Untuk memenui dan melengkapi tugas akhir sebagai prasyarat untuk memperoleh gelar sarjanah dalam bidang Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Dapat memberikan masukan berupa pemikiran sebagai usaha dalam pemecahan masalah bagi instansi terkait dalam merealisasikan perbaikan kinerja. 3. Dapat memperoleh tambahan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan yang relevan untuk meningkatkan kompetensi dan kecerdasan intelektual E. Definisi Konseptual Definisi konseptual menguraikan tentang beberapa istilah atau konsep yang terkait pada penelitian yang dilakukan. Adapun konsep-konsep yang dibuat dalam penelitian ini agar tetap terfokus sesuai dengan tujuan yang dicapai oleh peneliti, demikian pula agar ada batasan-batasan dan tidak keluar dari konteksnya, secara konseptual sebagai berikut: 6

1) Kinerja Kinerja mengacu pada sesuatu yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan, dalam hal ini meliputi hasil kerja tersebut. Kinerja merupakan suatu konstruk yang bersifat multidimensional, pengukurannya juga bervariasi tergantung pada kompleksitas faktor-faktor pembentuk kinerja. Kinerja juga didefinisikan sebagai hasil kerja itu sendiri karena hasil kerja memberikan keterkaitan yang kuat terhadap tujuan-tujuan strategi organisasi, kepuasan pelanggan, dan kontribusi ekonomi 7. 2) LPMK Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) adalah lembaga masyarakat yang tumbuh dari oleh dan untuk rakyat, serta merupakan wahana partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang memadukan pelaksanaan berbagai kegiatan pemerintah dan prakarsa serta swadaya gotong royong masyarakat dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan, dan juga sebagai wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra pemerintah kelurahan dalam menampung dan mewujudkan aspirasi 8. 3) Program Hibah Hibah adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Negara dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah atau kepada pihak lain tanpa memperoleh penggantian. Hibah Barang Milik Negara dilakukan untuk kepentingan sosial, keagamaan kemanusiaan, penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 9. 7 Mahmudi. 2010. Manejemen kinerja sector publik, Sekolah tinggi ilmu managemen YKPN.Yogyakarta 8 Perda Kota Malang Nomor 18 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan di Kota Malang 9 Lampiran IX Peraturan Menteri Keuangan Tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, Dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara 7

Sedangkan yang dimaksud dengan program dana hibah melalui Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) adalah program untuk pembangunan partisipatif di kelurahan, yang seluruhnya dilakukan dan direncanakan oleh masyarakat kelurahan untuk membangun kelurahan baik fisik maupun non fisik. F. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan untuk mengindentifikasi variabel penelitian ke dalam bentuk yang bersifat operasional yang menyangkut tentang dimensi-dimensinya, populasi keseluruhan dari objek penelitian ataupun dengan cara menetapkan kegiatan-kegiatan yang perlu untuk mengatur konstruk, konsep atau variabel tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Sanafiah Faisal definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel itu diukur. Jadi, definisi operasional maksudnya untuk mengukur dan membatasi data penelitian yang sesuai dengan ruang lingkup dan batasan pembahasan 10. Untuk menilai variabel dapat dilihat melalui indikasi dengan indikator yang ada atau terjadi. a. Kinerja Lembaga Pemberdayaan Masyarakat kelurahan (LPMK) dalam penggunaan dana hibah di Kelurahan Gadang dalam pembangunan fisik dan non fisik, sebagai berikut: Dana hibah Pelaporan penggunaan dana hibah Evaluasi penggunaan dana hibah 10 Faisal Sanafiah.2001. dasar dan teknik penelitian keilmuan social, penerbit rajawali, jakarta 8

b. Faktor-faktor pendukung dan penghambat Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) dalam penggunaan dana hibah: Sumber daya manusia Sarana dan prasarana Partisipasi masyarakat G. Metode Penelitian Dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata methodos, secara sederhana adalah suatu cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Mengapa di dalam ilmu sosial, keberadaan metode mutlak diperlukan? Fakta-fakta sosial tidak siap pakai begitu saja, tetapi perlu diungkapkan kebenarannya ke dalam suatu kerangka acuan spesifik, harus diukur dengan tepat dan harus diamati pula pada suatu fakta yang dapat dihubungkan dengan faktafakta lain yang relevan 11. Penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode penelitian merupakan teknik yang digunakan sebagian besar peneliti dalam menganalisa fakta (mencari kebenaran) sebelum dapat dituangkan ke dalam bentuk data yang relevan. 1. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, dengan alasan agar dapat menggali informasi yang mendalam mengenai objek yang diteliti. Metode deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti berdasarkan faktafakta, sehingga tujuan dari metode deskripsi adalah untuk menggambarkan 11 Sutinah.2005. metode penelitian social. Kencana. Hak penerbit prenada media group. Hal pengantar editor 9

tentang suatu masyarakat atau kelompok tertentu atau gambaran tentang gejala sosial 12. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskripsi dengan alasan bahwa dalam penelitian ini berupaya menggali data, yaitu data berupa pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli. Kemudian responden dan peneliti memberikan penafsiran, sehingga dapat memunculkan suatu temuan atau mengembangkan temuan dan memberikan informasi serta gambaran kinerja Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) dalam penggunaan dana hibah di kelurahan Gadang. 2. Sumber Data a. Sumber data primer Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama, baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan peneliti. Peneliti melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait, antara lain: 1) Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) di Kelurahan Gadang. 2) Lurah Kelurahan Gadang. b. Sumber Data Sekunder Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau dari pihak lain. Dalam penelitian ini, selain dari data primer yang telah diolah, data 12 Soehartono, Irawan.2002. metode penelitian social. Bandung: hal:35 10

sekunder juga diperoleh melalui studi literatur yang mempunyai hubungan dengan pokok bahasan 13. 3. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian 14. Karena sebagai subyek yang mampu memberikan informasi yang seluas-luasnya, maka dalam penelitian ini penyusun hati-hati dalam menentukan informan, agar mendapatkan informasi yang valid dan lengkap. Penelitian ini menggunakan intensity sampling karena para informan tersebut dipandang dapat memberikan pengalaman yang seluas-luasnya terutama berhubungan dengan hasil pembangunan di kelurahan 15. Oleh karenanya, informan penelitian yang dipilih 7 orang diantaranya adalah: 1) Ketua LPMK (1 orang). 2) Lurah (1 orang). 3) Ketua RW (1 orang). 4) Ketua RT (1 orang). 5) Tokoh masyarakat (1 orang). 6) Masyarakat (2 orang). 4. Teknik Pengumpulan Data a) Observasi Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara melihat dari dekat obyek penelitian. Metode ini 13 Husaein, umar.2007. Metodolgi Penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis.pt.rajawali Persada. 14 Lexey, Moleong. 2001 Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Sosdakaria. Hal:90 15 Ibid:92 11

dimaksudkan untuk mengamati tingkah laku yang aktual, dengan menggunakan penginderaan secara langsung, yang bertujuan untuk memperoleh gambaran penjelasan keadaan daerah, lingkungan masyarakat, struktur organisasi masyarakat, sarana dan prasarana yang dimiliki khususnya di lokasi penelitian. b) Interview Interview merupakan teknik pengumpulan data melalui tanya jawab atau wawancara secara langsung dengan narasumber untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat oleh peneliti. Selain interview, teknik wawancara juga merupakan hasil pencarian fakta dari pengamatan peneliti yang dituangkan ke dalam bentuk soal wawancara pada responden. c) Dokumentasi Dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui pencatatan terhadap dokumen yang ada di lapangan, hal ini berfungsi sebagai data pelengkap dan pendukung kedua teknik di atas. Data tersebut masih berhubungan dengan masalah yang diteliti, seperti arsip, catatan-catatan, buku laporan, dan sebagainya. 5. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian untuk memperoleh informasi dan data sesuai dengan judul Kinerja Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) dalam Penggunaan Dana Hibah di Kelurahan Gadang, maka peneliti melakukan penelitian di Kelurahan Gadang. 12

6. Teknik Analisis Data Teknik analisa data merupakan bagian yang sangat penting dalam penulisan metode ilmiah karena dengan analisa data dapat diberikan arti tentang makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Untuk penelitian ini penulis menggunakan teknik analisa data kualitatif. Menurut Miles dan Huberman 1992 16, analisa data kualitatif terdiri dari: a. Pengumpulan Data Peneliti mencari dan mengumpulkan semua data yang ada di lapangan mengenai atau yang sesuai dengan kinerja Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) dalam penggunaan dana hibah. b. Reduksi Data Proses penyajian, kompilasi data setelah direduksi ke dalam bentuk simbol yang dapat menggambarkan keseluruhan data utamanya hasil penelitian terkait kinerja Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) dalam penggunaan dana hibah. Yang dimaksud dalam hal ini yaitu penyederhanaan data yang kompleks ke dalam narasi pendek sesuai kriteria dan klasifikasi data berdasarkan rumusan masalah sehingga mudah untuk dipahami. c. Display Data Display data merupakan penyerderhanaan data yang kompleks ke dalam narasi yang pendek sesuai dengan kriteria dan klasifikasi data berdasarkan rumusan masalah, sehingga cepat dipahami maknanya tanpa 16 Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung Alfabeta. 2005 hal. 91 13

harus membuka seluruh data yang ada di lapangan. Melalui display data maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga akan mudah dipahami. d. Penarikan Kesimpulan Merupakan upaya menafsirkan data menggunakan metode tertentu untuk menggambarkan secara mendalam mengenai masalah yang diteliti. Sehingga data yang dihasilkan merupakan jawaban permasalahan. 14