EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DAN RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI BANGUN DATAR SISWA SMP Eti Nuryanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: nur_yanti31@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prestasi mana yang lebih tinggi antara kelas yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran problem posing dan dengan model pembelajaran reciprocal teaching. Berdasarkan uji beda dua rerata (uji pihak kanan) dengan n 1 = 27, n 2 = 35, taraf signifikansi 5% dan DK = 60, diperoleh t hitung = 1,835 > t tabel = 1,671, maka disimpulan sebagai berikut: model pembelajaran problem posing memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada model pembelajaran reciprocal teaching. Kata kunci: Problem Posing, Reciprocal Teaching, prestasi belajar PENDAHULUAN Fungsi pendidikan nasional seperti dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam proses pembelajaran sesuai dengan sistem KTSP, guru bukanlah lagi sebagai pendonor melainkan hanya sebagai fasilitator, dan menuntut siswa untuk lebih aktif dan kreatif karena siswa bukanlah obyek pembelajaran melainkan subyek pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru harus dapat menerapkan model yang tepat sehingga apa yang diharapkan dari hasil pembelajaran terwujud sesuai dengan tujuan pembelajaran. Namun pada kenyataannya masih banyak guru yang masih menggunakan pendekatan yang tradisional yakni seorang guru secara aktif mengajar kemudian memberikan contoh dan latihan, di sisi lain siswa hanya mendengarkan, 233
mencatat dan mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru. Kegiatan pembelajaran seperti ini sering menjadikan siswa enggan dan bosan dalam menerima materi pembelajaran, sehingga tujuan yang telah ditetapkan menjadi sulit tercapai. Salah satu pokok bahasan dalam pelajaran matematika di tingkat Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah kelas VII semester 2 adalah Bangun Datar. Dalam materi ini pada umumnya siswa kesulitan dalam menentukan sifat-sifat, diagonal, keliling dan luas bangun datar. Hal ini berdampak secara langsung terhadap prestasi belajar peserta didik. Berkaitan dengan hal tersebut, supaya prestasi belajar matematika meningkat perlu diupayakan suatu pembelajaran yang tidak hanya mampu secara materi saja, tetapi mempunyai kemampuan yang bersifat formal. Penggunaan ketrampilanketrampilan kooperatif secara efektif menjadi semakin penting untuk mengembangkan sikap kerja sama, tanggung jawab dan mampu bersaing secara ketat. Ada beberapa model pembelajaran yang menyenangkan dan dapat mengaktifkan siswa diantaranya adalah model pembelajaran problem posing dan pembelajaran reciprocal teaching. Secara harfiah, problem posing bermakna mengajukan soal atau masalah. Menurut Dian Septi Nur Afifah problem posing adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan cara pemberian tugas kepada siswa untuk menyusun atau membuat soal berdasarkan situasi yang tersedia dan menyelesaikan soal itu. Pada prinsipnya, model pembelajaran problem posing adalah suatu model pembelajaran yang mewajibkan para siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar soal (berlatih soal) secara mandiri. Penerapan materi pembelajaran problem posing adalah meliputi hal-hal sebagai berikut. (a) Guru menjelaskan materi pelajaran kepada siswa. (b) Guru memberikan latian soal secukupnya. (c) Siswa diminta mengajukan soal yang menantang, tetapi siswa yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya. (d) Pada pertemuan berikutnya, secara acak, guru menyuruh siswa untuk menyajikan soal temuannya di depan kelas. (e) Guru memberikan tugas rumah secara individual. Dari kegiatan tersebut akan diketahui peserta didik yang mana yang telah menguasai materi dan juga yang belum menguasai materi. Menurut EL Susanti dkk (2012) dengan 234
adanya penerapan model problem posing dapat meningkatkan keaktifan, ketelitian peserta didik, kerjasama antar peserta didik, komunikatif, serta kedisiplinan peserta didik terhadap waktu yang diberikan.. Model reciprocal teaching dikenalkan pertama kali oleh Ann Brown di tahun 1982. Prinsipnya hampir sama dengan tutor sebaya. Dalam hal ini siswa menyampaikan seperti kalau guru mengajarkan materi tersebut. Variasinya: guru mengajukan/ memancing dengan suatu pertanyaan, kemudian ada siswa yang menjawab dan menjelaskan jawaban dari pertanyaan guru. Jadi, penerapan reciprocal teaching dikemas dalam metode tanya-jawab terarah (Bambang Priyo Darminto, 2010: 25). Langkah-langkah penerapan pembelajaran reciprocal teaching adalah sebagai berikut. (a) Guru menyiapkan materi yang akan digunakan model pembelajaran reciprocal teaching. (b) Siswa mempelajari materi tersebut secara mandiri di rumah. (c) Guru menunjuk satu siswa yang dipandang mampu untuk menyajikan materi tersebut di depan kelas. (d) Guru mengungkapkan kembali secara singkat untuk melihat pemahaman para siswa. (e) Guru melatih para siswa mengerjakan soal. (f) Guru memberikan tugas rumah sebagai bentuk latihan rutin. Penerapan model ini dapat menumbuhkan rasa percaya diri, sikap kerja sama, dan rasa tanggung jawab peserta didik. Berdasarkan uraian diatas permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah apakah model pembelajaran problem posing memberikan prestasi belajar yang lebih baik dari pada model pembelajaran reciprocal teaching pada materi pokok bangun datar pada siswa kelas VII SMP Sultan Agung Puworejo tahun pelajaran 2012/2013. Tujuan penelitian ini adalah apakah model pembelajaran problem posing memberikan prestasi belajar yang lebih baik dari pada model pembelajaran reciprocal teaching pada materi pokok bangun datar pada siswa kelas VII SMP Sultan Agung Puworejo tahun pelajaran 2012/2013. 235
METODE PENELITIAN Penelitian eksperimen ini dilaksanakan di SMP Sultan Agung Purworejo pada tanggal 14 Mei sampai 8 Juni 2013. Populasinya adalah semua siswa kelas VII SMP Sultan Agung Purworejo tahun pelajaran 2012/2013. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling. Hal ini didasarkan dengan pertimbangan siswa dapat materi berdasarkan kurikulum yang sama, siswa diampu oleh guru yang sama, siswa yang menjadi obyek penelitian duduk pada kelas yang sama dan pembagian kelas tidak ada kelas unggulan. Dari dua kelas yang terpilih, ditentukan secara acak satu kelas eksperimen I menggunakan model pembelajaran problem posing dan satu kelompok eksperimen II menggunakan reciprocal teaching. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi untuk mengumpulkan data kemampuan awal siswa dan menggunakan metode tes yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Metode tes digunakan untuk memperoleh data nilai hasil belajar siswa baik yang menggunakan pembelajaran problem posing maupun yang menggunakan pembelajaran reciprocal teaching. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu instrumen prestasi belajar dalam bentuk pilihan ganda. Soal diuji cobakan pada siswa untuk mengetahui apakah butirbutir soal tersebut memenuhi kualifikasi soal yang baik dan dapat digunakan dalam penelitian ini. Suatu soal dianggap baik, jika kategorinya sedang yaitu 0,25 TK 075, sedangkan soal dianggap jelek jika kategorinya terlalu mudah yaitu 0,75 < TK 1 atau terlalu sulit yaitu 0,0 TK < 0,25 (Ngalim Purwanto, 2009: 124). Analisis data menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji keseimbangan dan uji hipotesis (uji Student). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tes hasil belajar siswa yang telah dilakukan pada kelas uji coba serta dilakukan analisis perhitungan menggunakan tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas, dan reliabilitas diketahui bahwa dari 30 soal yang diujikan kepada 236
32 siswa diperoleh 25 item soal yang diterima dan 5 item soal yang ditolak. Kemudian dari soal-soal yang diterima tersebut diujikan pada kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 untuk mengetahui hasil belajar. Dari hasil uji keseimbangan diperoleh nilai uji t (t obs ) sebesar 0,157 dengan nilai tabel t 0,025;60 sebesar 2,0003, dengan DK = {t < 2,0003 atau t > 2,0003}. karena nilai t obs DK maka H 0 diterima, artinya tidak ada perbedaan rerata antara kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2. Jadi kelas yang dikenai model pembelajaran problem posing dengan model pembelajaran reciprocal teaching mempunyai kemampuan awal yang sama. Sehingga kelas tersebut dapat dilakukan perlakuan/penelitian. Setelah dilakukan perhitungan statistik uji hipotesis diperoleh t obs = 1,835 dengan α = 0,05, dari daftar distribusi t didapat t tabel = 1,6707. Karena t obs > t tabel maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, hal ini berarti model pembelajaran Problem Posing memberikan prestasi belajar yang lebih baik dari pada model pembelajaran Reciprocal Teaching pada materi pokok bangun datar pada siswa kelas VII SMP Sultan Agung Purworejo tahun pelajaran 2012/2013. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uji dua rata-rata (uji pihak kanan) dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Posing memberikan prestasi belajar yang lebih baik dari pada model pembelajaran Reciprocal Teaching pada materi pokok bangun datar pada siswa kelas VII SMP Sultan Agung Purworejo tahun pelajaran 2012/2013. Beberapa saran berkaitan dengan penelitian ini, antara lain. (a) Pembelajaran matematika hendaknya dilaksanakan dengan memperhatikan adanya pemilihan model pembelajaran yang cocok dengan materi yang akan diajarkan. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika yaitu model pembelajaran problem posing. (b) Untuk mendapatkan hasil prestasi yang lebih tinggi hendaknya siswa rajin belajar serta lebih aktif dan sering mengerjakan soal-soal latihan. 237
DAFTAR PUSTAKA Afifah, Dian Septi Nur. 2012. Pendekatan Pembelajaran Problem Posing dengan Latar Pembelajaran Kooperatif. Gamatika. Vol. 2 No 2, Mei 2012. 157-165. Darminto, Bambang P. 2010. Modul Strategi Belajar Mengajar. Tidak dipublikasikan. Universitas Muhammadiyah Purworejo. Purwanto, Ngalim. 2009. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosda Karya. Susanti, EL., dkk. 2012. Efektivitas Pembelajaran Matematika dengan Metode Problem Posing Berbasis Pendidikan Karakter. Journal of Mathematics Education. Vol. 1 No 1, Agustus 2012. 13-19. 238