METODE BERNYANYI KATEGORI LAGU FOLKLORE/ETNIK DALAM PADUAN SUARA. Lamhot Basani Sihombing

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PELATIHAN DIRIGEN UNTUK PEMULA

MEMBENTUK SUARA UNTUK MENYANYIKAN MAZMUR

BAB II KAJIAN TEORI. dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 9. warisan Indonesia dari perkembangan zaman modern.

BAB II LANDASAN TEORI

(Penggalan frase 1, frase 2 dan frase 3 pada bagian A)

Peningkatan Hasil Belajar Materi Bernyanyi Melalui Metode Demonstrasi Siswa Kelas V SDN Rarampadende

3/10/2012 TEKNIK VOKAL. Oleh WING W PANDU.

BAB III METODE PENELITIAN

Seni Vokalia. Oleh : Wing W Pandu 1/12/ INTERLUDE. Semoga. pandoe

Theodora Sinaga adalah Dosen Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Medan

PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK VOKAL PADA PADUAN SUARA BINA VOKALIA DI SD PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA. Tugas Akhir S1 Seni Musik. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara umum, rencana dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan

KARAKTERISTIK DAN TEKNIK BERNYANYI LAGU KATEGORI NEGRO SPIRITUAL PADA KELOMPOK PADUAN SUARA

Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK

PENGALAMAN MUSIK DALAM KEGIATAN PADUAN SUARA DI SMPN 1 PAYAKUMBUH

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYANYIKAN LAGU KEBANGSAAN INDONESIA RAYA DI SDN INPRES 3 TONDO

BAB I PENDAHULUAN. Orang yang sedang merasakan kebahagiaan pada umumnya akan bersiul,

Penyusun: Dr. Danu Hoedaya & Dr. Nitya Wismaningsih [ Tim Psikologi Pelatda PON XVI Jawa Barat ]

TUGAS PLPG PEMBUATAN MODUL PEMBELAJARAN

CARA MUDAH MENENTUKAN AKOR SUATU LAGU

PRAKTEK INSTRUMEN MAYOR I-VOKAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PROSES PEMBELAJARAN MUSIK BAGI KELOMPOK BAND JUST 4_U DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA

PEMBELAJARAN MUSIK ENSAMBEL REKORDER DENGAN METODE LATIHAN DI SMP NEGERI 05 KOTA PANGKALPINANG

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERNYANYI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KEXBOARD DI SD N KALIPENTEN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hana Haniefah Latiefah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berbeda maka ada banyak sekali jenis-jenis belajar yang dilakukan setiap orang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

UNSUR-UNSUR DALAM MENGELOLA SUARA KETIKA TAMPIL DI MUKA UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis dan bermimpi ingin meraih kehidupan yang

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1

BAB 8 SAXOPHONE. Pada bagian yang lebih dekat dengan mouthpiece terdapat dua lubang katup kecil yang gunanya untuk memainkan nada-nada oktaf tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi. Pendidikan Seni Budaya diharapkan mampu mengembangkan

PEMBELAJARAN PADUAN SUARA PADA SISWA SD NEGERI 1 SUKODADI LAMONGAN DENGAN METODE MENDENGARKAN. Oleh : AINUN AKHSIN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Pelatihan Dasar Seni Musik Untuk Guru Musik Sekolah Dasar

ali muqoddas, S.Sn, M.Kom

BAB I PENDAHULUAN. setelah ada proses pembelajaran. Menurut Sugiyanto (1993: 24-25), berpendapat

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

2015 PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PADUAN SUARA DI SMPN 1 BANTARUJEG KABUPATEN MAJALENGKA

METODE DASAR TIUP TRUMPET

BAB I PENDAHULUAN. Semua mahluk hidup pasti bernapas dan butuh bernapas. Bernapas. sederhana, mulai menghirup udara sampai menghembuskannya lagi hanya

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

LAGU UNTUK ANAK: SEBUAH KAJIAN MUSIKOLOGIS

CATATAN TEKNIK PRESENTASI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI SUARA DALAM PADUAN SUARA SMAN-2 YOGYAKARTA MELALUI METODE SIMULASI

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang proses belajar mengajar vokal pada

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

STIKOM, Surabaya 20 November /25/2013 Jemmy Lesmana - STIKOM 1

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Sejak dahulu tanpa disadari, manusia telah menggunakan seni dalam

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia melalui aktivitas-aktivitas sehari-hari seperti dalam waktu berjalan,

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

LATIHAN PERNAFASAN. Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN GURU. Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Musik Sekolah Menengah Atas (SMA) KELOMPOK KOMPETENSI B

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Proses pembelajaran praktik menyanyi di SMP N 1 Nanggulan

Konsep Dasar Artikulasi

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

MATERI AJAR. Ansambel berasal dari kata Ensemble (Perancis) yang berarti bersama-sama. Musik

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah Pertama merupakan

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM)

BAB II KAJIAN TEORI. kesehatan perorangan, masyarakat dan bangsa. pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam

SILABUS TEMATIK KELAS I

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERNYANYI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KEYBOARD DI SD N KALIPENTEN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII.6 DALAM PRAKTEK VOKAL MELALUI METODE TUTOR SEBAYA DI SMP NEGERI 1 PADANG GELUGUR. e. jurnal.

Efektifitas Angklung Sebagai Alat Musik Kolosal untuk Pembelajaran Seni Budaya

PANDUAN LOMBA OLAH VOKAL TUNGGAL POP DALAM RANGKA DIES NATALIS FAKULTAS BIOLOGI KE 50 TAHUN 2013

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UPAYA PENINGKATAN TEKNIK VOKAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN PADUAN SUARA MELALUI METODE DRILL DI SMP NEGERI 2 GOMBONG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan.

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (WAJIB PILIHAN) (SENI MUSIK)

IMPLEMENTASI METODE PENDEKATAN KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN PADUAN SUARA. Implementation of Cognitive Approach Method in Choir Learning

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINGKAT KABUPATEN/KOTA BANTEN 2015

SEBAGAI JURI LOMBA MENYANYI DI TK ABA BOGORAN, PEPE, TRIRENGGO, BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. bentuk partitur atau tulisan musik. Pemain musik melalui alat musiknya

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1

BAB 3 KARYA MUSIK MODERN

Penggunaan Bahasa Pada Syair Lagu Tetep Mekenyem Karya Leeyonk Sinatra

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2

Gerak Ritmik. Pendahuluan

Transkripsi:

METODE BERNYANYI KATEGORI LAGU FOLKLORE/ETNIK DALAM PADUAN SUARA Lamhot Basani Sihombing Abstrak Dalam bernyanyi paduan suara kategori Foklore/Etnik Penggunaan metode demonstrasi sangat efektif digunakan dalam pelatihan/pembelajaran bernyanyi, karena dari demonstrasi yang dilakukan pelatih peserta paduan suara bisa langsung melihat cara bernyanyi dan peserta paduan suara pun dapat mempraktekkan langsung bagaimana bernyanyi tersebut.metode demonstrasi adalah metode yang menggunakan contoh dan peragaan dari pelatih yang diperlihatkan kepada seluruh peserta paduan suara atau metode yang dalam pelaksanaannya menggunakan media yang mudah dipahami oleh peserta paduan suara. Dalam pembelajaran bernyanyi Foklore/etnik dengan metode demonstrasi peserta paduan suara lebih mudah memahaminya karena peserta paduan suara dapat mencontohkan langsung ke depan tempat pelatihan paduan suara. Selain itu, pembelajaran bernyanyi sangat disukai oleh peserta paduan suara, sehingga peserta paduan suara dengan mudah memahami pembelajaran bernyanyi. Kata Kunci : Paduan Suara, Foklore/Etnik. Metode Demonstrasi A. PENDAHULUAN Musik adalah suatu karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur - unsur musik, yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur lagu, dan ekspresi. Sama halnya dengan musik, pelatih/pendidikan bernyanyi/vokal lebih menitik beratkan kepada bagaimana seorang pelatih menampilkan dan memberikan pelatih/pendidikan bernyanyi/vokal tersebut secara baik dan benar sesuai dengan kurikulum yang telah ada. Selain itu, bernyanyi/vokal adalah satu cabang seni yang diungkapkan melalui rangkaian nada yang harmonis secara beraturan dimana musik merupakan media yang menyentuh rasa serta nilai-nilai keindahan. Terjadinya bunyi yang harmonis pada sebuah alat musik dan olah vokal sangat dipengaruhi oleh kondisi alat musik/olah vokal itu sendiri, ilmu, serta ketrampilan yang dimiliki oleh peserta pelatihan lagu folklore/etnik. Jamalus (1988 : 46) berpendapat bahwa Kegiatan bernyanyi adalah kegiatan yang menyenangkan bagi peserta, dan pengalaman bernyanyi ini memberikan kepuasan kepadanya, selain itu bernyanyi juga merupakan alat bagi peserta untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Berdasarkan kutipan di atas bernyanyi bagi peserta-peserta khususnya 247 Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Medan

para anggota paduan suara yang menyanyikan lagu folklore/etnik lagu etnis batak toba adalah hal yang menyenangkan bagi peserta dan paling disukai karena dengan bernyanyi peserta lebih bisa mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Tetapi dalam pelaksanaannya masih banyak kekurangan dan kendalanya salah satunya adalah pelatih yang dalam proses pelatihan/pembelajaran pelatih/pendidikan bernyanyi/vokal khususnya dalam pelatihan/pembelajaran bernyanyi hanya menggunakan metode ceramah tanpa mendemonstrasikannya terlebih dahulu, sehingga peserta paduan suara menjadi kaku, tidak bersemangat, bosan dan bahkan tidak mengikuti pelatihan/pembelajaran dengan baik. Dalam menyanyikan lagu folklore/etnik biasanya pelatih hanya memerintahkan dan meminta peserta paduan suara untuk bernyanyi saja tanpa memberikan contoh terlebih dahulu bagaimana bernyanyi itu, sehingga kurang efektif dan peserta paduan suara akan B. PEMBAHASAN Bernyanyi merupakan suatu kegiatan membaca dan membunyikan nada-nada atau partitur musik dengan suara manusia secara baik dan benar. Untuk menjaga nada serta suara maka bernyanyi dapat dilakukan dengan bantuan musik pengiring, terutama bagi peserta-peserta. merasa bosan dan jenuh sehingga tujuan dan sasaran serta pesan lagu dalam menyanyikan lagu folklore/etnik tidak tercapai sepenuhnya. Selain itu, banyak sebahagian pelatih yang kurang menguasai teknik,karateristi bernyanyi khususnya lagu folklore/etnik. kebanyakan pelatih hanya bernyanyi saja tanpa melalui pengalaman musik. Dengan penggunaan metode demonstrasi bernyanyi dalam kategori folklore/ etnik lagu etnis batak toba akan lebih mudah untuk memahami dan mengerti. karena pelatih langsung mempraktekkan dan mendemonstrasikan bernyanyi lagu folklore/etnik secara langsung kepada peserta paduan suara. Digunakan metode demonstrasi sebagaimana dikemukakan oleh Zakiah Daradjat (2000:289) Metode demonstrasi ini menggunakan peragaan atau percontohan kepada peserta sehingga peserta bisa meniru dan mendapat pengalaman praktis yang biasanya bersifat tahan lama. Banyak cara-cara serta langkah-langkah teknik dalam bernyanyi dimana hal tersebut sangat penting dipahami dan alangkah baiknya dapat dikuasai oleh seorang pelatih terlebih dalam menyanyikan lagu folklore/etnik. 248

1. Dasar - dasar teknik dalam bernyanyi Agar dapat bernyanyi dengan baik, hendaknya harus mempelajari dasar-dasar teknik bernyanyi yang mencakup sikap badan, pernafasan, pembentukan suara, artikulasi, dan resonansi. a. Sikap Badan Sebenarnya badan merupakan alat musik bagi seorang penyanyi, oleh sebab itu penyanyi haruslah selalu menjaga dan merawat instrumennya ini, yaitu badannya agar tetap sehat dan kuat. Sikap badan yang baik untuk bernyanyi adalah sebagai berikut : Duduklah di kursi atau bangku agak ke pinggir bagian depan dengan bobot badan bertumpu pada bagian bawah tulang pinggul. Tarik dan regangkanlah tulang pinggang sehingga tegak lurus dan otot perut agak dikencangkan sehingga tidak kendur. Dada agak dibusungkan sehingga tulang rusuk terangkat, dan rongga dada akan bertambah besar. Tarik dan regangkanlah tulang tengkuk sehingga leher tegak lurus, dan posisi kepala juga lurus dengan pandangan lurus ke depan. b. Pernafasan Dalam pernafasan terdapat kerjasama otot-otot badan, yaitu otot dada, otot perut, dan sekat rongga badan atau diafragma. Pernapasan dada Pernapasan dada adalah pernapasan yang dilakukan dengan mengisi udara ke dalam paru-paru bagian atas. Akibatnya, dalam pernapasan ini bahu dan dada tampak dan terangkat ke atas. Pernapasan ini kurang baik bagi seorang penyanyi, karena paru-paru tidak diisi penuh oleh udara. Dari segi penampilan, sewaktu melakukan pernapasan akan terkesan tidak bagus karena dada dan bahu selalu terangkat sewaktu mengambil napas. Pernapasan perut Pernapasan perut adalah pernapasan yang terjadi karena gerakan perut yang menggembung. Rongga perut menjadi besar, sehingga udara dari luar dapat masuk. Pernapasan ini juga tidak baik untuk seorang penyanyi, karena otot perut tidak akan kuat lama menahan udara yang telah dihirup. Akibatnya penyanyi akan cepat merasa lelah. Pernafasan diafragma Pernapasan diafragma adalah pernapasan yang paling ideal untuk seorang penyanyi. Diafragma lebih kuat menahan napas. Sekat rongga badan (diafragma) terletak membatasi rongga dada dan perut, pada waktu istirahat 249

melengkung ke atas, sebagian masuk ke dalam dada. c. Pembentukan Suara Salah satu cara untuk mendapatkan suara yang bulat itu adalah sebagai berikut: Ucapkan A dengan membuka mulut dan menurunkan rahang bawah. Bagian belakang mulut akan terbuka, dan bagian depan mulut pun terbuka pula. Ucapkan O juga dengan menurunkan rahang bawah. Bagian depan mulut terbuka, akan tetapi tenaga bibir atas dan bawah berbentuk bulat. Dengan bentuk mulut untuk ucapan O ini, ucapkanlah A. Dengan demikian bagian belakang mulut terbuka sehingga dapat mengeluarkan bunyi vokal A yang penuh dan bulat. d. Artikulasi Artikulasi suara adalah cara mengucapkan kata-kata sambil bersuara. Dan meningkatkan artikulasi yang jelas artinya meningkatkan cara pengucapan kata-kata agar mudah di mengerti. Pengertian serupa juga diterangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dinyatakan bahwa artikulasi adalah bunyi bahasa yang terjadi karena gerakan alat ucap. e. Resonansi Resonansi adalah ikut bergetarnya sebuah benda lain akibat getaran benda yang utama. Bila dikaitkan dengan dengan suara manusia, maka suara yang dihasilkan oleh pita suara akan diperkuat oleh udara yang ada di dalam rongga dan dindingdinding resonansi itu sendiri berupa getaran-getaran pada tulang rongga resonansi tersebut. Yang termasuk suara resonansi adalah rongga tenggorokan, rongga mulut, rongga hidung, dan rongga dada. 2. Panduan dalam bernyanyi Dalam bernyanyi sebaiknya kita perlu mengetahui hal-hal dalam bernyanyi, diantaranya adalah : Pengetahuan tentang nada atau paham dengan nada Pengetahuan tentang nada merupakan indikator yang penting bagi peserta paduan suara yang akan melakukan pelatihan/pembelajaran bernyanyi, terutama untuk mengetahui wilayah nada atau rentang nada yang dimiliki. Dengan mengetahui wilayah nada, maka seseorang dapat menentukan dimana nada dasar yang cocok dalam membawakan sebuah lagu. Memahami tempo atau ketukan lagu Dalam hal ini seorang yang akan bernyanyi apabila tidak paham dan tidak dapat mengikuti tempo serta ketukan lagu yang akan dinyanyikan otomatis tidak akan terjadi harmonisasi antara si penyanyi dengan musiknya. 250

Pendengaran yang baik Indera pendengaran yaitu telinga sangat berpengaruh terhadap seseorang yang akan bernyanyi, karena apabila seseorang tersebut memiliki pendengaran yang kurang bagus otomatis lagu yang akan dinyanyikan pun akan terdengar tidak bagus disebabkan penyanyi tidak dapat mengikuti tempo dan mengetahui nada dari suatu lagu tersebut. Latihan pendengaran bertujuan untuk menimbulkan kepekaan pendengaran penyanyi terhadap pitch nada yang berasal dari sebuah alat musik yang standar. Memahami pitch yang tepat Pitch adalah tingkat ketinggian nada yang sesuai dengan patokan tinggi rendah nada yang sudah baku atau standar. Maka pitch nada yang standar biasanya terdapat pada alat musik yang sudah memiliki nada-nada yang absolut (tone yang tak berubah-ubah). Suatu lagu yang dinyanyikan atau dimainkan dengan intonasi yang tepat, artinya nada-nada yang dibunyikan dengan pitch yang tepat. Bunyi nada yang tepat akan menghasilkan suara yang jernih, nyaring serta enak didengar. Memahami pernapasan dalam bernyanyi Pernapasan dalam bernyanyi berbeda dengan pernapasan untuk keperluan berbicara sehari-hari. Karena pernapasan untuk keperluan bernyanyi harus dipikirkan sesuai kebutuhan bernyanyi dengan volume udara yang dihirup. Selain itu pernapasan dalam bernyanyi dilakukan dengan menghirup udara sebanyak-banyaknya dan secepatcepatnya kemudian berhenti sejenak setelah itu dikeluarkan perlahan-lahan dan hemat. Di dalam bernyanyi kita perlu melakukan persiapan sebelum bernyanyi diantaranya adalah sebagai berikut : Sebelum bernyanyi terlebih dahulu kita memperhatikan posisi dalam bernyanyi, yaitu posisi yang bagus adalah dengan berdiri tegak. Melakukan latihan-latihan yang bertujuan untuk pembentukan suara dan melatih keluwesan pita suara. Selain itu ada juga beberapa hal yang harus diperhatikan sewaktu kita bernyanyi yang tujuannya agar dalam bernyanyi akan didapatkan suara yang baik dan bagus. Bernyanyi dapat dilakukan sambil duduk atau berdiri. Namun untuk mencapai keleluasaan bergerak, maka sebaiknya bernyanyi dilakukan dalam keadaan berdiri. Baik dalam keadaan berdiri maupun duduk, posisi badan harus tetap tegak dengan memperhatikan posisi tulang punggung. Pada saat bernyanyi, kepala hendaknya direndahkan sedikit kearah muka. 251

Dengan demikian urat-urat leher tidak akan menjadi tegang saat bernyanyi. Pada saat bernyanyi mesti diperhatikan tata gerakan tubuh yang tidak berlebihan. Untuk menyalurkan berat badan agar seimbang hendaknya kedua belah kaki sedikit agak direngganggakan satu sama lainnya. Lakukanlah bernyanyi dalam keadaan santai dengan cara membuang semua beban yang tidak perlu, baik beban yang bersifat jasmani (lesu, lelah, lapar, dan lain sebagainya) maupun beban yang bersifat rohani (takut, tegang dan lain sebagainya). 3. Meningkatkan kemampuan peserta bernyanyi Sebelum mulai bernyanyi bersama Usahakan agar peserta bernyanyi, dan perlu diperhatikan bahwa semua tiap peserta ikut bernyanyi dalam peserta telah menyamakan nadanya kegiatan bernyanyi bersama. dengan tepat. Berilah kesempatan kepada peserta Pertahankan agar semua peserta selalu menggunakan suara register kepala. yang belum tepat suaranya. Perhatikan agar peserta selalu bernyanyi dengan sikap yang baik. 4. Kiat dalam bernyanyi Beberapa kiat dalam bernyanyi yang direkomendasikan oleh pakar bidang vokal : Janganlah memaksakan diri untuk menyanyikan nada-nada tinggi yang belum dikuasai. Jangan membiasakan diri meminum es, khususnya pada saat sebelum ataupun sesudah bernyanyi. Jangan memaksakan diri untuk tetap bernyanyi waktu sedang sakit. Makanan-makanan berminyak, pedaspedas cukup dihindarkan 3 sampai 4 jam sebelum bernyanyi, termasuk minum kopi alkohol dan merokok. Minum segelas air dingin pada pagi hari dan senam sambil menghirup udara pagi sedalam-dalamnya sangat membantu bagi kejernihan suara. Untuk meringankan suara serak dapat dilakukan dengan air liur kita sendiri. Janganlah bernyanyi dengan perut kosong sama sekali atau sangat kenyang, karena akan mempengaruhi kekuatan diafragma. Berusahalah untuk bernyanyi dengan gembira, bebas tanpa ketegangan. 252

5. Penggunaan metode bernyanyi dalam pelatihan lagu-lagu paduan suara kategori etnic/daerah Salah satu tugas utama seorang pelatih adalah melatih. Hal ini akan menyebabkan adanya tuntutan setiap pelatih untuk dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana seharusnya melatih. Dengan kata lain setiap pelatih dituntut untuk memiliki kompetensi melatih. Bertolak pada kebutuhan seorang pelatih, berbagai metode pengajaran dapat digunakan. Dalam konteks bernyanyi folklore/enik tinjauan utama melatih adalah membelajarkan peserta paduan suara. Dengan demikian pelatih tidak lagi berperan hanya sebagai orang yang membimbing dan memfasilitasi agar peserta paduan suara mau dan mampu belajar. Inilah makna proses pembelajaran berpusat kepada peserta paduan suara (chamber choir) dan peserta paduan suara ditempatkan sebagai subjek belajar yang sesuai dengan bakat dan kemampuan yang dimilikinya untuk terlaksananya proses belajar melatih. Seperti yang dikemukakan Winarno metode demonstrasi adalah dimana seorang pelatih atau orang lain yang sengaja diminta ataupun peserta paduan suara itu sendiri memperlihatkan suatu proses kepada seluruh peserta paduan suara di pelatihan tersebut. Berdasarkan uraian di atas metode demonstrasi lebih menitik beratkan pada bagaimana proses, tindakan dan langkah-langkah suatu kegiatan pelatihan/pembelajaran yang dilakukan seorang pelatih kepada seluruh peserta paduan suaranya. Dalam penggunaan metode demonstrasi ada tiga tahap yaitu : a. Tahap Perencanaan 1) Merumuskan tujuan demonstrasi Tujuan demonstrasi bernyanyi folklore/etnik adalah : Agar peserta paduan suara mampu bernyanyi dengan panduan pelatih. Agar peserta paduan suara mampu mempraktekkan bernyanyi berdasarkan pedoman yang telah diberikan oleh pelatih. Agar peserta paduan suara memperoleh kemampuan dan pengalaman dalam bernyanyi. Dalam hal ini pelatih terlebih dahulu memberikan panduan bernyanyi contohnya pada lagu Sigulempong, kemudian pelatih mempraktekkan ke depan tempat pelatihan paduan suara dengan menyanyikan lagu Sigulempong. Dari contoh yang diberikan pelatih peserta paduan suara dapat memperoleh 253

kemampuan dan pengalaman dalam bernyanyi. 2) Penentuan masalah - masalah yang akan di demonstrasikan. Dalam bernyanyi folklore/etnik masalah yang akan didemonstrasikan adalah bagaimana pelaksanaan dan praktek serta cara bernyanyi yang baik dan benar berdasarkan petunjuk dari pelatih. Selain itu bagaimana cara pelatih melakukan pelatihan/pembelajaran bernyanyi di tempat pelatihan paduan suara. Pelatih mempraktekkan ke depan tempat pelatihan paduan suara bagaimana menyanyikan lagu Sigulempong dengan iringan alat musik seperti keyboard, dan gitar dan musik tradisional batak toba berdasarkan petunjuk serta langkahlangkah yang telah pelatih berikan diawal demonstrasi. 3) Persiapan terhadap alat dan bahan Sebelum melakukan demonstrasi pelatih harus memeriksa kelengkapan media yang akan digunakan pada bernyanyi seperti, keyboard yang memudahkan pelatih untuk mengiringi peserta pelatihan lagu folklore/etnik atau gitar serta media berupa lirik lagu yang akan diajarkan kepada peserta pelatihan lagu folklore/etnik. Selain itu, pelatih terlebih dahulu mempersiapakan materi yang cocok bagi peserta paduan suara misalnya tentang lagu folklore/etnik yaitu Sigulempong. Dalam hal ini alat music tradisional pengiring sangat perlu dipersiapkan agar peserta paduan suara tidak asal atau menerka dalam menentukan nada sewaktu bernyanyi 4) Persiapan tentang variabel-variabel yang harus dikontrol dengan baik supaya demonstrasi tidak mengalami kegagalan. Dalam melakukan demonstrasi pelatih harus mengontrol hal-hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan kegiatan demonstrasi. Hal yang perlu diperhatikan adalah kesiapan media dan kondisi serta keadaan peserta paduan suara itu sendiri. Kondisi peserta paduan suara sangat menetukan dalam keberhasilan bernyanyi agak peserta paduan suara tidak bosan dan jenuh sewaktu pelatih memberikan pelatihan/pembelajaran bernyanyi. Pelatih memberikan semacam motivasi agar peserta paduan suara dalam kegiatan bernyanyi menjadi menyenangkan misalnya dengan mengajak peserta pelatihan lagu folklore/etnik terlebih dahulu menyanyikan lagu-lagu yang bersemangat dan gembira serta lagu-lagu yang umumnya peserta-peserta suka. 254

b. Tahap Pelaksanaan 1) Melakukan demonstrasi Demonstrasi yang dilakukan harus sesuai dengan pokok-pokok yang telah direncanakan oleh pelatih sebelumnya. Dalam hal mendemonstrasikan bernyanyi ini pelatih diharapkan dan seharusnya membimbing peserta pelatihan lagu folklore/etnik dalam bernyanyi dengan menggunakan media yang telah dipersiapkan oleh pelatih. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam bernyanyi lagu folklore/etnik sesuai dengan pelaksanaan metode demonstrasi : Pelatih terlebih dahulu menentukan nada lagu tersebut terlebih dahulu tinggi nada yang sesuai dengan wilayah suara peserta paduan suara. Misalnya pada lagu Sigulempong nada dasarnya Do = G maka pelatih menyamakan suara peserta paduan suara dengan iringan keyboard dengan nada dasar Do = G. Kemudian pelatih menetapkan tempo dan kecepatan sesuai isi lagu tersebut berdasarkan media pelatih yang telah dipersiapkan tadi. Lagu Sigulempong ketukannya adalah 4 / 4 jadi pelatih mencontohkan bagaimana ketukan 4 / 4 tersebut yang pada ketukan ke 4 awal mulai bernyanyi. Pelatih mencontohkan cara menyanyikan lagu tersebut berdasarkan nadanya serta tempo lagu dengan menggunakan alat musik keybord atau gitar. Pelatih meminta salah seorang peserta pelatihan lagu folklore/etnik untuk berdiri di depan tempat pelatihan lagu folklore/etnik yang bertugas sebagai dirigen. Kemudian pelatih bernyanyi lagu Sigulempong dengan nada dasar Do = G dan ketukan 4 / 4 dengan iringan alat musik. Pelatih memilah atau memenggal lagu tersebut menjadi menjadi empat bagian. Dari empat bagian lagu tersebut pelatih mencontohkan satusatu bait lagu Sigulempong tersebut ke depan tempat pelatihan paduan suara. Pelatih meminta semua peserta paduan suara untuk berdiri tegak ditempatnya. Sebelum mulai bernyanyi pelatih terlebih dahulu menyamakan suara peserta paduan suara dengan nada dasar Do = G, dan menyanyikan lagu Sigulempong tersebut secara keseluruhan yaitu dengan menyanyikan seluruh baitnya, apabila masih ada suara peserta paduan suara yang belum pas nadanya, maka pelatih membantu peserta paduan suara tersebut agar suaranya sama dengan suara peserta paduan suara yang lain dengan iringan keybord dan gitar. 255

Pelatih mengamati dan mendengarkan peserta paduan suara bernyanyi apabila masih ada kesalahan atau peserta paduan suara mengalami kesulitan maka barulah pelatih memberikan contoh atau memperbaiki kesalahan kalimat-kalimat serta nadanya. Meminta salah seorang peserta paduan suara yang mengalami kesalahan dalam penempatan nadanya dan kesulitan dalam menyanyikan lagu Sigulempong tersebut ke depan tempat pelatihan paduan suara. Lalu pelatih memperbaiki kesalahan peserta paduan suara tersebut dengan memberikan contoh yang benar dalam menyanyikan lagu Sigulempong kepada semua peserta paduan suara di depan tempat pelatihan paduan suara. Pelatih meminta seluruh peserta paduan suara untuk menyanyikan lagu Sigulempong tersebut sampai tidak ada lagi yang mengalami kesulitan dalam penempatan nadanya dan kesalahan dalam bernyanyi. 2) Melakukan evaluasi tentang pelatihan/pembelajaran bernyanyi penilaian pelatih nantinya. Penilaianpenilaian tersebut adalah meliputi ketepatan nada, tempo lagu, ekspresi, artikulasi dan sebagainya. 3) Tahap Tindak lanjut a) Peserta paduan suara menyimpulkan hasil demonstrasi yang telah dilakukan pelatih Hal ini dilakukan agar pelatih dapat mengetahui sejauh mana pemahaman peserta paduan suara tentang bernyanyi dengan demonstrasi yang telah dilakukan. Dalam hal ini menyimpulkannya berupa bagaimana peserta paduan suara dapat mencontohkan kembali bagaimana cara bernyanyi yang sesuai dengan yang dicontohkan oleh pelatih. b) Mendiskusikan secara berkelompok hasil demonstrasi dengan menyanyikan lagu Sigulempong secara berkelompok. Mendiskusikannya dengan memberikan pertanyaan apabila ada yang mengalami kesulitan dalam bernyanyi tersebut. Evaluasi disini adalah berupa bagaimana penilaian pelatih terhadap peserta bernyanyi lagu folklore/etnik tentang beberapa aspek yang menjadi 256

6. Penilaian bernyanyi Penilaian bernyanyi ini adalah untuk menilai tingkat pengertian dan pemahaman peserta pelatihan lagu folklore/etnik tentang unsur-unsur musik yang sudah diajarkan, dan menilai tingkat ketrampilan peserta pelatihan lagu folklore/etnik menggunakan suaranya. a. Rasa Irama 1) Apakah irama lagunya tepat, atau sekali-kali lari? 2) Apakah ayunan biramanya mantap b. Bayangan nada 1) Apakah bernyanyi dengan nada yang murni? 2) Apakah tinggi nadanya tetap bertahan sampai akhir lagu? c. Rasa Harmoni 1) Apakah nadanya tetap dalam tangga nada yang digunakan? 2) Apakah suaranya berpadu dengan iringan musik? d. Penguasaan Bentuk lagu 1) Apakah frase melodi dinyanyikan dengan benar? 2) Apakah penggunaan tempat-tempat pernafasan sudah tepat? e. Penguasaan Ekspresi 1) Apakah mutu nada yang digunakan sesuai dengan jiwa lagu? 2) Apakah tempo lagu dan dinamiknya tepat? 3) Apakah intonasi melodinya sesuai? 7. Upaya yang dilakukan pelatih dalam meningkatkan hasil belajar peserta paduan suara dalam pembelajaran bernyanyi folklore/etnik. Meningkatkan hasil belajar dalam pelatihan/pembelajaran bernyanyi/vokal khususnya dalam bernyanyi folklore/etnik pelatih dapat memberikan contoh terlebih dahulu bagaimana cara bernyanyi itu dengan baik dan benar yaitu dengan mendemonstrasikannya di depan tempat pelatihan lagu folklore/etnik kemudian pelatih memilah atau memenggal lagu tersebut menjadi beberapa bagian yang tujuannya agar setiap bagian lagu tersebut peserta paduan suara bisa lebih mengerti dan memahami lagu tersebut, selain itu pelatih akan lebih mudah dalam melatihkan p bernyanyi karena peserta paduan suara dipandu dan diberi petunjuk oleh pelatih. Hal ini bertujuan agar proses pelatihan/pembelajaran yang dilakukan pelatih bisa tercapai sehingga tujuan dapat tercapai. Selain itu, kegiatan ekstra kurikuler juga sangat membantu dan efektif untuk meningkatkan prestasi belajar peserta pelatihan lagu folklore/etnik, karena peserta paduan suara akan lebih fokus menerima materi pelatihannya. 257

Semua hal yang telah disebutkan penulis di atas tidak akan berjalan dengan baik tanpa diiringi bagaimana SDM pelatih tersebut dalam melaksanakan peserta pelatihan/pembelajaran bernyanyi, dan pihak tempat pelatihan paduan suara alangkah baiknya menyediakan alat-alat musik agar peserta paduan suara dapat langsung mempraktekkan apa yang mereka pelajari tentang bernyanyi/vokal. Kemudian dengan mengadakan lomba-lomba bernyanyi antar tempat pelatihan paduan suara agar dapat memotivasi peserta paduan suara untuk berekspresi dan menggali potensi jiwa seni para peserta paduan suara yang semakin diasah maka semakin bagus untuk meningkatkan prestasi tempat menyanyikan lagu folklore/etnik. C. PENUTUP Metode demonstrasi adalah metode yang menggunakan contoh dan peragaan dari pelatih yang diperlihatkan kepada seluruh peserta paduan suara atau metode yang dalam pelaksanaannya menggunakan media yang mudah dipahami oleh peserta paduan suara. Dalam bernyanyi folklore / etnik dengan metode demonstrasi peserta paduan suara lebih mudah memahaminya karena peserta paduan suara dapat mencontohkan langsung ke depan tempat pelatihan paduan suara. Media yang disediakan dalam pembelajaran bernyanyi adalah berupa alat musik tradisional batak toba,keyboard dan gitar agar dalam menemetukan nada pelatih dan peserta paduan suara tidak menerka nerka nada tersebut.dalam pembelajaran bernyanyi kategori folklore/etnik pelatih memilah atau memenggal frase lagu tersebut menjadi beberapa bagian yang tujuannya agar pelatih lebih dalam memberikan pembelajaran bernyanyi folklore/etnik. Untuk menerapkan metode bernyanyi dalam pelatihan lagu-lagu paduan suara kategori folklore/etnic/daerah pelatih bisa memilih (menyesuaikan materi pelatihan/pembelajaran yang cocok) sehingga peserta paduan suara tidak merasa bosan dan jenuh. Sebaiknya pelatih harus memiliki pengalaman musik terlebih terhadap lagu folklore/etnik agar dalam praktek bernyanyi/vokal khususnya pelatihan/pembelajaran bernyanyi pelatih bisa lebih kreatif dan inovatif dalam pelatihan/pembelajaran tersebut. DAFTAR PUSTAKA 258

Ardipal, (2004). Buku Ajar Pengantar Teknik Vokal. Padang: UNP Banoe Pono, (2003). Pengantar Pengetahuan Harmoni. Yogyakarta: Kanisius Ellizar, (1996). Pengembangan Program Pengajaran. Padang: IKIP Jamalus, (1988). Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta: Depdikbud,Dirjen Dikti, PPLPTK Lento, (1980). Pelajaran Bernyanyi/ Vokal Praktis. Jakarta : Aries Lima Moedjiono dan Dimyati, (1995). Strategi Belajar Melatih. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti, PPLPTK Nana Sudjana, (2002). Dasar-Dasar Proses Melatih. Bandung: Sinar Baru Algensindo Puskur, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pelatih/ Pendidikan. Jakarta: Depdiknas Sagala dan Syaiful, (2004). Konsep dan Makna Pelatihan/ Pembelajaran. Bandung: Alfa Beta Sanjaya dan Wina, (2005). Pelatihan/ Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Bandung: Kencana Udin S. Winata Putra, dkk., (2004). Strategi Belajar Melatih. Jakarta: Universitas Terbuka Usman Basyiruddin, (2002). Metodologi Pelatihan/ Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press 259