KONSEP DASAR BELAJAR AKTIF DAN CONTOH MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN/ PENDAMPINGAN

MODALITAS BELAJAR. Nama : Faridatul Fitria NIM : Prodi/SMT : PGMI A1/ V. : Ringkasan :

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

KONSEP & PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN INOVATIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ARTI PENTING DAN BENTUK-BENTUK SBM MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB II KAJIAN TEORI. yang dilakukan anak setelah mendapatkan latihan-latihan. Jadi kemampuan anak

BAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

KONSEP PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar 5

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

permasalahan untuk merangsang pemikiran siswa supaya siswa dapat lebih aktif menjawab pertanyaan, mampu memecahkan masalah dengan mudah dan dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Penerapan Pendekatan Resource Based Learning Pada Materi Energi Dan Perubahannya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Cendanapura

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1. belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm 2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup untuk beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

Strategi Dan Ciri Pengajaran Dalam Menghadapi Perbedaan Modalitas Belajar Dan Peran Utama Guru Dalam Inovasi Pembelajaran

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

INOVASI PEMBELAJARAN KOMPETENSI

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan secara keseluruhan. Bertujuan mengembangkan aspek

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

II. KERANGKA TEORETIS. Sesuatu yang telah dimiliki berupa pengertian-pengertian dan dalam batasan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan sejalan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik. dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dapat membantu siswa dalam membangun pemahamannya. siswa untuk membuat ide-ide matematika lebih sederhana dan

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULUAN. sesuai nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Pendidikan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk menciptakan manusia yang cerdas, trampil

BAB I PENDAHULUAN. bahan ajar, media yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah dan

BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN ORAL ACTIVITIES SISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORIE. Langkah-langkah permainan kategori: dengan subjek pada judul baris. 1. Kategori Gigi Ompong Dentin Magnet Menarik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pendidikan Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah- masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Diantaranya adalah masalah guru, siswa dan materi. Kegiatan proses belajar mengajar

BAB II LANDASAN TEORI. Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar siswa,

BAB II KERANGKA TEORITIS. Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku, keterampilan dan

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN METODE PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi khususnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut UU tentang Sisdiknas No. 20 tahun 2003: terhadap manusia menuju ke arah yang lebih baik.

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. sitematis ke arah perubahan tingkah laku menuju kedewasaan peserta didik.

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan analisis refleksi terhadap tindakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. nasional, biologi merupakan mata pelajaran yang mewajibkan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. edukatif untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Melalui proses pengajaran siswa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:

AGUNG SUPRIYANTO A Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL. Oleh : ENGRIPIN Dosen FKIP Universitas Palangka Raya

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja

Surakarta, Indonesia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. membangun sebuah peradaban suatu bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi

Transkripsi:

1 KONSEP DASAR BELAJAR AKTIF DAN CONTOH MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF Nama : Azaliyatul Jannah NIM : 152071200012 Prodi/SMT : PGMI A1/V Email : Azaliajannah@gmail.com Ringkasan : Pembelajaran merupakan proses interaksi yang ditandai adanya keseimbangan antara peserta didik dengan tenaga pendidik. Peristiwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik secara aktif berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur oleh guru. Tugas utama guru adalah membelajarkan peserta didik, yaitu mengkondisikan peserta. didik agar belajar aktif, sehingga potensi dirinya (kognitif, afektif, dan psikomotor) dapat berkembang dengan maksimal. Sedangkan, konsep belajar aktif didefinisikan sebagai suatu kegiatan pembelajaran yang melibatkan seluruh panca indra, dimana berpusat pada keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Agar pelaksanaan proses pembelajaran efektif pendidik perlu melakukan inovasi, untuk itu pendidik dituntut untuk mengetahui beberapa model pembelajaran supaya kegiatan pembelajaran lebih bervariasi dan tidak monoton. Model pembelajaran harus melibatkan peserta didik secara aktif selama proses pembelajaran, dimana harus dipilih sesuai dengan karakteristik peserta didik itu sendiri. A. Konsep Dasar Belajar Aktif (Active Learning) Dalam memenuhi kebutuhan kompetensi adab 21, UU Sisdiknas memberikan arahan yang jelas, bahwa tujuan pendidikan harus dicapai salah satunya melalui penerapan kurikulum berbasis kompetensi. 1 Kata active diadopsi dari bahasa Inggris yang artinya aktif, gesit, giat, bersemangat, sedangkan learning berasal dari kata learn yang artinya mempelajari. Dari kedua kata 1 Nurdyansyah, N., & Andiek Widodo, Menegemen Sekolah Berbasis ICT, (Sidoarjo : Nizamia Learning Center, 2015), 84

2 tersebut yaitu active dan learning dapat diartikan mempelajari sesuatu dengan aktif atau bersemangat dalam hal belajar. 2 Active learning adalah sebuah usaha dalam kegiatan pembelajaran yang mencoba membangun keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran dimana menekankan keterlibatan seluruh indra. Kegiatan pembelajran dilakukan dengan banyak memberi tugas, memperlajari gagasan dan memecahkan masalah yang diberikan untuk memaksimalkan otak untuk menerapkan apa saja yang dipelajarinya. Untuk itu selama proses pembelajaran berlangsung peserta didik mengikuti pembelajaran dengan menyenangkan, penuh semangat. Jadi pembelajaran belajar aktif adalah sebuah proses pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa selama proses pembelajaran yang tidak hanya di tekankan pada proses cerama dan mencatat. 3 Konsep active learning atau cara belajar aktif dapat diartikan sebagai aturan pembelajaran yang mengarah pada pengoptimalisasian pelibatan intelektual dan emosional siswa dalam proses pembelajaran, diarahkan untuk membelajarkan siswa bagaimana belajar memperoleh dan memproses belajarnya tentang pengetahuan keterampilan, sikap dan nilai. 4 Dari uraian diatas, dapat dijelaskan bahwa pembelajaran Active Learning pada dasarnya merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada keaktifan dan partisipasi peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, pada model pembelajaran ini peran pendidik atau guru tidak begitu dominan untuk menguasai proses pembelajaran, justru hanya berperan sebagai (fasilitator) untuk memberi kemudahan bagi peserta didik dengan merangsang keaktifannya dalam segi fisik, mental, social, emosional, dan sebagainya. 5 Tugas pendidik bukan hanya untuk menyampaikan materi saja selama proses pembelajaran, namun juga mampu menciptakan kondisi sebagaimana mestinya agar selama proses pembelajaran peserta didik dapat terkondisikan dengan baik untuk mendapatkan materi yang dipelajarinya sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan sebelumnya. 2 Dimyati, M. Dilema Pendidikan Ilmu Pengetahuan. Cet.1. (Malang: Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan Indonesia Cabang Malang bekerjasama dengan Prodi tep PPS Universitas Negeri Malang, 2001). 3. 3 Nurdyansyah, N., & Andiek Widodo, Inovasi Teknologi Pembelajaran, (Sidoarjo : Nizamia Learning Center, 2015), 70 4 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), 115. 5 Ahmad Rohani, HM, Pengelolaan Pengajaran (Jakarta: Asdimahasatya, 2004), 61-62.

3 Karna peserta didik berperan sebagai subjek belajar selama proses pembelajaran di kelas, maka yang aktif dalam model pembelajaran ini adalah peserta didik. Peserta didik diberikan kesempatasn untuk mencari dan menemukan sendiri apa saja yang akan dipelajarinya, juga berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan keterampilan yang dimilikinya. Jadi pendidik tidak harus selalu menentukan lebih dahulu materi pembelajaran apa yang harus dipelajari peserta didik, namun disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, jadi materi pembelajaran ditentukan bersama-sama dengan pendidik dan peserta didik. Sedangkan menurut teori pembelajaran belajar aktif, aspek kongnitif peserta didik terbentuk dengan proses persepsinya dan tanggapannya untuk berbagai informasi-informasi yang diterimanya melalui indra yang dimilikinya. Adapun beberapa ciri-ciri yang harus tampak dalam proses belajar aktif (active learning), yaitu: 6 1. Situasi tetap terkendali meskipun selama proses pembelajaran berlangsung peserta didik ditantang untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara bebas. Bebas menentukan materi yang akan dipelajari dengan mempertimbangkan kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dimana ditentukan secara bersama-sama. 2. Pendidik lebih banyak memberi rangsangan berfikir pada peserta didik untuk memecahkan masalah yang telah diberikan, dengan begitu pendidik tidak begitu mendominasi selama kegiatan pembelajaran namun siswa sendiri yang selalu aktif mencari, sehingga pembelajaran akan lebih mudah diserap. 3. Kegaiatan pembelajaran berlangsung secara bervariasi, disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Karna pembelajaran yang bervariasi tidak akan membuat peserta didik merasa bosan, terlebih melibatkannya secara langsung. 4. Keberanian peserta didik untuk mengajukan pendapat-pendapatnya melalui pertanyaan atau pernyataan yang sengaja dirangsang oleh pendidik untuk melatih kepercayaan diri peserta didik. Selama kegiatan pembelajaran didalam kelas tentunya menggunakan berbagai macam pendekatan, metode, strategi apalagu seorang pendidik dituntut untuk selalu berinovasi yang 6 Melvin L., Silbermen, Active Learning : 101 Strategies to Teach Any Subject, (Jakarta: Yapendis, 1996), 40

4 peka akan perubahan-perubahan social budaya pada suatu daerahnya masing-masing. Seorang pendidik wajib paham tentang hal tersebut karna sebaik apapun proses pembelajaran dan sebagus apapun pendekatan, strategi, metode yang digunakan namun tidak sesuai dengan perkembangan zaman maka berdampak akan berkurangnya subtansi pemahaman peserta didik tentang materi apapun yang akan disampaikan nantinya. Adapun sepuluh metode untuk membangun partisipasi peserta didik selama proses pembelajaran: (a) Diskusi terbuka, (b) kartu-kartu respon, (c) polling, (d) diskusi kelompok kecil, (e) partner belajar, (f) whips, (g) panel, (h) next speech, (i) fishbowl, (j) game (ice breaking). Sedangkan sepuluh strategi yang bisa digunakan untuk membentuk kelompokkelompok: (a) mengelompokan kartu, (b) teka-teki, (c) menemukan teman-teman atau keluarga fiksi yang terkenal, (d) tanda pengenal nama, (e) hari kelahiran, (f) kartu permainan, (g) menulis nomor, (h) selera permen, (i) pilihlah hal-hal yang serupa, (j) materi peserta. 7 B. Contoh Model Pembelajaran Inovatif 1. Ceramah Ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini tidak senantiasa jelek bila penggunaannya dipersiapkan dengan baik, didukung dengan alat dan media, sera memperhatikan batas-batas penggunaannya. Metode ceramah lebih baik dikombinasikan dengan metode yang lainnya agar lebih bervariasi. Karna ceramah dilakukan dengan dengan ditujukan sebagai perangsang terjadinya kegiatan yang partisipatif curah pendapat, penugasan, studi kasus, dll. 8 Selain itu metode ceramah yang dimaksudkan ialah ceramah yang cenderung lebih interaktif yang melibatkan langsung peserta didik selama pembelajaran melalui adanya tanggapan balik atau perbandingan pendapat melalui pengalaman-pengalaman peserta didik. Metode ceramah yang jika dikombinasikan akan memberikan pengetahuan yang lebih mendalam jadi pembelajaran akan lebih muda dan efektif. Selain itu peserta didik juga mendapatkan tiga modalitas belajar (visual, auditori, dan kinestetik) sehingga masingmasing peserta didik dapat memaksimalkan potensi yang dimilikinya dengan baik. Jadi akan 7 Nurdyansyah, N., & Andiek Widodo, Inovasi Teknologi Pembelajaran, (Sidoarjo : Nizamia Learning Center, 2015), 71 8 Munir,. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. (Bandung: Alfabeta 2008)

5 lebih efektif karna dapat menimbulkan keaktifan peserta didik karna jika begitu tidak hanya auditorial yang dapat menangkap pesan yang disampaikan pendidik (mendengar) namun juga tipe visual dapat menangkap melalui tampilan LCD dan untuk tipe kinestetik juga akan mendapat peran dalam implementasi kartu plan. 2. Diskusi umum Metode Pembelajaran Diskusi Umum - Metode ini bertujuan untuk tukar menukar gagasan, pemikiran, informasi/pengalaman diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan pokok-pokok pikiran (gagasan, kesimpulan). 9 Jadi selama proses pembelajaran peserta didik mengutarakan pemikirannya melalui masalah yang diberikan oleh pendidik untuk diskusi secara bersama dengan teman-teman yang lain untuk mencapai kesepakatan. Jadi peserta didik dapat beradu argument dengan peserta didik yang lain, kemudian dari kesepakatan ini akan ditulis untuk kemudian di diskusikan. Kelebihan dari Metode Diskusi ialah suasana kelas akan lebih hidup, karna peserta didik dapat mengarahkan seluruh pikiran dan perhatiannya untuk masalah yang di diskusikan, sehingga dapat menaikan prestasi kepribadian peserta didik (sikap toleransi, demokrasi, berpikir kritis, sistematis, sabar, dll) Adapun kelemahan-kelemahan dari Metode Diskusi Membutuhkan banyak waktu, karena banyaknya perbedaan sudut pandang yang nanti akan diutarakan peserta didik, terlebih dalam proses diskusi menghendaki pembuktian logis yang tidak lepas dari fakta yang ada. Juga peserta didik yang menonjol tentu saja akan aktif selama diskusi berlangsung memungkinkan peserta didik yang lemah akan pasif. 3. Curah pendapat Metode curah pendapat (Brainstorming) adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman, dari semua peserta. 10 Jadi dalam metode ini pendidik hanya memberikan masalah yang nantinya akan dijawab peserta didik melalui pernyataan pendapat yang didapatnya melalui pengalamanpengalaman sebelumnya. Sehingga dalam proses pembelajaran mendapatkan banyak ide atau gagasan-gagasan dari peserta didik dalam waktu yang relative singkat. 9 Nurdyansyah, N., & Andiek Widodo, Inovasi Teknologi.., 72 10 Ibid.,

6 Berbeda dengan diskusi karna dalam metode curah pendapat ini ide atau gagasan peserta didik tidak untuk ditanggapi oleh peserta didik yang lain, sedangkan untuk metode diskusi gagasan-gagasan dari peserta didik dapat ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta didik yang lainnya. Metode pembelajaran curah pendapat bertujuan untuk membuat kumpulan pendapat peserta didik baik berupa informasi atau pengalaman yang dikemukakannya baik yang sama atau berbeda untuk hasil yang akan menjadi peta gagasan (maid map). 11 4. Diskusi kelompok Pengertian diskusi kelompok adalah pembahasan suatu topic dengan cara tukar pikiran atara dua orang atau lebih, dalam kelompok-kelompok kecil yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. 12 Penggunaan metode ini bertujuan untuk mengembangkan kesamaan pendapat peserta didik atau kesepakatan untuk mencari suatu rumusan terbaik untuk menyelesaikan suatu persoalan yang sebelumnya diberikan pendidik. Jadi dalam pengunaan metode diskusi kelompok ini dapat membangun suasana dimana peserta didik dapat saling menghargai pendapat-pendapat yang lain, juga dapat meningkatkan prestasi peserta didik yang masih pasif sehingga aktif untuk menanggapi agar mencapai diskusi yang lebih luas. Adapun keunggulan dalam pengunaan metode ini ialah dapat melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar mengajar, karna setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan bahan pelajarannya masing-masing. Jadi selama diskusi peserta didik dapat mengembangkan cara berfikir mereka dan juga dapat bersikap ilmiah. Sedangkan kelemahan mengunakan metode ini ialah diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang tidak singkat maka tidak akan efektif, jadi tidak semua topic dapat dijadikan permasalahan yang tepat untuk didiskusikan. Jalannya diskusi juga bisa di dominasi oleh peserta didik yang menonjol sedangkan yang lainnya hanya kan pasif. 5. Bermain peran Pada prinsipnya metode bermain peran ini untuk menujukan peran yang ada dalam kehidupan nyata yang diperankan dalam suatu pertunjukan peran dimana dilakukan 11 Buchari, Alma, Guru professional,(bandung: Alfa Beta, 2008), 85 12 Nurdyansyah, N., & Andiek Widodo, Inovasi Teknologi..,73

7 didalam kelas atau pada pertemuan, yang selanjutnya dapat dijadikan bahan refleksi sehingga peserta didik dapat memberikan penilaian tersendiri. 13 Alasan diterapkannya metode pembelajaran bermain peran dalam kegiatan belajar mengajar adalah untuk penanaman dan pengembangan konsep, nilai, moral, serta norma. Hal ini dapat dicapai bila para peserta didik secara langsung bekerja dan melakukan interaksi satu sama lainnya dan melakukan pemecahan masalah melalui peragaan. Oleh karena itu, metode ini mampu menghasilkan suatu pengalaman yang berharga bagi para peserta didik. Karna dari metode bermain peran ini peserta didik dapat menilai kelebihan dan kelemahan masing-masing dari peran tersebut, peserta didik juga dapat memberikan saran yang membangun untuk dapat mengembangkan peran tersebut. Jadi metode ini menekankan pada masalah yang diangkat melalui peran yang dimainkan, bukan pada permasalahan kemampuan para pemain selama pertunjukan berlangsung. 6. Simulasi Metode simulasi merupakan bentuk metode praktek yang bersifat untuk mengembangkan keterampilan peserta didik (keterampilan mental maupun fisik/teknis). 14 Metode pembelajaran ini memberikan penyajian berupa belajar mengunakan situasi maupun proses yang nyata, dimana proses memindahkan suatu situasi untuk melakukan praktek didalam suatu sitausi yang sesungguhnya. Dalam pembelajaran ini siswa aktif terlibat secara langsung dalam melakukan interaksi pada lingkungan sekitarnya., sehingga penerapan pengetahuan yang telah didapatnya sebelumnya dapat tersimulasi (partekan) dengan baik selama proses pembelajaran. Jadi metode ini memungkinkan situasi yang dihadapi kedalam keadaan yang sebenarbenarnya. Dalam metode ini terdapat kesamaan dengan metode bermain peran, tetapi dalam metode simulasi ini peserta didik lebih banyak berperan sebagaidirinya sendiri saat melakukan suatu kegaiatan yang benar-benar dilakukannya, bukan menjadi bentuk dari orang lain yang bukan dirinya. 7. Sandiwara Metode sandiwara ialah memindahkan sepeninggal cerita yang menyerupai kisah nyata atau situasi sehari-hari kedalam suatu pertunjukan. 15 13 Ibid., 14 Nurdyansyah, N., & Andiek Widodo, Inovasi Teknologi..,76

8 Proses pembelajaran Sandiwara di sekolah pada dasarnya seperti sama seperti praktek teater profesional. Ia juga adalah proses mematerialisasikan gagasan-gagasan. Hanya saja, secara khusus ia ditujukan untuk membelajarkan siswa untul mengkomunikasikan gagasangagasannya itu kepada penonton. Di sinilah letak pergeseran tujuannya. Yaitu, bahwa penekanannya, justru pada pembelajaran. Jadi pengunaan metode ini bertujuan untuk mengembangkan diskusi dan analisis kasus yang diperankan/dipertunjukan. Tujuannya sebagai media untuk menunjukan berbagai permasalahan-permasalahan dari topik yang diangkat sebagai bahan untuk merefleksikan dan menganalsisi solusi permasalahan. 8. Demostrasi Demonstrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta didik dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. 16 Jadi metode demonstrasi merupakan metode praktek langsung yang diperagakan oleh peserta didik. Karnanya metode ini dapat di bagi menjadi dua tujuan, yakni: demonstrasi proses untuk memahami langkah demi langkah; dan demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses. Metode demonstrasi ini mampu mengembangkan pengalaman belajar melalui melihat, mendengarkan, dan diikuti dengan cara meniru pekerjaan yang didemonstrasikan. Pada umumnya setelah proses pembelajaran dengan mengunakan metode demonstrasi ini dilakukan dilanjutkan dengan praktek oleh peserta didi sendiri. Jadi sebagai hasilnya peserta didik mendapatkan pengalaman belajarnya melalui tahap melihat, melakukan, dan merasakan langsung. Adapun tujuan metode ini ialah untuk merangsang penglihatan, pendengaran, dan perasaan melalui pinuran model, yang mana dapat memberikan pengalaman langsung pada peserta didik. Maka dengan metode demonstrasi yang juga dikombinasikan dengan praktek akan membuat rana keterampilan peserta didik berubah. 9. Praktek lapangan Metode praktik lapangan bertujuan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan peserta dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya. Kegiatan ini dilakukan di lapangan, yang bisa berarti di tempat kerja, maupun di masyarakat. 17 15 Ibid., 16 Nurdyansyah, N., & Andiek Widodo, Inovasi Teknologi..,78

didik. 18 Metode permainan ini sangat bermanfaat bagi perkembangan dan peningkatan 9 Jadi dalam proses pembelajarannya metode ini ialah mempelajari langsung pada objek yang sebenarnya, maka pembelajaran demikian akan terasa nyata. Jadi selama proses pembelajaran berlangsung kebanyakan aktifitas terjadi luar kelas atau di luar sekolah, pembelajaran yang seperti ini akan memberikan pengalaman langsung pada peserta didik karena memiliki arti yang sangat penting bagi perkembangan mereka, sehingga selama pembelajaran langsung akan memungkinkan materi yang disampikan akan semakin kongkrit dan terlihat nyata karena dengan begitu peserta didik tidak akan salah persepsi dari pembahasan materi yang diajarkan, yang berarti pembelajaran akan lebih efektif. Keunggulan dari metode ini adalah pengalaman nyata yang diperoleh bisa langsung dirasakan oleh peserta, sehingga dapat memicu kemampuan peserta dalam mengembangkan kemampuannya. Sifat metode praktek adalah pengembangan keterampilan. 10. Permainan Permainan (games), popular dengan berbagai sebutan anatar lain pemanasan (icebreaker) atau penyegaran (energizer). Arti harfiah ice-breaker adalah pemecah es. Jadi, arti pemanasan dalam proses belajar adalah pemecahan situasi kebekuan fikiran dan fisik peserta motivasi, kinerja, dan peserta didik dalam menyelesaikan tugas. Jadi aktifitas yang dilakukan selama proses pembelajaran peserta didik diberikan kesempatan untuk mencari kesenangan yang dapat membentuk proses kepribadian anak dan membantu peserta didik untuk mencapai perkembangan fisik, intelektual, social, moral dan emosionalnya. Permainan ini juga dapat membangun Susana belajar yang penuh semangat jadi selama proses pembelajaran tidak monoton. Karakteristik permainan ini adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan juga serius namun tetap santai. Permainan ini dapat mengubah suasana pembelajaran dimana sebelumnya pasif berubah aktif, dari kaku menjadi akrab, jenuh menjadi riang. Tujuan dalam metode pembelajaran ini ialah mencapai pembelajaran secara efesien dan efektifan dalam suasana gembira meskipun materi yang dipelajari cenderung sulit dan 17 Ibid., 18 Nurdyansyah, N., & Andiek Widodo, Inovasi Teknologi..,80

10 berat. Jadi metode permainan ini tidak seharusnya hanya digunakan untuk sekedar mengisi waktu luang namun sebaliknya permainan digunakan sebagai bagian dari proses belajar.

11 Daftar Pustaka Ahmad Rohani, HM, 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Asdimahasatya. Buchari, Alma, 2008. Guru professional, Bandung: Alfa Beta. Dimyati dan Mujiono, 1996. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Melvin L. Silbermen, 1996, Active Learning : 101 Strategies to Teach Any Subject, Jakarta: Yapendis. M Dimyanti. 2001. Dilema Pendidikan Ilmu Pengetahuan. Cet.1. Malang: Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan Indonesia Cabang Malang bekerjasama dengan Prodi tep PPS Universitas Negeri Malang. Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta Nurdyansyah, N., & Andiek Widodo. 2015. Menegemen Sekolah Berbasis ICT, Sidoarjo : Nizamia Learning Center. Nurdyansyah, N., & Widodo, Andiek. 2015. Inovasi Teknologi Pembelajaran, Sidoarjo: Nizamia Learning Center