BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu Penelitian Penelitian dilakukan di areal kebun percobaan kampus STIPAP Medan, Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan Selama 6 bulan yaitu mulai dari bulan Maret hingga bulan Agustus 2016. 3.2 Alat dan Bahan 1. Alat yang digunakan Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ayakan tanah, timbangan ukuran 20 kg, polibeg ukuran 30x35 cm, cangkol, botol plastik, gembor, jarring, bambu, ember, meteran dan alat-alat lainnya yang mendukung dalam pelaksanaan penelitian ini. 2. Bahan yang digunakan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bibit kelapa sawit berumur 3 bulan yang diambil dari PPKS, tanah sub soil, tanah kompos,kompos Tea yang saya buat sendiri danpupuk organik cair 34 dari PPKSyaitu pupuk organik yang mengandung unsur hara makro dan mikro seperti: Nitrogen, kalium, dan pospat, Cu, Mn,Zn,Fe, B dan juga mengandung mikroba menambat N dan mikroba pelarut P, serta hormon-hormon pertumbuhan yang sangat penting bagi tanaman. 3.3 Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor yaitu: Faktor 1, pupuk organik cair 34; C0 : tanpa perlakuan pupuk organik cair C1 : 10 ml pupuk organik cair/ bibit C2 : 20 ml pupuk ogranik cair/ bibit C3 : 30 ml pupuk organik cair/ bibit 13
Faktor 2, kompos tea ; T0 : tanpa perlakuan kompos tea T1 : 50 mlkompos tea/bibit T2 : 100 ml kompos tea/bibit Dengan 3 x ulangan, jumlah tanaman adalah : 12 x 3 = 36, tanaman cadangan 1 per masing-masing perlakuan, sehingga tanaman keseluruhan adalahnya adalah 48 bibit, segingga di peroleh kombinasi perlakuan sebagai berikut : C0T0 C1T0 C2T0 C3T0 C0T1 C1T1 C2T1 C3T1 C0T2 C1T2 C2T2 C3T2 Yijk = µ+ρi+αj+βk+(αβ)jk+εijk Yijk : Hasil pengamatan untuk ulangan ke-i dengan perlakuan pemberian pupuk organik cair ke-j, dan perlakuan kompos Tea taraf ke-k. µ : Nilai tengah perlakuan ρi : Pengaruh blok ke-i αj : Pengaruh perlakuan pupuk organik cair pada taraf ke-j βk : Pengaruh perlakuan kompos Tea pada taraf ke-k (αβ)jk : Pengaruh interaksi pupuk organik cair pada taraf ke-j dan perlakuan kompos Tea pada taraf ke-k Εijk : Galat pada blok ke-i yang mendapat perlakuan pupuk organik cair taraf ke-j, perlakuan kompos Tea taraf ke-k. 3.4 Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan areal penelitian Areal penelitian yang dipilih berada di Kampus Medan. Hal hal yang di lakukan pada tahapan persiapan areal ini adalah mengukur tempat yang akan di jadikan areal penelitian dengan kemudian membersihkan dan meratakan areal. 14
b. Membuat blok batu Blok batu dibuat sebagai tempat dudukan ember yang nantinya akan berisi polibeg bibit kelapa sawit dan bertujuan agar bibit kelihatan lebih tinggi, dan agar air yang di serap oleh tenaman tidak langsung jatuh ketanah tetapi tertampung di dalam ember. c. Pembuatan pagar bamboo Pembuatan pagar bambu dimulai dari pemasangan tiang bambu dengan tinggi 1,5 meter dengan jarak antar tiang 3 meter, kemudian pemasangan jaring mengelilingi areal pembibitan dengan cara diikatkan di tiang bambu yang telah dipasang sebelumnya. d. Persiapan media tanam Media tanam yang digunakan adalah tanah sub soil dan di campur dengan kompos, tanah yang telah di persiapkan lalu dimasukan kedalam polibeg dengan diameter 25 cm dan tinggi 30 cm, di isi dengan tanah sub soil sebanya 10kg. e. Menyusun polibeg di blok batu Setelah semua polybag diisi dengan tanah dan di berikan pupuk dasar, maka polybag di susun di dalam ember lalu kemudian di tata di atas blok batu. f. Penanaman bibit Penanaman bibit dibantu dengan menggunakan alat khusus yaitu bor tanah untuk membuat lubang tanam.kedalaman lubang di sesuaikan dengan ukuran polybag kecil.bibit dimasukan kedalam lubang kemudian di tambahkan tanah untuk menutup lubang hingga ke batasleher akar. g. Aplikasi pupuk organik cair dan kompos the 1. Pupuk organik cair Pupuk organik cair di aplikasikan setiap 2 Minggu sekali dengan 4 perlakuan dosis yaitu: C0 : tanpa perlakuan pupuk organik cair C1 : 10 ml pupuk organik cair/ bibit C2 : 20 ml pupuk ogranik cair/ bibit C3 : 30 ml pupuk organik cair/ bibit 15
2. Kompos Tea Kompos Tea di aplikasikan setiap 2 minggu sekali bersamaan dengan pengaplikasian pupuk organik cair dengan 3 perlakuan dosis yaitu: T0 : tanpa perlakuan kompos the T1 : 50 mlkompos the/bibit T2 : 100 ml kompos the/bibit 3. Cara pembuatan kompos tea - Alat dan Bahan a. Ember bekas ukuran 25 kg b. 2 set pompa akuarium c. Batu apung d. Kain muslin/nilon untuk 1 kg kompos e. Blender f. Kompos matang yang berkualitas tinggi g. Perut ikan h. Air kolam atau sumur ( jangan menggunakan air PAM) - Prosedur kerja a. Persiapkan ember untuk tempat membuat kompos tea dengan membuat lubang pada sisi ember yang tujuannya untuk memasukan selang pompa b. Persiapkan pompa serta batu apungnya. Batu apung yang satu diletakan pada cairan diluar, sedangkan batu apung yang satunya di letakan didalam kantung yang berisi kompos yang akan di ekstrak c. Masukan air kolam atau sumur sebanya 5 l d. Blender perut ikan hingga halus, kemudian masukan kedalam ember e. Aduk hingga tercampur secara merata f. Tambahkan lagi air sumur hingga mencapai 15 l g. Masukan kompos yang akan di ekstrak dalam kain nylon, masukan batu apung berikut selang pompanya. Tutup kantong tanpa membuat selang terjepit atau terlipat karna proses aerasi akan menjadi terhambat. h. Rendam kantong yang berisi kompos i. Pasang pompa selama 12-15 jam 16
j. Amati apakah ada gelembung udara, dan apakah aroma dari kompos tea dan apakah warna dari kompos tea. 4. Penyiraman Penyiraman bibit kelapa sawit di lakukan setiap hari pada pagi hari dan sore hari dengan menggunakan gembor. 5. Penyiangan Gulma Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan mencabut gulma yang ada di dalam polibag dan sekitar ember, penyiangan dilakukan disesuaikan dengan kondisi gulma yang ada di lapangan. 3.5 Parameter Pengamatan 1. Tinggi Tanaman (cm) Pengukuran tinggi tanaman di lakukan setiap 2 minggu sekali, dan pengukuran dilakukan mulai dari ujung daun tertinggi hingga bonggol batang. 2. Lilit Batang (cm) Pengukuran lilit batang dilakukan 2 minggu sekali,pengukuran di lakukan tepat pada bonggol batang. 3. Jumlah Daun ( helai) Perhitungan jumlah daun di hitung setiap 2 minggu sekali, dan perhitungan daun dilihat setelah daun tersebut telah terbuka. 4. Berat Basah dan Berat Kering Pengukuran dilakukan di akhir penelitian, seluruh bibit di bingkar, lalu akar dibersihkan dan di cuci untuk menghilangkan seluruh tanah, lalu bibit di jemur, lalu bibit di timbang secara utuh, lalu di oven selama 24 jam dengan suhu 100 derajat C dan kemudian di timbang kembali untuk mengetahui berat kering dari bibit tersebut. 5. Analisa Unsur Hara P Analisa unsur hara P di lakukan pada akhir penelitian, yang dilakukan setelah tanaman tersebut di bongkat lalu di ukur berat basahnya lalu dibawa kelaboratorium untuk menganalisa brapa persen serapan unsure hara p yang ada pada pembibitan tersebut. 17