I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era-modernisasi negara Indonesia pada saat ini sudah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orang dengan orang lain, yang berfungsi dalam interaksi dengan cara-cara yang

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pola perilaku konsumsi masyarakat. Globalisasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. maupun elektronik, maka telah menciptakan suatu gaya hidup bagi masyarakat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam alat teknologi seperti televisi, koran, majalah, dan telepon.

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan. Masyarakat dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. gaya berbusana, atau fashion secara etimologis fashion berasal dari bahasa Latin

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

I. PENDAHULUAN. proses interaksi sosial. Soekanto (2009:55) menyatakan bahwa, Interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keadaan modern (modernitas) adalah berkaitan dengan suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Masa remaja merupakan masa untuk mencari identitas/ jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan pola kehidupan masyarakat yang mulai berkembang sejak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang akan

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian Jejaring Informasi Garage Sale di Kalangan Kaum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perempuan pada dasarnya mempunyai keinginan untuk dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk individu mengarah kepada karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak

BAB I PENDAHULUAN. elektronik, seperti televisi, internet dan alat-alat komunikasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakses informasi melalui media cetak, TV, internet, gadget dan lainnya.

I. PENDAHULUAN. Pola hidup mengacu pada cara-cara bagaimana menjalani hidup dengan cara yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Sarlito (2013) batasan umum usia remaja adalah tahun

METODE PENELITIAN. yaitu berupa data yang dinyatakan secara tertulis dan perilaku yang. pendapat Straus dan Corbin (2003:5) yang mengemukakan bahwa :

BAB IV PENUTUP. dalam hal ini yaitu kota Yogyakarta bertujuan untuk melihat pola-pola yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman saat ini telah banyak mempengaruhi seseorang dalam

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi di bidang komunikasi semakin maju pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Mereka sangat memperhatikan penampilan selain menunjukan jati diri ataupun

BAB I PENDAHULUAN. diakses dalam hitungan detik, tidak terkecuali dengan perkembangan dunia fashion yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai calon-calon intelektual yang bersemangat, penuh dedikasi, enerjik, kritis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini sangat mudah sekali mencari barang-barang yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. akademis dengan belajar, yang berguna bagi nusa dan bangsa di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja pun kehidupan untuk berkumpul bersama teman-teman tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dibidang fashion semakin meningkat. Gaya hidup berbelanja. hanya bagi perempuan saja, laki-laki bahkan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan termasuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015 PENGARUH TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) TERHADAP GAYA HIDUP HEDONISME DIKALANGAN PELAJAR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang modern memberi pengaruh terhadap perilaku membeli

BAB I PENDAHULUAN. Ini bisa dilihat dengan begitu maraknya shopping mall atau pusat

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KERANGKA TEORI. Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan dari budaya terhadap perilaku konsumen adalah, budaya digunakan sebagai

PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL PATH SEBAGAI SARANA PENGAKUAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan persoalan akses informasi dan dunia internet. Online shopping merupakan

I. PENDAHULUAN. adil atau tidak adil, mengungkap perasaan dan sentimen-sentimen kolektif

BAB 1 PENDAHULUAN. ide baru untuk menemukan cara-cara baru untuk melihat masalah dan

BAB I PEMBUKAAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan globalisasi memberi pengaruh pada masyarakat Indonesia, salah satu

BAB II LANDASAN TEORI. (1994) sebagai orang yang memiliki uang untuk dibelanjakan dan tinggal di kota

2014 PERILAKU KONSUMEN MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan

BAB I PENDAHULUAN. luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis. Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia

TINJAUAN PUSTAKA. memberikan pengertian motif dan motivasi yaitu, Motivasi adalah kata kerja yang artinya mendorong. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan tingkat pendapatan yang semakin meningkat, akan sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. dilakukan oleh masyarakat. Belanja yang awalnya merupakan real need atau

TEORI PENELITIAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan cara pandang dan persepsi konsumen Indonesia tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Universitas Negeri Medan sebagai lembaga pendidikan tinggi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tentunya. Salah satu dampak negatif dari era globalisasi adalah munculnya gaya

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam memprediksikan perilaku pembelian konsumen terhadap suatu

BAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan sesuatu yang akan membantu dan menunjang kehidupannya,

BAB I PENDAHULUAN. keramahtamahannya. Banyak orang dari berbagai daerah di Indonesia yang merantau

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perubahan dalam gaya hidup. Kehidupan yang semakin modern menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan

BAB III KAUM MUDA PARUH WAKTU DAN GAYA HIDUP MODERN. banyak kaum muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa bekerja paruh waktu dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah merambah cepat ke seluruh pelosok dunia, tak

BAB I PENDAHULUAN. khalayak luas dengan menggunakan saluran-saluran komunukasi ini.

BAB I PENDAHULUAN. besarnya tingkat konsumsi masyarakat sehingga menimbulkan penambahan dari sisi

ini menjadi tantangan bagi perusahaan karena persaingan semakin ketat dan Persaingan antar produsen ini juga terjadi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan media teknologi komunikasi di Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan daya beli masyarakat Indonesia saat ini sangat pesat.

Jurnal SPIRITS, Vol.5, No.2, Mei ISSN:

PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI BARANG ONLINE SHOP PADA MAHASISWA DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh

Pertama-tama izinkanlah, saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan anda untuk membaca buku ini. Mudah-mudahan ucapan ini bukan sekadar basa-basi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. up, dan lainnya. Selain model dan warna yang menarik, harga produk fashion

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era-modernisasi negara Indonesia pada saat ini sudah mencapai tahap pemikiran yang sangat modern. Pada konteks sejarah manusia, tercatat beberapa kali telah terjadi perubahan sosial yang besar. Perubahan-perubahan tersebut telah berhasil membentuk kembali sejarah peradaban manusia dan kebudayaan baru manusia, yang tentunya relatif berkembang dari tahun ketahun. Perubahan manusia menuju ke arah masyarakat yang lebih maju disebut modernisasi. Arti kata modernisasi dengan kata dasar modern berasal dari bahasa Latin modernus yang di bentuk kata modo dan ernus. Modo berarti cara dan ernus menunjukan pada adanya periode waktu di masa kini (Maryati dan Suryawat, 2006:33). Modernisasi dapat pula diartikan sebagai perubahan dari masyarakat yang sifatnya tradisional menuju ke masyarakat yang modern. Jadi, modernisasi merupakan suatu proses perubahan dan perbaikan sosial masyarakat yang sedang atau ingin memperbaharui dirinya dan berusaha untuk mendapatkan krakteristik yang di miliki oleh masyarakat modern.

2 Modernisasi merupakan suatu siklus perubahan yang dimana dalam setiap tahun ketahun mengalami perubahan yang lebih besar dari tahun sebelumnya. Modernisasi ini dikarenakan adanya pertukaran kebudayaan dari negara lain ke negara kita maupun negara kita ke negara lain, yang dimana kedua negara tersebut satu sama lainnya saling menerima perubahan. Namun masih ada juga negara yang belum bisa menerima dengan adanya perubahan-perubahan baru tersebut dikarenakan masih ingin mempertahankan adat istiadat atau kebudayaan yang lama. Di Indonesia, istilah dari modernisasi seringkali disalahartikan. Masyarakat terkadang cenderung mengartikan modernisasi ini sebagai westernisasi. (Maryati dan Suryawat, 2006:33), Westernisasi berasal dari kata west yang berarti barat, yang berarti pembaratan yaitu meniru perilaku seperti orang-orang di negara barat. Westrenisasi dapat membuat seseorang secara tidak sadar mulai kehilangan rasa nasionalimenya, dengan meniru atau melakukan aktifitas kesehariannya bersifat kebarat-baratan. Pada saat ini yang cenderung mudah terpengaruhi oleh westernisasi adalah kaum remaja, karena di masa ini kaum remaja mengalami masa transisi yaitu masa yang dimana mereka sedang gencar-gencarnya mencari jati diri dan menggali potensi dari dalam diri mereka yang belum teraplikasi dengan baik, sehingga timbul adanya rasa antusias keingintahuan mereka sangat besar dan menjadikan mereka sangat

3 mudah dipengaruhi oleh berbagai hal termasuk, budaya yang datang dari luar dan hampir sebagian budaya tersebut membawa dampak negatif bagi remaja. Dengan semakin canggihnya teknologi dan komunikasi yang berkembang, budaya dari luar dapat dengan mudah masuk ke Indonesia secara cepat dan mempengaruhi masyarakat. Banyak remaja Indonesia mencari tahu perkembangan dunia luar tersebut dengan melalui media cetak, media massa, media elektronik, maupun jejaring sosial seperti : facebook, twitter, friendster, youtube dan lain-lain tanpa adanya pengawasan dari orangtua. Menurut Hurlock (dalam Dipenogoro, 2004:36) remaja memiliki karakteristik yang spesifik antara lain merupakan masa (a) transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, (b) periode yang penuh dengan berbagai perubahan, (c) usia yang banyak mengalami masalah, (d) pencarian jati diri, (e) pengembangan sikap realistis dan (f) penuh harapan dan idealis. Menurut Sofyan (2010:23) mengungkapkan bahwa : Remaja adalah usia transisi. Seorang individu, telah meninggalkan usia kanak-kanak yang lemah dan penuh kebargantungan, akan tetapi belum mampu ke usia yang kuat dan penuh tanggung jawab, baik baik terhadap dirinya maupun terhadap masyarakat. Banyaknya masa transisi ini bergantung pada keadaan dan tingkat sosial masyarakat dimana iahidup.semakin maju masyarakat semakin panjang usia remaja, karna ia harus mempersiapkan diri untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat yang banyak syarat dan tuntutanya.

4 Telah tampak adanya perbedaan nilai pada remaja di zaman sekarang bila dibandingkan dengan remaja pada generasi sebelumnya. Perbedaan-perbedaan tersebut telah tampak dalam kecenderungan perilaku pada remaja zaman sekarang dihadapkan dengan gaya hidup hedonis yang merupakan salah satu bentuk dari penyimpangan budaya. Hedonis adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Hedonis merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia. Gaya hidup hedonis memiliki sifat dan karakterisik perilaku atau budaya yang menginginkan keseluruhan kehidupan ini penuh dengan kesenangan-kesenangan yang bisa dirasakan dan memuaskan keinginan, sehingga tujuan akhir dari kehidupan ini adalah kesenangan. Dalam perkembangannya, hedonis lebih cenderung menyerang remaja atau dalam konteks ini mahasiswa. Karena pada masa remaja, individu itu sedang dalam keadaan bingung mencari jati diri mereka yang sebenarnya. (http://eramadina.com/hedonisme di kalangan mahasiswa/ akses pada tanggal 28/08/2013/3:45pm) Dapat kita lihat secara nyata adalah dalam gaya berbusana remaja yang selalu ingin berpenampilan berbeda di setiap harinya. Kebanyakan remaja hedonis mengarahkan gaya berbusana mereka pada negara-negara luar yang sedang menjadi trendsetter saat ini. Hal

5 ini dikarenakan adanya dorong oleh perilaku hedonis yang selalu ingin mengikuti perkembangan zaman, sehingga kebutuhan hidup mereka seolah-olah banyak, padahal kemampuannya terbatas. Mereka dibanjiri dengan produk dan model terbaru yang ditampilkan melalui iklan dan media internet lainnya. Salah satunya adalah dalam gaya berbusana, dengan iming-iming untuk terlihat lebih cantik, lebih modren dan memiliki daya pikat fashionable. Menurut Yulinda R. Yoshoawini, secara tidak langsung para remaja dikondisikan untuk mengkonsumsi barang-barang tersebut, sehingga mereka secara tidak sadar terjebak pada budaya konsumtifisme dan hedonisme. (http://ekspresionline.com/2012/05/04/kebutuhan-remaja-pengaruh perilaku konsumtif hedonis korupsi/akses pada tanggal 28/08/2013/3:45pm) Remaja hedonis selalu ingin terlihat lebih menarik di antara temantemannya. Seringkali mereka pun tidak bisa menempatkan diri dalam berbusana, misalnya ke kampus mereka berbusana yang berlebihan dan tidak sewajarnya seorang remaja mahasiswa atau mahasiswi berbusana seperti itu ke kampus, sehingga tempat yang seharusnya untuk menimba ilmu menjadi ajang peragaan busana atau fashion show, mereka saling menunjukan eksistensi mereka di tempat yang kurang tepat untuk diaplikasikan, demi untuk mendapatkan popularitas. Hal ini sebabkan karena banyaknya media-media yang mengaplikasikan gaya berbusana seperti itu, sehingga para remaja

6 tersebut mengikuti perkembangan yang ada dalam lingkungan pergaulannya. Eksistensi kaum remaja pada saat ini hanya ditempatkan pada pengakuan-pengakuan sementara, sebagai contoh misalnya seorang remaja dianggap eksistensinya diakui oleh banyak orang dengan mengikuti trend-trend model busana yang pada saat itu menjadi trendsetter dengan memakai busana dan aksesoris yang bermerek branded, karena remaja hedonis menganggap bahwa memakai barang yang bermerek dan berpenampilan yang berbeda menggambarkan status sosial dalam bentuk pergaulan. Kebanyakan dari remaja hedonis ini lebih mementingkan ke arah busana atau fashion, karena dengan berpenampilan yang menarik dan up to date mereka merasa dianggap dalam lingkungan pergaulanya. Mereka mengaggap bahwa gaya berbusana adalah segalanya dalam hal pergaulan, apabila penampilan mereka tidak sesuai dengan teman sepergaulanya, eksistensi mereka dianggap kurang. Terkadang banyak hal yang dilakukan remaja hedonis untuk melengkapi gaya berbusana dan berpenampilannya agar terlihat lebih menarik, mereka rela menghamburkan uang demi membeli barang-barang yang kurang penting seperti aksesoris hanya untuk melengkapi penampilanya, agar terlihat lebih menarik dan setelah barang tersebut tidak musim lagi akan ditinggalkan atau tidak digunakan lagi. Hal ini

7 membuktikan, bahwa remaja hedonis bersikap di luar kendali mereka, tanpa mereka sadari perilaku tersebut mengarahkan mereka masuk dalam perilaku konsumtif juga. Sikap yang mereka lakukan semata-mata hanya mengikuti rasa emosionalnya agar terlihat eksistensisnya diakui lingkungan pergaulanya dan kurang bisa menghargai uang yang diberikan oleh orangtua mereka. Remaja hedonis di kalangan mahasiswa atau mahasiswi pada umumnya telah mempunyai kebebasan dalam menentukan suatu hal. Kebebasan ini didapatkan karena kebanyakan orang menganggap bahwa mereka sudah bisa menentukan suatu hal itu baik atau buruk. Konsep hidup kedepannya biasanya juga mereka yang menentukan sendiri. Tetapi pada faktanya, terkadang mereka masih belum mampu sehingga banyak sekali penyimpangan yang terjadi. Paham hedonis ini perlahan-lahan merasuki kehidupan remaja khususnya kalangan mahasiswa atau mahasiswi yang selalu berpenampilan up to date di setiap harinya dan mengikuti trend mode busana yang sedang berkembang. Daya pikatnya sangat luar biasa, sehingga dalam waktu singkat munculah fenomena baru akibat paham ini. Fenomena yang muncul, ada kecenderungan untuk lebih memilih hidup enak, mewah, dan serba kecukupan tanpa harus bekerja keras.

8 Gaya hidup hedonis yang sering terlihat di kalangan remaja disebabkan karena adanya perkembangan zaman modernisasi yang hingga kini banyak mendatangkan gaya hidup yang lebih western sehingga dapat cepat mempengaruhi remaja Indonesia. Semakin banyaknya media sosial yang berkembang saat ini, menuntut kita untuk lebih mewaspadai budaya manakah yang dapat membawa dampak positif dan mana yang memberikan dampak negatif bagi perkembangan remaja Indonesia. Sebagai remaja dan kaum terpelajar, harus lebih cerdas dalam menyaring gaya hidup bangsa lain yang datang mempengaruhi bangsa kita, terlebih lagi yang tidak sesuai dengan budaya bangsa timur. Terkait dengan hal tersebut, peneliti menangkap adanya fenomena gaya berbusana di kalangan remaja hedonis yang dilakukan mahasiswa atau mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Universitas Lampung. Hal ini disebabkan adanya pengaruh dari lingkungan sekitar yang mendukung terjadinya gaya hidup hedonis, sehingga mereka lebih menonjolkan cara berbusana yang tidak sepantasnya untuk berada dalam lingkungan kampus. Seperti halnya, kebanyakan dari mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Lampung, menggunakan busana yang ketat sehingga menonjolkan lekuk tubuhnya, menggunakan sepatu berhak atau wedges yang pada saat ini sedang menjadi trend mode agar mereka menjadi pusat perhatian, berdandan yang berlebihan dengan

9 menggunakan barang yang serba bermerek yang tidak sesuai pada tempatnya. Hal ini dilakukan mahasiwa atau mahasiswi sebagai upaya untuk menarik perhatian yang dapat membuat mereka senang dan merasa bahwa dirinya tampak eksklusif. Berdasarkan fenomena yang terjadi di atas dapat kita lihat, adanya fenomena gaya berbusana remaja hedonis yang dilakukan mahasiswa atau mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Lampung, kebanyakan dari mereka berpenampilan dan berbusana layaknya remaja hedonis. Pada saat ini sering terlihat mahasiswa atau mahasiswi berbusana yang tidak sepantasnya ke kampus, mereka seakan-akan saling bersaing dalam hal berpenampilan dan berbusana ke kampus, bukan bersaing untuk mendapatkan ilmu dan nilai yang bagus. Dengan melihat permasalahan-permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk mengkaji fenomena gaya hidup dalam hal berbusana di kalangan remaja hedonis. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Motif apa saja yang mendasari remaja hedonis dalam berbusana? 2. Bagaimanakah gaya hidup remaja hedonis dalam berbusana?

10 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulisan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengkaji gaya hidup remaja hedonis dalam berbusana di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Lampung 2. Untuk mengkaji motif apa saja yang mendasari remaja hedonis dalam berbusana di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Lampung D. Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat akademis dan praktis bagi beberapa pihak diantaranya : 1. Aspek Praktis Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah agar dapat dijadikan pertimbangan kepada semua masyarakat khususnya di kalangan remaja tentang gaya hidup hedonis dalam berbusana. 2. Aspek Teoritis Kegunaan teoritis dari penelitian ini adalah agar dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan sosial khususnya Sosiologi Budaya. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi rujukan dalam permasalahan-permasalahan sosial pada masyarakat yang erat dengan gaya hidup dan status sosial.