BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Nurjannah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

2015 ANALISIS NILAI-NILAI KARAKTER, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA TOPIK KOLOID MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

I. PENDAHULUAN. Umumnya proses pembelajaran di SMP cenderung masih berpusat pada guru

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ilmu yang mempelajari benda-benda beserta fenomena dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN. namun tergantung dari profesi dan kesenangan masing-masing individu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekedar memberikan pengetahuan atau nilai-nilai atau melatihkan keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk. SMA (Sekolah Menengah Atas) dan MA (Madrasah Aliyah) diantaranya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ery Nurkholifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rika Nurjanah, 2013

I. PENDAHULUAN. salah satu tujuan pembangunan di bidang pendidikan. antara lain: guru, siswa, sarana prasarana, strategi pembelajaran dan

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bidang pembangunan yang dapat perhatian serius dari pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa melalui model matematika. sebagai produk yang siap pakai. Selain itu guru-guru tidak mengetahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (Hamid, 2009: 1). Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui serangkaian proses ilmiah (Depdiknas, 2006). Pembelajaran IPA tidak

I. PENDAHULUAN. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sekedar penguasaan. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam suatu bangsa. Pendidikan harus

Menurut Wina Sanjaya (2007 : ) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari metode inkuiri, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. dan model pembelajaran yang interaktif dan melibatkan keaktifan siswa. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini pembelajaran fisika masih didominasi dengan penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 ayat (1) tentang Standar Proses, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya

BAB I PENDAHULUAN. Siswa belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULAUN. Dunia pendidikan sekarang ini dihadapkan pada tantangan-tantangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran sains yang diberikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari proses belajar mengajar di sekolah, sebab sekolah. Dalam pembelajaran atau proses belajar mengajar di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. SMK Negeri Pancatengah merupakan Unit Sekolah Baru (USB) dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengganti dan penerus yang mendahuluinya, dan sebagai pewaris-pewaris di muka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membina dan mengantarkan anak

Siti Solihah, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakangMasalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia sehari-hari. Beberapa diantaranya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sains pada hakekatnya dapat dipandang sebagai produk dan sebagai

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah salah satu rumpun sains yang mempelajari tentang zat, meliputi

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terapannya mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya peningkatan

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) merupakan ilmu yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator. Pertama, lulusan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. mengajar merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan krusial sumberdaya manusia Indonesia saat ini adalah rendahnya daya saing yang sangat bergantung dengan mutu proses pendidikan. Pada tataran global, dari data dinas pendidikan tahun 2005, kemampuan Indonesia bersaing di antara 60 negara adalah pada peringkat 59 di atas Venezuela. Thailand dan Malaysia berada di peringkat 27 dan 28. Sedangkan Singapura tetap memuncak di peringkat ke 3 setelah Amerika Serikat pada peringkat 1 dan Hongkong pada peringkat 2. Pusat penelitian dan pengembangan kurikulum Depdiknas (2005) menegaskan bahwa sumbangan dari ranah kognitif, psikomotor, dan afektif terhadap kesuksesan seseorang dalam pekerjaan dan kehidupan, masing masing 5%, 15%, dan 80lah pusat kecerdasan emosional memberikan andil yang sangat besar (Isjoni, 2008). Tradisi dominasi metode ceramah dalam proses pembelajaran sangat potensial melahirkan outcome yang tidak berdaya diterpa badai globalisasi. Seperti yang dikatakan oleh Isjoni (Isjoni, 2008), Siswa hanya memperoleh 20% melalui belajar dengan cara mendengarkan dengan metode ceramah. Pada fakta dilapangan, seperti hasil Observasi di SMP Pangudi Luhur Salatiga, metode ceramah masih sering digunakan di bidang bidang pelajaran, termasuk dalam pelajaran TIK. Proses pembelajaran di laboratorium biasanya sedikit berbeda, di sini metode ceramah sudah dipadukan dengan metode demonstrasi. Namun masih ditemukan beberapa masalah seperti tidak ada siswa yang mempunyai inisiatif untuk bertanya pada guru, siswa sibuk menyalin apa yang ditulis dan di ucapkan guru, apabila ditanya guru tidak ada yang mau menjawab tetapi mereka menjawab secara bersamaan sehingga suaranya tidak jelas, hingga siswa terkadang ribut sendiri pada saat guru menerangkan/mengajar. Menurut pengakuan guru, siswa juga harus distimulasi terlebih dahulu supaya mampu mengemukakan gagasannya. Hal ini bisa disimpulkan bahwa kemandirian siswa kurang. 1

Kegiatan pembelajaran seperti ini akan mengakibatkan kurangnya ruang bagi siswa untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berfikir siswa. Salah satu upaya untuk memperbaikinya adalah dengan pembelajaran aktif yaitu dengan mengikutsertakan siswa dalam proses pembelajaran serta memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dan selain itu juga seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang sesuai dan kemampuan menyajikan model pembelajaran yang menarik dan bervariasi. Hal ini juga dimantabkan dengan pernyataan Mochamad pada jurnalnya tahun 2013 berjudul Pembangunan Media Pembelajaran Teknik Komputer Jaringan Kelas X Semster Ganjil Pada Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bangsa Pati Berbasis Multimedia Interaktif, bahwa akibat metode belajar yang tidak tepat yang mengakibatkan siswa tidak memahami konsep pelajaran yang tidak membangun kemandirian siswa dalam pembangunan konsep pemecahan masalah yang disajikan (Abidin, 2013). Padahal kemandirian merupakan salah satu aspek dari bidang afektif yang menyumbang 80% keberhasilan siswa. Kemandirian juga sangat erat kaitannya dengan berpikir. Keterampilan berpikir merupakan salah satu kapasitas yang dapat digunakan oleh manusia untuk belajar. Ketika seseorang memiliki keterampilan berpikir yang baik maka ia dapat belajar dengan baik, namun ketika seseorang memiliki keterampilan berpikir yang rendah maka ia tidak dapat belajar dengan baik (Paul,2011). Berpikir kritis dan kreatif membantu siswa agar lebih terorganisasi dalam mengahadapi suatu masalah mulai dari mempelajari masalah secara sistematis, merumuskan pertanyaan yang inovatif hingga merancang sendiri solusinya. Melihat keadaan yang demikian, munculah sebuah pertanyaan untuk pendidik, yaitu metode apakah yang harus diupayakan untuk mencegah masalah masalah diatas muncul sehingga menumbuhkan kemandirian siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa? Adapun sebuah metode, inkuiri adalah proses mendefinisikan dan menginvestigasi masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan tentang masalah (Suma, 2011). Pembelajaran inkuiri, berarti 2

pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi. Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri (Trianto, 2007). Konsep dasar pada metode inkuiri adalah bagaimana siswa bisa membangun konsepnya sendiri, dalam mendefinisikan masalah hingga menyelesaikan masalah yang diberikan padanya dengan pengalaman pengalaman yang sudah mereka dapatkan sebelumnya. Dalam kata lain inkuiri dapat membantu siswa dapat menemukan konsep diri dan berpikir kritis dan kreatif (Sochibin, 2009). Metode inkuiri sudah dianjurkan diterapkan sejak lama di bidang sains (Rustaman, 2005), namun belum banyak diaplikasikan pada pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Hal inilah yang menjadi dasar penulis untuk melakukan penelitian berjudul Penerapan Metode inkuiri untuk meningkatkan kemandirian dan kemampuan berpikir kritis siswa pada pelajaran TIK. 1.2 Definisi Konsep 1. Metode inkuiri Sanjaya (2008) mengemukakan metode inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. 2. Kemandirian Kemandirian belajar adalah kondisi aktifitas belajar yang mandiri tidak tergantung pada orang lain, memiliki kemauan serta bertanggung jawab sendiri dalam menyelesaikan masalah belajarnya sendiri (Yamin, 2008). Kemandirian belajar akan terwujud apabila siswa aktif mengontrol sendiri segala sesuatu yang dikerjakan, mengevaluasi dan selanjutnya merencanakan sesuatu yang lebih dalam pembelajaran yang dilalui dan siswa juga mau aktif dalam proses pembelajaran. 3. Berpikir kritis 3

Berpikir kritis merupakan suatu proses penggunaan kemampuan berpikir secara efektif yang dapat membantu seseorang untuk membuat, mengevaluasi serta mengambil keputusan tentang apa yang diyakini atau dilakukan. (Suryadi, 2008: 20) 4. Pembelajaran TIK Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan dan mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer informasi antar media. (Purwanti,2012) 1.3 Rumusan Masalah Dalam penelitian ini yang menjadi masalah utama adalah kurangnya kemandirian dan berpikir kritis siswa kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga dalam pembelajaran TIK. Masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: Apa pengaruh metode inkuiri yang diimplementasikan terhadap peningkatan kemandirian dan berpikir kritis siswa? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk melihat bagaimana penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran TIK untuk meningkatkan kemandirian dan berpikir kritis siswa. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap peningkatan kemandirian dan berpikir kritis siswa pada pembelajaran TIK. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat ; 1.5.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kemandirian dan berpikir kritis siswa melalui metode inkuiri pada pembelajaran TIK 1.5.2 Manfaat Praktis 4

1. Bagi Guru Memberikan masukan bagi guru dalam merancang kegiatan pembelajaran yang efektif, berkualitas dan bermanfaat terutama dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). 2. Siswa Memberikan pengalaman bagi siswa dalam meningkatkan kemandirian dan berpikir kritis dalam memahami materi pelajaran kimia yang diberikan dan memotivasi siswa dalam rangka perbaikan cara belajarnya. 3. Sekolah Memiliki referensi baru tentang media pembelajaran yang diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaharui sarana dan prasarana belajar dalam menunjang peningkatan kualitas belajar siswa. 4. Peneliti Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi untuk mengetahui metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemandirian dan kemampuan berpikir kritis siswa. 1.6 Batasan Masalah Pembatasan masalah ini diberikan untuk lebih memfokuskan topik masalah agar dalam pengkajiannya lebih jelas dan terarah. Untuk itu pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Subjek penelitian adalah siswa kelas IX A dan C SMP Pangudi Luhur Salatiga, tahun pelajaran 2014/2015 2. Obyek Penelitian : a. penggunaan metode inkuiri pada pembelajaran TIK untuk kelas eksperimen dan penggunaan metode demonstrasi di kelas kontrol. b. Materi yang diajarkan di kelas IX A dan B adalah materi pengantar jaringan dengan sub materi komunikasi data. 5

3. Penelitian ini juga dikhususkan untuk mengukur tumbuhnya kemandirian dan kemampuan berpikir kritis siswa. 4. Kemandirian belajar siswa dibatasi pada kesadaran untuk belajar mandiri, memiliki perencanaan untuk belajar, memiliki kedisiplinan dalam belajar, memiliki tujuan belajar, percaya diri, dan memiliki tanggung jawab dalam belajar 1.7 Pertanyaan Penelitian dan Hipotesis 1 Apakah terjadi peningkatan kemandirian siswa setelah penerapan metode inkuiri pada pembelajaran TIK? H 0 : Tidak ada perbedaan kemandirian yang signifikan antara kelompok yang menggunakan metode pembelajaran inkuiri dengan kelompok pembelajaran lainnya. H 1 : Ada perbedaan kemandirian yang signifikan antara kelompok yang menggunakan metode pembelajaran inkuiri dengan kelompok pembelajaran lainnya. 2 Apakah terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa setelah penerapan metode inkuiri pada pembelajaran TIK? H 0 : Tidak ada perbedaan kemampuan berpikir kritis yang signifikan antara kelompok yang menggunakan metode pembelajaran inkuiri dengan kelompok pembelajaran lainnya. H 1 : Ada perbedaan kemampuan berpikir kritis yang signifikan antara kelompok yang menggunakan metode pembelajaran inkuiri dengan kelompok pembelajaran lainnya. 1.8 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi disusun atas 3 bagian yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian akhir skripsi. Sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut: Bagian awal skripsi berisi 6

Halaman judul, Lembar pengesahan, Moto, Persembahan, Kata Pengantar, Daftar isi, Daftar lampiran, Abstrak. Bagian isi skripsi ini terdiri dari 5 bab sebagai berikut : BAB I Pendahuluan berisi Latar Belakang, Definisi Konsep, Rumusan Masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian,batasan Masalah, Pertanyaan dan Hipotesis, Sistematika Penulisan Skripsi. BAB II Landasan Teori berisi Penelitian Terdahulu dan Teori teori yang mendasari permasalahan (Pembelajaran TIK, Metose Inkuiri, Kemandirian, dan Berpikir kritis) BAB III Metode penelitian berisi Lokasi Penelitian,Populasi, Sampel, Variabel Penelitian, Instrumen penelitian, Desain Penelitian, Metode Pengumpulan, Metode Analisis Instrumen, metode Analisis Data. BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan berisi Analisa Validitas Uji Instrumen, Analisa angket kemandirian, dan Analisa rubrik berpikir kritis BAB V Penutup berisi Simpulan hasil penelitian Saran. Bagian akhir dari Skripsi ini berisi Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran yang mendukung tersusunnya skripsi ini 7