KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK YOGHURT SUSU KEDELAI( SOYGHURT) DENGAN PENAMBAHAN GULA DAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KUALITAS FRUITGHURT KULIT PISANG (Musa paradisiaca) DENGAN PENAMBAHAN SARI TEBU DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK YOGHURT SUSU KEDELAI ( SOYGHURT) DENGAN PENAMBAHAN GULA DAN SARI BUAH NANAS ( Ananas comosus)

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

KUALITAS FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH NANAS (Ananas comosus) DENGAN PENAMBAHAN Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA

ANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI GLUKOSA PADA SOYGURT

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

YUWIDA KUSUMAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Biologi

UJI SERAT, PROTEIN SERTA ORGANOLEPTIK TEMPE BIJI TURI (Sesbania grandiflora) DENGAN PENAMBAHAN JAGUNG (Zea mays) DAN BEKATUL NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

POPULASI BAKTERI PADA TELUR AYAM LEGHORN SETELAH PENAMBAHAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN KADAR PROTEIN TAPE SINGKONG (Manihot utilisima) BIASA DENGAN YANG DIBERI PENAMBAHAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) Jurnal Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian yang khusus dari masyarakat dilingkungan sekitar. dapat dimanfaatkan salah satunya limbah ampas tahu.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

UJI KADAR PROTEIN DAN UJI ORGANOLEPTIK BISKUIT DENGAN RATIO TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG DAUN KELOR

PEMBUATAN SOYGHURT KAYA ANTIOKSIDAN dengan SUBSTITUSI EKSTRAK WORTEL (Daucus carrota) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

ORGANOLEPTIK DAN DAYA SIMPAN DADIH SUSU SAPI DENGAN INOVASI BAMBU KERING DAN SUHU YANG BERBEDA SELAMA PENYIMPANAN NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

bermanfaat bagi kesehatan manusia. Di dalam es krim yoghurt dapat

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 :

PENGARUH PENAMBAHAN CARBOXYMETHYL CELLULOSE (CMC) DAN AGAR-AGAR SEBAGAI PENGEMULSI PADA PEMBUATAN SOYGHURT BUAH NAGA

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan

PEMBUATAN YOGHURT SUSU KECAMBAH KACANG HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. tampilan dan teksturnya mirip dengan tahu yang berwarna putih bersih

M. Yogie Nugraha 1), Edison 2), and Syahrul 2) Abstract

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan dalam firman-nya dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil umbi-umbian, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Berbagai inovasi dilakukan oleh para produsen untuk. memproduksi susu fermentasi yang sesuai dengan selera konsumen di

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

SIFAT ORGANOLEPTIK, OVERRUN, DAN DAYA TERIMA ES KRIM YANG DIBUAT DARI CAMPURAN SUSU KEDELAI DAN SUSU SAPI DENGAN PERBANDINGAN YANG BERBEDA

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE UNTUK PEMBUATAN KUE LUMPUR COKLAT DENGAN PENAMBAHAN VARIASI GULA PASIR JURNAL PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

NASKAH PUBLIKASI RISA DHALIA A

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UJI KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA PEMBUATAN KECAP DENGAN PENAMBAHAN AIR KELAPA PADA BERBAGAI KONSENTRASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR

Metode penelitian Rancangan penelitian (reseach Design) Rancangan Percobaan

TEKNOLOGI FERMENTASI PANGAN. Agroindustrial Departement, Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurfahmia Azizah, 2015

KADAR VITAMIN C DAN SIFAT ORGANOLEPTIK YOGHURT DENGAN PENAMBAHAN STROBERI (Fragaria sp) DAN LABU KUNING (Cucurbita moschata Durch) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pada 2002, konsumsi kalsium di kalangan masyarakat baru mencapai rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. Santoso (2009) menyatakan bahwa yoghurt merupakan produk susu. yang difermentasi. Fermentasi susu merupakan bentuk pengolahan susu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

PENGARUH LAMA FERMENTASI & JENIS SUMBER NITROGEN TERHADAP PRODUKTIVITAS & SIFAT FISIK NATA DE LONTAR

BAB I PENDAHULUAN. tropis terutama di Indonesia, tanaman nangka menghasilkan buah yang

I. PENDAHULUAN. berbagai macam variasi, baik warna, bahan baku, maupun flavor. Bahan utama

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

I. PENDAHULUAN. Yogurt adalah bahan makanan yang terbuat dari susu yang

PENGARUH PEMBUNGKUS YANG BERBEDA TERHADAP KADAR ETANOL DAN ORGANOLEPTIK TAPE UWI (Dioscorea alata L) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk

LAPORAN TUGAS AKHIR OPTIMASI PEMBUATAN COCOGURT MENGGUNAKAN FERMENTOR SERTA KULTUR CAMPURAN

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan

KECEPATAN MELELEH DAN SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM BIJI NANGKA

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi.

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu ialah cairan hasil sekresi yang keluar dari kelenjar susu (kolostrum) pada

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

I. PENDAHULUAN. Pampekan, merupakan kerabat dekat durian yaitu masuk dalam genus Durio.

BAB I PENDAHULUAN. Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman asli Indonesia,yang

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ditambahkan dengan starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

Transkripsi:

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK YOGHURT SUSU KEDELAI( SOYGHURT) DENGAN PENAMBAHAN GULA DAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: ALVIONITA WIRATMAWATI A 420 100 075 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Bismillahirrahmanirrohim Yang bertanda tangan dibawah ini, saya Nama : ALVIONITA WIRATMAWATI NIM/NIK/NIP : A 420 100 075 Fakultas/Jurusan : FKIP/Pendidikan Biologi Jenis : Skripsi Judul : KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK YOGHURT SUSU KEDELAI ( SOYGHURT) DENGAN PENAMBAHAN GULA DAN SARI BUAH NANAS ( Ananas comosus) Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk : 1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan 2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan-nya, serta rnenampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta. 3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana semestinya

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK YOGHURT SUSU KEDELAI( SOYGHURT) DENGAN PENAMBAHAN GULA DAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) Alvionita Wiratmawati, Dra.Suparti,M.Si. Program Studi Pendidikan Biologi,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014, 40 Halaman Susu kedelai adalahsusu nabati yang berasal dari kedelai. Susu kedelai merupakan cairan berwarna putih seperti susu sapi, yang terbuat dari kedelai. Pada susu kedelai terdapat kandungan off-flavour atau sering disebut dengan langu.salah satu cara yang dilakukan dan dapat meningkatkan nilai gizi susu kedelai adalah dengan cara fermentasi yoghurt. Tujuan penelitian ini adalah adalah mengetahui sifat organoleptik dan kadar protein yoghurt susu kedelaidengan penambahan gula dan sari nanas dengan konsentrasi berbeda. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen. Rancangan percobaan yang digunakan untuk penelitian ini adalah rancangan acak lengkap ( RAL), rancangan pola faktorial dengan 2 faktor, yaitu penambahan gula dan sari buah nanas dengan konsentrasi yang berbeda, (G): gula, G0: gula 0%; G1: 7,5%; G2: 10%; G3: 12,5%, (N): sari nanas, N0: 0%; N1: 5%; N2: 10%; N3:15%. Hasil penelitian menunjukkan kadar protein tertinggi terdapat pada perlakuan G3N3 dengan penambahan gula 12,5% dan sari nanas 15% yaitu 34,37gr, sedangkan kadar protein paling rendah terdapat pada perlakuan G0N0 dengan penambahan gula 0% dan sari nanas 0% yaitu 13,855gr. Uji organoleptik warna soyghurt putih pucat terdapat pada perlakuan G0N0 dan warna kuning pada perlakuan G3N3.Pada aroma tidak harum terdapat pada perlakuan G0N0 dan G0N1, sedangkan aroma harum terdapat pada perlakuan N2N3, N3N0, N3N2, dan N3N3.Pada rasa tidak asam terdapat pada perlakuan G0N0, dan rasa asam terdapat pada perlakuan G0N2, G0N3, G1N2, G1N3, G2N1, G2N2, G2N3. Kata kunci:yoghurt susu kedelai, gula pasir, ekstrak nanas, organoleptik, protein. PENDAHULUAN Susu merupakan salah satu sumber energi yang dibutuhkan tubuh serta merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi, mengandung zat-zat makanan yang lengkap dan seimbang seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Semakin meningkatnya konsumen susu hewani membuat harga susu sapi semakin mahal serta pada susu hewani mengandung kolestrol dan banyak balita yang alergi terhadap susu hewani,

sehingga untuk tetap memenuhi asupan gizi diproduksilah susu nabati. Susu kedelai merupakan susu nabati yang berasal dari kedelai. Susu kedelai merupakan cairan berwarna putih seperti susu sapi, tetapi terbuat dari kedelai. Susu kedelai dibuat dengan cara menghaluskan kedelai yang sebelumnya sudah direndam didalam air. Kedelai yang telah halus disaring sehingga diperoleh cairan susu kedelai, selanjutnya direbus sampai mendidih dan diberi gula serta dapat ditambahkan essen atau cita rasa (Santoso, 2009). Kedelai secara alami mempunyai kemampuan dapat menurunkan kolesterol. Dilingkungan sekitar kita sudah banyak dijumpai susu kedelai yang dijual dimasyarakat, namun pada susu kedelai terdapat kandungan off-flavour atau sering disebut dengan langu sehingga kurang begitu disukai. Salah satu cara yang dilakukan dan dapat meningkatkan nilai gizi susu kedelai adalah dengan cara fermentasi (Nisa, 2007). Fermentasi adalah reaksi dengan menggunakan mikroorganisme sebagai biokatalis seperti bakteri, yeast atau jamur untuk mengubah bahan baku menjadi suatu produk (Riadi, 2007). Zat zat yang bekerja pada proses fermentasi adalah enzim yang dibuat oleh sel sel bakteri. Makanan fermentasi adalah sesuatu produk yang dibuat dengan bantuan mikroorganisme (Effendi, 2012). Yoghurt merupakan salah satu fermentasi susu yang banyak disukai oleh masyarakat, karena banyak disukai maka pada penelitian ini dibuatlah yoghurt dari susu kedelai. Yoghurt adalah fermentasi susu dengan menggunakan kultur start bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.proses fermentasi dapat terjadi karena pada susu sapi terdapat protein susu (kasein) dan gula susu (laktosa). Laktosa atau gula susu digunakan oleh starter bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus sebagai sumber karbon dan energi untuk pertumbuhan bakteri tersebut. Proses fermentasi tersebut menyebabkan laktosa berubah menjadi asam piruvat, yang selanjutnya dirubah menjadi asam laktat (Santoso, 2009). Pada proses fermentasi susu kedelai sedikit sulit, karena karbohidrat yang terdapat pada susu kedelai berbeda dengan susu sapi, pada susu sapi terdalat laktosa sedangkan pada susu kedelai tidak terdapat gula susu (laktosa) melainkan

karbohidrat yang dimiliki susu kedelai terdiri dari golongan ologosakarida yang tidak dapat digunakan sebagai sumber energi dan sumber karbon bagi kultur starter bakteri. Maka agar proses fermentasi berhasil, sebelum diinokulasi susu kedelai harus ditambah dengan sumber gula. Sumber gula yang dapat digunakan antara lain sukrosa (gula pasir), glukosa, laktosa, fruktosa, dan susu bubuk skim (Santoso, 2009). Gula pasir (sukrosa) banyak ditemui dilingkungan masyarakat yang digunakan sebagai pemanis minuman dan masakan, karena gula pasil mudah didapat oleh karena itu pada penelitian ini digunakan sumber gula yaitu sukrosa atau yang sering disebut gula pasir untuk proses pembuatan yoghurt susu kedelai. Untuk menambah cita rasa serta menambah kandungan protein pada yoghurt susu kedelai dapat ditambahkan dengan sari buah nanas ( Ananas comosus). Sari buah nanas dapat meningkatkan kadar protein karea buah nanas mengandung enzim protease yang disebut bromelin, yang dapat digunakan dalam berbagai keperluan di industri makanan (Lisdiana dan Soemadi, 1997). Enzim bromelin merupakan suatu enzim protease yang mampu memecah protein, oleh karena itu dapat meningkatkan kadar protein (Indrawati, 1992). Pada penelitian sebelumnya oleh Fitri Wulandari menunjukkan bahwa pemberian ekstrak nanas berpengaruh pada kadar kandungan protein, yaitu dapat meningkatkan kadar protein pada tape singkong. Semakin banyak pemberian ekstrak buah nanas maka semakin tinggi kadar enzim bromelinnya, yang menyebabkan kandungan protein pada tape singkong lebih tinggi dibandingkan tape singkong yang tidak ditambahkan ekstrak nanas (Wulandari, 2008). Berdasarkan latar belakang yang telai diuraikan diatas maka akan dilakukan penelitian dengan judul KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK YOGHURT SUSU KEDELAI ( SOYGHURT) DENGAN PENAMBAHAN GULA DAN SARI BUAH NANAS ( Ananas comosus).

METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pangan dan Gizi Fakultas Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari 201. Rancangan Percobaan Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap ( RAL, karena menggunakan dua faktor yaitu: Faktor 1. Konsentrasi penambahan gula pasir (G) G0 : Tanpa penambahan gula G1 : Penambahan gula 7,5 % G2 : Penambahan gula 10 % G3 : Penambahan gula 12,5% Faktor 2. Konsentrasi penambahan ekstrak nanas (N) N0 : Tanpa penambahan ekstrak nanas N1 : Penambahan ekstrak nanas 5 % N2 : Penambahan ekstrak nanas 10 % N3 : Penambahan ekstrak nanas 15 % Penambahan ekstrak nanas N0 N1 N2 N3 Penambahan Gula G0 G0N0 G0N1 G0N2 G0N3 G1 G1N0 G1N1 G1N2 G1N3 G2 G2N0 G2N1 G2N2 G2N3 G3 G3N0 G3N1 G3N2 G3N3

Hasil Penelitian 1. Kadar protein HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian uji kadar protein yoghurt susu kedelai dengan penambahan gula dan ekstrak nanas:. No Sampel Kadar Protein Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata 1 G0N0 13,29 14,42 13,855* 2 G0N1 19,79 20,98 20,385 3 G0N2 21,01 22,48 21,745 4 G0N3 23,95 24,13 24,04 5 G1N0 22,05 22,98 22,515 6 G1N1 25,96 25,16 25,56 7 G1N2 26,19 26,83 26,51 8 G1N3 27,16 27,13 27,145 9 G2N0 23,7 23,25 23,475 10 G2N1 25,16 25,27 25,215 11 G2N2 26,97 26,01 26,49 12 G2N3 27,96 27,03 27,495 13 G3N0 25,43 26,13 25,78 14 G3N1 30,5 30,73 30,615 15 G3N2 32,13 32,92 32,525 16 G3N3 34,7 34,04 34,37** Keterangan: *Kadar protein terendah **kadar protein tertinggi 2. Uji organoleptik Hasil uji organoleptik warna, aroma, rasa, dan tekstur yoghurt sus kedelai yang dilakukan oleh 15 panelis:

Perlakuan Warna Aroma Rasa Tekstur G0N0 pucat Tidak Harum Tidak Asam Lembut dan Encer G0N1 Tidak Harum Sedikit Asam Lembut dan Encer G0N2 Sedikit Harum Asam Lembut dan Encer G0N3 Sedikit Harum Asam Lembut dan Encer G1N0 Sedikit Harum Sedikit Asam G1N1 Sedikit Harum Sedikit Asam G1N2 Sedikit Harum Asam G1N3 Sedikit Harum Asam G2N0 Sedikit Harum Sedikit Asam G2N1 Sedikit Harum Asam G2N2 Sedikit Harum Asam G2N3 G3N0 G3N1 G3N2 Harum Asam Harum Sedikit Asam Lembut dan Sedikit Harum Sedikit Asam Lembut dan Harum Sedikit Asam G3N3 Kuning Harum Sedikit Asam Pembahasan 1. Kadar protein Hasil uji kadar protein menunjukkan bahwa penambahan gula pasir dan sari nans pada konsentrasi yang berbeda pada soyghurt menghasilkan kadar protein yang berbeda pada masing-masing perlakuan. Kadar protein tertinggi adalah pada perlakuan yoghurt dengan penambahan gula pasir sebanyak 12,5% (25g) dan sari nanas sebanyak 15% (30 ml) yaitu sebesar 34,37gr, sedangkan kadar protein terendah adalah pada perlakuan soyghurt dengan penambahan gula pasir sebanyak 0% (0g) dan sari nanas sebanyak 0% (0ml) yaitu sebesar

13,855gr. Hal ini dikarenakan semakin banyak gula yang ditambahkan maka semakain banyak substrat untuk mikroba sehingga semakin banyak dan cepat pertumbuhan mikroba,sehingga asam laktat semakin tinggi pula (Wibawa, 2011). Menurut Winarno dan Fernandes (2007), Semakin tinggi jumlah asam laktat dalam soyghurt maka kadar protein juga semakin tinggi, karena sebagian besar komponen penyusun bakteri asam laktat adalah protein. Sedangkan enzim bromelin yang terkandung dalam nanas merupakan enzim kompleks pemecah protein, dapat memecah protein sehingga kadar protein meningkat (Wirakusuma, 2002). 2. Uji Organoleptik Pada perlakuan G0N0 warna soyghurt putih pucat, kerena pada perlakuan G0N0 tidak ditambahkan gula dan sari nanas sehingga warna soyghurt putih pucat seperti warna susu kedelai yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan soyghurt. Pada perlakuan G0N1, G0N2, G0N3, G1N0, G1N1, G1N2, G1N3, G2N0, G2N1, G2N2, G2N3, G3N0, G3N1, G3N2, warna soyghurt putih kekuningan, karena pada soyghurt ini ditambah dengan gula dan sari nanas, walaupun komposisi gula dan sari nanas yang ditambah tidak memberikan hasil yang begitu nyata namun sudah memberikan sedikit perbedaan yaitu berwarna putih kekuningan. Pada perlakuan G3N3 soyghurt berwarna kuning, karena komposisi gula dan sari nanas yanng ditambahkan pada soyghurt ini komposisinya paling tinggi yaitu sebesar 12,5% dan 15% sehingga warna soyghurt menjadi lebih kuning dibanding perlakuan yang lain. Menurut Wirakusumah (2002), bahwa nanas memiliki warna kuning dan semakin tua, maka warna nanas akan semakin kuning, namun semakin tua nanas kandungan enzim bromelonnya semakin berkurang. Pada perlakuan G3N2, G3N3, G2N3, G3N0 menghasilkan aroma yang harum. Menurut Wirakusumah (2002), bahwa nanas memiliki aroma yang harum, sehingga semakin banyak konsentrasi sari nanas yang ditambahkan akan menambah rasa harum pada soyghurt. Pada perlakuan G0N0, G0N1 menghasilkan aroma yang tidak harum, perlakuan G0N2, G0N3, G1N0, G1N1,

G1N2, G1N3, G2N0, G2N1, G2N2, G3N1, menghasilkan aroma sedikit harum. Hal ini terjadi mungkin karenaadanya proses fermentasi starter bakteri yang sedang bekerja sehingga aroma soyghurt tidak harum, serta starter bakteri Lactobacillus bulgaricus hanya menghasilkan sedikit senyawa acetaldehyde yang memberikan aroma khas soyghurt sehingga aroma soyghurt menjadi sedikit harum (Puji, 2012). Pada perlakuan G0N0, menghasilkan rasa tidak asam. G0N1, G1N0, G1N1, G2N0,G3N0, G3N1, G3N2, G3N3, menghasilkan rasa sedikit asam. G0N2, G0N3, G1N2, G1N3, G2N1, G2N2, G2N3 menghasilkan rasa asam. Rasa asam pada soyghurtdisebabkan oleh akumulasi dari asam laktat yang dihasilkan oleh starter bakteri pada proses fermentasi, serta penambahan gula pasir dapat menigkatkan kadar asam laktak sehingga soyghurt memiliki rasa asam (Etiyati, 2010), serta gula merupakan senyawa yang dapat memberikan rasa manis, sehingga semakin banyak pnambahan gula maka semakin memberikan rasa manis pada soyghurt (Wijaya, 2010) Pada perlakuan G3N0, G3N1 menghasilkan tekstur lembut dan kental, G1N0, G1N1, G1N2, G1N3, G2N0, G2N1, G2N2, G2N3, G3N2, G3N3 menghasilkan tekstur lembut dan saedikit kental. Perubahan tekstur ini disebabkan karena penambahan gula pasir sehingga starter bakteri mendapatkan nutrisi dan dapat terjadi proses fermentasi sehingga tekstur soyghurt menjadi lembut dan semakin kental, sedangkan pada perlakuan G0N0, G0N1 G0N2, G0N3 menghasilkan tekstur lembut dan encerkarena pada soyghurt tidak ditambahkan gula pasir sehingga starter bakteritidak mendapatkan nutrisi dan proses fermentasi menjaditidak optimal (Santoso, 2009).

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN 1. Penambahan gula pasir dan sari nanas menberikan pengaruh terhadap sifat organoleptik dan kadar protein soyghurt. Semakin tinggi penambahan gula dan sari nanas maka semakin tinggi kadar protein soyghurt yang dihasilkan. 2. Kadar protein pada soyghurt dipengaruhi oleh penambahan gula pasir dan sari nanas. Kadar protein tertinggi terdapat pada perlakuan G3N3 yaitu 34,37g dan kedar protein terendah terdapat pada perlakuan G0N0 yaitu 13,855g. SARAN 1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat menjawab kekurang sempurnaan dalam hal pengaruh warna dan aroma soyghurt. 2. Pada penelitian selanjutnya diharapkan peneliti lebih kreatif dan inofatif dalam hal memilih bahan baku dan bahan penambahan lainnya yang dapat menigkatkan kadar protein dan hasil organoleptik yang lebih baik pada penelitian soyghurt selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA Astawan, Made. 2008. Sehat dengan Buah. Jakarta: Dian Rakyat. Astawan, Made. 2008. Sehat dengan Hidangan Hewani. Jakarta: Penebar Swadaya. Astawan, Made. 2004. Tetap Sehat dengan Produk Makanan Olahan. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Buckle, K. A. dkk. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta: UI-Press. Effendi, Supli.2012. Teknologi Pengolahan dan Pengawetan Pangan. Bandung: Alfabeta. Etiyati.2010. Pengaruh Penambahan Sukrosa dan Jenis Bakteri pada Pembuatan Yoghurt dari Jagung (Zea mays L.). Surakarta: Skripsi FKIP Biologi UMS. Indrawati, Tanti, dkk. 1992. Pembuatan Kecap Keong Sawah dengan Menggunakan Enzim Bromelin.Semarang : Balai Pustaka dan Media Wiyata. ( Dalam skripsi Fitri Wulandari). Jannah, Miftakhul. 2011. Pengaruh penambahan glukosa terhadap ph dan keasaman total yoghurt yang dibuat dari tepung kedelai. Surakarta: Skripsi FKIP Biologi UMS. Muchtadi, Deddy. 2010. Kedelai Komponen Untuk Kesehatan. Bandung: Alfabeta. Nisa, Fatma Zuhrotun, Dkk. 2007. Efek Hipokolesterolemik Susu Kedelai Fermentasi Steril dan Secara In Vitro. Yogyakarta: Jurnal Vol. 23, No. 2, UGM. Puji, Estiana Astuti. 2012. Pemanfaatan Ampas Tahu dalampembuatan Yoghurt dengan Penambahan Gula dan Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.). Surakarta: Skripsi FKIP Biologi UMS. Riadi, Lieke. 2007. Teknologi Fermentasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Rohman, Abdul dan Sumantri. 2007. Analisis Makanan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Susilorini, Tri eko. 2006. Produk Olahan Susu. Jakarta: Penebar Swadaya.

Santoso. 2009. Susu dan Yoghurt Kedelai Laboratorium Kimia Pangan Faperta Uwg, ( http://labfpuwg.files.wordpress.com/2010/02/susu-dan-yoghurtkedelai.pdf, diakses pada tanggal 1 Desember 2013, pukul 22.28). Winarno, F. G dan I. E. Fernadez. 2007. Susu dan Produk Fermentasinya. M-Brio Press. Bogor. Wirakusuma, Emma S. 2002. Buah dan Sayur Untuk Terapi. Jakarta: Penebar Swadaya. Wiryawan, Adam. 2011. Uji Organoleptik (online), ( http: Cherm-Is- Try.Org_Situs Kimia Indonesia.htm, diakses pada tanggal 1 Desember 2013). Wiryono, P. 2009. Nutrasetika.Yogyakarta.USD. Winarno, 2004.Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Wulandari, Fitri. 2008. Uji Kadar Protein Tape Singkong ( Manihot utilissima) dengan Penambahan Sari Buah Nanas ( Ananas comosus). Surakarta: Skripsi FKIP Biologi UMS.